www.simplyasep.com Sudah bukan rahasia umum lagi kalau anak anak generasi Milenial sekarang ini lebih kenal gawai (baca : Gadget) daripada membaca buku atau surat kabar. Memang tidak semuanya berlaku seperti itu. Namun pada umumnya mereka mereka yang lahir di era Milenial ini lebih menyukai kepraktisan yang salah satu ukurannya adalah penggunaan perangkat teknologi seperti telepon pintar atau smartphone ini.
Jaman sekarang ini sudah tidak terhitung lagi anak anak sekolah mulai dari yang duduk di bangku pendidikan dasar (Setingkat SD sederajat) sudah mengenal apa itu Minicraft, Mobile legend, Grotopia, game game berdimensi 3d yang berjalan di atas koneksi jaringan internet ini sudah banyak melanda anak anak kita. Salah kah mereka? Kalau berpikir siapa salah siapa benar tentu tidak akan ada habis habisnya.
Orang tua dalam hal ini, mempunyai tanggung jawab yang besar untuk bisa mendidik dan memberikan pengertian kepada putra putrinya akan bahaya kecanduan internet, bahaya menggunakan sosial media hingga bahaya saat melakukan searching atau menjelajah di dunia maya. Haruskah mereka dilarang untuk mengenal dunia luar? Marilah kita semua, para orang tua, dan pendidik di sekolah untuk memikirkan jalan keluarnya yang adil dan bijaksana tanpa ada satu pihak yang dirugikan atau tersakiti.
Kembali kepada topik bahasan yang saya coba bahas pada kesempatan kali ini adalah bagaimana mengenalkan putra putri kita akan pentingnya membaca tidak hanya membaca buku di perpustakaan saja melainkan bagaimana mengupayakan agar anak anak kita, generasi penerus bangsa, tetap menyukai hobi membaca dimana saja dan kapan saja dengan bahan bacaan yang berkualitas.
Membaca adalah aktifitas yang menyenangkan, mencerdaskan sekalgus juga mendidik orang menjadi lebih bijaksana. Membaca adalah jendela dunia dan itu harus ditanamkan sejak dini kepada anak anak kita agar tidak gaptek dengan perkembangan teknologi juga tidak melupakan kebiasaan baik yakni membaca
Bagaimana upaya yang harus dilakukan para orang tua agar mendorong anak anaknya, putra putrinya untuk mulai menggemari bacaan dan atau menyukai membaca sebagai salah satu aktifitas mereka yang menyenangkan?i.
Membaca Di Perpustakaan Lebih Menyenangkan
Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh para orang tua dalam mengajak putra putrinya untuk mulai menggemari kegiatan membaca bisa dilakukan dengan berbagai cara. Membaca tidak selalu dilakukan di Perpustakaan. Walaupun sekarang ini sudah banyak Perpustakaan sudah disulap sedemikian rupa menjadi tempat yang menyenangkan. Perpustakaan kini sudah tidak lagi membosankan, ada banyak aktifitas bisa dilakukan di perpustakaan.
Sebagai contoh adalah kantor GOOGLE di Indonesia. Kantor Google di Indonesia selain berfungsi sebagai kantor untuk urusan resmi kedinasan, juga sudah dilengkapi dengan ruang baca atau perpustakaan yang dibuat senyaman mungkin menyerupai kegiatan yang biasa dilakukan di rumah. Ada kafe, ada tempat penjualan souvenir, bahkan bantal atau rest area untuk beristirahat atau tidur pun bisa dilakukan di kantor ini.
Begitu juga dengan Perpustakaan lainnya baik di kota Jakarta dan ataupun perpustakaan di kota kota besar lainnya di Indonesia. Perpustakaan kini lebih user friendly bagi para pengunjungnya. Nah membaca kini bisa dilakukan di mana saja bahkan saat para orang tua nge Mall bersama anak anaknya juga bisa sekalian diarahkan menuju toko buku yang biasa ada di setiap super mall, supermarket hingga department store.
Hanya saja yang perlu mendapat catatan di sini adalah pada umumnya buku buku yang dipajang di perpustakaan yang gabung dengan Mall atau Supermarket biasanya dikemas dalam segel kemasan plastik dan tidak boleh dibuka oleh para pengunjung. "Dilarang membuka segel buku", "membuka segel berarti membeli" dan banyak lagi kalimat kalimat larangan lainnya.
Adanya "ancaman" seperti "Membuka segel berarti dianggap membeli", Padahal orang membaca buku di tempati baca buku di Mall (Seperti di GRAMEDIA) kan tidak harus selalu membeli.
Para pengunjung datang hanya untuk membaca membaca saja dan menjadikan GRAMEDIA sebagai syurga membaca bagi segala umur dan usia, dan tidak harus berbelanja buku. Mereka (GRAMEDIA) adalah pebisnis tulen, jadi wajar saja mereka menerapkan "larangan" seperti itu. Itu sudah menjadi hak mereka untuk menerapkan syarat dan ketentuan saat mereka berada di GRAMEDIA Book Store yang harus dipatuhi oleh para pengunjungnya. Ini perlu dipikirkan jalan keluarnya.
Mungkin solusi yang dapat saya tawarkan di sinilah, pihak GRAMEDIA dapat memberikan sample atau contoh buku bacaan yang sudah terbuka segelnya dan dapat dibaca bergantian oleh pengunjung. Ini masih wacana dan masih bisa diperdebatkan.
Masalahnya para pengunjung jadi segan membaca karena buku idaman yang mereka dapatkan tersegel plastik dan tidak boleh dibuka untuk dibaca. Walhasil mereka hanya bisa membaca review-nya saja di bagian belakang buku. Hal yang sepertinya tidak terjadi jika anak anak dibawa berekreasi membaca buku di Perpustakaan karena dijamin tidak ada satupun buku buku di Perpustakaan yang disegel plastik.
Bahkan putra putri anda bebas membawa buku yang mana saja yang mereka sukai, bahkan bisa meminjam buku lebih dari satu buku., Syarat dan ketentuan berlaku tentunya, Nah bukankah lebih menyenangkan jika mengajak putra putri anda ke Perpustakaan? Apakah anda memiliki pandangan atau kiat kiat khusus bagaimana mengajak anak anak kita agar gemar membaca buku? Silahkan share dan berbagi di sini. (Asep Haryono)
Jaman sekarang ini sudah tidak terhitung lagi anak anak sekolah mulai dari yang duduk di bangku pendidikan dasar (Setingkat SD sederajat) sudah mengenal apa itu Minicraft, Mobile legend, Grotopia, game game berdimensi 3d yang berjalan di atas koneksi jaringan internet ini sudah banyak melanda anak anak kita. Salah kah mereka? Kalau berpikir siapa salah siapa benar tentu tidak akan ada habis habisnya.
Orang tua dalam hal ini, mempunyai tanggung jawab yang besar untuk bisa mendidik dan memberikan pengertian kepada putra putrinya akan bahaya kecanduan internet, bahaya menggunakan sosial media hingga bahaya saat melakukan searching atau menjelajah di dunia maya. Haruskah mereka dilarang untuk mengenal dunia luar? Marilah kita semua, para orang tua, dan pendidik di sekolah untuk memikirkan jalan keluarnya yang adil dan bijaksana tanpa ada satu pihak yang dirugikan atau tersakiti.
Kembali kepada topik bahasan yang saya coba bahas pada kesempatan kali ini adalah bagaimana mengenalkan putra putri kita akan pentingnya membaca tidak hanya membaca buku di perpustakaan saja melainkan bagaimana mengupayakan agar anak anak kita, generasi penerus bangsa, tetap menyukai hobi membaca dimana saja dan kapan saja dengan bahan bacaan yang berkualitas.
Membaca adalah aktifitas yang menyenangkan, mencerdaskan sekalgus juga mendidik orang menjadi lebih bijaksana. Membaca adalah jendela dunia dan itu harus ditanamkan sejak dini kepada anak anak kita agar tidak gaptek dengan perkembangan teknologi juga tidak melupakan kebiasaan baik yakni membaca
Bagaimana upaya yang harus dilakukan para orang tua agar mendorong anak anaknya, putra putrinya untuk mulai menggemari bacaan dan atau menyukai membaca sebagai salah satu aktifitas mereka yang menyenangkan?i.
Membaca Di Perpustakaan Lebih Menyenangkan
Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh para orang tua dalam mengajak putra putrinya untuk mulai menggemari kegiatan membaca bisa dilakukan dengan berbagai cara. Membaca tidak selalu dilakukan di Perpustakaan. Walaupun sekarang ini sudah banyak Perpustakaan sudah disulap sedemikian rupa menjadi tempat yang menyenangkan. Perpustakaan kini sudah tidak lagi membosankan, ada banyak aktifitas bisa dilakukan di perpustakaan.
Sebagai contoh adalah kantor GOOGLE di Indonesia. Kantor Google di Indonesia selain berfungsi sebagai kantor untuk urusan resmi kedinasan, juga sudah dilengkapi dengan ruang baca atau perpustakaan yang dibuat senyaman mungkin menyerupai kegiatan yang biasa dilakukan di rumah. Ada kafe, ada tempat penjualan souvenir, bahkan bantal atau rest area untuk beristirahat atau tidur pun bisa dilakukan di kantor ini.
Begitu juga dengan Perpustakaan lainnya baik di kota Jakarta dan ataupun perpustakaan di kota kota besar lainnya di Indonesia. Perpustakaan kini lebih user friendly bagi para pengunjungnya. Nah membaca kini bisa dilakukan di mana saja bahkan saat para orang tua nge Mall bersama anak anaknya juga bisa sekalian diarahkan menuju toko buku yang biasa ada di setiap super mall, supermarket hingga department store.
Hanya saja yang perlu mendapat catatan di sini adalah pada umumnya buku buku yang dipajang di perpustakaan yang gabung dengan Mall atau Supermarket biasanya dikemas dalam segel kemasan plastik dan tidak boleh dibuka oleh para pengunjung. "Dilarang membuka segel buku", "membuka segel berarti membeli" dan banyak lagi kalimat kalimat larangan lainnya.
Adanya "ancaman" seperti "Membuka segel berarti dianggap membeli", Padahal orang membaca buku di tempati baca buku di Mall (Seperti di GRAMEDIA) kan tidak harus selalu membeli.
Para pengunjung datang hanya untuk membaca membaca saja dan menjadikan GRAMEDIA sebagai syurga membaca bagi segala umur dan usia, dan tidak harus berbelanja buku. Mereka (GRAMEDIA) adalah pebisnis tulen, jadi wajar saja mereka menerapkan "larangan" seperti itu. Itu sudah menjadi hak mereka untuk menerapkan syarat dan ketentuan saat mereka berada di GRAMEDIA Book Store yang harus dipatuhi oleh para pengunjungnya. Ini perlu dipikirkan jalan keluarnya.
Mungkin solusi yang dapat saya tawarkan di sinilah, pihak GRAMEDIA dapat memberikan sample atau contoh buku bacaan yang sudah terbuka segelnya dan dapat dibaca bergantian oleh pengunjung. Ini masih wacana dan masih bisa diperdebatkan.
Masalahnya para pengunjung jadi segan membaca karena buku idaman yang mereka dapatkan tersegel plastik dan tidak boleh dibuka untuk dibaca. Walhasil mereka hanya bisa membaca review-nya saja di bagian belakang buku. Hal yang sepertinya tidak terjadi jika anak anak dibawa berekreasi membaca buku di Perpustakaan karena dijamin tidak ada satupun buku buku di Perpustakaan yang disegel plastik.
Bahkan putra putri anda bebas membawa buku yang mana saja yang mereka sukai, bahkan bisa meminjam buku lebih dari satu buku., Syarat dan ketentuan berlaku tentunya, Nah bukankah lebih menyenangkan jika mengajak putra putri anda ke Perpustakaan? Apakah anda memiliki pandangan atau kiat kiat khusus bagaimana mengajak anak anak kita agar gemar membaca buku? Silahkan share dan berbagi di sini. (Asep Haryono)
No comments:
Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)