Poster Writingthon Competition. Gambar dari Internet
Poster Writingthon Competition. Gambar dari Internet

Kompetisi menulis dan event kepenulisan menjadi sebuah upaya untuk menggerakkan budaya literasi. Mulai program kepenulisan dan kompetisi menulis tingkat pelajar, mahasiswa, kalangan profesional, umum, hingga dosen atau akademisi. Program menulis semacam itu sudah jamak kita temui. Bitread pun telah beberapa kali menyelenggarakan kompetisi menulis yang hasilnya diterbitkan menjadi sebuah buku. Demi memajukan literasi tanah air, ide-ide segar dalam mengemas tulisan dan merangsang geliat kepenulisan masih terus dinanti.

Terinspirasi dari Code Festival atau yang lebih dikenal dengan nama Hackathon, Bitread berusaha membuat terobosan, sebuah inovasi untuk mengemas event yang menarik dan melibatkan para penulis. Dalam Hackathon, para peserta yang terlibat adalah programmer yang dikumpulkan dalam sebuah lokasi unik. Mereka bertarung dalam kurun waktu tertentu untuk menyelesaikan tantangan koding atau membuat sebuah aplikasi. Adapun dalam Writingthon, peserta yang terlibat adalah para penulis. Bobot tantangannya sama, waktu yang terbatas dan proyek kepenulisan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tersebut.


Mengapa Bitread berani mengemas ide seperti ini? Alasannya tak lain ialah karena Bitread sadar bahwa sesungguhnya terdapat kesamaan antara penulis dan programmer. Selain sama-sama bekerja dengan komputer, kedua profesi ini merupakan golongan orang yang terbiasa bekerja dengan tenggat waktu ketat. Kreativitas mereka kerap ditantang untuk terus menyala meski bekerja di bawah tekanan. Maka, jika programmer punya Hackathon, para penulis pun punya Writingthon.

Mekanisme Writingthon
Writingthon adalah singkatan dari “writing marathon” (menulis secara maraton). Para penulis bermaraton dalam mengerjakan suatu project yang disebut sebagai tantangan literasi. Pada intinya, tantangan ini terdiri atas dua hal: Menyerap informasi tentang objek penulisan dan mengolah informasi tersebut menjadi karya tulisan yang menarik dalam waktu yang ditentukan.
|

Satu lagi yang menjadi ciri khas program ini adalah lokasi berlangsungnya kegiatan. Lokasi yang dipilih haruslah istimewa, bukan lokasi yang biasa digunakan orang untuk menulis. Itu sebabnya writingthon pertama ini diadakan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), yang berlokasi di kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, Banten.


Sedikit berbeda dengan Hackathon—dimana para programmer sibuk mengerjakan proyeknya masing-masing—pada writingthon, setiap penulis diberi tugas yang berbeda namun dari obyek tantangan kepenulisan yang sama. Sebelumnya, para peserta telah diberi bekal yang cukup untuk mengerjakan tantangan tersebut, yakni data dan informasi mengenai objek kepenulisan. Kemudian, dari sudut pandang masing-masing penulis, informasi tersebut diolah menjadi sebuah tulisan yang populer dan menarik.

Persyaratan
Sejumlah syarat yang harus dipenuhi sebagai peserta Writingthon di antaranya:
- Warga Negara Indonesia yang berusia 19-50 tahun
- Suka menulis
- Tertarik dengan dunia sains


Jika kamu memenuhi syarat-syarat tersebut dan tertarik untuk berpartisipasi, kirimkan surat permohonan (berupa uraian singkat tentang diri kamu dan mengapa kamu tertarik mengikuti kegiatan ini), CV, portofolio (berupa contoh tulisan yang pernah dipublikasikan atau daftar tulisan yang pernah dipublikasikan di media cetak, buku, atau media online), dan artikel tentang ilmuwan Indonesia beserta karyanya (minimal 4.000 karakter +/- 1,5 halaman A4, dapat mengulas seorang tokoh atau lebih. Contoh siapa saja ilmuwan Indonesia dapat disimak pada link di akhir tulisan), kirim persyaratan tersebut ke email: naskah@bitread.co.id 



Mereka yang Terpilih
Program kepenulisan secara maraton ini juga terdiri dari ujian-ujian kecil (trivia) yang seru. Tentu saja, jangan bayangkan ujian tersebut sebagai ujian tertulis. Ujian ini bertujuan untuk menantang kemampuan dalam kecepatan meramu ide, meracik kreativitas, lalu mengolahnya dalam tulisan yang menarik pembaca untuk mencernanya, dari awal hingga akhir.

Kecepatan mengerjakan tulisan juga menjadi tantangan tersendiri. Anda tidak memiliki waktu berminggu-minggu untuk menuntaskan tulisan. Tenggat waktu yang ditentukan siap menantang kemampuan menulis Anda. Untuk itulah Bitread mengadakan audisi khusus guna mencari penulis terpilih yang dipandang mampu untuk mengikuti program tersebut. Tak lupa, kerjasama tim juga diperlukan dalam kegiatan ini. Setiap penulis dapat berbagi ide kreatif dan mengapresiasi karya dari sesama peserta Writingthon.


Hasil Akhir
Layaknya kegiatan menulis ala Bitread, hasil akhir kegiatan ini adalah sebuah mahakarya dari buah pikir 10 orang penulis terpilih. Tulisan mereka akan dirangkum dalam sebuah buku dengan konsep yang menarik. Buku ini akan diterbitkan secara khusus agar karya para penulisnya dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Sebelumnya, tidak pernah ada program kepenulisan bertajuk “writingthon”. Namun, Bitread sebagai sebuah penerbit yang peduli terhadap kemajuan literasi tanah air terus berusaha untuk menemukan ide-ide segar, hingga tergagaslah program ini. Tujuannya hanya satu, untuk meramaikan dunia literasi tanah air. Semoga melalui program ini akan semakin banyak penulis Indonesia yang talenta dan kreativitasnya kian terasah. Siapkah anda mengikutinya?

Salam Literasi!

Ingin tahu lebih banyak tentang siapa saja contoh ilmuwan Indonesia?
klik http://bitread.id/blog/2017/08/inovasi-untuk-negeriku.   


Catatan Asep Haryono

Pontianak Post , harian pertama dan terutama di Kalimantan Barat , baru saja usai menggelar even akbar yang bertajuk Pontianak Oktober Festival yang berlangsung dari tanggal 1 s/d 31 Oktober 2016.  Even akbar yang berkolaborasi dengan Pemkot Pontianak ini menggelar 13 agenda kegiatan utama antara lain :
  1. Lomba Blog dan Fotographi
  2. Pontianak Shopping Festival
  3. Pawai 1 Muharram dan Kuliner
  4. Lomba Hadrah
  5. Festival Arakan Pengantin dan Nikah Bersama
  6. Lomba Saprahan
  7. Festival Meriam Karbit
  8. Pontianak Expo
  9. Lomba Drumband Pelajar SD- SMA Se Kalbar
  10. Lomba Fashion Road
  11. Apel Gabungan HUT Kota Pontianak
  12. Pemilihan Bujang Dare
  13. Festival Permainan Tradisional Anak

Beberapa even yang digelar di atas hanya bisa diikuti oleh institusi atau lembaga seperti sekolah dan kantor (misalnya lomba drumband, dan lomba Fashion Road), dan selebihnya boleh diikuti oleh masyarakat Pontianak pada khususnya, dan seluruh warga Kalimantan Barat pada umumnya.   Kebetulan saya ikut di 2 even lomba sekaligus yakni Lomba Blog dan Lomba Fotographi Instagram. Semua even lomba tersebut di atas dalam rangka HUT Kota Pontianak yang ke 245 tahun pada tanggal 23 Oktober 2016.


Dari sekitar 7 artikel atau tulisan dalam lomba Blog yang berhasil saya kirimkan (Panitia mensyaratkan minimal 3 tulisan dengan tema yang berbeda beda-red), salah satu artikel saya yang berisi dan berjudul "Pesta Discount Di Pontianak Oktober Festival" berhasil terpilih oleh dewan juri sebagai Juara II. Padahal secara pribadi saya menominasikan artikel berjudul "Fashion Road Pukau Ribuan Penonton" sebagai pemenangnya.
Ada satu video singkat yang menggambarkan suasana ramainya gelaran Fashion Road di artikel tersebut, dan menurut saya itu cukup menarik. 

Semua artikel atau tulisan yang diombakan dalam lomba Blog hasil liputan pribadi, dengan turun langsung ke lapangan, mewancarai nara sumber atau masyarakat, dan membidik kamera sendiri. Mengolahnya dalam tulisan, mengedit foto serta mempublish di blog.  Inilah Jurnalis Warga, ya seperti inilah profesi seorang Blogger.  Namun dari semua itu, ada lomba (blog) atau tidak saya Insya Allah saya akan tetap menulis.


MENANG : Ini penggalan pesan masuk dari Instagram yang mengabarkan kemenangan foto jepretan saya ini sebagai juara 2 Lomba Foto Instagram - Pontianak Oktober Festival


Sedangkan untuk lomba Fotographi - Instagram, Panitia Pelaksana hanya mengizinkan satu foto untuk 13 kegiatan yang tersebut di atas.  Misalnya untuk even Fashion Road hanya boleh 1 foto saja  yang dikirimkan.  

Dari 2 foto yang saya kirimkan kepada panitia pelaksana dengan tagar #pontianakpunyecerite #pontianakpost #bikinpontanakbangge dan mention ke @pontianakpunyecerita, foto Bapak Walikota yang sedang betulkan peci seorang peserta lomba Arakan pengantin dinyatakan juri sebagai Juara  2. 

Informasi kemenangannya sendiri saya terima pada pukul 15.22 WIB tanggal 9 November 2015 melalui pesan singkat BBM dan message Instagram , dan baru saya buka pada malam harinya pukul 22.00 WIB saat menonton TV yang memberitakan Hasil Pilpres AS yang dimenangkan oleh Donald Trump (288 votes) mengalahkan musuh abadinya Hillary Rodham Clinton (215 votes).  Sebagai salah seorang relawan internasional Hillary For America, saya kecewa idola saya, Hillary, Kalah.  Saya tetap menghormati demokrasi yang terjadi dan sedang berjalan di Amerika Serikat.  

Melalui kesempatan yang berharga ini juga saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada dewan Juri Lomba Blog dan Lomba Foto Instagram Pontianak Post - Pemkot Pontianak.  Saya sendiri tidak tau siapa Juri Jurinya.  Alhamdulillah  Akhirnya saya bisa menutup tahun 2016 ini dengan 1 gelar juara Blog lagi melengkapi 7 gelar Juara Blog yang sudah saya kumpulkan sejak tahun 2005 yang lalu. (Asep Haryono)



Foto Asep Haryono
Guru Dan Orang Tua Patut Berbangga
Catatan Asep Haryono

Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 1 November 2012 hari Kamis yang lalu saya sempat menyaksikan sendiri acara serah terima Hadiah bagi para Juara Lomba Penulisan Cerpen yang diselenggarakan oleh PT (Persero) Perkebunan Nusantara XIII bekerja sama dengan Harian Pontianak Post, dan Serikat Perusahaan Pers (SPS) yang mengambil tema "Sawit Membangun Kalimantan Barat".

Lomba Menulis Cerpen ini memang diselenggarakan khusus untuk Pelajar se Kalimantan Barat dengan satu harapan agar para pelajar khususnya dapat memahami arti penting perkebunan sawit dalam pembangunan perekonomian sekaligus melestarikan lingkungan alam sekitarnya. Total hadiah yang diperebutkan dalam ajang ini sebesar Rp.12.350.000,- (Dua Belas Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), Trophy dan Sertifikat sudah dibagikan kepada seluruh pemenang lomba penlisan cerpen tersebut

Para pelajar se Kalimantan Barat yang berhasil lolos seleksi dan keluar sebagai juara dalam lomba ini tentunya sudah memenuhi syarat dan kriteria ketat yang dibuat oleh dewan juri misalnya seperti naskah yang ditulis harus tulisan sendiri (Aseli), bukan terjemahan, saduran atau melakukan pelanggaran hak cipta atau mengambil ide dari tulisan orang lain atau dari karya yang sudah ada.

Belum pernah diterbitkan di media massa cetak maupun elektronik dan atau tidak sedang diikut sertakan dalam lomba lain. Masih banyak syarat ketat lainnya yang diajukan oleh Dewan Juri dan ternyata mereka lah yang berhasil menjadi pemenangnya. Saya beruntung bisa hadir menyaksikan langsung dan menjadi saksi sejarah prosesi penyerahan hadiah ini dan merekam setiap detil kejadiannya dalam rekaman foto foto dengan menggunakan kamera digital Nikon Coolpix S3000 milik saya pribadi.

Feel Like A Celebrity
Guru dan orang tua mana yang tidak berbangga jika anak didiknya atau anak anaknya menjadi pemenang atau Juara suatu kompetisi atau pertandingan. So pasti pasti senang dan sangat bangga kepada anak anak yang bisa menorehkan prestasi di bidangnya masing masing. Menjadi juara atau pemenang apa pun itu tentu akan berdampak sangat positif bagi mental si anak dan memicu semangatnya untuk lebih berprestasi lagi di masa yang akan datang. Dampak positif lainnya adalah mengharumkan nama lembaga, sekolah atau nama guru dan orang tuanya juga ikut membumbung tinggi. 

Ditengah maraknya pemberitaan kejahatan dunia maya yang banyak memakan korban generasi muda, banyaknya kasus kasus penyalahgunaan narkoba di tengah generasi muda yang marak belakangan ini, ternyata masih banyak generasi muda yang justru membukukan catatan cemerlang dengan segudang prestasi dan mengharumkan nama sekolah, guru dan kedua orang tuanya.  Hal ini memang wajar mereka syukuri dan juga mereka banggakan mengingat pertandingan dan kompetisi yang mereka jalani dari tahap awal penyisihan, hingga penjurian memakan banyak waktu  dan tenaga.


CHAMPIONS : Inilah foto bareng para Juara Penulisan Cerpen Tentang Sawit berkumpul bersama.  Betapa bangganya Para Orang Tua, Guru, Sahabat dan Keluarga dengan mereka.  Generasi Muda yang cemerlang. Saya pun turut terharu dan bangga terhadap mereka, wahai anak anak ku.  Foto Asep Haryono

TROPHY DAN PIALA : Inilah Trophy dan hadiah Para Pemenang Lomba Penulisan Cerpen Tingkat Pelajar Se Kalimantan Barat yang diselenggarkaan oleh PTPN XIII- Pontianak Post-SPS.  Foto Asep Haryono

PRESTASI : Inilah para pelajar, para Juara Penulisan Cerpen 2012 tentang sawit yang duduk di ruang oval lantai 5 Graha Pena dalam rangka serah terima Hadiah. Mereka didampingi oleh keluarga, Guru dan pembimbing masing masing.  Betapa bangganya orang tua terhadap mereka. Itu pasti.  Foto Asep Haryono

SERAH TERIMA HADIAH : Direktur PTPN XIII Bapak P Girsang berkenan menyerahkan hadiah dan Trophy kepada para Juara Juara Lomba Penulsan Cerpen Tema Sawit Tahun 2012.   Ada hadiah uang tunai (fresh money) juga loh dalam amplop para masing masing Juara ini. Duit broo... Duitttt...  Foto Asep Haryono

LIKE A CELEBRITY :  Seperti Artis tenar, Bintang, atau Selebriti atau apalah namanya. Kilauan sinar kamera para fotographer mengabadikan mereka, para Juara Juara.  Feel like a celebrity.  Betapa nikmatnya menjadi Juara. Trust me. Foto Asep Haryono

INTERVIEW :    Juara I Lomba Penulisan Cerpen Tema Sawit PTPN XIII Tahun 2012 , Daffa Priska Febianti, dari SD Muhammadiyah 2 Pontianak sedang diwawancarai oleh PonTV.    Feel like a celebrity? Absolutely :)))   Foto Asep Haryono

SELAMAT :   Selamat sekali lagi buat para Juara Lomba Penulisan Cerpen Tingkat Pelajar Se Kalimantan Barat tahun 2012 bertema Sawit yang diselenggarakan oleh PTPN XIII-Pontianak Post-SPS.  Tetaplah semangat dan meningkatkan prestasinya di masa mendatang.  Kami bangga pada kalian.  Keep up the good work.  Foto Kolase Asep Haryono

Mengapa para Juara ini patut besyukur dan berbangga? Ya karena untuk mencapai pada tahap itu mereka harus fight (berjuang) harus mampu merontokkan saingan dan peserta lainnya yang juga memiliki bakat. dan talenta yang luar biasa.  Mencari yang terbaik dari yang baik adalah tugas dari Dewan Juri yang terkenal dengan slogan "Keputusan mutlak dan tidak diadakan surat menyurat"  (hari gene pake surat? hehehe).  Para Juara ini tentu akan menjadi pusat perhatian (Center Of Attention) di sekolahnya, di tempat tinggalnya masing masing bahkan di rumahnya masing masing juga. Halah kebanyakan masing masing.

Para Juara juara ini pulang ke rumahnya masing masing, dan ke sekolahnya tentu akan disambut gegap gempita bak pahlawan yang menang di medan pertempuran.  Kawan kawan sekelasnya, teman teman , para tetangga, para guru, dan para tetangga berduyun duyun menghampiri para juara ini.

Mengobrol dengan mereka, tanya jawab bersenda gurau kalau perlu syukuran sekalian makan makan wah senangnya luar biasa. Para juara ini pasti akan mendapatkan banyak ucapan selamat dari kawan sekelas, orang tua, dan tetangga, duh duh duh rasanya selangit. Saya tahu karena saya pernah merasakan betapa nikmatnya jadi Juara I dalam sebuah competition atau pertandingan.  Feel like a celebrity. Ya seperti selebriti  Sensasi yang luar biasa menjadi seorang Juara.  Nikmat. (Asep Haryono)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia