Ustad Harry Moekti. Foto Asep Haryono |
Hanya Satu Kata "Dakwah"
Oleh Asep Haryono
Ketika saya sedang asyik asyiknya memosting tulisan tentang Pengalaman Belanja CD Tutorial di ruang kerja saya di lantai 5 (Nah nah ketauan bukannya kerja malah ngeblog ya ketauan niye) dan dibantu oleh anak anak magang, tiba tiba melintas rombongan Ustad Hari Moekti didampingi oleh kawan kawan dari hizbut tahrir dan langsung mengambil posisi duduk diruang oval.
Oleh Asep Haryono
Ketika saya sedang asyik asyiknya memosting tulisan tentang Pengalaman Belanja CD Tutorial di ruang kerja saya di lantai 5 (Nah nah ketauan bukannya kerja malah ngeblog ya ketauan niye) dan dibantu oleh anak anak magang, tiba tiba melintas rombongan Ustad Hari Moekti didampingi oleh kawan kawan dari hizbut tahrir dan langsung mengambil posisi duduk diruang oval.
Tidak lama kemudian datang kawan kawan senior saya dari redaksi Pontianak Post didampingi oleh asisten redaksi, dan juga beberapa wartawan. "ah ada apa gerangan? apakah ada jadual beliau sekarang ini?
" Begitu kata saya dalam hati. Sejenak saya tidak menggubris kedatangan beliau dan juga rombongan yang menyertainya itu, dan saya pun "larut" (Gula kali-red) meneruskan blogwalking saya dan sesekali mengamati saja dari bangku tempat saya duduk. Mengamati apa yang kira kira mereka lakukan di ruang oval dari kejauhan.
Tetapi lama kelamaan saya mendengar suara yang cukup keras dari kerongkongan beliau yang amat khas saat beliau menyanyi suara suara serak serak seperti itu yang saya rasa mirip dengan rocker Ikang Fauzie dan atau Rod Steward.
Terdengar sepatah dua patah kata yang terdengar keras menyebut "rocker" dan "penyanyi" langsung menyentil konsentrasi saya blogwalking dan tertarik bergabung ke ruang oval tersebut untuk duduk bergabung dengan mereka. "Ah beliau kan sudah jadi Ustad mau dengar ah siapa tau ada pernyataan dari beliau mengapa sekarang aktif jadi pendakwah Islam" gumam saya dalam hati.
" Begitu kata saya dalam hati. Sejenak saya tidak menggubris kedatangan beliau dan juga rombongan yang menyertainya itu, dan saya pun "larut" (Gula kali-red) meneruskan blogwalking saya dan sesekali mengamati saja dari bangku tempat saya duduk. Mengamati apa yang kira kira mereka lakukan di ruang oval dari kejauhan.
Tetapi lama kelamaan saya mendengar suara yang cukup keras dari kerongkongan beliau yang amat khas saat beliau menyanyi suara suara serak serak seperti itu yang saya rasa mirip dengan rocker Ikang Fauzie dan atau Rod Steward.
Terdengar sepatah dua patah kata yang terdengar keras menyebut "rocker" dan "penyanyi" langsung menyentil konsentrasi saya blogwalking dan tertarik bergabung ke ruang oval tersebut untuk duduk bergabung dengan mereka. "Ah beliau kan sudah jadi Ustad mau dengar ah siapa tau ada pernyataan dari beliau mengapa sekarang aktif jadi pendakwah Islam" gumam saya dalam hati.
Hijrah Dari Musik menjadi Pendakwah
Saya pun men sign out akun blog saya dan sekaligus mematikan (shut down) komputer saya dan beranjak dari tempat duduk saya dan bergabung dengan mereka di ruang dekat jendela (kami menyebutnya ruang oval seperti yang ada di kantornya "Mister Anak Menteng" di Washington hehehe. Sejenak saya mengikuti pencerahan yang beliau sampaikan kepada tamu tamu yang hadir di sana. Saya lihat ada beberapa wartawan, video man yang menenteng kamera video ntah ini dari pihak siapa mungkin dari rombongan pak Ustad, dan juga kawan kawan dari redaksi menemani beliau.
Dituturkan secara jenaka dan juga joke joke segar beliau yang kelahiran Cimahi ini ternyata memiliki nama aseli yang benar benar nama pemberian orang tuanya yakni Hariadi Wibowo. "Yah saya pakei nama aseli saya Hariadi Wibowo di dokmen perjalanan saya seperti paspor dan lain sebagainya, sedangkan nama Hari Moekti itu nama keren atau nama beken saja" kata Pak Ustad yang tidak mau disebut sebagai "mantan Artis itu".
"Kalaw ada yang bilang mantan Artis sakit rasanya di dada saya, tapi itulah dakwah, identitas diri, dan saya sudah berhijrah dari kehidupan Artis menjadi pendakwah" katanya menjelaskan.
"Kalaw ada yang bilang mantan Artis sakit rasanya di dada saya, tapi itulah dakwah, identitas diri, dan saya sudah berhijrah dari kehidupan Artis menjadi pendakwah" katanya menjelaskan.
TERTAWA: Sesekali beliay tertawa cukup keras sampai kaget saya. Foto Hak Cipta Asep Haryono |
SERIUS. Beliau juga bisa serius jika sudah memasuki diskusi tentang Islam. Foto Hak Cipta Asep Haryono |
Beliau menjelaskan bahwa harta dan ketenaran yang didapatnya selama menata "karir" sebagai artis tidak membuatnya tenang walaupun bergelimang harta, dan ketenaran. "Siapa yang tidak mau tenar, hati ini rasanya cespleng dan tergoda dengan yang namanya ketenaran" kata pak Ustad.
Banyak cobaan , tantangan dan juga cibiran yang beliau terima saat hijrah dari dunia keartisannya menjadi pendakwah Islam, dan begitu kuatnya gangguan dan godaan itu sampai istrinya minta cerai. "Saya aku itu memang berat, tapi saya jalani dengan Ikhlas" kata Pak Ustad. Walau akhirnya beliau mendapatkan pengganti namun itu semua dilalui dengan perjuangan, dan sepertinya jalan sudah menentukan demikian kata Pak Ustad.
Banyak cobaan , tantangan dan juga cibiran yang beliau terima saat hijrah dari dunia keartisannya menjadi pendakwah Islam, dan begitu kuatnya gangguan dan godaan itu sampai istrinya minta cerai. "Saya aku itu memang berat, tapi saya jalani dengan Ikhlas" kata Pak Ustad. Walau akhirnya beliau mendapatkan pengganti namun itu semua dilalui dengan perjuangan, dan sepertinya jalan sudah menentukan demikian kata Pak Ustad.
Ketika salah seorang redaktur menanyakan alasan beliau hijrah dari musik menjadi pendakwah, beliau menjawab dengan mata yang berbinar binar, "Ya saya tinggalkan dunia musik, dunia keartisan bukan karena saya membenci itu tidak, dan tidak ada yang salah dengan menyanyi, begitu pula dengan mereka yang masih menggeluti profesi sebagai penyanyi silahkan silahkan" kata Pak Ustad.
Namun ketika harta dan ketenaran yang dirasakannya saat menekuni profesi sebagai penyanyi, pak Ustad merasa tidak tenang dan selalu gelisah hingga akhirnya beliau mendapatkannya dengan berdakwah. "Dan itu berarti saya harus HIJRAH dari musik mulai sekarang" kata Pak Ustad
Namun ketika harta dan ketenaran yang dirasakannya saat menekuni profesi sebagai penyanyi, pak Ustad merasa tidak tenang dan selalu gelisah hingga akhirnya beliau mendapatkannya dengan berdakwah. "Dan itu berarti saya harus HIJRAH dari musik mulai sekarang" kata Pak Ustad
Saya Dan Ustad Hari Moekti |
Masih banyak lagi yang beliau sampaikan pada kajian pertemuan tadi misalnya saat Pak Ustad sedang kebingungan memikirkan biaya persalinan anaknya yang mencapia angka 18 Juta Rupiah, dan saat itu beliau sedang tidak ada biaya.
"Saya SMS kawan kawan tidak ada respon, akhirnya saya hanya pasrah dan berdoa kepada Allah SWT dan ternyata Subhanallah luar biasa tiba tiba ada telepon dari kawan dan menanyakan kabar saya dan saya jawab saja saya sedang di RUmah Sakit, dan mereka langsung menawarkan bantuan keuangan" kata Pak Ustad.
"Saya SMS kawan kawan tidak ada respon, akhirnya saya hanya pasrah dan berdoa kepada Allah SWT dan ternyata Subhanallah luar biasa tiba tiba ada telepon dari kawan dan menanyakan kabar saya dan saya jawab saja saya sedang di RUmah Sakit, dan mereka langsung menawarkan bantuan keuangan" kata Pak Ustad.
"Luar biasa nikmatnya pertolongan dari Allah SWT, dan biaya persalinan anak kami pun terpenuhi karena kawan kawan menyebarkan berita saya di Rumah Sakit, dan berbagai transfer dana masuk ke rekening saya hingga akhirnya biaya persalinan bisa terpenuhi dan masih ada sisa buat pesen nasi Padang di rumah, sekalian sama sang bayi hihihihiihi" kata Pak Ustad yang bercerita dengan mimik Jenaka.
Pak Ustad pun berpesan Hanya Satu kata dalam dirinya sekarang ini yang terus digerakkannya untuk mendakwahkan Islam, ya satu kata yakni DAKWAH kata Pak Ustad. Selamat berjuang Pak Ustad. Hanya Satu kata, DAKWAH. (Asep Haryono)
Pak Ustad pun berpesan Hanya Satu kata dalam dirinya sekarang ini yang terus digerakkannya untuk mendakwahkan Islam, ya satu kata yakni DAKWAH kata Pak Ustad. Selamat berjuang Pak Ustad. Hanya Satu kata, DAKWAH. (Asep Haryono)
wah pasti seru ya...
ReplyDeleteo ya, saya sudah follow blog kamu.. maaf telat follbacknya
@Aninda Naima : hihihihihi makasih ya. Iya nih seru banged, saya sudah jumpa beliau. Lengkingan suaranya masih prima. Subhanallah
Deletedari musik ke dakwah...sebenarnya nggak jauh-jauh amat...teruskan mas...
Delete@BeeBekkk : Ustad Hari Moekti masih ada jadual dakwah di Pontianak, Insya Allah akan disampaikan kebeliau
Deletewah Pertolongan Allah datang dengan tiba-tiba dan tak terduga dari mana asalnya.
ReplyDeletesubhanallah cerita pak ustad yang penuh perjuangan menjadi seorang pendakwah.
^^
trimakasih kang sharenya hhe :)
@Fikri Imam Fadli : Memang betul. Pertolongan Allah bisa datang dari sumber yang tidak diduga duga. Haqqul Yakin sayah. Makasih mas Fikri Imam Fadli
Deletebener tuh kata beliau, siapa sih yang ga mau tenar, buktinya kalau ada acara pencari bakat yang daftar buanyaakkk banget.. weww.. kita sebagai individu juga punya kewajiban yang sama dengan beliau, yaitu berdakwah, tapi.. belum fokus seperti beliau :)
ReplyDelete@NF : Benar banged. Banyak cara berdakwah sesuai dengan keinginan kita masing masing. Apalagi sudah deket Ramadhan, wah makin kreatif kita semua. Makasih sudah mampirss
Deleteasik saya juga sampai larut bang baca postingannya. hahaha
ReplyDeletekeren juga tu Ustadz ya. Allah memberikan Hidaya kepadanya. Subhanallah. Dari seorang metal rocker berdahak sejati. XDD
bisa jadi Ustadz. Subhanallah :D
btw agan kencang banget ya ngetik potingannya. hehhe. pasti kreativitasnya tinggi nih :D
@Kini Aku Tahu : Pas Utad bilang masa ia menjadi "rocker" adalah masa lalu yang tidak bisa dilupakan. Beliau tetap nyanyi walau hanya rekaman saja. Tapi fokus beliau tetap berdakwah sekarang. Subhanallah
DeleteWah saya juga "larut" gan ngebaca postingan ini. hahaha
ReplyDeletebtw mantap bener ya kisah nya si Ustadz harry mukti. Alhamdulillah ya dia diberi hidayah oleh Allah. Sampe2 dari rocket metal berdahak ckckc.. bisa jadi Ustadz ga. wah Subhanallah. dan berhasil sabar dalam ujiannya. keren deh,,:D
@Kini Aku Tahu : Iya nih sekali posting jadi dua tulisan, kebetulan aja pak Ustad datang saat saya menulis, jadi sekalian deh. Kebetulan aja sih hihihihiihi
DeleteSalut untuk ust yg satu ini, tetep ya, cuma satu kata, hahahaha :D
ReplyDeletesemoga manfaat ya sob pertemuannya :D
@Stupid Moneky : Insya Allah banyak manfaatnya, tergerak hatinya untuk berdakwah sudah ada juga dibenak saya entah dengan cara apa nantinya
DeleteSubhanAllah, mudah2an niat hijrah nya bener. Udah banyak ustadz kita yang cuma pengen nyari ketenaran tapi ilmu nya ga ada --a
ReplyDelete@Miftahgeek : Iya saya juga kadang merasakan demikian, banyak juga yang serupa namun banyak juga yang akhirnya terjun ke Politik. Ah romantika hidup ya
DeleteKok dia bisa gelisah ya..
ReplyDeleteustad mantan rocker..good..
@Agus Suparwanta : Beliau bilang gelisah, hanya beliau yang bisa merasakannya. Kita juga heran karena duit, harta dan ketenaran sudah diraihnya dan itu bisa digunakan berdakwah. Tapi itu pilihan hidup pak Ustad
DeleteTernyata banyak hikmah yg terkandung dalam cerita ustadz Hari moekhti
ReplyDelete@cik awi : Benar bangeds. Banyak dari kita yang juga menarik manfaat dari kedatangan beliau walah hanya 1 jam itu. Hanya satu kata. Hanya satu jam. :))
Deleteaaaaa seru sekali didatengin Harry Moekti..
ReplyDeletebeliau salah 1 musisi yang saya kagumi, karena berani keluar dari zona aman, menuju zona yang membuatnya aman dan nyaman lahir batin )
@Miss Syahdini : Betul betul. Beliau punya pandangan hidup sendiri. Pak Ustad mendapat cobaan digugat cerai istrinya karena keluar dari artis yang banyak memberikan uang, harta dan ketenaran. Beliau bilang pasrah aja, dan kini Pak Ustad sudah berkeluarga kembali.
Delete@Bang Dayat : Iya saya sudah sering jumpa artis. Bukan artisnya yang saya cari , malah mereka yang mendatangi hehehehe. Maksud saya kantor saya memang sering kedatangan seleb
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMaaf, boleh minta nomor telepon Ust. Harri Moekti......
ReplyDelete