Ketika Rasa Keperdulian Sosial Kita Semakin Pudar

www.simplyasep.com  Dalam foto yang saya unggah di halaman blog pribadi saya ini adalah foto seorang anak perempuan Palestina yang bernama Rahaf yang diunggah di Facebook TK Nurani Indonesia yang konon telah mendapat simpati puluhan ribu netizen di seluruh dunia.

Sebuah foto yang menggambarkan raut wajah anak perempuan Palestina yang bernama Rahaf yang menggambarkan kegundahan dan kesedihan saat bersekolah.  Sekolah yang ditempati bocah Palestina itu adalah sekoah yang didirikan oleh INDONESIA di Jalur Gaza.  Para netizen yang melihat foto tersebut terketuk hatinya dan mendapat banyak simpati seolah olah mereka turut merasakan kegundahan hati Rahaf.


Dan foto Rahaf ini seolah mewakii ratusan bahkan ribuan anak anak Palestina lainnya yang sangat menderita akibat Blokade Zionis Israel selama beasan tahun. Hidup anak anak Palestina sudah sangat menderita akibat kepungan dari Zionis Israel ini mulai dari ancaman pembunuhan, listrik yang tidak berfungsi, air bersih yang tidak mengalir lagi,  tidak dapat bersekolah, bahkan untuk makan sehari hari pun susah. 


Rahaf, gadis Palestina yang tampak sedihyang fotonya menjadi viral dan mengetuk simpati jutaan netizen dis seluruh dunia. Foto dari Internet
Rahaf, gadis Palestina yang tampak sedihyang fotonya menjadi viral dan mengetuk simpati jutaan netizen dis seluruh dunia. Foto dari Internet

Saya mencoba mengetuk hati para pembaca sekalian bahwa selain Penderitaan Rahaf dan jutaan anak anak Palestina lainnya kini sebenarnya banyak keluarga miskin dan anak anak terlantar di sekitar kita sendiri dan kita tidak perduli sama sekali. Inilah yang saya coba tuliskan dalam tulisan saya di blog ini karena saya menyaksikan dan mengalaminya sendiri betapa tidak perdulinya kita, sesama muslim, akan penderitaan sesamkanya.

Ketika Rasa Keperdulian Sosial Kita Semakin Pudar

Dalam hadis Rasullullah SAW menggambarkan dapatkah Musiim tidur nyenyak di saat tetangga sedang kelaparan? Hadis ini menggetok kepala kita semua, namun pada kenyataannya memang ada orang yang benar benar cuek dan tidak perduli terhadap nasib sesama muslim lainnya yang kekurangan, jangankan untuk membeli barang atau bepergian traveing, untuk makan sehari hari saja susah.

Mengapa mereka tidak mau membantu mereka yang kurang beruntung ini? Apa yang menjadi penyebab mereka segan, tidak mau bahkan tidak terketuk hatinya untuk membantu meringankan beban kemiskinan saudaranya sendiri? Mengapa?

Saya sangat kecewa dengan mereka mereka yang mengaku dirinya sebagai pembela ISLAM, yang getol mengajak orang orang untuk gemar bersedeqah, tetapi mereka sendiri ternyata berhati BATU tidak perduli kalau ada warga di sekitarnya sendiri yang meminta pertolongan atau meminta bantuan? Apakah mereka munafik? Saya tidak tau. Saya tidak menuduh mereka semua (munafik) seperti itu. Tidak sama sekali

Orang datang ke tempat anda untuk meminta bantuan atau memohon pertolongan, dan anda tidak membantunya itu adalah HAK anda. Anda tidak mau atau tidak bisa menolong dan meringankan beban kesulitan mereka itu juga HAK anda. Tidak ada yang salah dengan sikap seperti itu dari segi hukum. Saya mau bertanya. Apakah anda yang tidak memberi makan orang miskin atau tidak memberi uang receh kepada pengemis lantas anda mendapat sanksi denda atau kurungan Penjara? Tentu saja tidak.

Namun yang menarik perhatian saya adalah motiv atau alasan mereka tidak mau membantu saudaranya yang mengalami kesusahan itu yang tidak dapat diungkapkan dengan pasti. Dalam laut dapat di duga, hati orang siapa tau. Apa yang menjadi dasar pertimbangan saudara Muslim tidak mau/ tidak bersedia membantu kesusahan sesama saudaranya? Saya mencoba memaparkan hal hal yang menurut saya menarik untuk dibahas bersama seperti tercantum di bawah ini

Pertama, Bukan Saudara Kandung. Buat apa dibantu. Banyak orang yang datang ke tempat anda dan anda tidak kenal sama sekali karena secara biologis mereka bukan darah kandung atau saudara kandung, jadi buat apa dibantu. Mereka tidak menyadari bahwa mereka juga saudara sesama Muslim. Nah mengapa kita masih tidak mau membantu sesama saudara Muslim?

Kedua, Takut Berkurang Hartanya karena Sodaqah Mereka yang paling getol menyuarakan agar sesama muslim gemar bersedekah dan meyakinkan jamaah bahwa sadaqah tidak akan berkurang hartanya, bahkan akan dilipat gandakan oleh ALLAH SWT.

Mereka yang gemar menyuarakan itu hanya sebatas di mulut saja. Pada prakteknya mereka sebenarnya takut juga HARTA mereka berkurang karena memberi sedekah kepada orang yang tidak mereka kenal sama sekali. Saya tidak mengatakan mereka munafik. Tidak sesuai kata dengan perbuatan. Biarlah para pembaca sendiri yang memutuskan.

Ketiga, Memang dasarnya Tidak Mau Membantu. Hal terakhir yang mau saya coba diskusikan adalah motiv dasarnya memang tidak mau membantu. Saya melihat sendiri mereka secara ekonomis sudah mapan. Profesi Pegawai Negeri sudah setingkat Eselon 4, Pengusaha Sukses, Tokoh masyarakat, Bahkan CALEG atau NYALON ternyata bernyali kerdil.

Mereka sebenarnya tidak mau membantu karena dasarnya mereka tidak mau. Mereka maas membantu karena memang mereka malas membantu. Kalau sudah MALAS berarti sudah titik. Mau digimanain tetap saja mereka Tidak Mau.l Apakah mereka PELIT? atau KIKIR? Saya tidak menuduh mereka seperri itu. Anda pembaca sendiri yang

Betap Susahnya Jadi Orang MiskinMereka yang terlahir sudah KAYA secara materi mungkin tidak dapat merasakan penderitaan si miskin. Penderitaamn keluarga yang tidak mampu. Jangankan untuk bepergian ke tempat wisata, atau berbelanja (shopping), untuk makan sehari hari saja sudah sulit. Lalu apa manfaat Bulan Suci Ramadhan atau Puasa Ramadhan yang datang setiap tahun itu bagi mereka mereka ini? Sebulan menahan lapar, meraskan penderitaan orang miskin yang susah makan, ternyata belum benar benar membekas di hati mereka

Rasa keperdulian terhadap yang tidak berpunya hanya sebatas "ritual" tahunan di Bulan Ramadhan saja. Tidak ada nilai haqiqi dari pelajaran Sebulan di bulan Ramadhan di bulan bulan yang lain. Rasa keperdulian kepada sesama sudah semakin luntur di antara kita. Ini adalah fakta yang paling mengejutikan , setidaknya dalam pandangan saya. Nilai nilai keperduiian sosia yang telah dirasakan selama gemblengan 30 hari Ramadhan sama sekali tidak membekas dalam kehiduoan sehari sehri setelah Ramadhan.

Coba lihatlah mereka yang kurang beruntung itu.  Anda mungkin malam ini bisa tidur dengan nyenyak karena perut anda sudah kenyang, anda sudah makan. Padahal disekitar anda, ada keluarga yang tidurnya saja sambil menahan rasa laparnya.   Bisakah anda bisa tidur nyenyak disaat ada saudara seimannya, tetangganya sendiri, sedang kelaparan malam itu?  Anda tidak tau? Bisa saja jadi, dan itu bukian kesalahan anda kalau anda tidak tau kalau ada keluarga disekitar anda yang menahan lapar dari malam hingga ke pagi hari.

Sebagai penutup dari OPINI saya kali ini adalah kutipan. Ya saya ingin mengutip salah satu bab dalam Buku karangan Motivator Nomor 1 Indonesia, Andrie Wongso dalam bukunya "22 Widsom and Success" chapter Kemandirian halaman 36 di sana tertulis



"...Saudara ku, sesungguhnya tidak ada orang lain selain diri kita sendiri yang bisa menolong melewati berbagai ujian dan tantangan..

Salah satu hikmah yang dapat dipetik dari pelajaran kehidupan kali ini adalah b bahwa setiap diri kita adalah pejuang.  Saya menaruh simpati dan support bagi sesama Muslim saudara kita sendiri untuk FIGHT dan tidak menyerah pada keadaan.  Motivator terkenal Indonesia Andrie Wongso menekankan bahwa perlunya saudara kita seIMAN sesama MUSLIM khususnya, dan seluruh umat Manusia untuk memulai dari diri sendiri untuk terus berusaha , belajar dan berjuang, ulet dan tidak menyerah pada keadaan, maka anda tidak pernah meraih sukses (Asep Haryono)



No comments:

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia