Rumah Kami. Foto Asep Haryono
Catatan Asep Haryono

Tinggal di sebuah komplek perumahan selalu memberikan sensasi dan perasaan yang berbeda beda, dan kadang memberikan nuansa yang baru apalagi hidup dan tinggalnya juga berbaur dengan masyarakat yang heterogen.

Tinggal di kawasan yang dekat dengan Bandar Udara memang sering membuat kesal karena bisingnya suara pesawat yang datang dan pergi setiap harinya. Begitupula yang saya alami sekarang ini, tinggal di Komplek Duta Bandara yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani 2 Supadio memang berdekatan dengan Bandar Udara Supadio juga tidak luput memberikan eksotisme tersendiri

Menurut catatan saya sih tinggal di komplek DUBAN (Singkatan dari Duta Bandara-red) kalaw tidak salah sejak tahun 2005 yang lalu dan kami sekeluarga saat ini menempati rumah Kontrakan yang sudah kami tempati bersama sejak itu dan sudah beranak pinak. Hehehe.  Memang unik juga tinggal di kawasan ini karena selain berbaur dengan warga komplek lainnya yang bermacam profesi dan pekerjaan itu, tinggal di kawasan ini juga relatif cukup hening karena jarang dilalui oleh kendaraan besar sejenis truk yang kadang suka menyelonong itu.

Pengamanan Sendiri-Swakarsa

Walaupun di komplek DUBAN kami juga sudah memiliki staf atau petugas khusus yang ditugasi oleh RT RW dimana kami tinggal, namun keamanan adalah tanggung jawab kita semua.  Kami memiliki pengalaman buruk tahun 2010 yang lalu dimana rumah kontrakan kami itu sudah dimasuki tamu yang tidak diundang (baca : maling) sebanyak 2 (dua) kali.  Mungkin kawan kawan ada yang bertanya kok bisa sampai dua kali kemalingan? Wajar saja pertanyaan itu, dan sebenarnya sudah saya tulis kisahnya di sini. Kawan kawan bisa membacanya setiap saat di sini.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah menghungi bengkel atau Las Ketok Bengkel untuk mendesain teralis rumah yang direncanakan akan dipasang di rumah kontrakan kami.  Kok mau sih rumah kontrakan diotak atik sampei keluar biaya segala? Itu kan rumah orang?  Hehehe Ya benar memang itu rumah orang, dan kami mengontrak.  Namun biaya yang kami keluarkan untuk memasang teralis adalah biaya yang seharusnya kami setorkan kepada pemilik rumah (uang sewa kontrakan-red).


JENDELA DEPAN

JENDELA BELAKANG.  Inilah jendela tempat masuknya maling yang menggondol harta benda kami tahu 2011 yang lalu.  Dari jendela inilah sang maling semprul itu masuk.  Foto dokumentasi Asep Haryono

Nah kami kompromi dengan pemilik rumah kontrakan kami agar uang sewa kontrakan rumah kami tahun ini sekitar Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus rupiah-red) tidak disetorkan tunai kepada mereka melainkan dibelikan teralis rumah.  Selain untuk mempercantik rumah mereka (pemilik rumah kontrakan-red), kami pun selaku yang menempati rumah kontrakan juga mendapatkan manfaatnya. Rumah menjadi relatif lebih kokoh dan kuat. Jadi multiplier effect , keduanya memperoleh manfaat. Kebetulans aja pemilik rumah setuju. Wah klop donk kaya botol sama tutup.

Sudah saya lampirkan foto fotonya di dalam postingan ini.  Mulai dari jendela depan, jendela kamar, dan jendela kamar belakang yang memberikan memori yang tidak dapat kami lupakan. Kejadian kemalingan yang kedua yang menimpa rumah kami (saat itu Laptop, Uang, dan Cincin emas raib digondol maling pada tanggal 1 Mei 2011-red) berasal dari jendela belakang.

MEmang tidak menjamin sepenuhnya, namun setidaknya dengan pengamanan pemasangan teralis rumah ini setidaknya bisa meminimalisir kemungkinan tindak kejahatan berikutnya.  Cukup sudah 2 kali kemalingan, dan semoga tidak terulang kembali.  Mari kita waspada dan menjaga diri di rumah dan di lingkungan kita masing masing. (Asep Haryono)
Selamat Datang di rumah kontrakan Kami
Oleh Asep Haryono

Selamat Hari Jumat semuanya. Tidak terasa dalam beberapa hari lagi umat Muslim dan Muslimat di seluruh dunia akan memasuki bulan Suci Ramadhan, dan sudah tentu dari kita semua sudah banyak melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kedatangan bulan yang penuh hikmah itu bukan?. Ada yang sudah berbenah mengecat rumahnya masing masing, ada yang membersihkan pekarangan dari rumput yang tinggi tinggi dengan menebasnya baik menebas sendiri maupun dengan memakai alat mesin.

