Konperensi Asep Asep Yang Pertama di Tahun 2015.  Photo dari paguyubanasep.com
Konperensi Asep Asep Yang Pertama di Tahun 2015.  Photo dari paguyubanasep.com

Sekapur Sirih
Paguyuban Asep Dunia (PAD), adalah gerakan sosial yang bertujuan mempertemukan para pemilik nama Asep di seluruh Dunia untuk bersilaturahmi dan mengaktualisasikan diri secara kongkret agar berdaya dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. PAD didirikan oleh Asep Iwan Gunawan, Asep Kambali Asep Bambang Fauzi, Asep RS, dan Asep Dudi di Jakarta pada 1 Agustus 2010.

Sejarah
Paguyuban Asep Dunia (PAD) pada awalnya bernama Paguyuban Asep (PA). Paguyuban ini digagas pertama kali oleh Asep Iwan Gunawan yang penasaran dengan membuat group: “How Many Asep There Are in Facebook?” pada tahun 2008 yang kemudian direspon positif oleh beberapa orang pemilik nama Asep yang ada di dalam jejaring social Facebook.

Berkat ide dan inisiatifAsep Kambali, seorang sejarawan yang juga pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI), dan didukung oleh Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep RS dan Asep Dudi, Paguyuban Asep (PA) lahir di Jakarta menjadi gerakan social yang masif dan kongkret pada tanggal 1 Agustus 2010. 

Didirikannya Paguyuban Asep Dunia ini bukan untuk bermaksud mengeksklusifitaskan diri orang-orang yang bernama Asep, melainkan para pendiri PAD menyadari bahwa saat ini nama Asep sudah jarang diberikan oleh orang tua sebagai nama kepada anaknya. Untuk itu, nama Asep perlu dilestarikan, karena tidak saja identik dengan nama orang Indonesia tetapi juga menunjukan identitas suku Sunda.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk hampir 250 juta jiwa, dengan komposisi lebih dari 1200 etnis dan 750-an bahasa daerah. Keragaman tersebut merupakan potensi dan kekuatan besar bangsa Indonesia. Nama Asep merupakan khas Indonesia, karena berasal dari suku Sunda. Ibarat pelangi, jika satu warna, pelangi itu tidak akan indah. Kenapa kita disebut Indonesia, karena kita beraneka warna.

Indonesia tidak mungkin berdiri kokoh sebagai bangsa, jika tidak memiliki penopang yang kuat. Jika suku-sukunya rapuh dan tidak bersatu. PAD menyadari, bahwa suku Sunda adalah salah satu penopang NKRI. Oleh sebab itu, PAD hadir dan berkomitmen untuk terus melestarikan nama Asep sebagai wujud kepedulian para Asep terhadap pelestarian kebudayaan Sunda.


Nama Kegiatan
Konperensi Asep Asep (KAA) yang ke 2 disusul kemudian dengan kegiatan puncaknya yang bertemakan Bandung Lautan ASEP atau kemudian disingkat menjadi BLA


Peserta Konperensi
Tema
Konperensi Asep Asep (KAA) ke 2 dan  Bandung Lautan ASEP  (BLA) mengusung tema "Asep Bersatu Membangun Indonesia".  Para pesertanya sendiri akan di hadiri oleh DPW se Indonesia dengan jumlah -/+ 2500 orang.  Adapun latar Belakang Peserta Dari berbagai profesi : Petani 30 % , Pedagang 50 % , PNS , Polri dan TNI 20 %
 
Waktu Penyelenggaraan

Tanggal 29 – 30 Oktober 2016

Tempat Penyelenggaraan
Gedung Merdeka dan Seputar Gedung Sate Bandung.  Peserta KAA dan BLA

Bantuan Yang Diharapkan
Saya Asep Haryono tinggal di Pontianak, saya secara pribadi mengetuk hati para dermawan, masyarakat Internet di mana saja berada yang bisa membaca proposal ini, kepada sahabat blogger di mana saja berada di dalam dan di luar negeri, juga kepada para pengunjung blog saya dimana saja berada,   saya tertarik ingin hadir di acara tersebut di atas.


Mengingat keterbatasan dana yang ada pada diri saya, maka sekali lagi saya mengetuk hati sahabat blogger di mana saja, para dermawan yang baik hati, masyarakat Internet untuk dapat membantu meringankan biaya perjalanan saya untuk menghadiri Konperensi Asep Asep ke 2 dan Bandung Lautan Asep di Bandung pada tanggal 29 - 30 Oktober 2016 mendatang.

Secara gambaran dana yang butuhkan setidaknya mampu menutupi untuk
  • Tiket Pesawat dari Pontianak - Bandung (Pergi Pulang) kelas Ekonomi secara langsung, ATAU rute Pontianak - Jakarta - Bandung (Pergi Pulang) diperkirakan :
    Pontianak - Jakarta  Kelas Ekonomi Rp.430.000
    Jakarta - Bandung - Jakarta kelas EKonomi @ Rp.860.000x2=Rp.1.720.000
    Jakarta - Pontianak Rp.441.000,-Harga tiket bersumber dari traveloka.
    Perkiraan biaya Rp.2.591.000,-
  • AKomodasi selama berlangsungnya kegiatan mungkin menjadi tanggung jawab pihak penyelenggara.  Namun untuk menjaga hal yang tidak dinginkan berjaga jaga juga tidak ada salahnya.  Penginapan murah meriah di sekitar lokasi kegiatan di Bandung perkiraan @Rp.250.000,- x 2 hari kegiatan = Rp.500.000,-

Total biaya yang saya butuhkan untuk menghadiri Konperensi Asep Asep (KAA) ke 2 dan Bandung Lautan Asep (BLA) di Bandung pada tanggal 28-29 Oktober 2016 mendatang ini adalah Rp. 3.091.000,- (Terbilang : Tiga Juta Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah)

Anda Tertarik Ingin Menyumbang?
Total biaya yang saya butuhkan untuk menghadiri Konperensi Asep Asep (KAA) ke 2 dan Bandung Lautan Asep (BLA) di Bandung pada tanggal 28-29 Oktober 2016 mendatang ini adalah Rp. 3.091.000,- (Terbilang : Tiga Juta Sembilan Puluh Satu Ribu Rupiah).
Jika bapak/ibu/saudara yang budiman ingin menyumbang dipersilahkan untuk mengirimkan transfer dengan tujuan Asep Haryono, saya sendiri, di nomor rekening di bawah ini.  Konfirmasikan kepada saya via email cepot71@gmail.com  atau via WA 089-777-39155 nominal dan nama untuk bahan pertangungjawabannya.  Info lengkap even besar ini bisa langsung dibaca di www.paguyubanasep.com



Asep Haryono
Account no : 3703-01-013384-53-7
Swift Code : BRINIDJA
Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Teuku Umar
Pontianak. Kalimantan Barat
Indonesia


Asep Haryono
Account No :  900-00-3483411-0
Swift Code : BMRIIDJA
Bank MANDIRI cabang Gajah Mada
Pontianak. Kalimantan Barat
Indonesia



Sebagai bentuk pertanggung jawabannya saya dengan senang hati akan membuat laporan perjalanan (travel notes/travel report) dan dipublikasikan di halaman blog ini juga.  Nama nama penyumbang dan nominalnya akan dicantunkan secara terbuka di halaman blog ini (kecuali jika ingin dirahasiakan oleh donatur yang bersangkutan).

Semoga amal baik bapak / ibu / saudara semuanya mendapatkan balasan yang lebih indah dari Allah SWT.  Aamin Ya Rabbal Alamin


Wassalamualaikum
Warrahmatulahi Wabarokatuh


Asep Haryono
Bagian Informasi dan Publikasi
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Paguyuban Asep Dunia (PAD)
Chapter Kalimantan Barat

Sekretariat
Komplek Duta Bandara Blok C6/14
Jalan Ahmad Yani 2 Supadio
Pontianak 78124

Website :  www.simplyasep.com
Twitter : @asepmilagrosptk
WA : 089-777-49155
Facebook : www.facebook.com/asepharyono
IG : @asep.haryono







Catatan Asep Haryono

Kalau dalam tulisan saya yang berjudul dan berisi Aqiqah dan Oleh Oleh,  kami meminta bantuan family untuk menyembelih 1 (satu) ekor Kambing Aqiqah atas nama putri kecil kami, Tazkia Montesori Putri Haryono (6 tahun), dan Alhamdulillah, acaranya berlangsung sukses. 

Hadir dalam acara Syukuran aqiqah sekaligus undangan berbuka puasa, yakni para bapak bapak warga Pundak IV Nanggulan yang kebanyakan juga adalah warga dari Jamaah Masjid At Taqwa.

Namun untuk sementara belum ada jadual dolanan (jalan jalan-red) keluar, kebetulan tetangga di Pundak IV ada yang menyelenggarakan pemotongan kambing Aqiqahan juga sama seperti yang sudah kami selenggarakan.  Memotong hewan Kambing untuk Aqiqahan bukan hal yang mudah bagi saya.  Saya mencoba mempelajari bagaimana mereka menyembelih hewan aqiqah.   Berikut catatannya


Jadi Penonton Saja
Berbekal sebilah pisau dapur dari rumah , saya pun bergegas menuju rumah tetangga saya yang jaraknya berdekatan pada jam08.10 WIB.  Saat saya datang sudah tampak 2 orang yang sedang menguliti seekor kambing, dan sedang dalam proses menguliti.  Sepertinya saya datang terlambar.

Tanpa basa basi lagi saya pun ingin membantu menguliti kambing tersebut. Namun saya jadi kagok atau gerogi ternyata kedua orang ini sepertinya sudah paham dan menguasai betul teknik menguliti kambing.  Ketika saya tanya ada berapa ekor yang akan disembelih, mas itu pun menjawab  "Untuk anak saya yang laki laki jadi menyembelih 2" kata mas Agus.

Ada beberapa Adab Menyembelih Hewan Aqiqah dan juga beberapa ketentuan yang sebaiknya diikuti saat melakukan proses penyembelihan hewan Aqiqah ini misalnya antara lain seperti mengasah pisau dengan tajam, menghadap Qiblat, membaca doa Aqiqah untuk dan atas nama siapa dan masih banyak lagi adab atau tata cara menyembelih kambing Aqiqah. 


"Jika ada kambing yang hidup berarti ada uratnya yang belum putus, oleh karena itu pisau harus kuat ke leher hewan, hingga saluran pernapasan dan saluran makanan benar-benar putus" kata mas Agus.  Sebagaimana lazimnya Aqiqah boleh menyerahkan kepada jasa atau orang lain boleh juga dilakukan sendiri biar lebih afdol.  "Saya sendiri yang melakukan penyembelihan ini" tegas mas AgusMenggunakan pisau yang tajam adalah keharusan. Makanay saya yang mau bantu degan pisau yang saya bawa dari rumah kena kritik mas Agus. "Pisau dapur tidak digunakan karenan biasa mengiris bawang jadi tidak dipakai" kata mas Agus  Weee  ternyata pisau yang saya bawa adalah jenis Pisau Dapur. "Oalaaa pantes nda dipakai" gumam saya dalam hati.

Menajamkan pisau ternyata ada dasar hukukmnya loh.  “Sesungguhnya Alloh mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu. Jika kalian membunuh,  maka bunuhlah dengan cara yang baik dan jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan membuat nyaman hewan sembelihannya.”  (HR. Muslim) -  Nah sudah jelas di sini pisau yang digunakan harus benar benar tajam.

Nah karena yang memotong hewan Aqiqah adalah mereka yang sudah paham dalil dalil serta hukum Aqiqah, lengkap dengan kepiawaiannya memotong kambing Aqiqah mulai dari menguliti, memisahkan empedu dari daging, dan memotong tulang tulangnya, jadi saya cukup sebagai penonton saja.  


Penonton yang belajar kepada ahlinya Belajar Memotong Kambing Aqiqah   Sungguh sebuah aktifitas yang baru bagi saya.  Di sela sea mudik lenbaran di Djogjakarta, hari ini saa belajar bagaimana adab cara memotong kambing Aqiqah kepada tetangga sayaSebuah ilmu pengetahuan yang berguna dan menambah wawasan saya di sela sela mudik lebaran ini. (Asep Haryono)


GANTUNG :  Setelah proses menguliti kambing selesai kemudian digantung untuk proses pemotongannya  Foto Asep Haryono
GANTUNG :  Setelah proses menguliti kambing selesai kemudian digantung untuk proses pemotongannya  Foto Asep Haryono


GANTUNG :  Setelah proses menguliti kambing selesai kemudian digantung untuk proses pemotongannya  Foto Asep Haryono


GANTUNG :  Setelah proses menguliti kambing selesai kemudian digantung untuk proses pemotongannya  Foto Asep Haryono


DIPISAH :  Setelah isi perut kambing dikeluarkan, masih harus diperiksa lagi jika ada bangian daging yang masih bisa diambil seperti paru paru dan hati.  Waspada empedu nya harus dipisah dengan hati hati jangan sampai pisah  Foto Asep Haryono
DIPISAH :  Setelah isi perut kambing dikeluarkan, masih harus diperiksa lagi jika ada bangian daging yang masih bisa diambil seperti paru paru dan hati.  Waspada empedu nya harus dipisah dengan hati hati jangan sampai pisah  Foto Asep Haryono


EMPEDU :  Mas Agus memperlihat kantong empedu yang berhasil dipisahkan dari dagingnya.  Jika pecah niscaya semua dagingnya akan terasa tidak enak untuk disantap.  Jaga jangan sampai pecah.  Foto Asep HaryonoEMPEDU :  Mas Agus memperlihat kantong empedu yang berhasil dipisahkan dari dagingnya.  Jika pecah niscaya semua dagingnya akan terasa tidak enak untuk disantap.  Jaga jangan sampai pecah.  Foto Asep Haryono
EMPEDU :  Mas Agus memperlihat kantong empedu yang berhasil dipisahkan dari dagingnya.  Jika pecah niscaya semua dagingnya akan terasa tidak enak untuk disantap.  Jaga jangan sampai pecah.  Foto Asep Haryono


DAGING :  Daging segar yang sudah di "preteli" dimasukkan ke dalam baskom yang bersih siap untuk dicincang sesuai selera.  Foto Asep Haryono
DAGING :  Daging segar yang sudah di "preteli" dimasukkan ke dalam baskom yang bersih siap untuk dicincang sesuai selera.  Foto Asep Haryono


TAJAM :  Bisa dibayangkan betapa tajamnya pisau atau belati yang dipegang agus mampu memotong tulang belulang kambing.  Karung dibelakangnya adalah tempat kulit sang kambing (lihat anak panah-red)  Foto Asep Haryono
TAJAM :  Bisa dibayangkan betapa tajamnya pisau atau belati yang dipegang agus mampu memotong tulang belulang kambing.  Karung dibelakangnya adalah tempat kulit sang kambing (lihat anak panah-red)  Foto Asep Haryono

Catatan Asep Haryono
Akhirnya sampailah kami sekeluarga untuk berbelanja Souvenir di Malioboro.  Sebenarnya Malioboro sudah bukan yang pertama kami kunjungi.  Dalam beberapa tahun terakhir ini, Malioboro  memang menjadi salah satu daya magnet yang luar biasa bagi para wisatawan baik yang datang dari dalam negeri sendiri, maupun yang datang dari luar negeri. 

Kami sekeluarga menuju Malioboro dari rumah kami di Pundak IV, Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo pada pukul 08.10 WIB dengan menumpang bis umum yang berukuran kecil menuju areal sekitar terminal Sentolo, kemudian lanjut dengan bis kota ukuran sedang (entah apa namanya) dan langsung diturunkan di areal sekitar K.H Ahmad Dahlan.   Ini kalau tidak salah.  Mohon saya dikoreksi kalau salah okeee.  Dari sinilah kami menumpang lagi becak.  

Berhubung ada 4 (empat) orang : saya sendiri (penulos), istri tercinta, dan kedua anak saya , Abbie (7 thn) dan adiknya Tazkia Putri (5 thn) jadi kami harus menyewa 2 (dua) becak.   


Saya dan Tazkia menumpang becak yang dikayuh dengan tenaga manusia (becak konvensional), dan bundanya serta Abbie menumpang becak dengan tenaga pendorong mesin (becak bermotor-red).  Dengan tarif yang relatif terjangkau, sampailah kam semua di persimpangan Bank BNI kawasan Malioboro.  Here we comes..

Memburu Kaos DAGADU
Ada banyak aneka souvenir yang menawan  yang bisa diperoleh di Maliboro mulai dari aneka cindera mata dalam bentuk miniatur Tugu Djogja, aneka gantungan kunci dengan segala bentuk dan harganya, alat alat rumah tangga, dan yang salah satu yang diburu para wisatawan dalam dan luar negeri adalah keychain (gantungan kunci) dan atau aneka Kaos Dagadu.   Khusus yang yang aseli atau original bisa juga diperoleh di Mall Mailoboro lantai basement (latar bawah).


Saya mencari kaos Dagadu pesanan rekan saya dulu di Pontianak Post , Nay Ashri, yang secara khusus order (memesan) kaos kaos Dagadu yang menjadi kesukaannya.  No problem (tidak ada masalah).   


Nay Ashri menginginkan baju kaos yang bermotif khas Djogjakarta dengan 4 (empat) pilihan warna fave nya yakni Merah Marun (Merah cabe0, Biru Dongker , Hitam dan Putih.   Bukan hal yang sulit untuk mencari kaos Original Dagadu di Malioboro.  Nyaris banyak warga Djogja yang paham, dan mereka pasti akan dengan senang hati memberi informasi yang benar dan tepat bagi wisatawan yang mau mencari kaos Ori Dagadu.

Atas saran dari kawan kawan Angkring, saya sekeluarga pun meluncur ke Mall Malioboro yang memang berada tidak jauh dari hotel kami menginap, Merbabum di kawasan wisata Sosrowijayan.  Hanya berjalan kaki beberapa menit saja sampailah kita ke salah satu Mall terbesar di Djogjakarta itu.  Saat kami memasuki Mall Malioboro saya tidak langsung mendapatkan tempat penjualan Kaos Ori Dagadu.

"Oh ada mas, silahkan jalan saja lurus ke depan nanti ada tangga berjalan yang berada di bawahnya dan di sana ada jual Dagadu Ori mas" kata mba yang stand by di meja Information (informasi).    Alhamdulillah, kami pun menemukannya.  Langsung saja memilih 2 (dua) buah T-Shirt pesanan rekan saya itu, dan langsung membayarnya di tempat yang sudah disediakan.   


Saya mendapatkan 2 (dua) kaos Ori Dagadu yang berwarna Hitam dan Putih.   Setelah memilih corak yang sesuai, maka saya diberi kartu kecil bertuliskan angka 2.  Saya yakin ini nomor antrian untuk membayar di cashier (kasir).  Benar saja saya pun berjalan agak bergeser ke kiri dari etalase, dan mendapatkan kasir    Satu kaos Ori Dagadu dibandrol dengan harga Rp.80.000,- (Delapan Puluh Ribu Rupiah),  Jadi total yang harus dibayar di kasir berjumlah Rp.160.000,-

"Bagaimana kalau mas ambil kaos lagi 3 buah jadi totalnya Rp.400.000,- mas dan berhak mendapakan potongan harga (discount) sebesar 15 persen" bujuk mba di bagian kasir dengan senyum nya yang manis.   

Ahaai saya kalau dikasih senyum manis gitu suka gerogi deh.  Kalau dikasih uang malah nda gerogi hahahahhaa.   "Sampun mba.  Sudah cukup hanya perlu dua saja kok" tolak saya secara halus.  Saat itu mamang ada gelaran Discount (potongan) harga.  Untuk pembelian T-Shirt minimal Rp.400.000,- akan mendapatkan potongan harga sebesar 15 persen.   Tawaran yang lumayan di saat THR belum turun.

Buka Puasa di Masjid Kauman
Masih ada 2 (dua) kaos Dagadu lagi yang dipesan oleh rekan Nay Ashri, wartawan Pontianak Post.   2 Kaos Dagadu lainnya ada di kawasan pinggiran di sepanjang Malioboro.   


Berderet deret para penjual souvenir di kawasan pinggiran Malioboro mulai daaneka miniatur Tugu, Sendak sendal, gantungan kunci, kaos kaos Dagadu kelas 2 (semacam KW nya-red) dan masih banyak lagi.  Nah dua kaos terakhir pesanan Nay Ashri ini dari kawasan ini.

Tinggal dua warna lagi yang belum ada yakni Biru Dongker, dan Merah Cabe.  Tidak sulit juga mendapat kaos kaos "semi" Ori Dagadu di kawasan sepanjang Malioboro ini   

Saya pun sigap "berburu" kaos kaos pesanan kawann saya itu sekeluar dari Mall Malioboro yang arahnya menuju hotel kami menginap di areal kawasan wisata Sosrowijayan.     Alhamdulillah dapat.    Satu buah kaos "semi" ori Dagadu ini dibandrol dengan harga Rp.35.000 (ada bordirnya-red).   Khusus yang ini tidak disertai nota (bon). 

Entah memang penjualnya tidak menyertakan Bon (nota), atau mereka sengaja tidak mengadakan nota karena dipikirnya transaksinya fast (cepat).  Jadi memerlukan banyak "waktu" menulis nota pembelian  Beda dengan membeli kaos ORI Dagadu kelas Mall seperti di Mall Malioboro yang terprint secara komputer nota pembeliannya.   


Sedangkan untuk wrap (pembungkus) masing masing sudah memilikinya.  Baik di kelas Mall maupun kelas pinggiran Malioboro, semuanya memiliki kantong wadah berbahan kertas.   Sungguh sebuah pengalaman berbelanja Kaos Dagadu yang sederhana, mudah, murah meriah,dan sekaligus menyenangkan.

Oh ya terakhir saya lupa menceritakan bagaimana dengan buka puasanya? Apakah buka puasanya juga di Malioboro.   Beberapa jam sebelum berkumandangnya adzan Magrib tanda waktu berbuka puasa untuk kawasan Mailoboro dan Sekitarnya, kami sudah turun dari Merbabu Hotel di kawasan wisata Sosrowijayan, menumpang andong menuju Masjid Kauman.  


Tarif andongnya sekitar Rp.50.000,-.   Sayang sekali saat kami tiba di Masjid Kauman sudah mendekati adzan Magrib, kami tidak medapatkan nasi bungkus sebagaimana jamaah lainnya yang sudah terlebih dahulu datang sebelum kami.

"Maaf mas, nasine sudah habis, datangnya terlambat sih" kata mba yang sempat saya tanyakan kenapa kami sekeluarga tidak mendapatkan nasi gratis.  Rupanya hari itu Masjid Kauman membagi Takjil berbuka puasa free aias gratis buat para Jamaahnya yang ingin berbuka puasa di Masjid Kauman.  

Menunya teh manis hangat, dan satu buah nasi bungkus.    Karena datang terlambat, kami hanya diberi "pengganti" nasi berupa roti isi nanas dan coklat dan beberapa bungkus korma keci.  Saya melihat plastik pembungkus kormanya yang ada label "telkomsel".  Waw ada sponsor dari Telkomsel rupanya ya.  

Menu yang saya liat dari nasi bungkus gratis untuk Jamaah berbuka puasa di Masjid Kauman beruoa nasi hangat, satu potong kecil ayam gorengm suiran sayur,  "Oh gratis mas, setiap hari  ada pembagian nasi bungkus" kata salah seorang jamaah yang saya tanyakan.   


Siang nanti jam 12.00 WIB saya sekeluarga check out, dan melanjutkan perjalanan ke Wates untuk memesan Bis Eifisiensi untuk kembali ke Jakarta sekitar tanggal 12 Juli 2016 mendatang  Sengaja di awal takut kehabisan atau harga semakin naik lagi.  Menrut plan kami sekeluarga kembali ke Pontianak pada tangga 14 Juli 2016 mendatang berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.  To be continued. Bersambung (Asep Haryono)



TATO :  Sekelompok turis sedang ditato di kawasam Malioboro.  Saya minta izin untuk memfoto aktifitas ini, dan izin sudah diberikan  Thank you.  Foto Asep Haryomo
TATO :  Sekelompok turis sedang ditato di kawasam Malioboro.  Saya minta izin untuk memfoto aktifitas ini, dan izin sudah diberikan  Thank you.  Foto Asep Haryomo

MAL MALIOHORO :  Salah satu mall terbesar di Jogjakarta ini banyak menyediakan aneka barang kesukaan pengunjung.  Kaos ori dagadu ada di bagian basementnya. Foto Asep Haryono
MAL MALIOHORO :  Salah satu mall terbesar di Jogjakarta ini banyak menyediakan aneka barang kesukaan pengunjung.  Kaos ori dagadu ada di bagian basementnya. Foto Asep Haryono

BECAK BERMOTOR :  Salah satu moda yang terkenal di Malioboro.  Andong Bermotor. Dengan tarif yang terjangkau mengantar anda ke Malioboro.c Foto Asep Haryono
BECAK BERMOTOR :  Salah satu moda yang terkenal di Malioboro.  Andong Bermotor. Dengan tarif yang terjangkau mengantar anda ke Malioboro.c Foto Asep Haryono

MALIOBORO :   Berbagai souevinir murah meriah ada di sepanjang Malioboro ini muali dari sendal, aneka kaos anak anak, gantungan kunci dan banyak lagi. Foto Asep Haryono
MALIOBORO :   Berbagai souevinir murah meriah ada di sepanjang Malioboro ini muali dari sendal, aneka kaos anak anak, gantungan kunci dan banyak lagi. Foto Asep Haryono

DAGADU ORI :   Berbagai  model kaos Dagadu ORI bisa diperoleh di Mall Maliboro di bagian bawah ya,  Harga per itemnya 80 ribu rupiah. Dijamis puas. Foto Asep Haryono
DAGADU ORI :   Berbagai  model kaos Dagadu ORI bisa diperoleh di Mall Maliboro di bagian bawah ya,  Harga per itemnya 80 ribu rupiah. Dijamis puas. Foto Asep Haryono

DAGADU ORI :   Berbagai  model kaos Dagadu ORI bisa diperoleh di Mall Maliboro di bagian bawah ya,  Harga per itemnya 80 ribu rupiah. Dijamis puas. Foto Asep Haryono

ANDONG :   Salah satu ciri khas Malioboro adalah Andong.  Siap mengantar anda ke berbagai tujuan sesuai dengan jangkauannya.  Misalnya ke Masjid Kauman bisa kena  tarif 50 ribu rupiah. Foto Asep Haryono

BUKA PUASA :  Jamaah Masjid Kauman sedang bersantap buka puasa bersama.  Ada pembagian takjil gratis di sini. Nasi bungkus dan teh juga kue kue.  Datang awal ya. Foto Asep Haryono
BUKA PUASA :  Jamaah Masjid Kauman sedang bersantap buka puasa bersama.  Ada pembagian takjil gratis di sini. Nasi bungkus dan teh juga kue kue.  Datang awal ya. Foto Asep Haryono

MEGAH :  Para pengunjung Mall Malioboro membludak malam itu (25/6). Aula bagian tengahnya penuh aneka jualan baju baju.  Foto Asep Haryono
MEGAH :  Para pengunjung Mall Malioboro membludak malam itu (25/6). Aula bagian tengahnya penuh aneka jualan baju baju.  Foto Asep Haryono

NASI KUCING :  Lelah berputar putar, menikmati nasi kucing dahulu di kawasan Sosrowijayan. Murah meriah dan nyaman.  Foto Asep Haryono
NASI KUCING :  Lelah berputar putar, menikmati nasi kucing dahulu di kawasan Sosrowijayan. Murah meriah dan nyaman.  Foto Asep Haryono

ISENG : Sebenarnya tak nyaman juga penulis ikut mejeng dalam artikel yang ditulisnya.  Cuma takut dibilang HOAX, hahaha.  Ya udah pasang aja. Ini loh saya benaran ada di sini, Malioboro. Hehhee.  Foto Asep Haryono
ISENG : Sebenarnya tak nyaman juga penulis ikut mejeng dalam artikel yang ditulisnya.  Cuma takut dibilang HOAX, hahaha.  Ya udah pasang aja. Ini loh saya benaran ada di sini, Malioboro. Hehhee.  Foto Asep Haryono
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia