F.A.Q | Site Map

Bagaimana Rasanya Tinggal Di Rumah Sendiri

RUMAH : Inilah rumah yang saya minati dan  masih dalam proses adminitrasi persetujuan dari pihak . Foto Asep Haryono
RUMAH : Inilah rumah yang saya minati dan  masih dalam proses adminitrasi persetujuan dari pihak . Foto Asep Haryono

Ingin punya rumah sendiri merupakan idaman bagi setiap pasangan yang sudah berkeluarga baik yang sudah lama berkeluarga dan ataupun pasangan yang baru belajar berumah tangga alias pengantin baru.  Bagi saya yang "kontraktor" alias tukang ngontrak terus, sudah cukup makan asam garam pengalaman mengontrak dari satu tempat ke tempat yang lain.

Adalah di tahun 1990 saat saya pertama kali menginjakkan kaki di bumi Kalimantan Barat ini sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura Pontianak yang namanya "ngontrak" sudah dimulai.      Pertama mengontrak rumah di rumah Bapak Drs.Sabirin, saat itu Bang Sabirin (demikian saya memanggilnya saat itu) yang beralamat d Jalan Tanjung Sari no.143 Pontianak. Bang Sabirin bekerja sebagai Kasubag Akademik Fakultas Hukum di lingkungan kampus 
 Universitas Tanjungpura Pontianak.   Dalam ingatan saya ngekos di rumah itu sekitar 2 atau 3 tahun lamanya.

Kemudian berpindah lagi ngekos (sewa kamar sendirian-red) di Gang Darsyad juga selama lebih kurang dua tahun lamanya, dan terakhir "hinggap" dari satu tempat ke tempat lain .  Saat saya sudah bekerja di Harian Pontianak Post awal tahun 2001 atau 2002 juga mengontrak atau menyewa kamar.

Saat itu saya menetap kos khusus karyawan di rumah Bapak Ir.H. Joko Goetomo, Dosen senior Fakultas Teknik 
 Universitas Tanjungpura Pontianak.   Dan akhirnya kontrak terakhir pun hingga pada saat artikel ini naik online di blog kesayangan saya : juga masih mengontrak di Komplek Duta Bandara Jalan Supadio Kubu Raya jua mengontrak rumah, kali ini saya bersama keluarga.  Saya memiliki dua anak (Tazkia dan Abbie), dan seorang istri yang berprofesi Guru di sebuah SMK yang ada di Sungai Raya.  

Kurang Persiapan Masa Depan
Nah kalau dihitung hitung dengan matematika sederhana "karir" sebagai "kontraktor" dimulai sejak tahun 1990 hingga tercatat di bulan Agustus 2017 Jadi dengan kata lain "kontraktor" di Kalimantan Barat atau tepatnya di Kota Pontianak, ibukota Provinisi Kalimantan Barat , ini sudah berlangsung selama 27 tahun.  Fantastis bukan.  Mengapa tidak ada upaya untuk mengambil rumah sendiri dan atau mengurus KPR?  Mungkin jika itu ditanyakan kepada saya di saat itu, jelas tidak terpikirkan.

Maunya ya hari ini, dan kurang detail mempersiapkan masa depan.   Ini sebenarnya bisa menjadi pelajaran berharga untuk saya sendiri, dan semoga bisa ditarik hal positifnya bagi para pembaca setia blog saya di mana  saja berada.  Persiapkan rumah mu dari sekarang. Kalau sekarang masih dengan DP rumah murah, kejarlah. Sebab makin tahun ke tahun harga rumah semakin melonjak tinggi.

Saya masih ingar di era tahun 1998 dahulu, sudah ada tawaran dari seorang teman dari Padang Pariaman (Sumatera Barat) yang bernama NASRI agar saya segera ambil rumah di PErumnas , namun saya tidak menggubrisnya.  Bahkan saat saya ada uang tunai sebesar 6 juta rupiah saat itu sudah ada pilihan dalam benak piikiran saya untuk ambil DP rumah Perumnas atau uangnya untuk membeli motor second untuk bekerja.  Saat itu saya sudah diterima bekerja di Harian Pontianak Post di Gajah Mada Pontianak.  Sekarang namanya menjadi Gedung Graha Pena. Dua pilihan yang sama sama sulit dan sama sama memberikan profit di masa depan.



Jika saya pilih rumah, maka akan mengalami kesulitan dari dan ke rumah tersebut. Saat itu saya "nyambi" kerja serabutan di Koperasi Mahasiswa (kopma) dan pasti akan kesulitan untuk mencapai rumahnya.  Tidak ada kendaraan umum yang langsung menuju lokasi calon rumah saya.    Sedangkan jika uang 6 jutanya dibelikan motor second, saya punya "kaki" yang bisa mengantar saya kemana mana, dan juga bisa menghasilkan uang karena motornya untuk kerja.  Jelas memberi masukan dana atau memancing penghasilan.  AKhirnya dengan segala pertimbangan, pilihan saya jatuh untuk membeli motor second terlebih dahulu.   Inilah kilas balik saya di awal awal tahun mengapa saya "betah" ngontrak sana sini.  


Perjalanan Mengurus KPR
Mari saya ajak pembaca setia blog saya untuk "lompat" ceritanya dari tahun 1990 an ke tahun 2017 sekarang ini.   Mengurus KPR atau Kredit Pemilikan Rumah sudah saya lakukan beberapa tahun yang lalu.

Pertama kali mengurus KPR di Perumahan Komplek Zauzati yang ada di kawasan Pontianak Timur kalau tidak salah. Proses demi proses di lalui hingga memasukkan draft proposal pengajuan kredit kepemilikan rumah di Bank BTN.  Ada yang belum tahu apa itu bank BTN?  BTN kepanjangan dari Bank Tabungan Negara.  Bank inilah yang konsen dalam memberikan dukungan kepada masyarakat untuk bisa memiliki rumah idaman.

Saya seribu sayang, akhir rencana untuk mengambil KPR di perumahan Komplek Zauzati itu kandas.   Padahal sudah booking.  Kemudian lanjut lagi mengajukan KPR Komplek Perumahan Adeniarasti.  Maaf kalau saya salah tulis, maklum kejadiannya memang sudah lama.  

Lokasinya tidak jauh dengan lokasi komplek Duta Bandara (kontrak juga) yang saat ini saya tempati.   Nah setelah proses demi proses tahap pelengkapan data pengajuan KPR ke Bank hampir rampung, akhirnya batal kembali.   Tipe rumah idaman yang kami incar saat itu tetapla tipe "umat" alias tipe 36.  Karena saya membatalkan secara sepihak, maka uang DP sebear Rp.1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) itu dibatalkan sepihak oleh saya  selaku calon konsumen.  Konsekuensinya ya kema Denda sebesar 50 persen.  So eh jadi saya menerima "sisa" nya yakni 500 ribu rupiah.


Dan sekarang di penghujung tahun 2017 ini saya mengurus sebuah ruma tipe 36 minimalis di Komplek Perumahan Kota Raya di Desa Kapur Pontianak. Lokasi perumahan ini memang agak sedikit jauh dari komplek Duta Bandara (tempat kontrakan rumah saya sekarang ini-red), namun cukup dekat jika melalui jembatan TOL dua.  

Nah jika sahabat ke Kubu Raya, pasti akan tau apa itu jemabtan TOL versi Pontianak.   JIka di jakarta jalan TOL ada pos checking point nya dan membayar tarif sesuai peruntukkannya atau jenis mobilnya, maka jembatan TOL ala Pontianak ini ya benar benar jalan mulus bebas hambatan. Tidak ada penarikan tarif masuk TOL di Kalimantan Barat.

Proses adminitrasi kelengkapan pengajuan KPR di Perumahan Kota Raya Desa Kapur ini sudah final.  Mulai dari pelengkapan persyaratan, pemasukkan berkas kepada pihak Bank, proses seleksi survey dan wawancara oleh Pihak Bank hingga mendapat persetujuan dalam rangka Akad Rumah komplek ini Semua tahapan sudah saya lalui sejak mengurus di bulan Desember 2016 yang lalu.

Bisa dibayangkan proses mengurusnya sudah 8 bulan. Sungguh sebuah penantian yang "mengharukan".  Proposal KPR saya sudah disetujui oleh pihak Bank BTN agar petugas pemasarannya di Desa Kapur.  Akankah ini juga akan berakhir GATOT alias Gagal Total atau kandas di tengah jalan seperti pada proses pengajuan KPRI di dua komplek sebelumnya?  Wallahu' Alam. Hanya ALLAH SWT saja yang Tahu. 
(Asep Haryono)


No comments:

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
Designed by vnBloggertheme.com | Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia