Upaya Merawat Permainan Tanjidor Agar Tidak Punah

Pontianak. Wali Kota Minta Regenerasi dari Kalangan Pelajar. Tanjidor diperkirakan masuk ke Indonesia pada sekitar abad 18 -19, yang saat itu khusus dimainkan mengiringi pengantin. 

Berbagai literatur menyebutkan kesenian ini dikenalkan oleh seorang hartawan Augustijn Michiels alias Mayor Jantje di daerah Citrap Batavia atau Citeureup. Alat-alat musik yang dipakaipun layaknya drumben. Ada trombon, klarinet, simbal, terompet dan drum. Sebagian daerah, termasuk Kota Pontianak masih memiliki kesenian ini. Sejumlah pihakpun ikut berjuang agar tanjidor tidak punah.
TETAP BERTAHAN: Kelompok tanjidor memainkan musik saat mengiringi kelompok arakan pengantin. HARYADI/PONTIANAKPOST
TETAP BERTAHAN: Kelompok tanjidor memainkan musik saat mengiringi kelompok arakan pengantin. HARYADI/PONTIANAKPOST


Seiring dengan berjalannya waktu, pegiat kesenian tanjidor memang mulai langka. Tanjidor biasanya dimainkan 7 hingga 10 pemain musik. “Jumlah pemain tanjidor kian tahun makin berkurang. Apalagi pemain tanjidor saat ini didominasi oleh pemain yang umurnya di atas empat puluh tahun,” kata Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Minggu (6/10).

Edi kemudian mencontohkan perlombaan tanjidor yang digelar dalam rangka peringatan Hari Jadi Kota Pontianak Tahun 2019 ini. Berdasarkan pantauannya, sedikit sekali pegiat kesenian tanjidor dari kalangan muda. Memandang hal tersebut, dirinya ingin ke depan regenerasi pemain tanjidor di Kota Pontianak dapat digalakkan dengan sasaran remaja.



Logo HUT Kota Pontianak ke 248 Tahun - 23 Oktober 2019.
Logo HUT Kota Pontianak ke 248 Tahun - 23 Oktober 2019.


“Salah satu cara agar pegiat kesenian tanjidor tidak punah, bisa dengan melaksanakan festival tanjidor. Tingkatannya mulai dari SMP dan SMA,” ungkapnya. Edi meyakini, jika ada agenda tahunan festival tanjidor pelajar. Maka ke depan setiap ada kegiatan yang memerlukan pemain tanjidor bisa dipastikan pihak pelaksana tidak susah lagi untuk mencari pemain.

“Jumlah pemain tanjidor kian tahun makin berkurang. Agar tetap lestari perlu adanya regenerasi,” tutur Edi lagi. Sejauh ini, lanjut Edi, Pemerintah Kota Pontianak juga ikut merawat kesenian ini. Itu dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan budaya Melayu dipastikan Edi selalu menyelipkan iringan musik tanjidor. Di perayaan puncak hari jadi Pontianak pertengahan Oktober ini pihaknya juga akan mengajak 11 kelompok pemain tanjidor untuk bermain. “Tanjidor ini jangan hilang.

Agar terus beregenerasi dan bisa menjadi daya tarik masyarakat. Perlu dibuat satu tanjidor khas Pontianak,” tandasnya.(iza)


Sumber Pontianak Post



Judul Asli 
Upaya Merawat Permainan Tanjidor Agar Tidak Punah

Penulis
IZA - Wartawan Pontianak Post


Artikel ini sudah diterbitkan di website aslinya yang beralamat di  https://pontianakpost.co.id/upaya-merawat-permainan-tanjidor-agar-tidak-punah

No comments:

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
Designed by vnBloggertheme.com | Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia