Saya suka sekali dengan Honda ini, karena sepanjang "karir" saya mengendarai Honda Bebek jenis HONDA sejak tahun 2005 sampai sekarang jarang rewel dalam artian harus masuk bengkel untuk "opname" dalam waktu lama. Kalau urusan teknis kecil kecil lain yah biasalah misalnya ban bocor, Aki motor kurang, dan lain sebagainya. Untuk urusan servis rutin tentu donk , biar kendaraan tetap siap siaga di operasikan.
Tau sendiri kota Pontianak yang konon ada stigma yang mengatakan "Tak ade motor cam tak ade kaki". Mungkin maksudnya adalah jika tidak memiliki kendaraan roda dua atau motor ini rasanya susah untuk pergi kemana mana. Motor bagi sebagian orang bisa sebagai "nyawa kedua" karena jika kendaraan operasional (baik motor maupun bukan motor) sampai terkendala bisa dipastikan urusan akan terganggu. Bagaimana dengan kendaraan umum atau sarana transportasi umum?
Mungkin di lain kesempatan akan saya bagikan sekelumit cerita moda Transportasi Umum di Kota Pontianak. Namun secara umum public transportation (kendaraan Umum) di kota Pontianak cukup banyak namun terkendala dalam hal rute dan jarak tertentu yang tidak semua dapat di cover oleh kendaraan umum kota Pontianak. Ada jenis Mobil kuning (oplet kuning), dan juga bis luar kota. Kota Pontianak ini cukup kecil, dan saya kira bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua saja. Eala ini cerita kok malah keluar dari jalurnya sih. Hiehiehiehiee. Mau cerita ban Bocor malah lari kemana mana.
Ya udah kembali ke awal aja ya. Ini soal Ban Bocor yang saya alami kemarin. Nah begitu pas di depan Kantor Surat Kabar "Rakyat Kalbar" tinggal beberapa meter lagi masuk ke komplek Duta Bandara (tempat saya bersemayam-red), ban belakang motor saya pun meletus tus tusssssssssssssss. Setelah saya liat bagian dalam bannya (ban dalam-red) sudah "porak poranda". Jadilah saya masuk ke Bengkel "abal abal|" (Maksudnya bengkel pinggir jalan-maaf sebutan saya ini konyol tralala). Saya sempat abadikan dalam foto foto di bawah ini :
SIGAP : Bapak ini dengan telaten mengeluarkan Ban Dalam Motor Honda kesayangan saya untuk diperiksa dengan cermat. Foto Asep Haryono |
GANTI : Bapak ini mengganti Ban dalam Motor Honda saya , dengan Ban Dalam ukuran 17 sesuai dengan kebutuhan ban belakang Motor ini. Foto Asep Haryono |
Nah jelas kan. Hiehiehie. Sebenarnya saya biasa service rutin di Bengkel AHAS yang relatif jauh lebih "mengerti" akan kebutuhan motor saya. Namun dalam kondisi yang darurat seperti ini masa iya sih saya harus nuntun sang motor sampai menuju Bengkel AHAS? Letak terdeka Bengkel AHAS saat kejadian Ban Motor Meletus cukup jauh. Makanya daripada urusan akan semakin repot, saya bawa saja ke Bengkel terdekat sekedar "bisa jalan" saja dahulu. Baru kemudian akan diteruskan ke Bengkel Honda, karena saya lebih suka pake sparepart aseli HONDA. Maklum Hondaers sejati hiehiehiehiee.
Setelah selesai diperbaiki dengan mengganti Ban Dalam yang hancur dengan ban Dalam yang baru, kemduian saya mencobanya dan sukses. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.35.000,- (Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah). Walaupun saya yakini Ban Dalam ini bukan Aseli Honda, namun kondisi saat itu memang emergency (gawat darurat) memaksa saya harus cepat cepat ke Bengkel terdekart. Waktu sudah menjelang Magrib, dan saya harus menjemput anak anak sebelum yan mendorong saya harus ke Bengkel terdekart dahulu. (Asep Haryono)
ban motor saya juga sering kempes pak, padahal sudah ganti ban, *curhat hehe
ReplyDeleteklo gitu mending ganti motor sekalian aja, mbak nophi. hahaha
Delete@Nophi :Hiehiheiee sama juga. Kadang ganti ban dalam, seminggu kemudian kena tusuk paku. Ganti lagi iheieehiee
Delete@Budy Shinichi : Kalau sudah ganti motor, sekarang tinggal ganti pengendaranya hiehiheiheiee. Ya kan Cak?
klo ban dalam penggantinya merk IRC masih bisa dibilang bagus, kang.
ReplyDelete@Budy Shinichi : Hahahaha ya kena BAN dalam kamus IRC (Internet Relay Chat) server Dalnet. HIheiehheiheee. Kena Kick , kena BAN, wis plek nieieiiehiee
Deletebersyukur pak jadi orang kota
ReplyDeletemotoris disini kalo ga bawa alat tambal sendiri bakalan repot. bisa nginep di utan, hehe
@Rawins : Hiehiheiehiee
Deletesekalian buka lapak tambal ban, kang raw
DeleteIya sekalian juga diversifikasi usaha. Jual UBI sekalian buka usaha tambal Ban
Deletesebel ah diketawain mulu
Deletesekali kali nangis dong pak :D
berarti lain kali kalo sudah terasa nggak nyaman, berarti perlu segera diperhatikan kang kondisi bannya
ReplyDeleteuntung nggak dalam kondisi ngebut, kalo pas ngebut mungkin efeknya bisa lebih kang :D
@Imam Boll : Iya bener juga ya hiehiheiee. Kadang hal hal yang menyangkut keselamatan ini memang dirasa perlu untuk keselamatan ya hihiheiee
Deletehehehe ban dalam yang nyaman dan bikin tenang memang ban covernya ahm tapi dalamnya federal, hehehe
ReplyDeletesoalnya sambungannya bagus tinimbang merk internet racing contrlo,. hehehehe
Hiheihei iya bener bener bang Agus. Kadang depannya AHAS, di belakangnya merek lain hiehiehiee. Biar gaya beda beda nda apa iehiheiehiheiheie
Deletewah, bener nih kata Pak Raw, Pak Asep minta diplorotin rame-rame...Jiwa Sosial Anak-anak-nya nggak nongol lagi tuh Pak...
ReplyDeleteHuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Deletenyebelin banget kan pak asep itu..?
Deleteuntung ga ada yang adain kontes blogger nyebelin :D
selain kendaraan yang ringan, irit dan efisien motor jenis inipun sudah mendunia dan jaminan halal ko kang.....salam sehat selalu ye
ReplyDeleteHIheihie eiya kang Lembu. Asyeeeeeeeek . Komentar yang sanga menyejukkan diri ini hiehiehiee. Hidup Kang Lembu Top dah e
DeleteKang Asep memang terlalu, masa bapak tua itu benerin motornya sendirian. bantuin dong, biar dapet cipratan honornya.
ReplyDeleteseru kan..
males ah. ngak ada salam tempelnya
Deletesalam hangat ijin menyimak
ReplyDelete