Sarlito Wirawan. Photo courtesy SOLOPOS
Sarlito Wirawan. Photo courtesy SOLOPOS


Saat saya asyik menyaksikan tayangan perkembangan gelar perkara kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaya "ahok" Purnama di  salah satu TV Swasta terbesar di tanah air , saya terkejut melihat running text (teks berjalan) di layar yang menyebutkan psikolog ternama Sarlito Wirawan meninggal dunia.

Saya tidak sempat lagi membaca sampai habis teks berjalan tersebut, saya langsung buka Samsung Galaxy Grand Prime kesayangan saya dan membuka beberapa situs berita daring dan informasi itu benar adanya.  Sarlito Wirawan telah meninggal dunia. Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang memiliki nama lengkap Sarlito Wirawan Sarwono itu diberitakan meninggal dunia pada hari Senin (14 November/2016 WIB di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat.

Terakhir saya menyaksikan lewat layar televisi, yakni saat sidang kopi bersianida saat almarhum mendebat penasehat hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan, di  di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, tanggal 1 September 2016 yang lalu.

Selamat jalan bung Sarlito Wirawan.

Referensi :



Catatan Asep Haryono

Pagi dinihari ini iseng iseng membuka salah satu situs website fave saya DETIK COM dan membaca baca highlight berita nya , saya langsung shock membaca salah satu berita yang diposting oleh crew situs tersebut yakni berita musibah jatuhnya pesawat Heli MI-17 milik TNI AD di sekitar pos Pamtas TNI di Malinau, Kalimantan Utara dengan Sarawak, Malaysia.

Situs website Detik Com menyebutkan dari total 19 penumpang, 13 orang tewas dan 6 orang lainnya selamat meski mengalami luka bakar.   Ini jelas musibah dan juga cobaaan yang (lagi lagi) menimba korps jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat.  Musibah yang justru terjadi bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember 2013 ini.
Gambar dari Internet

Kami sekeluarga di Pontianak, ibukota Propinsi Kalimantan Barat menyampaikan duka cita yang sedalam dalamnya atas banyaknya korban meninggal dunia dan luka luka atas musibah jatuhnya Pesawat
Heli MI-17 milik TNI AD di sekitar pos Pamtas TNI di Malinau, Kalimantan Utara dengan Sarawak, Malaysia tersebut.

Semoga para keluarga korban tabah menerima cobaan dari Allah SWT ini dan ikhlas.  Semoga para keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan, dan ketabahan dari Allah SWT.  Innallillahi Wainnailahi Radjiun.   Kami semua milik Allah , dan kepada Allah SWT jugalah kami semua akan kembali.  Selamat Jalan Pahlawan ku.   (Asep Haryono)
Catatan Asep Haryono

Mungkin terdengar klise dari judul tulisan singkat saya pada hari ini. "Bosan Jadi Karyawan" , suatu judul yang sudah sering kita dengar dan sering baca dari berbagai tulisan, artikel dan juga berita dimuat diberbagai media. 

Beberapa blogger Laskar KPK seperti mba Covalimawati yang dengan apik sudah menuturkannya dalam tulisan beliau yang berisi dan berjudul  "Bosan Jadi Pegawai"  cukup menarik untuk saya simak hingga beberapa kali. 

Ada pencerahan dalam tulisan yang ditulis mba Cova tersebut.  Begitu juga dengan cerita dari Ibu Siti Mahmudah dalam tulisannya yang apik berjudul "Berjualan Pop Corn Suamiku dapat Menafkahi Keluarga". Memberikan banyak inspirasi dan pencerahan buat kita semua pada umumnya dan kepada saya pada khusussnya yang tertarik untuk terjun ke sungai eh salah ke dunia wiraswasta.


Bahkan salah satu Media Televisi Swasta juga sudah pernah menayangkan program serupa dengan nama yang sama yakni "Bosan Jadi Pegawai" juga sudah banyak memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin memulai usaha sendiri.

Namun sedikit demi sedikit slogan "Bosan Jadi Pegawai" itu rasa rasanya sudah mulai mempertakut perasaan yang berkecamuk dalam labil hati saya ini.  Oala minjem bahasanya Om Vicky dah ini.  Hiheiheiheiheiheee.  Ya kenyataan seperti itulah kira kira.


Bekerja di salah satu perusahaan ternama di Kalimantan Barat, dan juga merupakan salah satu group Jawa Pos News Network sekilas memang menyiratkan keasyikan bagi mereka yang melihatnya dari luar sana. 

Bekerja di belakang meja dengan deretan Komputer berkecepatan tinggi internet, dan segudang renumerasi lainnya memang membuat diri terpedaya dalam apa yang disebut sebagai "zona aman".  Sudah banyak tulisan dan artikel yang menyebut perlunya membuat "arah baru" dari kebiasaan yang sudah lama dalam hal ini adalah pekerjaan.  


Dijaman yang konon sangat sulit mencari pekerjaan ini memang tidak lah hal yang mudah. Di  saat orang lain berburu pekerjaan dengan mengikuti perkembangan JOB FAIR dikota masing masing.

Mengasah kemampuan diri dengan mengikuti berbagai kursus ketrampilan baik itu Bahasa Asing, Komputer, dan lain sebagainya hanya untuk "to be qualified" agar diterima di bidang pekerjaan yang diinginkan. Hmmm. Pekerjaan tetap dengan gaji (upah) yang layak akan selalu menjadi salah satu motivasi utama seseorang dalam berburu pekerjaan dan atau bekerja sekarang ini.

Ilustrasi Asep Haryono
Mungkin slogan "Bosan Jadi Pegawai" dalam pandangan saya lebih condong kepada "PNS alias "Pegawai Non Civil Servant" alias Pegawai swasta.  Karena dalam prespektif saya agak jarang PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang bosan dengan status kepegawaian Negerinya. Hiehiehihee. 

Memang sering saya dengar seseorang melepaskan status PNS nya karena menjadi calon legislatif, atau terjun ke dunia wiraswasta. Namun itu jarang terjadi.   Slogan "Bosan Jadi Pegawai" dalam prespektif saya lebih ditujukan kepada Pegawai Swasta seperti saya.


Kelak mungkin suatu saat nanti, status karyawan dan atau Pegawai yang melekat dalam diri saya akan ditinggalkan.  Mau kemana setelah retired?   Sudah dipersiapkan dari sekarang tentunya. Apakah ingin mencoba peruntungan untuk berwiraswasta?  Saya tidak mau terjebak dalam "indahnya" cerita sukses dari mereka yang berniaga atau berwiraswasata yang sering saya baca dan sering saya dengar. 

Saya masih belajar kepada mereka yang sudah lebih dahulu "banting komputer" eh salah "banting stir" dan sukses dalam usaha wiraswasta yang dimilikinya.  13 (Tiga Belas Tahun) sudah bekerja sebagai karyawan swasta sudah saya rasakan cukup. 

Walaupun istri tercinta sudah menyandang sebagai "pelayan rakyat" (bacA :PNS) lebih dahulu tidak ada masalah buat saya. Saya akan mencoba "arah baru" bukan saja untuk mencari pundi pundi pemasukan saja tetapi lebih dari itu adalah passion saya yang ingin merasakan challenge (tantangan) yang lebih besar lagi.   (Asep Haryno)
Catatan Asep Haryono

Kejadiannya persis kemarin (Hari Kamis, 12 September 2013) atau bertepatan dengan penanggalan 5 Dzulqaidah 1434 Hijriah, ban belakang motor saya pun akhirnya pecah. Sebenarnya saat saya mengendarai Motor Jadul kesayangaan saya HondaSupra FIT KB 3815 HY  keluaran tahun 2005  sudah terasa "nda nyaman" saat melintasi jalan Soekarno Hatta, arah menuju Bandara Supadio, Pontianak

Saya suka sekali dengan Honda ini, karena sepanjang "karir" saya mengendarai Honda Bebek jenis HONDA sejak tahun 2005 sampai sekarang jarang rewel dalam artian harus masuk bengkel untuk "opname" dalam waktu lama.  Kalau urusan teknis kecil kecil lain yah biasalah misalnya ban bocor,  Aki motor kurang, dan lain sebagainya. Untuk urusan servis rutin tentu donk , biar kendaraan tetap siap siaga di operasikan.

Tau sendiri kota Pontianak yang konon ada stigma yang mengatakan "Tak ade motor cam tak ade kaki". Mungkin maksudnya adalah jika tidak memiliki kendaraan roda dua atau motor ini rasanya susah untuk pergi kemana mana.  Motor bagi sebagian orang bisa sebagai "nyawa kedua" karena jika kendaraan operasional (baik motor maupun bukan motor) sampai terkendala bisa dipastikan urusan akan terganggu.   Bagaimana dengan kendaraan umum atau sarana transportasi umum?
Catatan Asep Haryono

Namanya juga manusia banyak sekali sifat sifat dasarnya yang sudah dari sononya tidak akan berubah karena memang pemberian dari Allah SWT, dan manusia adalah tempat berkumpulnya semua cita rasa, dan juga perasaan dan akal yang sudah diberikan Allah SWT untuk disyukuri setiap saat.  Saya rasa kawan kawan semuanya sepakat untuk hal yang satu ini tentunya bukan.

Dan sebagai manusia tentu juga memiliki keterbatasan fisik karena memang manusia bukanlah ROBOT yang stand by setiap saat dan bisa bekerja 24 (dua puluh empat) jam sehari, tanpa perlu makan , dan minuman.  Nah perasaan dan emosi dalam diri manusia itu adalah hal yang biasa kita temui dan rasakan sendiri misalnya tersinggung (offensive-red),  marah , kecewa , tertawa , menangis , haus , lapar termasuk diantaranya adalah mengantuk (sleepy).  Nah pernahkan kawan kawan mengantuk?  Tentu saya saja pernah bahkan sering merasakan kantuk yang luar biasa tak tertahankan. 
Gambar dari Internet
Catatan Asep Haryono

Seperti yang sudah saya singgung pada tulisan sebelumnya yang berisi dan berjudul "akhirnya datang lagi" disebutkan bahwa untuk membuat konsistensi dalam memposting di blogging sepertinya banyak menemui kendala di sana sini.

Tapi ini memang membuat saya sedikit "kocar kacir" alias kehilangan fokus.   Tidak hanya pada urusan konsistensi dalam menulis, tetapi juga aneka romantika kehidupan yang mengelilingi saya akhir akhir ini yang akhirnya memecah konsentrasi saya.

Kehilangan fokus. Ya ini yang mau saya bagikan kepada kawan kawan semuanya di sini. Setiap orang tentulah memiliki masalahnya masing masing. Bagaimana sikap kita terhadap masalah yang datang tentu terpulang kepada pribadi masing masing.
Pak Tab.  Foto Asep
Episod Tetangga Yang Baik Hati
Catatan Asep Haryono

Punya tetangga yang baik hati dan murah hati dan gemar membantu adalah idaman bagi setiap orang karena dengan bertetangga itulah kita bisa saling bantu membantu jika salah satu dari kita mengalami kesulitan atau masalah.

Memiliki tetangga yang baik dan suka membantu warganya yang lain adalah dambaan saya juga. Selama "karir" sebagai kontraktor (baca : ngontrak terus) di Komplek Duta Bandara Supadio sejak taun 2005 yang lalu kalau tidak salah sudah tidak terhitung lagi betapa banyaknya tetangga saya yang baik hatinya, dan sering membantu warga lainnya yang mengalami kesusahana atau masalah.

Dahulu saya pernah dibantu 2 (dua) orang warga Komplek juga, tetangga saya, pada bulan September 2012 yang lalu saat Pak Deni dan Pak Budi yang dengan ikhlasnya membantu membetulkan antena TV saya yang rusak hingga berfungsi normal.  Saya sudah menceritakan kebaikan hati mereka dalam blog kesayangan saya ini juga pada bulan September 2012 tersebut.

Inilah secuil pengalaman yang saya (yang kembali mendapatkan bantuan dari tetangga yang baik hati) yang saya dapatkan pada hari Ahad, 30 Desember 2012 (Saya sebenarnya lebih senang menyebut Ahad instead of Minggu atau hari minggu). Ketika jam sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB pagi hari melintaslah  2 (dua) orang tetangga saya Pak Tab dan Pak Dhe yang notabenenya beda Blok dengan saya lewat depan rumah saya dan  tiba tiba memberi tahukan kalaw depan rumah saya tergenang banjir. Oalaa banjir?

Langsung in Action
"Pak Asep, depan rumahnya tergenang tuh, kayaknya banjir dari pipa ya?  Pipanya bocor kayaknya tuh" kata pak Tab sambil mampir ke rumah saya.  Saya yang saat itu sedang menyapu lantai, dan istri dan kedua anak saya sedang mencuci piring di belakang rumah mendadak kaget dengan teguran dan informasi mendadak dari Pak Tab.  "Ah masa sih pak Tab, benarlah siket? (Ah masa sih pak yang benarlah sedikit?) " kata saya dengan aksen Melayu Pontianak. Ya iyalah dua puluh taon di Pontianak masak nda bisa sih bahasa Melayu. HIheihiehiheiheiee.

Pak Tab dan Pak Dhe menghampiri rumah saya, dan mengajak saya keluar rumah. Mereka menunjuk pada saluran pipa PDAM saya yang bocor dan membanjiri depan rumah saya dan nyaris membanjiri rumah tetangga di sebelah kanan saya. "Huaaa iya bener bocor nih, aduh gimana ini?" kata saya. Tiba tiba Pak Tab dan Pak Dhe langsung "terjun" menceburkan kakinya di parit (atau semacam Got kalau di Jakarta-red) dan langsung in action membetulkan pipa.

"Coba pak Asep sediakan pipa paralon setengah inci ya lengkap sambungannya, soketnya juga setengah inci dua buahh saja cukup" kata Pak Tab.  Mendengar "instruksi" tersebut tanpa ba bi bu lagvi saya langsung memacu Iron Man (baca : MIO) saya ke toko bangunan terdekat dan membeli barang barang tersebut, dan setelah dapat barangnya, saya langsung menyerahkan kepada Pak Tab dan pak Dhe yang sudah nyebur.  Kaget saya bercampur bingung.  Tetangga saya ini langsung turun membantu saya tanpa banyak basa basi. Saya jadi salah tingkah dan tidak tau ngomong apa.

BOCOR : "Wah ini pecah kayaknya Pak Asep, coba belikan pipa setenga inci dua buah lengkap dengan soket sambungannya ya" kata Pak Tab sambil mengangkat pipa PDAM saya yang pecah ujungya. Siap Pak. Laksanaken.  Foto Asep Haryono

DIUKUR : Begitu pipa sudah dibelikan langsung diadakan pengukuran yang sederhana. "Sambung aja pake soket ya, tidak perlu pake lem bisa kok" kata Pak Tab.  Saya yang tidak tau apa apa cuma manggut manggut saja.  Foto Asep Haryono
PERIKSA : Pak Tab berdiri dengan cangkulnya setelah Pipa PDAM berhasil disambung menyaksikan Pak Dhe yang dengan ikhlasnya mengaduk ngaduk got depan rumah saya dengan kedua tangan telanjangnya agar lancar airnya mengalir. "Biar tidak mampet pak Asep" kata Pak Dhe.  Duh saya jadi salah tingkah.  Foto Asep Haryono

Saya pun langsung mengambil kamera Nikon Coolpix 12 Piksel saya dan langsung mengabadikan momen bersejarah ini.  Kok bersejarah sih? Jelas , karena ini langka dan unik. Betapa mulia dan baik hatinya tetangga saya ini, Pak Tab dan Pak Dhe , yang langsung membantu membetulkan pipa bocor PDAM saya secara spontan. Bukan main.
Sungguh saya jadi salah tingkah, muka saya seperti ditekuk empat (minjem istilahnya dari Alm, KH.Zainuddin MZ-red) alias tidak bisa ngomong apa apa lagi menyaksikan kedua tetangga saya yang baik hati bekerja membetulkan pipa PDAM saya yang bocor. Sampai di sinikah kebaikan hati tetangga saya, Pak Tab dan Pak Dhe, yang sudah membetulkan pipa PDAM saya yang bocor?

Dari Pipa Bergeser Ke Parit
Saya langsung in action juga walau tidak membantu mereka secara langsung (secara kebetulan kaki saya perih kena kutu air hiehiehiehiee-red). Ini bukan alasan loh bener. Saya nyebur kaki sebelah ke dalam air aja perihnya bukan main. Sekarang aja masih pake NOSIB (halah nyebut merek eui-red). Tau NOSIB? Bukan Nasib ya. Nosib itu sejenis salep bebas di pasar atau di apotik yang khusus menyembuhkan sela sela kaki yang terkena kutu air.

Saya "menginstruksikan" istri tercinta untuk menyediakan kedua tetangga saya yang baik hati ini, Pak Tab dan pak Dhe, cemilan atau makanan ringan. Sayangnya tidak ada bubur heihiehiee. "Silahkan pak istirahat dulu minum dan ada snack nih" tawar saya.  Cemilan kecil saja beruba roti kebeng (Bahasa Pontianak yang artinya semacam crackers, atau biskuit berongga), rambutan, dan air teh es yang manis rasanya.   Hanya itu yang bisa kami lakukan buat "menjamu" tetangga saya yang kebaikannya bak malaikat di siang hari ini. 

Baru saya tinggal sebentar karena harus ke warung depan membeli minyak curah setengah kilo pesanan istri tercinta yang saat itu memang sedang masak, begitu saya kenbali dari warung ternyata Pak Tab dan Pak Dhe "sibuk" lagi membuat tunnel atau membuka saluran air got depan rumah saya yang mampet tertimbun tanah.   Saya pun kembali mengambil kamera Nikon Coolpix saya dan mengabadikan aktifitas mereka sebagai dokumentasi keluarga.


BUKA : Pak Dhe dengan linggisnya "membuka" saluran got depan rumah saya agar lancar mengalir airnya. Tampak cukup jelas di sini saluran yang mampet dan macet tertimbun tanah.  Foto Asep Haryono

DUO KOMPAK : Inilah tetangga saya yang baik hati Pak Tab dan pak Dhe sedang merapikan saluran air got depan rumah saya , atau bahasa Pontianaknya Parit, agar lancar. Foto Asep Haryono

LUAR BIASA : Inilah hasil kerja mereka berdua yang luar biasa. Saya sungguh tidak menyangka mereka begitu perduli dengan kesehatan lingkungan. Saluran Parit sekeliling rumah saya menjadi lancar.  Foto Asep Haryono

MENGALIR : Pak Tab mengawasi hasil kerjanya yang sudah final. Air pun mengalir dengan lancar, dan Pipa PDAM yang bocor tersebut berhasil disambunkan kembali.  Foto Asep Haryono

"Wah di foto nih" kata Pak Tab saat melihat saya mengambil gambarnya. "Eh iya pak, buat dokumentasi saja, saya senang mendokumentasikan kegiatan saya" kata saya.  Sayangnya Pak Tab tidak punya Facebook,Twitter apalagi blog.  Begitu juga dengan Pak Dhe.  Mereka adalah warga biasa saja, Pak Dhe pensiunan Departemen Agama, dan pak Tab adalah profesi wiraswata. Mereka di Blok D, dan E, sedangkan saya di Blok C, komplek Duta Bandara, Pontianak

Andai kedua orang tetangga saya yang baik hati ini punya akun jejaring sosial itu tentu saya akan saya tag foto foto ini. Biarlah seluruh dunia tahu bahwa kedua orang tetangga saya, satu komplek, Pak Tab dan pak Dhe , adalah tetangga saya yang baik hati. Suka membantu warga lainnya, dan sangat perduli kepada lingkungan dan kebersihan sekitarya. Alhamdulillah. Terima kasih Pak Tab. Terima kasih Pak Dhe. (Asep Haryono)

Gambar dari Internet
Gali Lobang Tutup Lobang? Jangan ah
Catatan Asep Haryono

Dalam keseharian kadang kita tidak terlepas dari fenomena dunia pinjam meminjam mulai dari hal yang sangat sederhana hingga kepada hal yang serius dan berat. Itulah tema tulisan blog pada hari ini. Hmm. Siapa sih di dunia ini yang tidak pernah berhutang atau memberi hutang dari atau kepada orang lain?.

Ya tentu pasti ada orang yang selama hidupnya tidak pernah berhutang dari orang lain. Juga tentu sudah pasti ada orang yang selama hidupnya tidak pernah memberi hutang kepada orang lain.

Ada juga orang yang tidak pernah memberi pinjaman kepada orang lain, tetapi dia "jagoan" dalam meminta pinjaman atau berhutang dari orang lain. Hehehee. Yah namanya juga hidup, tentu kadang pinjam meminjam adalah bagian lain dari hidup kita yang kadang harus kita lalui tanpa kita sadari.

Terlepas dari jumlah gaji yang anda terima setiap bulannya memang tidak akan pernah cukup jika dipikir pikir. Namun pola berhutang seperti yang menjadi tema tulisan saya hari ini bisa membuat galau bagi mereka yang terkena lingkaran hutang seperti ini. Kalaw dulu anda giat sekali memberi pinjaman kepada orang lain, Kini bisa bisa hal itu berbalik 180 derajat dari kebiasaan memberi hutang kepada orang menjadi pribadi "jagoan" ngutang dari orang lain hehehehhee. Kok bisa ya.

Pendapatan VS Pengeluaran

Ya tentu bisa saja. Mengapa tidak. Tentu para pembaca blog setia saya akan bertanya. Apa tidak bisa mengelola keuangan sendiri, apa tidak cukup jumlah (gaji) yang diterima setiap bulan hingga selalu saja melakukan aksi meminjam atau berhutang dari orang lain?. Siapa pun yang sudah kena jerat "hutang sindorm" pasti akan berusaha keras agar "lepas" dari jeratan hutang sana sini yang terus saja membebani otak kiri dan otak kanan. Kadang kejaran orang yang memberi pinjaman kepada anda sering membuat orang tidak dapat tidur dengan nyenyak, dan kadang anda sendiri tidak dapat keluar rumah dengan leluasa.

Kenapa anda tidak dapat keluar rumah dengan leluasa? Ya karena anda takut dikejar atau ditagih orang yang merasa punya " deposit" dari anda dan sudah jatuh tempo pembayaran yang dijanjikan tapi kita tidak dapat atau tidak mampu memenuhi akad yang sudah disepakati bersama. Dan inilah momen momen yang sangat "menakutkan" dan membuat nyali anda "ciut" berhadapan dengan orang yang sudah ber"jasa" memberi hutang kepada diri anda. Lalu apa yang harus anda lakukan jika mereka yang berhak menagih utangnya dari anda  dan sudah jatuh tempo dan anda idak dapat memenuhinya.



INGAT :  Kata orang ingatlah saat tidak punya duit barang sepeser pun. Jadi jika anda punya uang banyak ingatlah selalu. Berhematlah. Mengutip kata orang bijak " Banyak orang yang tidak mulai belajar berhemat sebelum ia tidak punya uang sama sekali". Pelajaran berharga buat sayah.  Foto Kekes

Sebab bisa saja berbagai macam terjadi. Alasan bisa saja dibuat atau memang harus beralasan jika saat ini anda  belum bisa memenuhi pinjaman orang atas diri and. Lidah ini terasa kelu, kaku dan tidak dapat berkata apa apa atas semua tindakan yang berakibat pada tidak mampunya anda  membayar pinjaman itu. Kemana lagi harus anda lakukan agar dapat melunasi pinjaman yang sudah anda nikmati dari orang lain?. Apakah harus gali lobang tutup lobang lagi untuk melunasi pinjaman pinjaman itu. Tutup sudah satu pintu hutang, namun pintu hutang lain terbuka lagi. Tutup satu lobang hutang , namun lobang hutang yang lain terbuka lagi. Dan begitulah irama kehidupan yang terjadi sekarang ini.

Salah satu rumus jitu untuk mengatasi kesulitan diri dari himpitan hutang ini adalah dengan mendongkrak pemasukan (income) menjadi 2 kali lipat dari penghasilan yang ada sekarang dan mengurangi pos pos biaya yang tidak perlu. Nah Rumusnya sederhana bukan?  Untuk mengatasi hutang, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan pendapatan anda minimal 2x lipat dari sekarang. Ini yang sering dikatakan oleh Safir Senduk dan Rekan, Pakar Pengelolaan Keuangan Keluarga yang sudah kondang dan terkenal di mana mana itu

Resep ini sangat inspiratif, bahwa mensolusi hutang dengan berhutang lagi adalah bukan solusi terbaik, atau bisa juga melakukan penghematan di sana-sini. Bisa jadi ini juga merupakan solusi, tapi solusi yang paling ampuh adalah focus pada bagaimana anda bisa meningkatkan pendapatan. Hal inilah yang harus menjadi perhatian bersama dalam menghadapi dan mengisi tahun 2013 mendatang ini adalah bagaimana agar income anda bisa bertambah. Bagaimana secara kreatif anda bisa meningkatkan pendapatan, itulah tantangan kita semua di tahun 2013 nanti. (Asep Haryono)
Siluet Diri
Catatan Asep Haryono

Manusia hidup bermasyarakat yang berbeda beda kultur, bahasa, adat istiadat, dan juga kebiasaan adalah hal yang biasa terjadi di lingkungan kita masing masing.  Perbedaan yang ada di dalam masyarakat tentu harus disikapi secara bijak.

Kata para pejabat kita sering bilang perbedaan tetap satu, tetapi kalaw ini dibalik satu dalam perbedaan. Nah perbedaan adalah hal yang wajar dan lumrah saja terjadi dalam kehidupan manusia yang hidup berbaur di masyrakat.   Kita tidak harus selalu sama dalam keseharian, dan juga kita harus selalu berbeda dalam penafisran. Ah indahnya perbedaan.

Namun acapkali perbedaan yang terjadi di masyarakat menimbul pergesekan, dan friksi yang menimbulkan perselisihan, dan pertengkaran yang bisa  membawa kepada kehancuran masing masing. Kok bisa sih? Ya tentu saja kalaw kedua belah pihak tidak ada yang saling mengalah, dan selalu berpendapat bahwa pikiran dan konsepnya sajalah yang paling benar dari yang lain.  Ini keliru.  Berbuat sesuatu yang benar jauh lebih bijaksana daripada berbuat sesuatu yang kita anggap benar. Kebenaran memang harus dan layak dipertahankan. Idealis boleh saja dipertahankan. Pertanyaanya adalah sampai kapan idealis itu harus kita perjuangkan?
Catatan Asep Haryono

Secara pemikiran logika , mungkin definisi hemat hampir identik dengan pelit ?. Hanya saja apakah bisa kedua kata tersebut mempunyai makna yang sama ? . Otak saya ini mengatakan bahwa hemat tidak bisa di samakan dengan pelit , meskipun juga hemat itu "saudara dekat"nya pelit . Hemat menurut saya adalah suatu tindakan cermat dalam mengatur pengeluaran tanpa mengurangi apa apa yang telah menjadi kebutuhan sehari hari , hanya dengan lebih menekan keinginan yang sifatnya dapat di kurangi .

Hemat di sini memanfaatkan segala pengeluaran dengan tepat , benar benar manfaat dan bukan harus menghindar kalau saja ada seseorang yang memerlukan pertolongan kita , jelas tentu bisa membedakan yang mana kebutuhan yang mana keinginan .Sedangkan definisi pelit adalah menekan dan mengurangi segala apa yang menjadi kebutuhan , meminimalisir keinginan , tidak mau tahu dengan keadaan sekitar yang tidak memberi keuntungan pada diri sendiri .

Benarkah suatu tindakan hemat ujung ujungnya adalah pelit , kikir ? Anggaran pengeluaran lebih sedikit dari pada umumnya adalah sifat pelit ? Seperti biasa kalau suatu hal yang tidak sesuai dengan prinsip , saya pasti ngotot , memberi argument yang bisa saya jelaskan meskipun seadanya . Saya paham betul kemampuan otak saya masih standar dan tidak sekelas dengan otak cerdasnya orang orang..
Tapi dari pada hanya menjadi  bahan unek unek kan kan lebih baik di sampaikan , soal di terima apa tidaknya itu terserah pembaca dan pendengar , toh saya juga bukan menganggap bahwa prinsip saya itu yang paling benar . Ketika saya pada posisi hemat tapi di katakan pelit , rasa rasanya hati saya kok dongkol .

Apa hanya karena anggaran pengeluaran lebih sedikit terus bisa di katakan pelit ?, saya tidak habis pikir apakah selama ini saya acuh terhadap kebutuhan dan enggan memberi pertolongan yang di perlukan . Anggaran bulanan lebih sedikit bukan berarti lepas dari keinginan untuk berbagi , bagaimana dengan jumlah anggaran yang begitu besar tapi tak sepeserpun berbagi dengan sekitarnya , dan anggaran itu hanya untuk kebutuhan sendiri .

Rasa rasanya topik seperti ini kurang etis kalau diperdebatkan lebih lanjut , atau mungkin lebih baik jadi bahan koreksi diri sendiri apakah benar kita ini termasuk kategori pelit atau hemat . Bagus tidaknya kualitas kita dalam kehidupan sehari hari bukan kita yang menilai , tapi orang lain dan merekalah cerminnya .

Saya yakin setiap orang memiliki prinsip masing masing dan tidak aneh juga kalau prinsip itu memiliki perbedaan di tiap perorangan , tapi bukan berarti orang lain berbeda prinsip dengan kita terus kita bisa mengatakan bahwa orang itu salah. Bukan masalah dia yang salah dan kita yang paling benar , hanya saja perbedaan prinsip.

Saya juga yakin dan menyadari bahwa setiap orang mayoritas menganggap dirinyalah yang paling benar , itupun karena prinsip .Dan yang perlu di ketahui , orang memilih tidak berprinsip , itupun juga prinsip. Mungkin dari perbedaan prinsip inilah yang mengakibatkan perbedaan definisi hemat dan pelit , hemat itu yang seperti apa dan pelit itu seperti apa , atau bahkan hemat berpeluang besar menjadi pelit , itu juga bisa.


Namun hal ini akan menjadi masalah jika rasa empati dan rasa berbagi kepada sesama sudah mulai luntur di dalam diri kita. Rasa tenggang rasa dan rasa menghargai orang yang tidak makan di saat kita makan dengan lahapnya sungguh suatu perasaan yang tidak menghargai mereka yang tidak makan.

Jangan sampai persoalan hitam putih di atas kertas , prosedural, dan formalitas mengalahkan rasa empati dan tenggang rasa bagi sesamanya. Sungguh tidak etis jika kita makan kenyang dan lahap ditengah saudaranya yang tidak makan dan hanya menonton mereka yang makan. Jangan. Janganlah begitu. (Asep Haryono)
Oleh Asep Haryono*

Dikehidupan kita sehari hari sering sekali dihadapkan pada dinamika kehidupan yang tidak menentu entah itu berupa perjuangan hidup , hubungan pertemanan, urusan jodoh , rumah tangga, hingga kepada urusan kepemerintahan dan kenegaraan. Semuanya itu menimbulkan dinamika yang bergerak amat cepat sehingga membutuhkan kesabaran dan juga ketabahan dalam menghadapinya.

Berbagai cara dilakukan agar semua permasalahan itu bisa diatasi dengan tanpa harus menimbulkan masalah yang baru. Demikian juga cara masing masing individu dalam menyelesaikan permasalahan hidup juga beraneka ragam dan tidak sedikit dari mereka mendapatkan bantuan dan pertolongan dari orang atau pihak lain. Hidup memang penuh dinamika, dan kewajiban dari kita semua adalah bagaimana memaknai hidup yang hanya satu kali periode saja di dunia ini bisa bermanfaat baik untuk dirinya sendiri, lingkungannya, maupun bagi agama, bangsa dan negaranya.

Tulisan saya kali ini mencoba menceritakan dari pengalaman empiris sehari hari yang bisa menjadi pelajaran berharga buat diri saya sendiri, dan mungkin juga bisa menjadi inspirasi bagi pihak lain yakni menghargai hal hal yang remneh dan kecil. Abstraksi dari postingan kali ini adalah sebaiknya kita tidak lagi meremehkan hal yang kecil karena bisa membuat kesulitan dalam hidup atau menjatuhkan wibawa dan citra. Apakah hal hal yang remeh tersebut tentu berbeda antara satu orang dengan orang yang lain, dan pengalaman menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami seseorang bisa jadi sama atau berbeda dengan orang lain

Tersandung Batu Besar
Ini bukan kiasan, tetapi memang kenyataan yang kadang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan kenyataan yang sebenarnya.  Banyak pepatah atau kiasan lama yang menyebutkan "orang terpeleset bukan karena batu yang besar melainkan kerikil yang kecil", nah kiasan seperti ini sepertinya dalam kasus saya adalah kebalikannya. Jangan meremehkan batu yang besar karena begitu besarnya sampai anda tidak melihatnya, dan karena ini pula saya babak belur dibuatnya. Kenapa bisa?  Karena kejadiannya kemarin pada tanggal  Rabu 6 Juni 2012 lalu tangan dan kaki saya lecet dibuatnya.

Tangan saya seperti diparut. Foto Asep Haryono
Saat itu Rabu 6 Juni 2012 ketika saya mengantar anak saya, Abbie Muhammad Furqan Haryono (Hampir 5 thn usianya-red) ke sekolahnya di bilangan Jalan Ahmad Yani Pontianak,  saya dan abbie yang  satu motor Honda Supra Fit KB 3815 HY keluaran tahun jadoel 2005 lalu memasuki gerbang sekolah tersebut.

Kami pun langsung menuju halaman parkir yang terletak di sebelah kanan yang sering dipakai anak anak untuk bermain bola dan acara bazaar.  Walaupun kendaraan yang kami pacu berkecepatan sangat rendah sekitar 10 Km perjam, namun karena saya tidak konsentrasi dalam mengendarai motor tersebut, saya tidak melihat ada sebongkah batu lebih besar dari ukuran bola sepak sehingga menyebabkan saya terjatuh, dan juga Abbie.

Alhamdulillah Abbie baik baik saja karena tubuhnya terlindungi oleh kedua kaki, dan tangan saya yang melindungi kepala Abbie dari benturan batu di bawahnya karena motor kami tersebut menyenggol atau mungkin tepatnya menabrak sang batu dan motor tumbang ke arah kanan dan dua batu yang ukuranya lebih besar sudah siap "menyambut" dua tubuh yang akan menimpanya.  

Alhasil siku atau tepatnya dibawah lengan saya (lihat gambar-red) terparut batu dan tergores, juga dengan kaki.    Dalam foto sudah tampak warna keemasan, karena saya tidak ke dokter tetapi menggunakan obat praktis BETADINE (wah nyebut sponsor neh, bayar donk DIN, maksudnya BETADINE hehee-red).

"Kok ayah nabrak ya, ayah nda hati hati sih" kata Abbie sambil mengusap baju siku baju olah raganya (Hari Rabu saat accident itu memang memakai jadualnya baju olah raga-red). Ucapan lugu dari anak saya itu seperti menggetok kepala saya dengan palu godam.

Lebih sakit rasanya di dada daripada nyeri dan perih yang saya alami karena bawah tangan saya luka tergores gores kena Batu dan berdarah.   Suatu masukan tepatnya koreksi dan kritikan seperti pisau yang menghujam di ulu hati saya mendengarnya. Jujur diakui saat itu saya tidak konsentrasi karena memperhatikan motor lain yang diparkir orang seperti menghalangi motor kami memasuki halaman parkir.


MELENGKUNG.  Coba lihat lingkarang warna merah, nah itulah akibat dari benturan yang  saya alami, dan pedal rem belakang melengkung ke belakang.  Foto hak Cipta Asep Haryono

Saat itu (yang saya ingat) kedua mata saya full melihat orang yang sedang mengeluarkan motor dari parkir untuk keluar dan mau memotong jalur masuk motor saya ke parkir itu, dan ternyata saya tidak segera melihat ke depan sehingga menabrak batu ukuran besar itu tadi. "Iya nih ayah tidak hati hati" kata ku sekedarnya menjawab pertanyaan abbie tadi.

Saya pun bangkit menaikkan motor yang tumbang, dan menyandarkannya, dan tidak lupa membersihkan kaos Olah Raga Abbie dari debu tanah. dan saya pun reflek memeriksa tangan, siku dan wajah Abbie yang tidak tergores sedikitpun. Setelah yakin juga saya mengalami sedikit goresan di tangan dan nyeri di balik kaus kaki (tepatnya mata kaki yang juga tergores-red), saya melihat pedal rem belakang motor saya yang "babak belur" yang saya sudah posting gambarnya. "Wah ini sih serius nih bisa bisa pulang ke rumah tanpa pake rem belakang nih waduuh" gerutu saya dalam hati saat itu.


Masuk Bengkel Aban
Saya pun bangkit menaikkan motor yang tumbang, dan menyandarkannya, dan tidak lupa membersihkan kaos Olah Raga Abbie dari debu tanah. dan saya pun reflek memeriksa tangan, siku dan wajah Abbie yang tidak tergores sedikitpun. Lega rasanya setelah yakin Abbie is just fine and safe. 

Saya tidak menyadari kalaw tiba tiba datang nyeri dan saya liat darah mulai menetes dari tangan saya. Tangan saya seperti kena parutan kepala eh kelapa.  Akibat lain dari impact ini adalah pedal rem belakang saya yang melengkung ke Belakang sehingga hari itu praktis saya pulang dan antar jemput dari Sekolah- Gajah Mada-Rumah di Duta Bandara, tidak menggunakan rem belakang, dan hanya mengandalkan rem depan dan mengurangi kecepatan.

Saya pun menjemput ABbie kembali setelah jam sekolahnya usai hari Rabu 6 Juni 2012 kemarin itu dan terus terang saja sungguh tidak nyaman mengendari kendaraan dengan fungsi keamanan seperti REM yang sangat fital menjaga kita selama berkendaraan NOL fungsinya, tidak aktif.  Was was dan kuatir menyertai saat itu saat mengantar Abbie ke rumah pulang, di kawasan Ahmad Yani dan A Yani II Supadio yang cukup ramai, dan padat dengan kendaraan roda dua dan roda tidak dua itu. 

Dan tidak menunggu lama setelah beliau mendengar "curhat" saya, langsunglah lelaki berperawakan agak kurus dan berkulit bersih ini dengan sigap dan cetakan eh cekatan memeriksa fisik kendaraan motor saya dan mendapati pedal rem belakang saya memang melengkung ke Belakang "wah ini juga rusak nih putaran dengan rodanya, mau diganti gak? Kalaw mau 30 ribu" kata Bang Aban.  Saya pun mengiyakan saja daripada motor nda bisa jalan karena bagi saya motor seperti "nyawa kedua" yang berfungsi penting buat ke kantor dan antar anak ke sekolah 



CEKATAN.
Lain emang kalaw sudah ahli betulin motor, ya namanya juga bengkel ya harus donk. Bang Aban memeriksa dan membetulkan pedal rem belakang motor saya dan dalam hitungan kurang dari 5 menit beres sudah urusannya.  Photo Hak Cipta Asep Haryono


AFTERMATH
: Nah lihat hasilnya daddaaa........:)).  Beres  sudah dan pedal rem belakang saya sudah berhasil difungsikan kembali. Nyaman berkendaraan dengan fungsi rem aktif.  Photo Hak Cipta Asep Haryono



Tidak mau urusan ini berlarut larut,  dan masih di hari yang sama, setelah memastikan Abbie sudah sampai dengan selamat di rumah, saya kembali memacu nafsu eh salah memacu motor saya menuju salah satu bengkel pinggir jalan yang bernama Bang Aban yang dulu pernah tinggal satu komplek dengan saya di Komplek Duta Bandara, Ahmad Yani Supadio.   Tidak lama kemudian, sampailah saya di bengkel sederhana yang terletak di pinggir jalan dekat dengan kawasan Parit Tengkorak itu, dan menemui bang Aban.  "Bang, tolong donk benerin pedal rem depan saya tadi terjatuh" kata saya sambil memarkir motor dan menyandarkannya di bengkel itu.

Akhirnya singkat cerita selesai sudah diperbaiki, dan pedal rem belakang motor saya sudah full dan aktif kembali seperti sedia kala walaupun kondisinya tidak utuh lagi dan kurang nyaman juga, tapi tidak apa saya rasakan juga hari itu sudah cukup memadai.  Bang Aban menawarkan untuk menggantinya dengan yang baru namun saya bilang nanti aja padahal saat itu uangdisaku memang tidak cukup. Kalaw bilang nda punya uang kan tengsin juga, ya Jaim Jaim dikit lah kalaw kita nda punya cukup uang saat itu hehehehe

Dari pengalaman berharga inilah saya mencoba menarik suatu hikmah buat diri saya sendiri bahwa hal hal sepele seperti yang saya alami ini seharusnya tidak boleh saya ignore, underestimate atau menganggap sepi karena bisa jadi akan berakibat fatal dan mengganggu kelancaran aktifitas keseharian saya di rumah. 

Hal hal  yang besar lainnya juga sebaiknya harus saya perhatikan seperti mengganti OLIE, dan dan merawat atau servis rutin kendaraan saya di bengkel AHASS terdekat atau juga bengkel lainnya.   Dalam tulisan lain saya akan coba tuliskan pengalaman saya lainnya seputar keselamatan dalam berkendaraan dari pengalaman saya sehari hari. Semoga bermanfaat dan mencerahkan buat rekan rekan semuanya. Thanks for reading this.  (Asep Haryono)

Tag : Kehidupan - Asep Haryono | Tanggapan - Powered by Blogger
Mengapa ada Ibu Mengajak Anaknya Bunuh Diri?
Tanggapan Berita DETIK COM
Oleh Asep HARYONO

Ini bukan tulisan ilmiah, hari ini Saya ingin menumpahkan perasaan saya yang terasa diaduk aduk. saya posting dalam bahasa Indonesia karena saya ingin menanggapi berita dari Detik COM yang menurut saya sangat memilukan, menyesakkan dada dan juga menyayat hati. Bagaimana tidak tersayat sayat membaca berita DETIK COM hari ini (14 Maret 2012) tertulis dengan jelas judul berita "Ibu Tenggelamkan Anaknya lalu Potong Urat Nadinya Sendiri".

Kemudian dilanjutkan dengan "Kamis tengah malam (1/3/2012), sekitar pukul 02.00 WIB, Erawati meninggalkan rumahnya di Kampung Cigeber Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang. Ia pergi sambil menggendong anaknya yang tengah tertidur lelap. Sempat ada tetangga yang melihatnya, namun tak sempat bertanya".

Hidup Memang Perjuangan
Begitulah lenyataannya, hidup memang keras, kejam dan kadang sukar dimengerti. Secara langsung mau saya sebutkan salah satu faktor yang umum yang sering dituding meenjadi biang masalah adalah kesulitaan ekonomi atau faktor Ekonomi. Saya bukan ahli Ekonomi, dn juga tidak bermaksud sok tahu urusan ekonomi. Saya hanya menulis apa yang terlintas di benak saya saja, tidak lebih.

Masyarakat memang tidak biasa memahami individu seperti kita. Masyarakat tidak mau mengerti tetapi dimengerti. Cobalah lihat jika ada pria wanita berjalan beriringan, apa yang ada dibenak setiap orang yang melihat mereka berdua. "tuh liat si fulan jalan bareng sama si fulan, ih pacaran ya" dan masih banyak lagi konotasi negatif lainnya.

Padahal bisa saja mereka itu adik kakak bersaudara. Mana kita tahu bukan?. Nah itu contoh sederhana. Kembali ke urusan Faktor Ekonomi memang selalu menjadi biang keledai eh keladi dan selalu dicap "sumber masalah" selama ini. Hidup memang kejam dan keras. Tuntutan kebutuhan hidup yang semakin membuncah ditambah sulitnya mencari pekerjaan plus masih ditambah lagi dengan suramanya masa depan, membuat orang bisa gelap mata walaupun dia sendiri tidak sedang memakai kaca mata gelap.

Bagi komunitas tertentu menganggap bunuh diri tidak baik, dan melampaui kehendak TUHAN YANG MAHA ESA. Saya rasa semua agama di Indonesia melarang seseorang bunuh diri, apalagi membunuh orang lain. Itu bagi kaum yang mengerti, tapi bagaimana dengan Erawati (almarhum) yang bunuh diri dengan mengajak anaknya juga itu?.

Memilukan Menyayat Hati
Disebutkan dalam berita DETIK COM juga bahwa alasan Erawati (alm) mengakhiri hidupnya adalah karena tidak tahan akan kesulitan hidup, dan tidak kuat bertengkar terus dengan suaminya. Lalu kata DETIK COM disebutkan juga alasan dia mengajak anaknya, Andika 4 tahun, turut bunuh diri karena tidak ada orang yang mau mengurusnya dan tidak ada yang beri jajan.

Hati saya amat tersayat membaca penggalan kalimat terakhirnya itu , tidak ada yang mengurus dan tidak ada yang memberi jajan , agak terasa sesak di dada saya. Sebagai ayah yang memiliki dua anak (1 tahun dan 4 tahun), saya bisa merasakan apa yang dirasakan alm. Bukannya sok solider tapi anak memang sering minta uang jajan. Bagi yang sudah punya anak tentu bisa merasakan, betapa anak anak sering merengek minta jajan. Tidak dibelikan menangis.

Anak seumur Andika 4 tahun tidak mau tau kesulitan orang tuanya. Apakah hari itu orang tuanya punya uang atau tidak, si anak tidak ambil pusing. Sekali tukang bakso pentol lewat misalnya, anak minta dibelikan. Ada tukang es cendol, anak lihat minta dibelikan.

Anak saya sendiri saja, Abbie (ultah ke 4 tahun kemarin 12 Maret-red) suka minta jajan kue dan agar agar. Abbie tidak mau tau kalaw ayahnya kadang nda punya duit. Bahkan untuk beli 1 liter bensin buat ngantor hari itu. Anak tidak akan mau tau. Pokoknya beliin kue, beliin ya Ayah.

Apalagi susu. Nah bagaimana kalaw persediaan susu buat anak anak (susu formula yang saya maksud guna menghindari intepretasi yang macam macam-red). Nah susu formula habis ya harus beli, nah bagaimana pas hari itu kita tidak punya uang sepeserpun.

Pusing 10 keliling (bukan 7 lagi sekarang-red). Belum lagi kalaw anak jatuh sakit dan harus ke dokter. Uang disaku tidak ada, nah gimana coba?. Itulah hidup. Romantika hidup berkeluarga. Ini juga bisa menjadi renungan buat kawan kawan blogger yang kelak menikah juga nanti. Hal hal seperti ini akan terjadi jika hadirnya sang buah hati.

Yang (lagi) membuat saya sedih di bagian berita itu tertulis "Dari hasil penyelidikan kepolisian, Erawati menenggelamkan anaknya yang tengah tertidur ke sungai keci selebar 1 meter dengan kedalaman selutut itu. Setelah memastikan anaknya tewas, ia memotong urat nadi lengan kirinya. Ia pun menyusul anaknya". Ini yang saya sedih sekali.

Anak yang tidak berdosa itu, Andika 4 tahun, dan sedang asyik asyiknya bermimpi indah, terlelap dalam tidur manisnya, tiba tiba bangun sudah di alam yang lain. Saya tidak dapat membayangkan air yang masuk ke dalam hidung si anak, dalam mulutnya, dalam telinganya, dan air itu masuk ke jantung dan mematikannya. Hati saya sedih, pilu dan terasa seperti tersayat. Innalillahi Wainnaillaihi Radjiun. Insya Allah Syurga ALLAH SWT sudah menanti dirimu wahai Andika sayang. Sabar lah nak.

Saat saya menulis tulisan ini jam menunjuk pukul 0.14 WIB hari Rabu, 14 Maret 2012. Ku pandangi wajah polos anak anak ku, Tazkia Putri (1 tahun) dan Abbie (4 tahun) nyenyak terlelap dalam mimpi indahnya. Memandangi mereka dikala mereka sedang terlelap adalah hal yang sangat indah dalam hidup saya. Damai rasanya melihat mereka terlelap.

Anak anak tidak mau tau betapa ayah dan bunda bekerja keras Siang Malam banting tulang untuk mereka berdua. Siapa lagi yang akan menggantikan kita kalaw bukan anak anak generasi mendatang. Anak anak kita lah yang akan meneruskan perjuangan kita, melanjutkan kehidupan, kelak kalaw kita semua sudah tiada. Saya bukannya mau menakut nakutin, karena saya sendiri juga takut. Setiap orang pasti punya rasa takut.

Miss Syahdini juga sudah memposting artikel MZ Omar tentang Dzikrul Maut yang amat menggugah itu, dan seolah menyadarkan kita semua. Harus ada kesimbangan antara kepentingan duniawi dan juga masa depan nanti. Begitu pula dengan buku "GANTI HATI" yang ditulis oleh Bapak Dahlan Iskan juga sangat menyentuh hati, buku yang membuat nafas saya terengah engah seolah turut merasakan jam demi jam berada diujung kematian.

Hidup memang perjuangan, dan perjuangan hidup ini harus kita menangkan. Apa pesan moral dari berita DETIK COM itu, bagi saya pribadi sangat banyak. Satu hal yang ingin saya sampaikan dalam pengertian dan pemahaman saya tentang berita detik com yang menjadi dasar tulisan saya ini adalah bahwa HIDUP sangat tak ternilai. Setiap menit adalah kesempatan buat kita mempersiapkan segalanya. (Asep Haryono)

Dear blog. Hari Jumat konon hari yang amat dimuliakan oleh umat Islam di seluruh dunia, dan memang sudah ada dalam kita suci Al Quran yang menyebut hari Jum'at adalah "ibu" nya hari dalam seminggu. Dalam hari Jum'at inilah kaum laki laki yang dewasa wajib mendirikan Sholat Jum'at di siang harinya. Dan jika sudah berkumandang adzan Sholat Jum'at maka segeralah mematikan PC berhenti dahulu brosing, chatting, fesbuking (hah ngarang-red), gogling, dan lain ing ing semuanya stop dulu. Jum'atan dan baru kemudian melakukan aktifitas seperti biasanya.

Hari ini adalah hari yang cukup menyibyukkan juga bagi saya pribadi yang menurut saya hari Jum'at adalah hari yang amat pendek bagi saya. Kesibukan saya yang luar biasa dalam mengurus kedua anak saya sudah saya sampaikan pada postingan saya sebelumnya yang berjudul "Bapak Rumah Tangga" yang bisa rekan rekan blogger baca jika sempat karena memang tulisannya agak lebay dan panjang lebaaaaar hehehheee. Tema tulisan saya har ini memang saya buat ringan ringan saja karena hari Jum'at hari yang pendek tidak memungkinkan saya membuat sesuatu yang aneh aneh dalam tulisan saya ini. Nah tema hari ini adalah seputar blog walking. Ya blog walking alias jalan jalan berkunjung dari satu blog ke blog yang lain dan wajar dalam dunia internet.

Saling Bertukar Trafik
Hari kemarin misalnya, saya senang sekali mendapat kunjungan dari salah seorang Blogger Madura dengan sandi Petotu yang berkunjung ke halaman blog kesayangan saya ini. Nama blogger itu adalah KHOLIL AL QUSYAIRI, dan dia dilahirkan dan dibesarkan di Desa Sana Tengah Kec. Pasean Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur. Dia dibesarkan di sana sampai lulus MTs. ( MTs. Nurul Amal) pada tahun 2005 dia lulus dan melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi yaitu MA. (MA. Sumber Bungur Pakong) pada tahun 2008 dia pun lulus.




Dan sekarang mas Kholil ini masih berstatus sebagai pelajar. Setelah saya cek blognya itu memang banyak informasi yang bermanfaat terutama seputar dunia Internet dan Blog. Baru kali ini saya melihat ada script submenu bisa dilakukan dan dipasang di Blogspot ini, dan saya pikir informasi ini memang amat bermanfaat kelak suatu saat saya ingin memasang submenu di blog kesayangan saya ini. Satu hal yang masih menyisakan tanda tanya besar bagi saya apakah script sub menu ini bisa disapang eh salah dipasang di website pribadi saya, www.asepharyono.com yang menggunakan Joomla versi 1.5 itu.

Kemudian pada hari ini saya mendapat kunjungan lagi dari blogger ntah dari mana asalnya karena tidak disebutkan secara jelas di blognya itu. Namnanya mas Eko Budi Santoso yang juga menorehkan pesan di shoutbox saya dan saya merasa senang sekali. Saya sendiri tidak tau darimana mereka mendapatkan alamat blog saya itu, entah karena mereka berhasil "mendeteksi" blog saya melalui searching di Google atau saat mereka berkunjung ke salah satu blog temannya dan mendapatkan alamat blog saya di antara friend listnya kan bisa aja bukan. Sepanjang yang saya amati memang ada beberapa blogger yang sengaja mencantumkan alamat blog rekan rekannya yang sering disebut dengan Blogroll itu.

Mas Eko ini adalah seorang biasa katanya di tulis di blognya, mempunyai fisik kebanyakan orang biasa, dan berkelakuan juga seperti biasanya orang, ngeblog juga seperti kebanyakan orang, dan dia juga suka menulis, mungkin juga seperti kebanyakan orang. Sejak kecil diberi nama Eko Budi Santoso, nama yang cukup panjang yang diberikan oleh seorang yang bernama pendek yaitu seorang yang paling bermanfaat dalam hidup dia. Mas Eko ini menuturkan betapa dia sangat suka dengan teknologi dan selalu belajar mendalami yang namanya SEO, hobbi banget maen game dan dengrin musik reggae, bercita-cita menjadi guru teladan yang biasa saja, tapi kaya raya, tentram, damai dan sejahtera :) (dunia dan akhirat). hehehe. Boljug mas Eko.

Berpotensi Pemasukan
Hal ini sangat penting karena selain bisa bertukar informasi dalam masing masing blognya juga bisa saling memberikan trafik kunjungan antara satu blog dengan blog lainnya, dan ini akan semakin memperkaya kunjungan masing masing. Selain bermanfaat, hal ini bisa memungkinkan pemasukan bagi para blogger yang bersangkutan. Loh kok bisa? Ya bisa saja karena kebanyakkan blogger di Indonesia selalu memasang script iklan (adsense) baik dari adsense lokal seperti Adsense Lokal seperti adsense camp maupun adsen yang lebih "garang" atau "pelit" seperti Google Adsense yang sudah banyak memakan "korban" itu. Sudah terbukti memang banyak orang yang "patah hati" atau "patah arang" dikecewakan oleh mbah Google Adsense yang konon sudah mulai menempatkan kantornya di Indonesia. Namun juga banyak kabar dan cerita sukses para Adsense Publisher yang tersebar di banyak negara di dunia yang berhasil mendulang pundi pundi uang dollar dari hasil pemasukkan Google Adsense ini. Ini memang luar biasa , sesuatu yang mungkin tidak dibayangkan banyak orang.




Saya sendiri mungkin suatu saat ini akan total sebagai Adsense Publisher dengan menerbitkan website berdomain tingkat tinggi dan memasang script Google Adsense. Banyak sudah yang ingin saya tulis dan menurut Lisa (Blogger dan adsense publisher dari Amerika Serikat yang sukses meraup ribuan dollar-red) berpesan agar kita menulis atau membuat konten agar original dan aseli, dan menulislah apa yang kita sukai dan tau banyak tentangnya. Ini memang suatu tantangan buat saya kelak dikemudian hari.

Saya sih sudah merencanakan ingin membangun suatu website yang berisi "jualan" barang barang yang sebenarnya bukan kepunyaan saya tetapi "mengambil" barang orang lain dan menjualnya di etalase saya yang online sehingga dengan demikian saya mendapatkan komisi. Bisa juga membuat website yang khusus bertemakan obyek wisata unggulan dan cara berkunung ke lokasi itu beserta pernak pernik lainnya. Kendala sudah pasti ada, dan akan selalu ada. Salah satu kendala yang saya rasakan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa domain dan hosting yang lumayan itu dan juga biaya perawatan dan maintenancenya. Nah untuk yang terakhir ini masih berat rasanya kalaw harus merogok kocek sendiri, dan mungkin saya akan coba mencari sumber pemasukan lain untuk "membiayai" secara konstan "perusahaan" saya di internet nantinya.

Bagian Penutup
Sejauh ini pemasukkan Google Adsense yang sudah ada dan berjalan dengan baik baru berkisar di angka 3 USD dan itupun Google Adsense yang saya buat atas nama anak saya, Abbie Muhammad Furqan Haryono, yang kini berusia hampir 3 tahun 8 bulan. Sengaja saya pasang iklan Adsense atas nama anak saya, karena saya masih uji coba dengan script Adsense Google ini yang tidak bisa saya harapkan bisa "panen" dalam waktu yang singkat. Script Adsense itu saya pasang di salah satu website klien saya yang bertemakan wisata dan pariwisata di Borneo (Kalimantan Barat) dan secara kebetulan websitenya itu berbahasa Inggris yang konon lebih "disukai" oleh Google Adsense dan paling mudah mendapat indeks dan terindeks di crawling Google dan lebih mudah mendatangkan trafik. Ah masa sih. Masa di dapur. Hehehhee

Saya sendiri pernah melihat tayangan video seorang Adsense Publisher di Amerika Serikat yang baru mendapat cek sebesar 100 USD $ setelah menunggu hingga 4,5 tahun bayangkan begitu lamanya. Tetapi ada juga yang spesial dari blooger /Adsense Publisher dari Pontianak yang bernama Mas Eddy Setiawan yang sudah "panen" dari Google Adsense ratusan dollar USD$ dari blog hanya perlu waktu sekitar 8 (delapan) bulan saja. Hehehe Semakin menarik saja dalam jagat adsense adsenan ini. Pengalaman saya dengan adsense lokal sekelas Adsense camp juga masih newbie. Ya sudah cukup dahulu postingan saya yang tidak menarik ini. Ntar kalaw diteruskan bisa bosen orang membacanya. Ada bosen kan? Saya aja bosen. Hehehhee


Dear blog. Kemarin hari Selasa, 18 Oktober 2012 saya membaca postingan sebuah blog dari rekan saya Dini The Kupu yang berisi dan berjudul Saling Mengingatkan yang menurut saya artikelnya cukup menarik dan substansi dari tulisan beliau itu adalah agar kita saling ingat mengingatkan. Dalam timeline diblognya yang penuh gambar kupu kupu yang menjadi ciri khasnya itu, saya dan the Kupu sudah sepakat dalam satu hal yakni untuk saling ingat mengingatkan dalam hal kebaikan, dan sindir menyindir sebaiknya dihindari karena lebih cenderung mengarah kepada pribadi dan bersifat personal yang berpotensi menimbulkan rasa sakit hati yang mendengarnya.

Hal ini memang bisa dimaklumi karena perasaan setiap orang tidak sama, dan setiap orang berhak menyatakan pendapatnya terhadap suatu perlakuan atau aksi orang lain terhadapnya. Seperti yang sudah saya tulisa dalam berbagai kesempatan bahwa kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Jadi jika menyakiti orang lain dengan kata kata yang kualitatif serta tajam, maka perasaan orang itu akan tidak senang dan bisa terluka serta sakit hati. Nah begitupula jika kita juga diperlakukan hal yang sama dari orang lain. Kebenaran yang menjadi substansi di sini adalah hal yang harus kita cermati dengan baik. Budaya dan watak orang Indonesia atau budaya timur pada umumnya kuran bisa "menerima" sindiran yang bersifat ekstrim, kasar dan kualitatif.

Kebenaran adalah Raja
Dalam tulisan ini saya coba menuliskan tema "Disindir VS Diingatkan" yang saya dapatkan idenya dari tulisan the Kupu itu. Menarik memang karena substansinya sama yakni saling mengingatkan. Hanya saja dalam hal bentuknya yang berbeda dan kemasannya juga beda. Disindir berarti kita diingatkan akan sesuatu yang tidak dilakukan orang lain yang menurut pendapatnya harus dan sebaiknya dilakukan. Sindiran baik secara halus maupun kasar adalah bentuk perhatian yang diberikan orang lain terhadap kita atas sesuatu yang menurut pendapatanya belum atau tidak kita lakukan.

Persoalannya di sini adalah "pesan" yang dimaksud dalam kalimat sindiran halus atau kasar itu karena kita tidak bisa menjamin apakah substansi pesan sindiran itu mengandung kebenaran atau bersifat personal menyerang pribadi orang lain. Ini yang harus kita samakan dahulu persepsinya. Contoh sudah banyak. Yang paling mudah adalah dengan menggambarkan aksi demo demo rakyat terhadap pemerintah, nah demo demo yang dilakukan di jalan jalan itu juga kadang mengusung sindiran secara halus atau kasar baik secara sporadis dengan aksi yang cenderung anarkis atau aksi seni teatrikal yang pada intinya menyindir pemerintah yang sedang berkuasa. Substansi demo demo ini adalah menyoroti kebijakan pemerintah yang cendrung tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat. Sindiran yang dilancarkan tersebut baik secara halus maupun kasar diterima oleh masyarakat karena dianggap "mewakili" perasaan berjuta juta rakyat Indonesia. Substansi sindirannya mengandung kebenaran. Sindiran sindiran semacam ini lebih diterima oleh masyarakat dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat yang merasa "terwakili" pendapatnya oleh aksi aksi mereka.

Walaupun kebenaran adalah raja, persoalannya disini adalah budaya yang bersinggungan dengan kebiasaan atau norma yang berlaku di masyarakat ketimuran kita. Orang cencerung tidak senang jika disindir oleh orang lain, dan memang sindiran yang dimaksud cenderung lebih mengarah kepada serangan terhadap individu atau bersifat personal. Kadang kala hal hal semafcam ini juga sebagai akibat dan kata kata yang kita ucapkan sendiri yang memicu ketersinggungan oleh orang lain yang merasa merupakan "bagian" dari serangannya itu. Ada seorang rekan facebook saya (saya rahasiakan namanya-red) yang memposting di statusnya bahwa masalah Patok adalah hal yang tidak perlu diributkan karena sudah ada titik koordinat yang tidak mungkin bergeser atau berpindah. Menurutnya patok tidak perlu dimasalahkan walaupun hilang sekalipun karena sudah ada peta koordinat yang tetap. Dia menyorot media media di Jakarta yang lebih meributkan soal patok dan bukan substansi koordinatnya yang sudah ada dan bersifat tetap dan dia menyatakan kualitas media tersebut sudah terlihat dari hal hal yang tidak substansial tapi terus diributkan.

Sontak stattemen FBnya itu mendapat reaksi yang keras dari timeline orang lain yang merasa "tersinggung" oleh staemen terakhirnya itu. Banyak yang menuding statemennya cenderung menyamaratakan semua awak media yang dia tuding "keliatan kualitasnya" sehingga akhirnya terjadi polemik baru yang sudah melebar kemana mana hingga pada akhirnya mengarah kepada pernyataan sindir menyindir dan menyerang kepada individu dan pribadi sang penulis. Hmm nah ini adalah contoh sederhana "pertarungan debat kusir" *(kalau boleh saya sebut demikian-red) yang terjadi di dunia maya. Mengapa bisa terjadi hal seperti ini. Bukankah beda pendapat adalah hal yang wajar tentunya bukan, dan itulah yang dinamakan demokrasi yang memang semestinya kita jaga aturan mainnya bersama sama agar tidak kebablasan.

Mulutmu adalah harimau mu kata pepatah. Jadi hal yang wajar wajar saja jika ada orang yang tidak terima atas statemen yang kita buat, perkataan yang kita ucapkan atau perbuatan yang kita lakukan yang memang tidak disengaja untuk menyindir orang lain. Kebenaran adalah raja, namun demikian kebenaran harus disikapi dengan bijaksana agar pesan kebenaran yang dimaksud bisa diterima oleh orang lain. Ini bukan hal yang mudah karena setiap orang mempunyai tingkat sensifitas yang berbeda beda antara satu dengan yang lainnya. Hal yang remeh remeh saja menurut kita bisa berakibat fatal jika menyinggung orang lain yang menurutnya hal remeh anggapan kita itu adalah hal yang serius bagi orang lain. Kita tidak mungkin melarang orang lain marah kepada kita, karena marah adalah hak orang lain sebagaiman kita tidak mungkin melarang orang lain menyatakan pendapatnya. Sekali lagi pendapat adalah hak kita semua, maka jadikanlah kebenaran adalah raja yang adil. Adil dalam memberikan penafsiran yang sama bagi setiap orang sehingga bisa diterima sebagai sebuah kebenaran bersama.

Bagian Penutup
Sebagai akhir dan penutup dari tulisan saya yang berjudul "disindir atau diingatkan" di sini adalah bahwa budaya ketimuran orang Indonesia masih belum bisa menerima sindiran keras atau sindiran kasar apalagi bersifat kualitatif walaupun substansi kebenarannya bersifat umum dan jeneral. Orang cenderung tidak bisa menerima makian, cacian, cercaan, dan sumpah serapah dari orang lain yang bisa memicu kepada aksi aksi yang lebih ekstrim dari pihak lain. Jika orang tidak terima atas perlakuan orang lain bisa berimpak pada persoalan hukum dimana orang bisa mengadukan masalah ini kepada aparat penegak hukum dengan delik aduan perbuatan tidak menyenangkan.

Kita tidak mau mengalami hal ini bukan?. SIndiran apapun yang kita maksudnkan kepada orang lain, dan orang lain tau bahwa sindiran itu ditujukan kepadanya bisa melakukan hal hal yang tidak kita inginkan. Jangan jangan deh. Maksud kita tentunya baik dengan mengingkatkan orang lain terhadap sesuatu kebaikan, atau bahkan maksud baik kita dengan melancarkan sindiran halus atau kasar kadang tidak berjalan mulus bagi orang lain. Maksud baik kita tidak selalu diterima positif oleh masyarakat. Baiknya atau benarnya saja kita masih disalahkan oleh Masyarakat. Itulah seninya bergaul dimasyarakat kita yang majemuk dan berbeda beda karakternya. Seperti yang sudah saya bahas di atas bahwa diingatkan atau disindir sebenarnya mempunyai makna hakiki yang sama yakni mengandung kebenaran. Hanya saja perbedaan mendasarnya adalah kebenaran yang dimaksud itu tidak selalu kebenaran jeneral dan bersifat umum namun cenderung kepada apa yang menurut si penyindir itu benar. Ini yang keliru. Berbuatlah hal yang benar dan mengandung kebenaran, dan bukan menurut anda benar. Kalaw yang terakhir ini kita jadikan patokan akan semakin kacaw dunia ini karena masing masing melakukan justifikasi atau pembenaran masing masing.

Keep up the good work

Dalam setiap sisi kehidupan anak manusia selalu mencerahkan dan kadang memberikan inspirasi bagi orang lain yang salah satunya adalah tokoh panutan hidup. Nah panutan ini bisa siapa saja entah itu tokoh agama, tokoh nasional, tokoh pejuang kemerdekaan, tokoh sosok pahlawan, bahkan sampai tokoh Power Ranger dan Nobita pun bisa menjadi kiblat atau arah seseorang yang mengagguminya. Memang tidak ada larangan kalaw kita mengidolakan mendiang Michael Jackson misalnya.

Atau mungkin kenalan atau sodara kita sekalipun yang mengidolakan Inul Daratista atau Ayu Ting TIng yang kondang saat ini dengan tembang "alamat palsu" nya itu. Nah siapa pun yang menjadi idola atau tokoh panutan kita itu cenderung memberikan kontribusi bagi para pengidolanya. Maunya sih kontribusi itu bersifat positif dan membawa arah kebaikan, namun siapa ang bisa menjami kalaw semua itu bisa memberikan pengaruh positif yang kita harapkan. Manusia memang tidak sempurna seperti tema tulisan saya hari ini. Klise memang, dan sering kita dengar selama ini, dan memang manusia tidak ada yang sempurna. Kata orang barat kondang menyebutnya dengan satu ungkapan pendek "nobody's perfect" atau Tak ada gading yang retak. Benarkah manusia itu tidak ada yang sempurna?

Penuh Kekurangan
Nah ini juga menarik. Yang namanya sempurna sudah pasti tidak akan ada dalam diri manusia. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, Penguasa segala kerajaan langit dan bumi, dan DIA lah Maha Sempurna. Namun bisakah manusia memiliki sedikit saja apa yang dinamakan sempurna itu. Nah perasaan merasa sempurna tentu bisa dirasakan setiap orang dan setiap orang tentu boleh merasa dirinya sempurna dalam ukuran tertentu tentunya dan bisa dipertanggungjawabkan.

Namun pada kenyataannya bahwa setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan yang sudah dari "sono"nya terpatri dalam diri setiap manusia. Allah SWT Maha Pencipta sudah memberikan bekal kepada setiap hambanya, manusia , berupa seperangkat kesempurnaan dan juga kelengkapan lainnya yang berbentuk kekurangan. Kekurangan yang saya maksud di sini bersifaat multidimensional, baik itu kekurangan lahiriah dalam artian fisik, dan juga kekurangan bathiniah yang anda sendiri yang bisa menjabarkannya apa itu kekurangan lahiriah.

Dari segudang kekurangan yang ada pada manusia itu tentunya setiap individu merasakannya sendiri, dan juga kadang dirasakan oleh orang lain. Banyak contoh yang bisa kita petik dan kita jadikan pelajaran dalam kehidupan ini. Coba saja tengok di jalan raya, dan anda akan sering menemukan para pengemis jalanan yang beranek ragam rupa dan kondisinya. Mulai dari yang badannya tegap, tegar, kuat namun pekerjaannya meminta minta.

Sampai kepada para pengemis yang memang memiliki cacat fisik, dan dia menjadikan cacat fisiknya itu sebagai alat untuk memancing belas kasihan orang sehingga memberikan bantuan uang receh kepadanya. Ada juga para pengemis atau peminta minta yang mengajak anak kecil serta bersamanya bergerilya meminta minta di jalanan. Kita tidak akan pernah tau apakah itu anaknya sendiri yang diikutkan ibu atau ayahnye mengemis hanya untuk memancing belas kasihan orang, ataukah ada motif bisnis dibalik aktifitas seperti ini. Banyak isu yang beredar bahwa anak yang sering dibawa orangtuanya serta mengemis adalah anak titipan orang lain sebagai ladang bisnis untuk menghasilkan uang dengan mereka sebagai "pekerja" nya. Nah bagaimana kita menyikapi fenomena seperti ini? Haruskah kemiskinan kita salahkan sebagai biang keladi dari rasa ketridak sempurnaan diri kita semua ini?

Bagian Penutup
Manusia seperti kita tidak akan bisa mencapai derajat kesempurnaan dalam artian menjadi "super hero" yang bisa berbuat semaunya dan segala galanya. Manusia seperti kita memang sudah dibekali oleh akal sehat yang harus digunakan dengan bijaksana dan menggunakannya untuk tujuan kebaikan baik untuk kebaikan dirinya sendiri dan atau untuk kebaikan orang lain. Kesempurnaan dalam artian fisik memang bisa dicapai oleh manusia, dengan kekuatan uangnya, dia bisa membeli dan membelanjakannya untuk bisa memenuhi hasratnya menjadi hidup sempurna dengan segala yang ada. Uang memang perlu untuk menunjang aktifitas kita sehari hari namun materi atau harta tidak bisa dijadikan alasan kalaw kita harus berbuat buruk atau jahat hanya untuk menutup nutupi ketidaksempurnaan dalam diri kita itu. Haruskah harga diri anda korbankan hanya untuk menjaga prestise atau imej kesempurnaan dalam diri anda sendiri?. Tidak perlu sampai sejauh itu. Namun yang pasti di sini adalah manusia seharusnya berusaha sekuat mungkin untuk menjadikan ketidaksempurnaanya itu sebagai kelebihan yang bisa dirubah menjadi energi positif untuk berkarya dan berprestasi.

Berbahagialah anda yang diberikan kesempurnaan oleh Allah SWT baik kesempurnaan dalam hal lahiriah, tubuh dan wajah yang baik serta. Namun alangkah indahnya jika kesempurnaan fisik dan lahiriah itu juga dibarengi dengan 3 B (beauty, brain dan behavior) seperti yang sering kita dengar dalam ajan ajang lomba miss universe itu. Wajah dan fisik yang cantik dibarengi dengan otak dan wawasan yang cerdas serta dibalut dengan sikap , perbuatan dan tingkah laku yang baik dalam keseharian akan menjadikan seseorang itu menjadi "sempurna" dan bisa dikatakan paripurna dalam hidupnya. Haruskah seideal itu kita harus berpikir dan menjadikan diri ini menjadi sesempurna seperti yang digambarkan dalam syarat 3 B di atas?. Jawabannya tentu saja tidak akan bisa sesempurna yang ideal. Hmmm. Banyak yang akan disinggung kalaw membicarakan manusia dengan segala tingkah polanya ini, dan kita juga perlu melakukan intropeksi ke dalam diri sendiri, apakah yang selama ini kita lakukan dalam hidup sebagai tujuan untuk mencapai kesempurnaan?


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia