Pontianak Mencari teman hidup atau jodoh sudah lazim saat ini di seluruh penjuru dunia. Ini sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Sudah hal yang lazim di jaman serba online sekarang ini, orang mencari informasi apa saja sudah tersedia dengan mudah. Hanya dengan mengetikkan keyword (kata kunci) maka informasi yang kita ingin sudah terhampar di depan mata. Apa pun yang anda inginkan , informasi dengan derasnya begitu mudah didapatkan. Bagaimana Supaya Kamu Tidak Menjadi Korban Scammer

Namun demikian bahaya akan selalu datang mengintai di sekitar kita. Salah satunya adalah banyaknya Scammer (penipu) di dunia maya. Ada banyak sekali jenis dan tipe para penipu inil. Dan kamu harus waspada terhaoap trik licik mereka yang selalu punya cara baru untuk menjerat anda masuk menjadi korban penipuan mereka. Apa itu di Facebook, Twitter, Linkedin, Youtube, WhatsApp, hingga website. Yang namanya penipu ada di sekitar kita yang siap mengintai kapan saja

Romance Scammer (Penipu Asmara)
Apa itu Romance Scammer atau Penipus Asmara? Sahabat bisa mencari sendiri informasinya di Google. Yang ingin saya bagikan di sini adalah resiko atau bahaya bahaya yang bisa anda temui jika bersosialisasi di sosial Media seperti di Facebook, Telegram, WhatsApp, atau website. Saya coba bahas sedikit untuk Jenis penipuan yang satu ini.

Bagi mereka yang kebetulan “jomblo bahagia” mungkin tidak ada masalah, namun bagaimana mereka yang sudah kebelet kepengen cari lawan jenis untuk dijadikan teman hidup, teman kencan, atau apa lah (Saya sendiri tidak menganjurkan –red), ini adalah urusan pribadi kamu. I have nothing to do with that issue. Saya hanya coba membagi bahaya bahaya apa saja yang mungkin kamu dapatkan jika mendapati penipu jenis ini, Romance Scammer

Saya mau bertanya. Apa kamu sering mengunjungi Tinder, atau applikasi pencari teman , atau mengunjungi dating service atau situs kencan? Atau mencari pasangan di saluran Telegram, IG atau apa saja? Saya hanya bertanya saja. No offended please (mohon tidak tersinggung ya brader). Nah scammer sudah bercokol di sana. Mereka.

Mereka pada umumnya, dan seringnya menggunakan foto profil orang lain (Bukan fotonya sendiri), dan sudah pasti tanpa izin. Nah para penipu ini berpura pura menjadi seorang gadis, dengan tubuh aduhai (maaf), semuanya hanya untuk menarik kamu masuk dalam jebakan “asmara” nya. Tujuannya bisa bermacam macam. Scammer mengintai kantong atau uang kamu, atau kamu menjadi korban scamming mereka. Ini yang harus diwaspadai. Akan saya bahas di judul yang laind ari artikel saya hari ini

Pertanyaannya adalah “Bagaimana supaya Kamu tidak terjebak menjadi Korban para Scammer di Internet”? Yuk saya coba bahas singkat saja dalam artikel ini. Beberapa materi saya petik dari sumber sumber lain

Scammer ada di mana mana. Foto Asep Haryono/simplyasep.blogspot.com
Scammer ada di mana mana. Foto Asep Haryono/simplyasep.blogspot.com


Waspada Tipu Daya Para Scammer
Seperti yang sudah saya sebut di atas, mencari teman baru dari platform media sosial sangat umum saat ini baik untuk pengembangan pribadi atau karir seperti mendapatkan kesempatan baru untuk bekerja di luar negeri dan banyak lagi tujuan lainnya. . Namun suatu ketika, dengan maksut dan alasan tertentu, orang bisa jatuh ke dalam masalah pribadi seperti mencari teman hidup, pasangan hidup di sosial media atau melalui situs situs pencarian teman.

Menemukan pasangan seumur hidup baru bisa menjadi masalah yang sangat serius bagi mereka yang tidak tahu aturan dasar tentang cara berhubungan dengan orang yang baru dikenal di sosial media/ Apa pun alasannya, jangan mudah terjebak atau percaya begitu saja kepada orang yang baru kamu kenal di Internet. Ini saja dahulu kunci utama keselamatan anda. Nah ada beberapa TRIK para Scammer (Penipu) yang bisa kamu pelajari, waspadai, dan hindari jika menemukan gejala gejala mereka akan melakukan ini :

Tawaran Pekerjaan Mudah Gaji Besar 
Nah ini adalah salah satu Trik para Scammer untuk mejebak kamu masuk menjadi korban mereka. Sebenarnya bisa panjang kamau membahas ini, dan tidak akan cukup 1 hari. Namun saya coba rangkum saja ya.
>
Nah untuk jenis Penipuan ini, Jika kamu misalnya saat ini sedang mencari pekerjaan, lalu kamu bertemu seseorang yang baru anda kenal di sosial media (Linkedin, WhatsAppa, Telegram atau apa saja sosial media-red) lalu menawarkan kepada kamiu Pekerjaan Mudah dengan Gaji Besar di dalam atau di luar Negeri, tanpa pengalaman kerja, , tanpa dokumen, nah waspadalah. Kamu sedang dipancing masuk dalam jebakan Human Trafficking atau perdagangan manusia.

Sebagai contoh aja ya. Sebagai ilustrasi. Kamu mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai penjaga Toko. Misalnya ya. Di Inggris Kamu hanya diminta menyediakan Passport, Koper (Pakaian kamu) saja Semua sudah beres ditanggung oleh Agen Pencari Kerja yang anda kenal itu. Baik Tiket Pesawat Pergi Pulang, Akomodasi, Penhginapan, dan Gaji Besar. Semua dokumen mereka yang urus. Dan ini serius banyak terjadi sekarang. Mereka lah korban perdagangan manusia atau bahasa kerennya adalah Human Trafficking

Begitu anda tiba di Bandara Inggris, anda akan dijemput oleh Agen Pencari kerja, dan Handphone dan Passpor anda akan disita oleh mereka. Kamu akan dibawa ke mobil untuk di bawa ke sebuah tempat, komplek perumahan atau Gedung dan anda akan ditahan di sana.  Kamu akan diminta mengembalikan Tiket Pesawat yang sudah mereka bayarkan untuk mendatangkan kamu.  Kamu akan disuruh kerja 24 jam tanpa Gaji.  Ada banyak contoh contoh para korban Perdagangan Manusia ini beredar di sosial media.  Jangan sampai kamu menjadi korban berikutnya 

Passpor dan HP kamu kan sudah ada pada mereka. Nah para Agen Pencari Kerja inilah yang akan menghubungi Keluarga anda di Indonesia, bahwa anda sudah menjadi tahanan mereka, dan akan dilepaskan jika membayar tebusan ratusan juta rupiah. Jika tidak, maka anak mereka akan menjadi budak mereka se umur hidup.  Atau kamu malah di "jual" lagi ke Agen lain. Ini akan semakin runyam.  Nah ini saja contoh sederhana apa yang terjadi jika kamu menjadi korban Perdagangan Manusia dengan iming iming pekerjaan. Mengerikan tentunya bukan

Kamu sebaiknya tidak memberikan informasi penting rahasia kepada orang yang baru kamu kenal di sosial media seperti nomor rekening Bank, atau diminta mengirim foto foto syur kamu kepada orang yang kamu kenal baru di Internet. Ingat Scammer bisa menjadi apa saja, mau jadi cewek bohay sekalipun bisa mereka. Nah jika kamu melewatri batas seperti mengirim intimate picture, bisa jadi kamu akan menjadi korban Blackmail (pemerasan) yang menuntut tebusan.

Sebenarnya masih banyak lagi TRIK TRIK dari para scammer yang akan menakutkan kalau saya bahas semuanya di sini. Mungkin dilain kesempatan Insya Allah akan saya sampaikan dalam tema tema yang lain. Kejahatan dunia maya memang nyata dan selalu mengintai kelemahan kita. Para scammer ini cerdik dan selalu memiliki cara baru untuk memancing kamu masuk ke dalam perangkap kejahatan mereka. Keterbatasan waktu jugalah, bahkan kamu juga pastinya akan bosan jika artikel ini terlalu panjang. (Asep Haryono)




Artificial Intelligence has emerged as a transformative force, reshaping the technological landscape and profoundly impacting various aspects of our lives (Qiao et al., 2021). The field has experienced rapid advancements, with innovations ranging from real-time language translation to the prediction of protein structures. (Box‐Steffensmeier et al., 2022) 

The recent developments in AI are largely attributed to the exponential growth in processing power, improvements in algorithms, and the exponential increase in the volume and variety of digital data. (“Artificial Intelligence : A European Perspective,” 2018)

As the field of AI continues to evolve, it is essential to understand the depth, breadth, and timelines of its potential impact. AI-powered systems are already being deployed in a wide range of applications, from personalized recommendations on e-commerce platforms to autonomous vehicles navigating complex urban environments.

However, the far-reaching social, political, legal, and ecological implications of these systems have not always been adequately addressed. Scholars have highlighted the need to consider the broader societal effects of AI, as these systems become increasingly integrated into our daily lives. (Box‐Steffensmeier et al., 2022)

Photo by Google DeepMind
Photo by Google DeepMind



The discourse on the impact of AI on democratic processes and decision-making has gained significant attention, underscoring the importance of ensuring fairness, transparency, and accountability in the development and deployment of these technologies. (König & Wenzelburger, 2021)

The competition for leadership in AI is fierce, with the United States, China, and Europe vying for dominance in this rapidly evolving field. (“Artificial Intelligence : A European Perspective,” 2018) To navigate the complex landscape of AI, interdisciplinary research and collaboration are crucial. (“Artificial Intelligence : A European Perspective,” 2018) Experts from various fields, including computer science, social sciences, and ethics, must work together to develop a comprehensive understanding of the challenges and opportunities presented by AI.

This multifaceted approach is necessary to ensure that the development and implementation of AI systems are guided by principles of sustainability, responsibility, and the well-being of both individuals and society as a whole. (Kusters et al., 2020) (Box‐Steffensmeier et al., 2022) (König & Wenzelburger, 2021) (“Artificial Intelligence : A European Perspective,” 2018)

As AI becomes more pervasive, the ethical and governance implications of these technologies have come to the forefront.

Active debates surround AI's role in labor displacement, autonomous vehicles, military applications, misinformation, healthcare, and education (Schiff et al., 2021). While new opportunities for AI to contribute to social good and equity have been proposed, there are significant barriers that stand between aspirations and concrete practicalities. (Schiff et al., 2021)

The OECD has highlighted the need for a shared understanding of AI's impact on societies and economies, identifying major public policy considerations related to human values, fairness, privacy, safety, and accountability. To address these challenges, the development of ethical frameworks and the implementation of responsible AI practices are essential.

Efforts to create ethical guidelines for AI development and deployment have been undertaken by various organizations, including the IEEE and the OECD. These initiatives aim to ensure that AI systems are designed and used in a manner that respects human rights, promotes social and environmental well-being, and mitigates potential harms.

As AI becomes more prevalent, the need for a multidimensional approach that combines ethics, regulation, innovation, and education becomes increasingly apparent. Governments, academics, and civil society must work together to shape the development of AI in alignment with human and social values.

The integration of ethical principles into the design, deployment, and governance of AI systems is crucial to realize the full potential of these technologies while addressing the challenges they pose. (Schiff et al., 2021)(Hernández, 2024)


Human Trafficking in Indonesia , a pervasive global issue, has been a significant challenge in Indonesia, where individuals, particularly women and children, are subjected to forced labor and commercial sexual exploitation. 

Indonesia, as a major migrant-sending country in Southeast Asia, has a complex labor migration landscape that intersects with the problem of human trafficking. (Bal & Palmer, 2020) The Indonesian government has taken various measures to combat this crisis, but continued efforts are needed to address the multifaceted nature of the problem.

Photo by Mehmet Turgut Kirkgoz
Photo by Mehmet Turgut Kirkgoz from Piexel


The Indonesian government has taken various measures to combat this crisis, but continued efforts are needed to address the multifaceted nature of the problem. Human trafficking is a complex and multidimensional issue in Indonesia, with victims often facing difficulties in identifying and receiving assistance.

The country's role as a major source, transit, and destination for trafficking has led to the development of regional approaches to address the problem, such as through the Association of Southeast Asian Nations (Khoo, 2010). However, national-level human rights institutions have remained crucial in promoting and protecting the rights of trafficked individuals in the absence of established regional mechanisms. (Khoo, 2010)

Recent data indicates that Indonesia is the third-largest migrant-sending country in East and Southeast Asia, with a significant portion of its labor force engaged in domestic and caregiving work abroad (Bal & Palmer, 2020). This circular labor migration has given rise to complex governance challenges, as well as debates around the links between remittances and development. 

The Indonesian government has attempted to address these issues through policies such as the "zero migrant worker roadmap," which has faced criticism for being discriminatory and violating the economic rights of workers. To address these concerns, researchers have suggested that the government focus more on skill and capacity building for migrant workers, as well as the implementation of a social protection approach. (Dewi & Rezasyah, 2018).

This research paper highlights the complex and multifaceted nature of human trafficking in Indonesia, drawing on regional and national-level approaches to addressing the issue. 

It is essential that the Indonesian government, in collaboration with civil society and international partners, continue to develop and implement comprehensive strategies to combat human trafficking, protect the rights of migrant workers, and promote sustainable development outcomes. (Bal & Palmer, 2020) (Dewi & Rezasyah, 2018) (Palmer & Piper, 2023)

Antisemitism, the prejudice and discrimination against Jews, has a long and disturbing history that spans centuries. It is rooted in stereotypes, misinformation, and irrational fear, leading to widespread persecution and violence against Jewish communities.Antisemitism persists to this day and can manifest in various forms, including hate speech,

vandalism, exclusionary policies, and even acts of terrorism targeted specifically at Jews.Research has shown that exposure to hate speech and discriminatory attitudes can contribute to the normalization of antisemitism, leading to a decreased sensitivity towards its offensive nature and an increase in intergroup contempt towards Jewish individuals.

Furthermore, societal factors such as media representations and political discourse can either perpetuate or challenge antisemitic beliefs.Jenkins and colleagues conducted a study to examine negative attitudes toward Arab-Americans. Their research found that participants were less willing to interact socially with Arab-Americans compared to other ethnic groups, indicating a bias and discrimination towards this specific group. This supports the idea that discrimination and prejudice exist across various ethnicities and can impact different groups differently.

Photo by Lobro78. Photo resource : Istockphoto



Antisemitism, the prejudice and discrimination against Jews, has a long and disturbing history that spans centuries. It is rooted in stereotypes, misinformation, and irrational fear, leading to widespread persecution and violence against Jewish communities.Antisemitism persists to this day and can manifest in various forms, including hate speech, vandalism, exclusionary policies, and even acts of terrorism targeted specifically at Jews.

Research has shown that exposure to hate speech and discriminatory attitudes can contribute to the normalization of antisemitism, leading to a decreased sensitivity towards its offensive nature and an increase in intergroup contempt towards Jewish individuals. Furthermore, societal factors such as media representations and political discourse can either perpetuate or challenge antisemitic beliefs.Jenkins and colleagues conducted a study to examine negative attitudes toward Arab-Americans.

Their research found that participants were less willing to interact socially with Arab-Americans compared to other ethnic groups, indicating a bias and discrimination towards this specific group. This supports the idea that discrimination and prejudice exist across various ethnicities and can impact different groups differently.

Antisemitism is not only a form of hate speech but also a deeply ingrained prejudice and discrimination against Jewish people. It is characterized by negative stereotypes, scapegoating, and systemic oppression that have persisted throughout history.These biases and discriminatory behaviors not only marginalize and harm Jewish individuals but also contribute to the perpetuation of harmful stereotypes and the exclusion of Jewish communities from society.

In order to address this issue, it is important to educate individuals about the harms of antisemitism, promote inter group understanding and empathy, and actively work towards dismantling the structural and cultural factors that contribute to antisemitism. Antisemitism, a form of prejudice and discrimination against Jewish individuals, has a long-standing history marked by stereotypes, scapegoating, and systemicAntisemitism: A Historical and Present-day Issue Antisemitism: A Historical and Present-day IssueAntisemitism:

A Historical and Present-day Issue

Antisemitism, the prejudice and discrimination against Jews, has a long and troubling history that spans centuries. It is rooted in negative stereotypes, misinformation, and irrational fear, leading to widespread persecution and violence against Jewish communities (Brustein & King, 2004).

 Historically, antisemitism has manifested in various forms, including pogroms, expulsions, and the Holocaust, which saw the systematic murder of six million Jews during World War II. Today, antisemitism persists in different guises, from hate speech and vandalism to exclusionary policies and even acts of terrorism.

 Research has shown that exposure to hate speech and discriminatory attitudes can contribute to the normalization of antisemitism, leading to a decreased sensitivity towards its offensive nature and an increase in intergroup contempt towards Jewish individuals (The Surprising Way to Tackle Prejudice in the Real World, 2023). Furthermore, societal factors such as media representations and political discourse can either perpetuate or challenge antisemitic beliefs.

 The impacts of antisemitism are far-reaching, as it not only harms Jewish individuals and communities but also undermines the values of diversity, inclusion, and human rights. To address this issue, it is crucial to educate individuals about the harms of antisemitism, promote intergroup understanding and empathy, and actively work towards dismantling the structural and cultural factors that contribute to this form of prejudice and discrimination. 

Pontianak In the midst of the complex and ongoing Middle East conflict, one key player that has emerged is the Islamic Resistance Movement, better known as HAMAS (Furlan, 2019).HAMAS has become a significant force in the region, particularly in the Palestinian territories.Their involvement in this conflict has raised questions about their objectives, tactics, and impact.Since its establishment in 1987, HAMAS has played a significant role in the Middle East conflict, particularly in the Israeli-Palestinian conflict.

HAMAS is a Palestinian Sunni-Islamic fundamentalist, nationalist, and resistance organization.Their primary goal is to establish an independent Islamic state in historical Palestine, which includes modern-day Israel, the West Bank, and the Gaza Strip.They have employed a range of strategies to achieve this, including armed resistance, political participation, and social welfare programs.

Photo by İsra Nilgün Özkan
Photo by İsra Nilgün Özkan.  Source :Pexels  


 One of the key aspects of HAMAS' involvement in the conflict is their use of violence, including suicide bombings and other attacks against Israeli civilians and military targets.HAMAS has justified these actions as a legitimate form of resistance against the Israeli occupation and the violation of Palestinian rights.However, their tactics have been widely condemned by the international community as acts of terrorism.


At the same time, HAMAS has also participated in the political process, winning a majority in the 2006 Palestinian legislative elections.This has led to a complex relationship between HAMAS and the Palestinian Authority, as well as with the international community, which has been hesitant to engage with a group designated as a terrorist organization by many countries.

HAMAS' role in the Middle East conflict is a complex and multifaceted one. While their use of violence has been widely condemned, they have also played a significant role in the political and social welfare of the Palestinian people. Understanding HAMAS' motivations, tactics, and impact is crucial to addressing the ongoing conflict in the region.(Lecocq, 2020)(Hannase, 2020)

Kubu Raya Pengalaman Digigit Seekor Ular Saya menceritakan sebuah pengalaman konyol, lucu, namun juga cukup mengerikan yang sepertinya akan membekas dalam hidup saya untuk waktu yang lama. Pengalaman apakah itu itu.

Ya pengalama adalah ketika saya dipatuk atau digigit seekor ular. Nah sabar sabar semuanya, tenang tenang. Nah kalau sudah tenang, duduk yang manis, saya akan ceritakan kronologisnya.

Kronologis Kejadian

Waktu Kejadian
Pada tanggal 15 Desember 2024, pukul 15.40 hari Ahad/Minggu saat sepulang dari Sholat Ashar berjamaah di Masjid Bababussalam Komplek Duta Bandara Kubu Raya Kalimantan Barat. Saat jalan kaki menuju arah pulang ke rumah saya di Blok C komplek tersebut. Saya tahu persis waktunya karena ada rekaman foto dan atau catatan/keterangan yang selalu saya tulis semacam di catatan harian sayai


Tempat Kejadian
Saat saya pulang dari Sholat Ashar Berjamaah di Masjid Babussalam Komplek Duta Bandara Kubu Raya Kalimantan Barat,

Setelah selesai Sholat Ashar Berjamaah di Masjid itu saya memutuskan untuk berjalan kaki saja keluar dari Masjid. Jalan yang saya lalui adalah jalan komplek yang tentu saja penuh dengan rumah rumah warga yang saling berdekatan, namanya juga komplek. Nah biar para pembaca mendaoatkan gambaran seperti apa tempst olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), silahkan disimak foto foto di bawah ini.

Nah sudah jelasnya Tempat Olah TKP nya sudah jelas saya cantumkan foto fotonya d atas. Dari foto foto di atas jelas terlihat rumah warga banyak yang rimbun dengan pohon pohon di rumah masing masing. Saya lanjutkan ya


Saat Kejadian
Saat saya pulang dari Masjid sambil berjalan kaki menuju arah pulang saya tidak melihat jalan di depan. Saya berjalan sambil membaca buku. Kira kira sekitar 15 meter saya berjalan, kaki sebelah kanan saya seperti menginjak sesuatu yang agak licin, dan terasa jari kaki saya ada yang mencubit. Anehnya cubitannya tidak sakit seperti cubitan pada umumnya. Rasanya biasa biasa saja.

Nanun begitu saya lihat ke bawah kaki kanan saya, saya melihat ada bercak darah disekitar jari tengah kaki kiri saya. Kemudian saya reflek melihat ke sekitar saya, dan pandangan mata saya tajam melihat se ekor ulang Hijau entah berapa panjangnya saya tidak tau sedang di depan teras sebuah rumah. Posisi rumahya persis di samping saya.

Ini dia pelakunya. Silahkan dilihat foto/videonya di bawah ini

Saya foto ular ini 1 menit setelah menggigit saya

Saya videokan sekalian. Biar bukti ada. 



Sudah lihat pelakunya? Itulajh sang ularnya.Yang saya lihat langsung sih kepala kecuilll banget.  Lidahnaya bercabang dua khas ular. Kelapa eh kepala sang Ular memang kecil , Badannya panjangnya berapa ya? Nah kira kira panjanganya berapa lah kalau melihat video atau foto di atas.  Saya juga bingung mau kasih panjang berapa CM. Hehehhee

Mungkin teman teman sekalian ada yang bertanya. Nah siapa yang memfoto atau memvideo sang ular? Jawabannya saya sendiri. Kok ? Iya benar, Saya selalu membawa HP Samsung A10s jadul saya kemana mana dalam tas kecil sayal Dalam tas kecil saya lengkap isinya ada charger, pulpen,, headset, , pulpen, buku notes kecil, dan Identitas diri (Seperti KTP, SIM) dll). Hanya power bank yang saya belum punya. Hehe. Udah seperti orang traveling. Hahhaa. Iya saya juga fans sama traveling loh. Oke lanjut ya

Setelah saya berhasil foto atau video sang Ular yang seperti sedang santai di depan teras sebuah rumah, saya kembali melihat jari tengah kaki kiri saya yang ada bercak darah. Saya bingung ini darah siapa. Darah sang ular karena terpijak kaki saya, atau darah kaki saya sendiri karena digigit dia. Saya tidak mau berspekulasi, saya langsung minta bantuan jamaah Sholat Ashar lainnya yang masih terlihat.

Banyak jamaah yang sama sama Sholat Ashar sama saya di jmasjid tadi turut membantu memberikan bantuan. Termasuk membunuh sang ular. Saya panik saat itu apakah sang Ular Berbisa atau tidak saya tidak tahu. Pertolongan darutat pun diberikan saat itu. Kaki saya dicuci terutama yang ada noda darah misterius di jari tengah kaki kanan saya.

Pak Muhyar rmemberi saya segelas air putih.  "Ayo diminum Yah biar kalau ada bisanya tidak menana mana".   Pak Muhyar tetangga saya yang baik hati yang sudah saya anggap sebagai anggota keluarga.  Beliau beserta istrinay yang mengasuh kedua anak saya saat mereka masih kecil. 

Warga pun mulai berdatangan, dan melihat kondisi sang Ular yang sudah terkulai (mungkin sudah tewas) dibunuh warga. Mereka menyebut sang Ular itu adalah jenis ular biasa. Tidak Berbisa, Jenis ular Pohon yang banyak bertengger di rumah rumah warga. Seorang warga Komplek menyebut itu kata orang jenis Ular Lidi. Keringat saya masih bercucuran saat itu, campur aduk antra stress, dan takut bercampur jadi satu.

Berikut ada komentar warga: 
"Tenang pak Asep. Itu jenis ular pohon yang kamek bilang biase disebut Ular Lidi" kata H.Mulyadi Hamra, seorang warga Komplek. 
"Oh itu tidak berbisa pak.  Ular Pohon itu namanya. Biasa berkelahi sama kuncimng pelhiraan di rumah saya" kata seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya 
"Ya ada bisanya Kang Asep jenis ular tu. Tapi tak bahaye. Beda sama ular yang saya usir beberapa hari yang lalu panjang 1 meter dan itu berbisa" Kata Pak H.M.Tohir  


Kedjadian ini rupanya sontak heboh di sosial media terutama di
Grup WA Chat Masjid Babussalam. Saya tidak tau siapa yang “membocorkan” tau tau ramai saja di grup chat kami itu. Banyak yang berkomentar atas kejadian yang saya alami. Dari komentar keprihatinan, hingga  komentar yang konyol dan lucu lucu. Hehehe. Ramai lah pokoknya 

Ini dia tangkapan layarnya





Dugaan Jenis ULAR

Selang beberapa hari kemudian sudah sejak peristiwa digigitnya, saya merasa aman,  Subuh saat saya membuka mata saya, Alhamdulillah masih dalam lndungan dari Allah SWT.

Setelah saya merasa damai, dan tenang kemiudian saya search informasi dair berbagai sumber tentang Dugaan Jenis Ular yang mematuk saya itu. Terus terang saya bingung juga karena saya bukan ahli Ular, jadi saya menebak nebak saya dalam search informasinya dengan kata kunci (keyword) yang saya dapatkan dari warga komplek yang saya gunakan untuk mencari informasi.  Kata kunci yang saya  pakai adalah “ular lidi” atau “ular pohon”.

Terdapat banyak informasi yang beredar di sana,

Saya akan coba sampaikan yang saya temukan. Namun dengan catatan ini hanya dugaan saya saja. Mengenai Jenis Ular yang mematuk saya itu. Jika ada pembaca yang lebih mengetahuinya. Mohon saya dikabari dan diingatkan

Berikut adalah dugaan jenis Ular yang mematuk saya berdasarkan kata kunci pencaharian “ular Lidi” atau “ular Pohon”


Ular Lidi (Liopeltis tricolor)

Malayan Ringneck
Family : Colubridae
Subfamily : Colubrinae
Genus : Liopeltis
Species : Liopeltis tricolor
Panjang Maksimum : 56cm

Ular Lidi (Liopeltis tricolor)
Gambar diambil dari Ular Indonesia


Kontribusi pada ekosistem : Menjaga keseimbangan populasi jangkrik, belalang dan serangga lain.Bahaya bagi manusia: Ular ini tidak memiliki bisa dan giginya terlalu kecil untuk menyakiti manusia.

Status konservasi dan ancaman : Liopeltis tricolor tidak memiliki masalah konservasi di Indonesia, dan jarang/tidak pernah diperjual belikan sebagai hewan peliharaan. Spesies ini dicatat sebagai Least Concern di IUCN Red List.  Distribusi : Pulau Kami, Kalimantan, Bangka, Jawa, Nias, Kepulauan Riau, Sumatera.   Liopeltis tricolor adalah jenis ular yang kurang diketahui di Indonesia, diperlukan tindakan riset dan penelitian mengenai spesies unik ini.

Badan mereka berwarna kehijauan atau zaitun pada bagian atas dan kuning pada bagian perutnya. Ular ini memiliki sebuah garis hitam pada setiap sisi kepalanya, yang melewati setiap mata, namun garis hitam tersebut mulai hilang sesaat mencapai di belakang kepalanya. Makanan utama mereka merupakan serangga, khususnya jangkrik, namun juga dapat memakan serangga lain seperti belalang dan tonggeret, mereka hidup di tanah.

Mereka biasa ditemukan bersembunyi di sekitar tumpukan daun mati atau vegetasi pendek yang lebat. Ular ini merupakan ular yang cukup jarang dijumpai. Badannya berbentuk silindris dan dilapisi sisik yang halus. Mereka dapat ditemukan hingga ketinggan 1200m  (Sumber informasi : Ular Indonesia )


Opheodrys Aestivus.

Nah referensi lainnya menyebutkan jenis ular nya bernama Opheodrys Aestivus. Nah dari referensi menyebutkan Opheodrys aestivus atau yang memiliki nama Inggris Rough green Snake biasanya umum ditemukan di Amerika Serikat bagian tenggara.

Opheodrys Aestivus.
Gambar ini diambil dari PetPintar



Rough green snake biasanya hidup di hutan terbuka. Sesuai namanya, mereka memiliki tubuh berwarna hijau terang di bagian atas dan kekuningan di bagian bawah.Warna tubuhnya menjadi kamuflase sempurna bagi mereka, sehingga memudahkan ular ini untuk bersembunyi di area hijau.Ular ini memiliki tubuh yang sangat panjang dan ramping, hampir mencapai lebih dari 100 cm. Mereka umumnya memangsa serangga seperti jangkrik, belalang, kodok kecil, dan laba-laba.

Sumber : 9 Jenis Ular Yang Tidak berbisa


KESIMPULAN

Nah itulah kira kira berdasarkan penelusuran informasi yang saya dapatkan berdasarkan sumber cerita warga di tempat tinggal saya. Seperti yang saya sebut di atas, ini hanyalah dugaan saya saja. Toh saya juga bukan ahli apa apa. 

Saya menelusuri informasi jenis ular yang menggigit saya itu berdasarkan kata kunci (keyword) dari warga Komplek yang saya gunakan untuk melakukan pencarian informasi di internet

Karena saya juga tidak tau harus mencari kemana tentang jenis ular yang mematuk saya kemarin itu. Jadi penelusuran informasinya berdasarkan kata kunci yang saya ketahui dari warga komplek tempat tinggal saya saja. Jika ada pembaca yang lebih mengetahuinya, mohon saya dikabari. Sekali lagi terima kasih atas waktunya membaca artikel saya ini pada hari ini.

Andai jenis Ular berbisa yang mematuk saya hari itu mungkin saya sudah berada di alam dimensi lain.  "Semua kejadian pasti ada hikmahnya" kata KH Ahmad Farhan, Ketua Masjid Babussalam.  Hikmah yang saya petik dari peristiwa menakutkan ini adalah kalau berjalan ya hati hati. lihat jalanan di depan.  Hanya Allah SWT yang MAHA MENGETAHUI Wallahu Alam Bishawab. (Asep Haryono)

Kubu Raya Transformasi DIGITAL Bagi Saya Sudah tidak dapat diragukan lagi saat ini peran internet sangat penting dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia di abad ini tidak saja sebagai sarana Hiburan dan Informasi, juga sebagai salah media komunikasi yang sangat ampuh. Penemuan termutakhir abad ini adalah komunikasi berbasis digital dengan menggunakan media Internet yang hingga saat ini banyak dirasakam manfaatnya oleh penduduk Bumi, dan belum dapat tergantikan.

Teknologi terus berkembang dengan pesat.

Kita masih ingat di era tahun 1990 an saat penulis masih duduk di bangku Semester Pertama perguruan tinggi, saat penulis masih menggunakan media TELEGRAM Pos dan Giro ujntuk pengiriman pesan yang cepat dan WESEL POS sebagai media untuk pengiriman Uang dari orang tua, Komunikasi digital tercepat saat itu masih menggunakan PAGER. Nah bagi kamu kamu yang merasa mengalami masa masa “bulan madu” itu berasa sudah tua sekarang ya. Hehe. Ketauan umurnya sudah di atas 50 (Lima Puluh) Tahun ya..

Sekilas flash back ya, untuk yang berbasis Daring (Dalam Jaringan) bahkan sedikit lebih awal yakni saat saya masih duduk dibangku SMA sekitar antara tahun 1987-1989, yakni Surel atau Surat Elektronik.

 Saya masih ingat saat koran REPUBLIKA memuat lengkap surat pembaca di salah satu halaman korannya yang memuat email email dari para pembacanya. Berarti internet sudah masuk ke Indonesia di era tahun 1987 an. Mengirim surat elektronik (E-mail) adalah sebuah privilegge tersendiri bagi pemiliknya, saya saat itu masih duduk di bangku SMA hanya mangut mangut saja. Ingin menjadi bagian dari dunia, namun apa daya seperti jauh panggang dari api.


Photo by Roman Pohorecki
Roman Pohorecki.  Sumber foto FREE PHOTO



Nah kemudian perangkat Gadget (Bahasa Inggris) yang kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang baku gawai mulai merambah ke saya itu aja pada tahun 2001. Saya masih ingat jelas saat ditugaskan ke luar kota (tepatnya di kota Sintang) perangkat Gawai yang saya punya adalah merek NOKIA 3310 yang saat itu masih berharga di atas Rp.1.000.000,- (Satu Juta Rupiah). Sayang sekali saya tidak menyimpan Nota Pembelian perangkat Gawai dari sebuah toko di Sintang itu, Andai masih ada bisa menjadi bukti otentik perjalan sebuah transformasi informasi bagi saya pribadi.

Betapa bangganya saya saat pertama kali memiliki Handphone (gawai). Rasanya selangit persis yang saya rasakan saat juara I lomba desain BLOG tingkat Se kubu Raya beberapa tahun yang lalu. Karena sering mendapat gelar juara, kini rasa “selangit” dan melayang layang lagi sudah tidak lagi diraskaan, dan malah menjadi hal hal yang sudah tidak istimewa lagi. Perasaan saya sudah biasa biasa saja. Beda saat pertama kali dapat Gelar Juara I Lomba Blog uuuuh rasanya seperi melayang di awan awan. Dulu.

Nah sejak masuknya Gawai, otomatis teknologi sudah berkembang dan orang semakin cenderung memilih kepraktisan. Dulu orang mengirim surat biasa dengan menggunakan stamp (perangko) sebagai ganti ongkos kirim. Ini saya rasakan langsung saat “magang” di Kantor Pos Pembantu di UNTAN (Universitas Tanjungpura) di era tahun 1990-1994. Saya menyewa Kotak Pos Nomor 1247 kalau tidak salah saat itu. Ongkos sewa per bulannya sektar 5 ribu rupiah itu juga kalau saya tidak salah ingat.

Dua orang petugas Kantor Pos yang salah satunya pernah meminjam HP miliknya untuk saya gunakan untuk menelpon teman. Wiih rasanya luar biasa, melayang layang seperti di awan. Betapa bangganya saya bisa menggunakan HP (walau milik orang lain) saat itu. Rasanya di awan awan. Saya masih ingat wajahnya, walah saya tidak hafal namanya. I was terrible with names, but I never forget their faces (Saya payah kalau disuruh mengingat nama seseorang, namun saya banyak hafal wajah dari nama)

Hadirnya SMS (Short Message Service) berupa pesan singkat langsung “membunuh” TELEGRAM dan PAGER. Betapa tidak kini orang sudah semakin dimanjakan dengan teknologi terbarukan, jadi hal hal yang ancient (kuno) sudah mulai ditinggalkan dan ini bisa dianggap big blow (pukulan telak) bagi PT POS dan GIRO yang juga tidak kalah gesit untuk terus mencari terobosan terbaru untuk mengikuti teknologi yang terus berkembang sangat cepat.

Tahun 1990 saat saya masih duduk di semester pertama Bangku Perguruan Tinggi, saya masih menggunakan WESEL untuk terima dan kirim Uang. Saya belum punya,dan mungkin belum mengenal Bank Account (Rekening Bank). Di awal awal semester kuliah, benar saya menabung namun tidak dalam bentuk rekening Bank namun dalam bentuk TABANAS. Menabung uang atau mengirim uang di POS dan GIRO. Kini TABANAS sudah menjadi barang antik dalam arti sudah menjadi cinderamata atau souvenir bahwa di masanya TABANAS membahana cetar cetar.

Saya sendiri mulai mengenai rekening Bank pada saat pertama kali mendapatkan kiriman Uang dari Mr Antony Crocker (English Language Officer) BRITISH COUNCIL Jakarta, yang mengirim uang sebesar Two Hundred and Eighty Eight Thousand Rupiahs atau Rp.288.000,- dengan menggunakan Rekening Penampungan dan kemudian di tarik ke rekening saya di Bank Negara Indonesia (BNI) 1946. Harus saya akui Bank pertama yang saya miliki adalah punya nomor rekening di BNI 1946 melalui kantor cabangnya di UNTAN. Itu kenangan yang tidak sapat saya lupakan dalam perjalanan transformasi digital dalam hidup saya. (Asep Haryono)




Bagaimana Supaya Kamu Tidak Menjadi Korban Scammer

Bagaimana Supaya Kamu Tidak Menjadi Korban Scammer

Pontianak Mencari teman hidup atau jodoh sudah lazim saat ini di seluruh penjuru dunia. Ini sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Sudah hal yang lazim di jaman serba online sekarang ini, orang mencari informasi apa saja sudah tersedia dengan mudah. Hanya dengan mengetikkan keyword (kata kunci) maka informasi yang ... Read more...
The Rise of Artificial Intelligence: Exploring the Frontiers of Technology

The Rise of Artificial Intelligence: Exploring the Frontiers of Technology

Artificial Intelligence has emerged as a transformative force, reshaping the technological landscape and profoundly impacting various aspects of our lives (Qiao et al., 2021). The field has experienced rapid advancements, with innovations ranging from real-time language translation to the prediction of protein structures. (Box‐Steffensmeier et al., 2022)  The recent ... Read more...
Human Trafficking in Indonesia

Human Trafficking in Indonesia

Human Trafficking in Indonesia , a pervasive global issue, has been a significant challenge in Indonesia, where individuals, particularly women and children, are subjected to forced labor and commercial sexual exploitation.  Indonesia, as a major migrant-sending country in Southeast Asia, has a complex labor migration landscape that intersects with ... Read more...
Antisemitism

Antisemitism

Antisemitism, the prejudice and discrimination against Jews, has a long and disturbing history that spans centuries. It is rooted in stereotypes, misinformation, and irrational fear, leading to widespread persecution and violence against Jewish communities.Antisemitism persists to this day and can manifest in various forms, including hate speech, vandalism, exclusionary ... Read more...
Analyzing the Role of HAMAS in the Middle East Conflict

Analyzing the Role of HAMAS in the Middle East Conflict

Pontianak In the midst of the complex and ongoing Middle East conflict, one key player that has emerged is the Islamic Resistance Movement, better known as HAMAS (Furlan, 2019).HAMAS has become a significant force in the region, particularly in the Palestinian territories.Their involvement in this conflict has raised ... Read more...
Page (1/48) : 1 2 3 4 5 ... Last
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
Designed by vnBloggertheme.com | Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia