Tema kali ini soal Pengamen atau mengamen sebagai bentuk verb (kata kerja). Mengamen adalah aktifitas memberikan entertainment (Hiburan) kepada masyarakat umum dengan mengharapkan imbalan baik berbentuk uang maupun benda. Ini konsep pemahaman abal abal pendapat penulis saja. Nyaris di setiap kota di seluruh Indonesia banyaj ditemui Pengamen ini.
Ada berbagai macam bentuk pengamen di sini baik dengan menggunakan alat musik elektronik , alat musik petik semacam Gitar, dan alat musik yang ditabuh dengan dibawa sendiri oleh yang bersangkutan. Masih banyak lagi kreasi unik dari para pengamen ini yang bisa kita temui setiap saat.
Beberapa hari yang lalu, penulis iseng iseng keluar kantor sebentar untuk mencari lunch (Makan Siang). Secara kebetulan di depan Graha Pena Pontianak Post memang Pasar Flamboyan. Pasar tradisional yang sudah dipermodern oleh Bapak H. Sutarmidji SH, M.Hum (Walikota Pontianak).
Nanti Insya Allah pada kesempatan lain akan penulis bahas sedikit tentang pasar tersebut. Insya Allah ya. Tidak janji. Kalau janji bisa ditagih. Janji kan Hutang ya. Hiehiehiehhee. Nah saat itulah pandangan mata penulis tersedot oleh pria dan wanita yang mengamen dengan menggumakan tape recorder. Mohon dikoreksi jika salah tulis
![]() |
PENGAMEN : Kedua orang itu berkeliling tiap toko atau kedai untuk menghibur para pengunjungnya. Mengharap receh dan tips dari mereka. Foto Asep Haryono |
![]() |
UANG : Dengan kotak uang berbentuk mirip kaleng cat bekas ini, mereka belas kasihan berupa uang receh dan tips dari para pengunjung. Foto Asep Haryono |
Penulis perkirakan mereka ini adalah pengamen yang sudah terbiasa dengan situasi Pasar Flamboyan. Terbukti mereka tahu dimana letak adanya keramaian. Kebetulan tempat yang mereka datangi adalah kedai makan sekaligus tempat kongkow warga sembari minum Kopi atau teh. Dengan mengguanakan Tape Recorder dan dengan microphone Bapak itu menyangi. Suara musiknya terdengar cukup nyaring keluar dari Tape recorder yang ditaruh di depan dadanya. Di belakangnya ada perempuan. Anak gadisnya kah? Istrinya kah? I don't know. You tell me. (Saya tidak tahu, mungkin Sahabat bisa memberi tahu).
Yang Unik dan Kreatif
Beda sekali dengan Pengamen yang penulis lihat atau temui saat berlibur di kota Jogjakarta sekitar tahun 2012 yang silam. Alhamdulillah dokumentasi fotonya sebagian masih tersimpan dengan baik dan ditampilkan dalam tulisan hari ini. . Siapa sih yang tidak kenal dengan kota Pelajar, kota Gudeg, Never Ending City Jogjakarta? Insya Allah seluruh Indonesia dan Dunia tau tentang Jogjkarta.
Nah di sela sela hunting and mboncing (Bahasa Inggris Slengeannya sambil membonceng-red) penulis mendapati hal hal atau spot di jalan tertentu di kota Jogjakarta yang menurut penulis unik dan kreatif. Sebutan beggar (peminta minta atau pengemis) mungkin kurang tepat. Penulis pribadi tidak setuju dengan sebutan beggar yang satu itu. Penulis mencoba menyebutnya sebagai pekerja seni yang kreatif karena usahanya yang menampilkan ragam budaya daerah sebagai "jualan" nya walaupun ujung ujungnya mengharapkan uang receh, atau uang tips dari masyarakat.
Nah di sela sela hunting and mboncing (Bahasa Inggris Slengeannya sambil membonceng-red) penulis mendapati hal hal atau spot di jalan tertentu di kota Jogjakarta yang menurut penulis unik dan kreatif. Sebutan beggar (peminta minta atau pengemis) mungkin kurang tepat. Penulis pribadi tidak setuju dengan sebutan beggar yang satu itu. Penulis mencoba menyebutnya sebagai pekerja seni yang kreatif karena usahanya yang menampilkan ragam budaya daerah sebagai "jualan" nya walaupun ujung ujungnya mengharapkan uang receh, atau uang tips dari masyarakat.
Walau ada kotak kaleng yang
mungkin dimaksudkan untuk menampung koin atau receh dari para penumpang
atau pejalan tentu bukan dimaksudkan untuk tujuan utama. Ini pandangan atau pendapat pribadi penulis saja. Atraksi seni
dan budaya daerah atau bahkan aksi teatrikal yang amereka tunjukan dalam
pandangan saya berkelas, elegan dan mempunyai kreatiitas yang tinggi.
![]() |
NYANYI : Dengan bernyanyi anak anak SMA ini semangat mengumpulkan sumbangan donatur di lampu merah jalan. Lokasi Jogjakarta. Foto Asep Haryono |
Misalnya
saja saat penulis berada di lampu merah arah jalan Ring Road saya melihat
penari budaya daerah tertenu berlenggak lenggok sambil menampung recehan
atau koin dari para pengendara yang berhenti di lampu merah. Atraksi
ini menarik mata penulis yang kebetulan berada di posisi depan. Dengan
camdig yang sudah stand by saya abadikan momen unik ini. Atraksi mereka
sangat singkat sebelum lampu hijau menyala mereka sudah selesai, dan
mungkin kotak kaleng mereka sudah penuh uang.
![]() |
UNIK : Dengan menampilkan budaya daerah tertentu mereka berkreasi seperti dalam lagunya Katon Bagaskara -"Musisi jalanan mulai beraksi". Lokasi Jogjakarta. Foto Asep Haryono |
![]() |
SIAP : Dengan posisi satu tangan pegang setir motor satu tangan saat ambil foto ini. Beruntung penulis berada di depan deretan garis marka. Lokasi Jogjakarta. Foto Asep Haryono |
Hal terakhir siang itu yang menurut Penulis cukup kreatif dan unik adalah saat melintasi jalan KH Ahmad Dahlan , dimana penulis melihat pelajar putri SMA (dugaan saja sih-red) yang mangkal di sudut lampu merah tertenu sambil membawa kotak amal. Mungkin dalam rangka donatur bencana alam atau sejenisnya. Unik saja karena mereka sambil bernyanyi Acapella (Nyanyi tanpa diiringi alat musik-red).
Yang Penulis dengar saat itu adalah tembang kerennya Bruno Mars - Grenade. wow. Very cool. Kreatif dan Penulis suka. Penulis pun tidak menyia nyiakan mengambil gambarnya walau dari sudut yang kurang baik juga jauh. Mungkin mereka sedang mencari dana sumbangan Korban Bencana alam, Bisa saja khan?. Mengamen kan tidak harus untuk dinikmati sendiri.
Mencari dana masyarakat, mengumpulkan uang dari masyarakat dengan cara "mengamen" untuk membantu korban bencana alam juga boleh saja dilakukan. Why not (Mengapa tidak) Tentu harus ada evaluasi dan pemantauan tentunya. Apapun itu yang penting HALAL sah sah saja dilakukan. Bagaimana menurut Sahabat semua? (Asep Haryono)
Di kota manapun di Indonesia
ReplyDeletePasti ketemu penjual suara
Dengan gaya yang berbeda
Walau niat sama mengharap ada jasa
Pengamen itulah nama mereka
Lebih berderajat dari peminta-minta
Asal tidak ada unsur paksa
Pasti yang mendengar tekesima...
@Anisayu Nastutik : Indah sekali puisi yang tertulis di pagi hari ini di Halaman blog kesayangan saya ini. Terima kasih ya mba. Salam kami di Pontianak. Kalimantan Barat
Deletesepakat dengan untaian kata nan indah dari neng Ayu..keren kan, jadi emang bener ngamennya kudu rada ahli sedikit dalam menyanyi dan memainkan alat musik supaya enak ngasih recehannya
DeleteNgamen itu sebenernya kan menjual jasa menghibur orang lain ya ... jadi harusnya pengamen yang baik ya bisa menampilkan sebuah hiburan.... kalau tidka bisa menghibur artinya belum sukses sebagai pengamen :D
ReplyDelete@astri damayanti : oya bener banged/ Pengamen pun ada pakemnya kali ya
Deleteada yg memang menawarkan hiburan,
ReplyDeleteada juga hanya sekedar cari uang, bahkan adakalanya baru mendendangkan judulnya saja sudah berhenti minta uang..
@Wong Crewchild : HIehie iya bener bener. Banyak cara memang yang penting Semangat mencari nafkah yang HALAL
Deletesekarang banyak cara unik yang ilakukan oleh pengamen, ada yang yang cuma tepuk tangan saja tanpa nyanyi, ada yang bunyiin uang recegan saja tanpa nyanyi juga, ada yang nyanyi tapi mukanya diumpetin pake topeng :D
ReplyDelete@Kang Ucup : Iya bener sekali Kang Ucup. Inilah yang membuat hidup menjado berwarna warni seperti pelangi
DeletePengamennya kreatif, ya. Di Yaman saya tidak pernah melihat sekali pun orang mengamen.
ReplyDeleteIya benar sekali mas Muhammad L.H. Mungkin di Yaman tingkat kemakmurannya lebih merata. Di Kuta Bali tukang minta mintanya malah lebih gaul. Dengan memakai sepatu kets, celana begi, kaos singlet, memakai topi terbalik dan berkcamata hitam. Kayak anagk Punk Rock. Tapi minta minta uang di jalanan
Deletekayaknya makin kesini makin byk aja ya kang Asep, para pengamen jalanan.
ReplyDeleteIya benar sekali. Mengamen yang punya cita rasa tinggi. Niat yang baik harus didukung
Deletejaman sekarang banyak orang ngamen ya pak, bikin pusing kalau nggak punya uang recehan :D
ReplyDeleteIya mba. Sekarang uang recehan juga disiapkan buat pengamen, selain buat uang parkir juga tentunya
Deletejika ada pengamen yg kreatif atau "niat" ngamen yang baik, saya tidak segan-segan untuk memberi uang, kang.. tapi paling menjengkelkan itu kalau ada orang ngamen secara asal-asalan, memaksa pula....
ReplyDelete@Cak Budy : Iya sama juga sama saya cak Budy. Ngamen yang berkualitas atau malah yang bagus nyanyinya tidak segan kita merogoh kocek
Deleteedisi ngamen super lengkap hehehe!
ReplyDeleteHeiheihieh iya bener bener
DeleteKalau saya sih "ngemen" traffic aja lah hiehiheheie
iyaaa...pengamen di Jogja emang kreatif2. dasarnya kota seni, siiih...
ReplyDeletekalau saya, waktu naik bus, saya baru mau ngasih duit ke pengamen yang mau 'bondo. yg gak asal nyanyi tapi kudu yang berkualitas, minimal gak fals lah :p
@Arga Litha : Oh ya kah bener bangedsss. Kota Jogjakarta memang tidak ada habis habisnya
DeletePengamen sekarang memang kreatif-kreatif menciptakan alat musiknya ya pak... saya malah pernah menemui pengamen berempat alat musiknya cuma memakai mulut saja xixii... jadi lucu, tapi kreatif musiknya
ReplyDelete@Eka Ikhsanudin : Wah dengan mulut saja sudah bisa menghasilkan uang. Wowww kreatif bangedsss
Deletepengamen di indonesia memang kreatif2 semua..di jogja banyak yang pakek gendhing jawa :D
ReplyDeleteSmakin kreatif saja pengamen-pengamen jalanan, banyak pengamen yang benar benar bisa menghibur hingga orang mengiklaskan receh padanya. Yang bikin sebel saya ketika naik bis kelas saya (ekonomi maksudnya) kadang terdapat pengamen rese, sudah tak menghibur maksa minta uang pula, bahkan kadang tak rela kalau hanya dengan recehan
ReplyDeletenah
DeleteIni yang bener, mengamen tapi tidak asal mengamen, caranya unik2 lagi kalau diliat dari foto dokumentasinya
ReplyDeletekalo naik bis biasanya selalu ada pengamen,,habis pengamen yg 1 pergi yg lainnya pada datang,,,kadang tega juga gak ngasih uang receh ke mereka ,,,soalnya sering banget sih,,,
ReplyDeletemereka memang sering deh
Deletegimana kalo sesekali kita ngumpul, lalu ngamen bareng?
ReplyDelete