
PONTIANAK--Banyak pihak menuding buruknya penanganan drainase di Kota Pontianak. Hal itu menyebabkan Kota Pontianak kerap digenangi air jika hujan dan rob. Namun Wali Kota Pontianak Sutarmidji membantahnya. Dia berdalih sering tergenang air karena memang topografi Pontianak yang rendah. Hanya 0,2-1,2 meter dari permuakaan laut.
Sutarmidji gerah, dia berniat mengadakan seminar tentang drainase kota. “Banyak yang komentar dan menyalahkan drainase menjadi penyebab banjir. Nanti kita adakan seminar tentang drainase saja,” ungkapnya.
Sutarmidji gerah, dia berniat mengadakan seminar tentang drainase kota. “Banyak yang komentar dan menyalahkan drainase menjadi penyebab banjir. Nanti kita adakan seminar tentang drainase saja,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Sutarmidji tidak sependapat dengan komentar pemerhati lingkungan di media yang kerap menyalahkan pemerintah karena tidak memperhatikan drainase. Sekitar 50 persen kawasan di Pontianak, kata Sutarmidji, adalah daerah genangan air. Dia meminta para pakar turun ke lapangan melihat sendiri drainase yang ada di Kota Pontianak.
Seminar rencananya diadakan tahun depan. Dia akan meminta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak menyelenggarakannya. Sutarmidji berharap dalam seminar tersebut semua pakar tata kota, drainase dan lingkungan hadir.
“Akan kami kumpulkan semua pakar di Kota Pontianak dalam seminar tersebut agar semuanya memberi masukan dan tahu permasalahan yang ada,” ujarnya.Dalam pembangunan jalan, lanjutnya, Pemkot selalu memperhatian saluran. Jalan ditinggi atau dilebarkan pasti diikuti dengan saluran. Jadi tidak mungkin, kata Sutarmidji, Pemkot membangun jalan namun menutup saluran. “Seperti di Jalan Perdana itu, tidak benar ada penutupan saluran. Pelebaran jalan diikuti dengan pembuatan saluran,” tegasnya.
Tidak ada solusi lain untuk menghindari genangan air selain meninggikan jalan. Dan itu sudah dilakukan, kata Sutarmidji, di beberapa ruas jalan di Kota Pontianak. Ke depannya pun program Pemkot melakukan hal serupa. “Seperti di Purnama dan Suwignyo, dulu dua jalan itu tergenang sekarang tidak lagi karena sudah ditinggikan. Tahun depan akan kami lebarkan Jalan Dr Wahidin enam belas meter. Dilebarkan sekaligus meninggikannya,” jelas Sutarmidji.
Seminar rencananya diadakan tahun depan. Dia akan meminta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak menyelenggarakannya. Sutarmidji berharap dalam seminar tersebut semua pakar tata kota, drainase dan lingkungan hadir.
“Akan kami kumpulkan semua pakar di Kota Pontianak dalam seminar tersebut agar semuanya memberi masukan dan tahu permasalahan yang ada,” ujarnya.Dalam pembangunan jalan, lanjutnya, Pemkot selalu memperhatian saluran. Jalan ditinggi atau dilebarkan pasti diikuti dengan saluran. Jadi tidak mungkin, kata Sutarmidji, Pemkot membangun jalan namun menutup saluran. “Seperti di Jalan Perdana itu, tidak benar ada penutupan saluran. Pelebaran jalan diikuti dengan pembuatan saluran,” tegasnya.
Tidak ada solusi lain untuk menghindari genangan air selain meninggikan jalan. Dan itu sudah dilakukan, kata Sutarmidji, di beberapa ruas jalan di Kota Pontianak. Ke depannya pun program Pemkot melakukan hal serupa. “Seperti di Purnama dan Suwignyo, dulu dua jalan itu tergenang sekarang tidak lagi karena sudah ditinggikan. Tahun depan akan kami lebarkan Jalan Dr Wahidin enam belas meter. Dilebarkan sekaligus meninggikannya,” jelas Sutarmidji.
Sumber : www.pontianakpost.com
No comments:
Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)