Mempercantik rumah ibadah masjid, langgar, musholla masing masing, apa saja yang kawan kawan lakukan silahkan saja dan mari bergembira menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan dalam hitungan hari ini Insya Allah.

Pada kesempatan yang mulia hari ini, saya ingin sekali mengajak kawan kawan semua untuk tour berkunjung ke rumah kontrakan kami yang terletak di komplek Duta Bandara Jalan Ahmad Yani II Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat. Bagi teman teman yang dari Kota Pontianak sendiri tentu sudah hapal letak dan posisi komplek Duta Bandara atau disingkat DUBAN seperi kata mba

Letaknya memang amat berdekatan dengan Bandara Soepadio Pontianak yang bisa ditempuh dalam beberapa menit saja dari komplek Duta Bandara. Enaknya tinggal di komplek Duta Bandara ini setiap hari bisa melihat pesawat terbang turun naik dengan mudahnya dan tentu saja gratis. Kadang kadang juga beberapa pesawat tempur (Mungkin jenis F-5 Skyhawk) melintas rumah kami dengan suara yang berisik itu. Mbok ya kalaw lewat di atas rumah kami, mas Pilot dikecilin donk suaranya, kan kasian ada anak anak di rumah.  Selamat datang di rumah kontrakan kami.

Kontakan Yang Sederhana Saja
Untuk kawan kawan di kota Pontianak tentu dengan amat mudah berkunjung ke komplek Duta Bandara (kemudian saya singkat aja ke komplek DUBAN mengutip sebutan dari mba biar mudah diingat).   Jika kawan kawan yang berada di luar kota Pontianak (Kalimantan Barat) mau berkunjung ke rumah kontrakan kami silahkan saja.  Jika yang dari luar Kalimantan Barat mau mampir, silahkan datang dan mendarat di Bandar Udara Soepadio, dan bisa langsung menuju ke komplek DUBAN dengan kendaraan Taxi Bandara yang ongkosnya sekitar Rp.60.000,- (Enam Puluh Ribu Rupiah).

DUTA BANDARA.  Inilah Komplek Duta Bandara tampak dari depan. 
Foto Hak Cipta Asep Haryono

Bilang saja sama sopir Taxinya minta diturunkan di komplek Duta Bandara (Duban), dan sopir sudah paham betul karena area Bandara adalah wilayah kerja setiap harinya, dan tarip 60 ribu tersebut adalah tarif umum yang sudah saya cek keakuratannya, jadi jika ada yang minta lebih jangan mau justru kalaw bisa NEGO jadi bisa lebih murah lagi hehehe. Nah jika sudah memasuki komplek Duta Bandara silahkan masuk merangsek aja terus sampai ketemu Masjid Baabussalam (Maaf jika salah tulis) lalu belok ke kiri terus saja.  Sampai mentok lalu belok ke kanan kira kira rumah ke 3 itulah dia.

Nah cari Blok C, karena letak rumah kontrakan kami terletak di komplek Duta Bandara di Blok C6 Nomor 14 yang bisa dilihat dari berbagai sudut karena memang letaknya konon disebut sebagai ujung Tusuk Sate atau kata orang seperti tusuk sate T itu.    Nah jika sudah terlihat maka sudah jelas sekali, dan bisa dilihat di gambar depan rumah kontrakan kami dalam gambar di bawah ini. Untuk lebih jelasnya silahkan melihat halaman depan rumah kontrakan kami dalam gambar di bawah ini.


BLOK C : Ada putri kecil kami di depan rumah saat foto ini diambil. 
Agak Mendung waktu dijepret.  Foto Hak Cipta Asep Haryono

KOMPLEK : Inilah salah satu sudut BLOK C di Komplek Duta Bandara. 
Mendung berarak.  Mobil bisa masuk komplek juga loh
 Foto Hak Cipta Asep Haryono

Komplek DUBAN ini dulu dipegang oleh satu RT Induk saja, dan beliau yang mengurus ratusan rumah yang ada di komplek (Saya tidak tahu persis detail berapa kepala keluarga dalam komplek Duta Bandara (DUBAN) ini sebenarnya karena banyak warga komplek yang datang, pindah , dan lain sebagainya.  Kini dengan sistim yang baru setiap Blok di Komplek DUBAN kini sudah memiliki RT masing masing.

Nah jika sudah ketemu rumah kontrakan saya di Blok C6/14 , kawan kawan saya persilahkan masuk.  Jangan lupa dibuka ya sendal dan sepatunya.   Langsung aja ya.  Nda perlu pake pencel tombol segala karena memang tidak ada tombol yang bisa berbunyi "Assalamualaikum" yang sering dipake orang orang. Nahn Mari mari Silahkan masuk ya.

Abbie Dan Tazkia.  Foto Asep Haryono
Kenalkan dulu anak anak saya di rumah. Yang sebelah kiri namanya Abbie Muhammad Furqan Haryono (4,5 Thn) dan sebelah kanan adiknya Tazkia Montessori Putri Haryono (1,7 Thn).   Abbie julukan sayang Ayah Bundanya adalah Siganteng, sedangkan adiknya dapat sebutan "Cah Ayu" .

Mereka saat ini sedang dirumah pengasuhnya di Keluarga Bapak Muhyar yang terletak di Blok D sangat dekat kok hanya jalan beberapa menit saja sudah sampai.  

Bundanya , Rudi Maryati S.Pd sedang mengajar Bahasa Inggris di SMA Neger 1 Kubu di Kabupaten Kubu Raya (Kira kira sekitar 6 jam dari kota Pontianak).  Insya Allah bundanya pulang besok hari Sabtu (14 Juli 2012).  Soalnya SK mengajar bundanya di sana sih, kata bunda tinggal 2 tahun lagi baru bisa mengajukan pindah mengajar di kota Pontianak biar bisa kumpul lagi semuanya.  Mohon doa kawan kawan blogger semuanya ya. Aminn

Yuk lihat lihat di sekeliling rumah kontrakan kami.  Hayuu jangan malu malu anggap aja rumah orang ya,


GENTONG AIR : Ini cadangan kami sekeluarga jika air PDAM ngambek alias nda ngalir.  Selain dua gentong ini masih ada bak mandi di dalam rumah.  Foto Hak Cipta Asep Haryono

SOPENIR :  Setiap kali travel saya  usahakan membeli sopenir yang mengingatkan saya di tempat travel itu.  Foto Hak Cipta Asep Haryono

INFO : Kami selalu punya agenda kerja, jadual rutin, dan juga rencana yang dikerjakan ditempel di belakang lemari perpustakaan ini.  Juga sekalian rekening PLN, PDAM juga biar nda telat mbayar. Hehe. Foto Asep Haryono
MANCING : Inilah kesukaan saya. Memancing di belakang rumah. Banyak ikannya loh. Gede gede. Mancaaps.  Foto Hak cipta Asep Haryono
LIBRARY : Ini perpustakaan pribadi kami, dan setiap bulan diusahakan ada penambahan buku baru. Asyik membaca di sini, mau baca silahkan saja, tapi tidak dipinjam hehe. Pengalaman sih suka hilang jika dipinjamin. Foto Asep Haryono
INTERNET : Menjulang sekitar 3 meter di atas atap ini adalah koneksi Internet di rumah akses 24 jam.  Foto hak cipta Asep Haryono

DAPUR : Cukup sempit ya, tapi inilah dapur kami di dalam rumah.  Mau masak memasak di sini tempatnya.  Cukup sederhaan dan bagi kami sudah lebih dari cukup.  Foto hak cipta Asep Haryono
RUANG TAMU : Maaf berantakan belum dirapihkan. Masih ada jemuran sekali.  Ruangan ini bisa disulap dan dirubah bentuknya jika ada tamu atau hari hari besar.  Foto hak cipta Asep Haryono



HIBURAN.  Kami tidak punya TV, kecuali radio kecil ini. Lumayan juga. Bisa dengar Kajian Islam, KBRH, Radio Pro 2 FM RRI , Radio Volare FM, Radio Kita FM, dan tentu saja siaran Kang Guru Indonesia.  Juga bisa menangkap gelombang pendek. Foto hak cipta Asep haryono
Tak kenal maka tak sayang.  Nah saya atas nama keluarga mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan kawan kawan semua di rumah kontrakan kami sekeluarga di Komplek Duta Bandara.  Mohon maaf tidak sempat membuatkan minuman karena hari ini belum masak sekali sama eh sama sekali, jadi mohon maaf sekali lagi tidak sempat membuatkan minuman.   Terima kasih sudah mampir melihat lihat.

Sampai bertemu lagi ya. Salam kami sekeluarga di Pontianak  (Asep Haryono)
Oleh Asep Haryono

Bagi yang sudah merasakan betapa tidak enaknya mati lampu (padam lampu, listrik tidak meyala apa aja sebutannya boleh saja saja asal jangan mati PLN karena bisa disalahartikan) dan ini juga sering saya alami di komplek perumahan Duta Bandara, Jalan Arteri atau Soekarno Hatta Supadio.

Jika teman teman dari simpang Mapolda Pontianak bisa langsung lurus (bujur) ke arah Bandara Udara Soepadio, dan sudah bisa dipastikan akan melewati Komplek Duta Bandara. Letaknya agak lewat sedikit sebelum atau sesudah Pesantren Khulafaur Rashidin (Maaf kalau salah tulis), dan tinggal masuk saja ke dalam komplek yang sudah tidak ada lagi Gapuranya. Jalan lurus saja sampai ketemu Masjid Babussalam, lalu belok ke kiri lurus lagi sampei mentok. Lalu kemudian belok ke kanan, kira kira 3 rumah itulah kediaman kami sekeluarga. Weleh kok malah cerita alamat sih.

Kebiasaan Sederhana : Memasak Air
Kami sekeluarga memang menempati rumah kontrakan (Sampai sekarang-red) yah namanya juga kontraktor (alias ngontrak-red) dan kebetulan saja pemilik rumah yang kami tempati itu, Bapak Ade M Muhammad Iswadi SE, adalah rekan saya saat masih sama sama bertugas di Sintang (Kalimantan Barat) periode antara tahun 2001-2002 yang lalu itu adalah pemiliknya.  Rumah tersebut memang milik beliau sekeluarga, dan mungkin karena pernah satu kantor jadi harga sewa pertahunnya diserahkan sepenuhnya kepada kami, namun tetap berada dalam kisaran mereka dan kemampuan kami.

INI RUMAH: Ya betul ini pasti gambar rumah.  Terletak di Kompkek Duta Bandara, Jalan Ahmad Yani II Supadio, dan rumah ini sudah kami tempati sejak tahun 2005 yang lalu kalaw nda salah.  Foto Hak Cipta Asep Haryono

Tidak etis rasanya kalaw saya menyebut angka harga sewa per tahun rumah yang kami tempati itu untuk menghormati keluarga Ade M Muhammad Iswadi SE, namun yang jelas fasilitasnya untuk ukuran kami sekeluarga sudah sangat memadai.  Lingkungan yang relatif tenang (Karena berada di dalam komplek) dan jarang dilalui kendaraan besar dan bersuara berisik seperti Truk Gandengan, Truk Solar, serba kendaraan berbada gede lainnya.

Fasilitas PDAM atau air ledengnya cukup baik, dan relatif mengalir setiap hari, dan itu pun harus disedot dengan menggunakan mesin air (Hampir semua warga komplek punya mesin air untuk menyedot). Mengapa harus disedot pake mesin air?  Sampai saat ini saya sendiri belum tau kenapa, ya tapi karena airnya tidak cukup kuat untuk mengalir sendiri di waktu siang sampei sore.  Sedangkan di waktu Malam hingga dini hari air sering mengalir sendiri.  Yang uniknya PDAM di Komplek kami ini sering tidak tetap jadual ngalirnya.

Kadang saat kemarau tiba, justru air leding PDAM mengalir tiada hentinya, sampai saya sendiri bingung mau ngisi apa lagi (Bak mandi di dalam penuh, 2 buah gentong air ukuran gede juga penuh, semu ember ember air juga penuh).  Tapi giliran musim penghujan tiba atau musim hujan tiba justru air ledin PDAM kurang lancar bahkan tidak mengalir sama sekali.  Kalaw air sudah leding sudah tidak mengalir, mau tidak mau kami sekeluarga dan warga komplek memanfaatkan air sumur atau air tanah yang harus dijernihkan dahulu dengan Tawas dan diendapkan dahulu untuk menghasilkan air yang bersih untuk mandi dan mencuci.

Untuk air minum adalah bagian yang sangat esensi bagi kami sekeluarga, dan walaupun kami mengonsumsi air gallon dengan merek tidak jelas (begitu banyaknya merek sampai saya tidak hafal) kami tetap memasak kembali air leding itu.  Bukannya tidak percaya air Galon tidak bersih, namun karena menyangkut kesehatan anak anak di bawah BALITA yang kami miliki, maka tidak ada pilihan lain air Gallon tersebut HARUS kami masak kembali baik untuk keperluan minum maupun untuk mencuci dot susu anak anak.

Kecil Tapi BergunaBeberapa kebiasaan sederhana lainnya yang biasa saya terapkan di rumah adalah membiasakan diri untuk menyimpan barang barang "ajaib" remeh saja tapi manfaatnya besar sekali misalnya saja korek api (baik korek api kayu maupun korek api gas), garam dapur atau garam pasaran, kecap manis , Lampu Senter ,  Lilin,  dan potongan kayu atau besi.   Apa saja manfaat barang barang "ajaib" yang saya sebutkan tadi, hmm mungkin bagi orang adalah hal yang sepele, namun tidak bagi kami.


Gambar Internet
Lampu Senter misalnya, baik yang memakai baterai siap buang (Sekali pakai jika habis bisa langsung dibuang), namun saya senang dengan Lampu dengan sistim dicas ulang.  Manfaat tersebar eh salah terbesar jika memilih lampu senter yang bisa dicas ulang adalah kepraktisannya, dan tidak perlu beli baterai terus yang bisa membuat pemborosan disektor pembiayaan.


Kalaw sudah habis, tinggal cas aja dengan menggunakan sambungan (pitingan) colokan, dan dalam waktu beberapa jam (biasanya sih 10 jam-red) baterai sudah penuh dan bisa digunakan kembali.  Senter isi ulang ini biasanya ada 2 settingan, menyala normal, dan menyala yang lebih powerful (Soale susah nyebutinnya nda tau istilahnya).

Boleh juga senter ukuran mini atau kecil yang bisa di simpan di dalam saku atau kantung tas juga boleh malah lebih praktis.  Salah satu kegunaan lampu senter bagi kami sekeluarga adalah untuk menyenter jika lampu padam alias mati lampu.  Jika mati lampu telah tiba, senter akan digunakan untuk mencari "kawan kawan seperjuangannya" seperti Lilin, dan korek api.    Nah Lilin dan korek api (baik korek api gas dan korek api bukan gas) jelas bermanfaat dan akan digunakan untuk mencari barang atau mencari si lampu senter itu tadi. Jadi mereka bertiga bisa saling cari mencari. Hehehehehe.

Ini Garam ya. Gbr dari Internet
Bagaimana dengan Garam Dapur dan Kecap?  Nah ini dia rahasianya.  Karena di belakang rumah kami masih ada sawah dan banyak rawa di sekelilingnya juga dikuatirkan ada "sesuatu" yang melata yang menjalar memasuki rumah kami, dan ini memang pernah satu kali terjadi.

Saat itu saat kami sedang tidak ada di rumah, seekor ular tedung (Sanca kata orang) bergerak mau masuk dari pintu di depan rumah dan dilihat sama tetangga, dan dengan sigap binatang melata berukuran sedang itu berhasil dibunuh.  Entah apa alasannya kenapa harus dibunuh yang jelas tetangga saya itu yang bisa menjawabnya.

Jadi garam ini akan dgunakan untuk "membentengi" sisi bawah pintu atau dari sudut sudut yang "rawan" untuk dimasuki sang binatang melata itu, karena mereka kan "bernafas"nya melalui kulit, jadi jika kulit mereka terkena atau menyentuh kulit maka mereka akan tidak berkutik dan tidak mau masuk.  Jadi garam ini sangat banyak manfaatnya selain untuk menambah cita rasa masakan  juga untuk memberikan "cita rasa tidak nyaman" bagi satwa melata untuk masuk ke rumah orang tanpa izin. Kalau pun ular itu bisa "minta izin" mau masuk sudah tentu tidak akan kami izinkan ( yang jelas untuk yang ini hanya becanda).

Hehe lalu apa manfaatnya Potongan Besi atau kayu?  Nah ini alasannya subyektif saja untuk alasan keamanan saja, ya manfaat benda itu tentu saja akan difungsikan sebagai senjata jika harus berhadapan secara fisik dengan ular tadi, pencuri atau maling.  Memang agak esktrim tapi  setidaknya waspada tentunya bukan. Tentu tidak ada orang yang berharap mau berhadapan dengan ular, maling atau pencuri yang datang ke rumah,  Jadi di rumah pun kami harus siap dengan segala kemungkinan bahkan untuk resiko yang paling terburuk sekalipun. Pengalaman kecurian sampai 2 kali tentu tidak akan menyenangkan kalaw sampai terjadi untuk yang ke 3 kalinya.

Bukankah ada satpam atau petugas yang disiagakan dari RT RW untuk menjaga warganya, ya tentu saja ada petugas jaga malam (atau boleh disebut satpam), namun kewajiban utama tetaplah pada masing masing untuk bisa menjaga diri dan lingkungannya.  Bagaimana dengan kecap? Kecap apa saja asal kecap, tidak harus kecap bermerek terkenal kecap curah pun oke oke saja.

Anak anak pada umumnya sangat suka makan dengan tambahan kecap pada makanannya seperti anak kami yang senang menambahkan kecap manis pada telur dadar untuk sajian makan siang atau pun makan pagi. Saya pun kalaw icip icip bakso sapi biasanya selalu pakei kecap dan juga saos sambal, disamping juga tambah sambel supaya pedas.  Saya suka sekali pedas atau sambal pada makanan organik seperti nasi , dan sebagainya.


Rasanya hambar (bukan karena tanpa garam loh) kalaw saya makan tanpa disertai dengan sambal *atau dieja sambel lebih mudah menyebutnya* dan rasanya kurang lengkap.  Bahkan saking besarnya kecintaan pada makanan yang berpedas pedas ria, sampai saya harus pake cabe mentah (cabe bulat) yang aseli petik pohon lalu dipotong kecil kecil dicampur ke dalam kuah mie atau makanan berat.  Hehe seru rasanya jika makan dengan pedas pedas seperti itu sss hah,,,sss hah. Hehehe

Sedangkan kecap selain untuk menambah cita rasa masakah, kecap sangat berguna untuk membuat obat tradisional obat batuk dengan tambahan jeruk nipis warisan dari orang tua tentu akan sangat bermaanfaat selain obat obatan dari dokter dan apotik. 

Nah masih banyak lagi hal hal natural dan berguna di sekeliling rumah kita yang bisa kita manfaatkan baik sebagai Apotek Keluarga maupun untuk manfaat lainnya.  Nah itulah yang saya maksudkan dalam tulisan saya kali ini remeh saja tapi sangat bermanfaat. Thanks for reading this time. (Asep Haryono)
Tag : rumahku - Asep Haryono | Rumah Kami - Powered by Blogger
Rumah. Ah suatu kata yang amat sederhana. Ya Rumah. Siapa sih yang tidak ingin memiliki rumah sendiri. Tentu saja semua orang, termasuk saya sekeluarga, mendambakan memiliki rumah sendiri.

Nah jika anda bisa melihat foto yang saya aplod dalam blog ini, ya itulah bakal calon rumah kami sekeluarga kelak Insya Allah. Memang tidak ada yang pasti, dan tidak ada yang bisa memastikan bahwa foto yang saya ambil hari Sabtu tanggal 23 Juli 2011 ini akan menjadi milik kami sekeluarga. Manusia hanya bisa merencanakan tapi Allah SWT juga yang menentukan.

Letak foto yang saya jepret di atas di ambil dari salah satu komplek perumahan yang terletak di tanjung raya II. Jadi jika anda berkesempatan melalui jalur tol, atau jembatan tol, maka akan ada belokan ke kanan setelah melewati YARSI, jalan terus hingga ketemu masjid yang sedang direhab. Masuk gang lagi, teruslah berjalan dan lalu belok ke kanan sampai mentok, kemudian belok ke kiri, dan anda akan menemukan komplek perumahan Graha Zauzati I itu.

Rumahnya memang amat sederhana. Tipe 36 saja. Uang muka yang harus kami siapkan untuk melakukan transaksi ini minimal 15 (Lima belas juta rupiah), nah suatu jumlah yang tidak sedikit khan. Bagi kami sekeluarga uang segitu sudah banyak sekali. Namun demikian kami berdua masih menimbang nimbang jadi tidaknya rumah ini kami ambil. Semoga keputusan yang akan kami ambil nanti akan bermanfaat buat anak anak di masa yang akan datang, dan juga buat kami sekeluarga. Insya Allah
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia