Tag :
Opini
- Asep Haryono | Pengalaman (Pernah) Bekerja di Warung Internet (Warnet) - Powered by Blogger
![]() |
Foto Asep Haryono |
Assalamualaikum Wr Wb. Selamat hari Kamis. Melihat dari judul tulisan saya pada hari ini memang bertutur tentang pengalaman saya yang pernah bertugas atau ditugasi menjaga billing warung internet (cyber cafe-red).
Memang kejadiannya sudah lama, namun demikian ada beberapa hal menarik yang ingin saya tuliskan di blog saya ini catatan perjalanan selama menjadi petugas warnet di 3 (tiga) tempat dalam kurun waktu sekitar tahun 2001 hingga 2002 tahun yang lalu. Udah jadul heiheiheiheihiee
Memang sih tulisan ini sudah saya publikasikan secara lengkap dalam website pribadi saya www.asepharyono.com namun demikian tidak apa saya tuliskan di sini karena ada beberapa catatan lainnya juga yang ingin saya sampaikan.
Cerita kali ini akan saya mulai secara sederhana saja urutannya mulai dari tahun sekitar 1999 yang lalu. Saat itu status saya adalah "pengacara" alias pengangguran banyak acara. Saat itu Warung Internet (warnet-red) Kopma Universitas Tanjungpura sudah ada. Saat itu saya diwawancara dengan satu calon lainnya. Tetapi beruntung calon saya yang satu lagi keterima sebagai Guru kalaw nda salah. Dengan diantar sama Deddie Jaya Kuning saya pun melamar di sana.
Memang kejadiannya sudah lama, namun demikian ada beberapa hal menarik yang ingin saya tuliskan di blog saya ini catatan perjalanan selama menjadi petugas warnet di 3 (tiga) tempat dalam kurun waktu sekitar tahun 2001 hingga 2002 tahun yang lalu. Udah jadul heiheiheiheihiee
Memang sih tulisan ini sudah saya publikasikan secara lengkap dalam website pribadi saya www.asepharyono.com namun demikian tidak apa saya tuliskan di sini karena ada beberapa catatan lainnya juga yang ingin saya sampaikan.
Cerita kali ini akan saya mulai secara sederhana saja urutannya mulai dari tahun sekitar 1999 yang lalu. Saat itu status saya adalah "pengacara" alias pengangguran banyak acara. Saat itu Warung Internet (warnet-red) Kopma Universitas Tanjungpura sudah ada. Saat itu saya diwawancara dengan satu calon lainnya. Tetapi beruntung calon saya yang satu lagi keterima sebagai Guru kalaw nda salah. Dengan diantar sama Deddie Jaya Kuning saya pun melamar di sana.
Saat itu memang terbetik kabar kalaw saat itu (taun 1999-red) Koperasi Mahasiswa (Kopma) Untan lagi buka lowongan Petugas Jaga Warnet yang akan menjaga Warnet Kopma , dan informasi itu juga sampai ke telinga saya. Singkat kata saya juga mencoba melamar jadi Petugas Jaga Warung Internet satu satunya saat itu pada tahun 1999.
Selidik punya selidik ternyata warnet tersebut merupakan kerjasama antara Pontianak post dengan pihak kampus Untan. Pihak Untan yang menyediakan lokasi, listrik dan Bangunan, dan Pihak Pontianak Post yang menyediakan perangkat Hardware dan software PC dan lain sebagainya. Singkat cerita (singkat terus hehehehe).
Mulailah saya bekerja di Warnet Kopma Untan itu dengan jadwal shift malam. Sedangkan shift siangnya oleh petugas cewe yang bernama Ade Irma Kristiana yang asal Bandung itu. Gajo eh salah gaji pertama dari Warnet Kopma cukup amat lumayan. Melebihi berkali kali lipat dari honor saya mengajar Bahasa Inggris door to door yang berkisar di angka 75 ribu rupiah itu pada tahun 2000 an itu.
Mas Gono Yang Jujur
Baru kali inilah masa masa saya 'berkenalan' dengan uang ratusan ribu rupiah. Saya aja sempat "shock" melihat lembaran uang sebanyak itu di masa itu, dan merasa bengong bengong setengah nda percaya. Satu hal yang sangat mengesankan selama saya bekerja di Warnet Kopma adalah Sumargono.
Teman saya yang satu ini saya acungkan jempol karena memiliki kepribadian dan kejujuran yang luar biasa. Pernah suatu ketika Sumargono, yang bertugas menjaga wartel yang letaknya bersebelahan dengan warnet, menerima uang pembayaran telepon wartel pelanggannya, dan kembaliannya sebesar 100 rupiah tidak ada sedang tidak ada. Saat itu kebetulan uang recehan pecahan 100 rupiah tidak ada di kasir Sumargono. Pelanggan wartel pun tidak mempermasalahkannya, dan beranjak pulang, toh cuma 100 perak ini. Tapi tidak bagi seorang Sumargono.
Dia tungguin si pelanggan itu kembali ke Wartel, dan saat pelanggan kembali ke Wartel, uang kembalian 100 rupiah yang dulu belum dikembalikan, di sampaikan lagi kepadanya. Luar biasaa. Kalaw banyak pejabat negara kita yang jujurnya luar biasa seperti mas Gono ini Insya Allah saya yakin tidak akan ada korupsi di negeri ini.
Dengan mas Gono inilah saya belajar banyak tentang Agama Islam, kejujuran , beliau kadang mengkritik kalaw saya lambat bangun pagi untuk mendirikan sholat Subuh di masjid Al Muhtadin Untan yang jaraknya deket bangad. Kini Mas Gono sudah menikah, dan sudah memilki satu orang puteri. Alhamdulillah mudik Lebaran kemarin saya sudah bersilaturahmi di rumahnya di desa Kulon Progo , Jogjakarta (Asep Haryono)
Selidik punya selidik ternyata warnet tersebut merupakan kerjasama antara Pontianak post dengan pihak kampus Untan. Pihak Untan yang menyediakan lokasi, listrik dan Bangunan, dan Pihak Pontianak Post yang menyediakan perangkat Hardware dan software PC dan lain sebagainya. Singkat cerita (singkat terus hehehehe).
Mulailah saya bekerja di Warnet Kopma Untan itu dengan jadwal shift malam. Sedangkan shift siangnya oleh petugas cewe yang bernama Ade Irma Kristiana yang asal Bandung itu. Gajo eh salah gaji pertama dari Warnet Kopma cukup amat lumayan. Melebihi berkali kali lipat dari honor saya mengajar Bahasa Inggris door to door yang berkisar di angka 75 ribu rupiah itu pada tahun 2000 an itu.
Mas Gono Yang Jujur
Baru kali inilah masa masa saya 'berkenalan' dengan uang ratusan ribu rupiah. Saya aja sempat "shock" melihat lembaran uang sebanyak itu di masa itu, dan merasa bengong bengong setengah nda percaya. Satu hal yang sangat mengesankan selama saya bekerja di Warnet Kopma adalah Sumargono.
Teman saya yang satu ini saya acungkan jempol karena memiliki kepribadian dan kejujuran yang luar biasa. Pernah suatu ketika Sumargono, yang bertugas menjaga wartel yang letaknya bersebelahan dengan warnet, menerima uang pembayaran telepon wartel pelanggannya, dan kembaliannya sebesar 100 rupiah tidak ada sedang tidak ada. Saat itu kebetulan uang recehan pecahan 100 rupiah tidak ada di kasir Sumargono. Pelanggan wartel pun tidak mempermasalahkannya, dan beranjak pulang, toh cuma 100 perak ini. Tapi tidak bagi seorang Sumargono.
Dia tungguin si pelanggan itu kembali ke Wartel, dan saat pelanggan kembali ke Wartel, uang kembalian 100 rupiah yang dulu belum dikembalikan, di sampaikan lagi kepadanya. Luar biasaa. Kalaw banyak pejabat negara kita yang jujurnya luar biasa seperti mas Gono ini Insya Allah saya yakin tidak akan ada korupsi di negeri ini.
Dengan mas Gono inilah saya belajar banyak tentang Agama Islam, kejujuran , beliau kadang mengkritik kalaw saya lambat bangun pagi untuk mendirikan sholat Subuh di masjid Al Muhtadin Untan yang jaraknya deket bangad. Kini Mas Gono sudah menikah, dan sudah memilki satu orang puteri. Alhamdulillah mudik Lebaran kemarin saya sudah bersilaturahmi di rumahnya di desa Kulon Progo , Jogjakarta (Asep Haryono)
suami saya (waktu itu masih berstatus teman saya) sekitar tahun 2004-2006 juga nyambi, selain sebagai asdos, beliau juga jadi petugas billing warnet di inna garuda hotel, jogjakarta.
ReplyDeletePak Asep waktu itu masih unyu ya. Tentu ada hal besar yang bisa diambil dari pengalaman menerima gaji pertama. sebagai pengingat bahwa perjuangan kita dimulai dari situ...sebagai pengingat bahwa kita harus bersyukur saat ini dikaruniai yang lebih baik dsb dsb
@Khsuna Khairunnisa : Iya benar sekali mba. Mungkin orang orang yang meliha pekerjaan saya yang kata oran sudah mapan, kerjanya enak di bekalang komputer beruang AC dan bergedung tinggi. Saya selalu ingat masa lalu saya yang bekerja serabutan, apa saja asal Halal. Kerja ngajar les, kerja di Warnet.
DeleteDengan begini Insya Allah kita akan tau diri. Dari mana dulu saya berasal. Semoga Saya selalu bersyukur atas segala pemberian ALLAH SWT. Aminnnnnnnnnn
saya padahal lumayan sering nginep di Inna Garuda lho. terakhir tahun 2010.
Deletetapi suer pak asep kerenan dulu, haha...
Delete@zachflazz : Oh ya kah?
Delete@Rawins : Alhamdulillah :)))
Terima kasih HIheiheiheie
foto jaman dulu para cowok (sekarang para Bapak) gaya nya kayak gitu ya Pak? kayak naik sepur...
Deleteiya kah hiehiehiehiehiehiee. Jadul banged ya
Deletetahun depan udah kakek kakek belom pak..?
Deletehiheieieieeejjejejeiee
Deletemasa lalu memang asik untuk diceritakan kembali, dari pada disimpan diotak mending dituliskan siapa tahu besok2 lupa.
ReplyDeletetentang kejujuran pak sumargono itu memang luar biasa pak, kalau kasir alpa dan dinomareeet uang 500 aja sering diembat.
@Agus Setya : Iya benar sekali Bang Agus Setya. Hal hal yang remeh seperti ini kadang bisa menjadi cerminan karakter seseorang. Remeh emmang, namun kadang bisa jadi cerminan diri dan kepribadian seseorang. Konon kata orang kalau mau melihat karakter aseli seseorang lihatlah pada hal hal yabg kecil dan remeh
Deletesalam buat Pak Sumargono, Kang..
Deletedari namanya juga sudah keliatan
Deletesu = baik
margo = jalan
no = anak
@zachflazz : Insya Allah akan saya sampaikan segera. Sekarang istri mas Gono sedang ke Luar Negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia. Semoga tahun ini istri beliau bisa pulang menemui suaminya yang baik hati dan berjiwa mulia itu.
Delete@Rawins : Wah iya kah? Subhanallah :)))
kesimpulannya, seorang anak yang selalu berjalan di kebaikan----begitu?
Deletekalau rudi suwarno : rudi = anak su= baik warno= rupa
Delete@Agus Setya : Wah wah bang Agus paham nih arti dan makna nama nama hiehiehiee. Mantafss tenan
Delete@khusna khairunnisa : kalau dari makna dan arti yang diberikan bang Agus Setya memang demikian hieiehiehheie
kayaknya diartikan begitu lebih bagus
Deletetakutnya diterjemahkan jadi jalan anak yang bagus...
bisa heboh pacul kalo baca istilah dalan bocah...
hiheieieiheiheie
Deletepengalaman yang itu pasti menjadi pembekalan yang indah ya Kang.
ReplyDeleteapalagi dulu Kang Asep ganteng begitu.
@zachflazz : Alhamdulillah. Segala puji hanya milik ALLAH SWT. Terima Kasih
Deletegantengan mana sama sekarang hayo?
Deleteganteng nya sekarang nurun di Abi mbak,
Deletehieiehiehee. Uhuiiiiiiiiii
DeletePak Asep mudanya imut sekali ^_^
ReplyDeleteMasa-masa perjuangan selalu berkesan bila dikenang. Membuat kita lebih bersyukur atas apa yang kita dapat sekarang ini.
@Niken Kusumowardhani : Hiehiehiee. Iya kah? Hiehiehie ih jadi malu. Benar sekali dengan begini kita akan sadar darimana dulu berasal. Dari bawah yang sedang berusaha untuk menjadi lebih baik di masa depannya Insya Allah
Deleteaku juga pernah gitu pak. kembalian 100 perak aku balikin biarpun musti nunggu berhari hari. tapi kalo 100 ribu, aku malah berdoa orangnya ga balik lagi...
ReplyDelete*sambit panci
Dont try this at home
Deletesaya sih enggak berdoa apapun mas, kalau memang rejeki untuk kita pasti orangnya balik dan kasih ke kita kita
Deletehiehiee bener bener bang Agus Setya.
Deletemantafssssssss
engga pernah dicoba di rumah, pak...
Deletekalo di kerjaan sih sering
haha...
iheieiheiheiheiee
DeleteCerita pengalama kehidupan Bapak ini bisa jadi pelajaran penting apalagi dalam kondisi kehidupan sekarang yang memang harus banyak belajar dari orang yang banyak makan garam(pengalaman) seperti Bapak ini :)
ReplyDeleteAlhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah SWT. Kita semua berbagi satu sama lainnya.
Deletekalau semasa kuliah dulu saya juga sempat niat mau kerja di warnet, tapi entah mengapa ujung ujungnya saya bekerja di tempat fotocopy...
ReplyDeleteWah komentar bang Hayardin Putra jadi memberikan inspirasi buat saya nulis suka duka kerja di billing warnet hieiehheiheihee.
Deleteseandainya ada byk orang spt mas Sumargono itu ya mas :).. Salut sekali !
ReplyDeleteWah Insya Allah di jamin akan sedikit korupsi di negeri ini
Deletemasa lalu sangatlah patut dijadikan pelajaran dan pengalaman yg berharga..
ReplyDeleteBenar sekali mba Iis
DeleteEhm, mas gono sekarang jadi pejabat gk om? :D
ReplyDeleteKejujuran jaman sekarang jarang ada. Mungkin Rp. 50 pun kerap diabaikan..
ReplyDeletesaya juga dulu pernah jaga warnet, darisanalah saya mulai belajar ngeblog..
ReplyDeletebtw mejanya keren mas, saya selau mendambakan meja seperti itu untuk bekerja.. bisa dipake naruh dua komputer sekaligus nih kayaknya :D
iheieiheiheiheiee
ReplyDeleteKalau saya dulu memang tidak pernah kerja di warnet Kang, tapi saya sering nemani para penjaga warnet hampir setiap malam untuk menjaga warnetnya, sambil saya belajar membaut blog. Dan pada akhirnya saya memiliki sebuah perangkat laptop dari hasil ngeblog dan saya bisa lakukan dari mana saja sekarang ini.
ReplyDeleteMemang semua harus butuh perjuangan dan kerja keras dengan keuletan ya kang. Semoga menjadi perjalanan hidup yang dapat memberikan inspiratif bagi setiap rekan-rekan blogger lainnya.
Salam wisata
piye kabarenya sep.....
ReplyDeletemakin gemuk aje ya