Bagian Pertama dari 2 Tulisan
Catatan Asep Haryono

Ahamduilillah catatan perjalanan mudik saya di Yogyakarta sudah memasuki DAY 20 atau tepatnya pada tanggal 11 Juli 2016.  Agenda saya di hari ke 20 ini adalah menjelajahi Candi Prambanan, candi umat Hindu terbesar di Indonesia saat ini memang banyak memancing minat banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung selama musim liburan yang segera akan berakhir ini. 

INDAH :  Candi Prambanan tampak megah diambil gambarnya dari luar. Foto diambil pada tanggal 11 Juli 2016 dengan menggunakan Android Samsung Galaxy Grand Prime.  Foto Asep Haryono
INDAH :  Candi Prambanan tampak megah diambil gambarnya dari luar. Foto diambil pada tanggal 11 Juli 2016 dengan menggunakan Android Samsung Galaxy Grand Prime.  Foto Asep Haryono

Walaupun Hari senin 11 Juli 2016 menjadi hari kerja bagi yang sudah mulai menjalankan antifitas sehari hari (bekerja di kantor-red), namun pengunjung yang saya saksikan hari itu sepeti tidak terpengaruh sama sekali.  Candi Prambanan penuh sesak oleh wisatawan domestic dan mancangera.  

Tadinya saya rencanakan untuk mengunjungi Candi Prambanan di hari minggu 10 Juli 2016 yang lalu atau H+2 , namun saya batalkan sebab hari itu dipekirakan puncak arus Balik dari dan keluar Yogyakarta.  Namun Alhamdulillah ditemani dengan local guide saya, Mas Sabiyan, saya berhasil menjelajahi Candi Prambanan tersebut pada hari yang sama, Senin 11 Juli 2016. 

Bagaimana keseruannya berkeliling Candi Prambanan saat itu, dan bagaimana situas terkini Candi kebanggaan Umat Hindu di Indonesia tahun 2016 ini , dan apa yang unik dari  “karya wisata” saya ini di candi tersebut, berikut catatannya.


5000 Rupiah saja
Saya menumpang motor tetangga saya, Mas Sabiyan   Pemuda aseli Kulon Progo yang rajin merawat orang tuanya yang sudah sepuh ini saya mintakan bantuannya untuk mengantar saya hari itu ke Candi Prambanan. 

Walau pun ada sedikit kekuatiran beliau menolak karena “kesibukan” beliau yang harus merawat mbahnya yang sudah sepuh dan terbaring di tempat tidur.  Namun Alhamdulillah beliau dengan senang hati siap mengantar saya ke Candi Prambanan pagi hari. 

“Sekitar jam 8 ya aja ya santae” kata mas Sabiyan,   Saya pun mengangguk dengan tenang. “ah jam 8 kan masih lama sekarang aja masih jam 07 00 WIB pagi saya aja masih membaca Koran Kedaultan Rakyat” gumam saya dalam hati.  Candi Prambanan di hari pertama lebaran, seperti yang dikutip oleh koran Kedaulatan Rakyat tanggal 6 Juli 2016 tercatat jumlah pengunjungnya mencapai 5.287 orang.  Namun sehari setelahnya, jumlah pengunjung candi Prambanan melonjak drastis. 

Koran Kedaularan Rakyat menyebut dari tanggal 1-9 Juli 2016 jumlah pengunjung tercatat 105.809 orang termasuk paket Prambanan Boko serta wisatawan mancanegara.   Penasaran juga membaca berita tersebut, seolah sekalian ingin membuktikan seberapa padat sih pengunjung candi Prambanan pasca Lebaran ini.

Jam menunjukkan pukul 08.15 WIB pagi,  saya pun bergegas menyambangi rumah mas Sabiyan, yang memang berdekatan dengan base camp saya selama mudik di Kulon Progo ini,  Sama sama warga Pundak IV, dan kami bertetangga.   Namun setelah ditunggu hamper 1 jam lamanya, dan saya sudah siap “tempur” dengan tas ransel ala backpacker, dan sandal jepit. 

Saya sampai terkantuk kantuk menunggu mas Sabiyan keluar dari rumahnya.   Bibi dan saudara mas Sabiyan pun kaget dan menanyakan ke saya mau pake apa ke candi Prambanan, dan saya jawab pake kendaraan Umum (bus). 

“Waah nda bisa pasti lama, belum lagi nyangkut nyangkutnya, dan harus nyambung satu satu ke lokasi Candinya, ya sudah pake motor saja, nanti disiapkan” tawar Mba Nur, yang masih family mas Sabiyan.  Mba Nur yang sekilas mirip gadis manis keturunan, Mei mei di kartun IPIN dan UPIN ini menyerahkan kunci motor (beserta motornya juga donk masak kuncinya aja sih-red), helm dan STNK.  “ Wah lengkap kalau gini surat suratnya beres” kata saya.

Tepat pukul 09.15 WIB, saya dan mas Sabiyan pun ngacir ke Candi Prambanan.   Saya yang menjadi “pilot” alias pengendaranya, dan mas Sabiyan sebagai penumpang saya. “dah kamu saja yang bawa motornya soalnya saya nda punya SIM” kata Mas Sabiyan.  Oalaaaaa.  

Perjalanan motor ditempuh lebih kurang 1 jam setengah  hingga sampailah kami berdua di parkiran motor kawasan Candi Prambanan.   Kami masuk ke halaman khusus parkir kendaraan roda dua (motor) . Setelah membayar TMTP (Tanda Masuk Taman Parkir)  Borobudur – Prambanan- Ratu Boko sebesar Rp.3.000,- kami pun masuk  Petugas parkir nya semuanya berkemeja putih dengan celana panjang hitam dan mengenakan ID card,  Semuanya lanang (laki laki), dan tidak terlihat yang perempuan.

Yang unik dari karcis parkir ini adalah himbauan yang tertulis pada kertas parkirnya yang menghimbau agar pemilik kendaraan bermotor untuk TIDAK meninggalkan karcis parkirnya di kendaraan.  Namun kenyataannya yang saya liat karcis karcis saya yang sudah lunas di loket, justru direkatkan atau  ditempel  di kabel rem depan motor saya atau di dekat stang kemudi oleh petugasnya .   Weeee kok jadi gini.

“Sewa payung mas?”
tawar seorang penjaja sewa Payung yang berdiri dekat dengan lokasi kendaraan motor kami yang diparkir. “Pinten sewane mas e” (Berapa harga sewanya mas) kata saya yang sok ngerti Bahasa Jawa. “Limangewu mas” (lima ribu rupiah mas) jawab mas itu,  

Ma situ menjelaskan sewa dengan tarif segitu sampai  selesai seharian, dan dibayar setelah keluar dari candi.   Mikir juga saya  Apa selama saya nyewa nanti mas penyewa Payung itu akan mengikuti kemana saya pergi?   Nggak banged deh.   “Sampun mas, matur suwun” (Sudah mas gak apa, terima kasih). Jawab saya yang gaya pake Bahasa Jawa. 


PD dan PA

Setelah urusan perparkiran beres, saya dan mas Sabiyan pun berjalan dengan santai menuju loket masuk Candi Prambanan yang berjarak lebih dari 200 meter dari titik lokasi perparkiran motor.  


Kami berjalan dengan santai, cuaca masih lembut sinar matahari masih belum menampakan kekuatan menyengatnya.  Kami berjalanan melewati kendaraan roda empat alias mobil yang berjejer rapih. 

Dari plat kendaraannya yang bermacam macam.  Yang saya liat ada plat B (Jakarta),  H (Semarang), BK (Bali), dan masih banyak lagi lainnya   Ada plat nomor kendaraan "BH", nah loh. Jangan negative dulu ini plat kendaraan BH memang ada kok Itu plat kendaraan dari kota Jambi.

Tidak lama kemudian sampailah saya di lokasi penjuan tiket masuk Lokasi Candi Prambanan.   Ada dua loket masuk lokasi wisata candi ini. Satu loket khusus untuk paket Candi Prambanan - Boko, dan satu loket lagi khusus upntuk candi Prambanan saja. 

PARKIR MOTOR :  Sebelum masuk kawasan candi Prambanan,  para pemakai kendaraan roda dua masuk ke lokasi pakiran khusus sepeda motor di sini  Foto Asep Haryono
PARKIR MOTOR Sebelum masuk kawasan candi Prambanan,  para pemakai kendaraan roda dua masuk ke lokasi pakiran khusus sepeda motor di sini  Foto Asep Haryono

SEWA PAYUNG :  Cuaca panas di kawasan Candi Prambanan membuka peluang bisnis sewa payung. Tarifnya hanya 5000 rupiah bisa sewa payung seharian. Mau coba?  Foto Asep Haryono
SEWA PAYUNG Cuaca panas di kawasan Candi Prambanan membuka peluang bisnis sewa payung. Tarifnya hanya 5000 rupiah bisa sewa payung seharian. Mau coba?  Foto Asep Haryono

DIREKATKAN DI MOTOR :  Masuk kawasan Candi Prambanan  bagi pemotor cukup membayar 3 ribu rupiah, dan karcis nya ditinggal di kendaraan anda dengan cara ditempel.  Foto Asep Haryono
DIREKATKAN DI MOTORMasuk kawasan Candi Prambanan  bagi pemotor cukup membayar 3 ribu rupiah, dan karcis nya ditinggal di kendaraan anda dengan cara ditempel Foto Asep Haryono

TIKET TERUSAN :  Bagi yang memilih tiket terusan Candi Prambanan - Ratu Boko masuk ke loket ini, dan bayarlah dengan uang pas (disarankan). Foto Asep Haryono
TIKET TERUSAN Bagi yang memilih tiket terusan Candi Prambanan - Ratu Boko masuk ke loket ini, dan bayarlah dengan uang pas (disarankan). Foto Asep Haryono

LOKET PRAMBANAN  :  Yang nemilih tiket masuk khusus Candi Prambanan saja masuk nya di loket ini, lokasi nya disebelah kanan dari loket terusan.  Harga dewasa 30 ribu rupiah.  Foto Asep Haryono
LOKET PRAMBANAN Yang nemilih tiket masuk khusus Candi Prambanan saja masuk nya di loket ini, lokasi nya disebelah kanan dari loket terusan.  Harga dewasa 30 ribu rupiah.  Foto Asep Haryono

PEMERIKSAAN :  Petugas khusus yang memeriksa kembali tiket karcis masuk anda untuk dicocokkan dengan kondisi fisik pemiliknya agar  sesuai dengan tarifnya masing masing .  Foto Asep Haryono
PEMERIKSAAN :  Petugas khusus yang memeriksa kembali tiket karcis masuk anda untuk dicocokkan dengan kondisi fisik pemiliknya agar  sesuai dengan tarifnya masing masing .  Foto Asep Haryono

MASUK :  Yang sudah berhasil diverifikasi kesesuaian antara tiket yang dibayar dengan pemiliknya bisa langsung masuk ke kawasan Candi Prambanan   Foto Asep Haryono
MASUK Yang sudah berhasil diverifikasi kesesuaian antara tiket yang dibayar dengan pemiliknya bisa langsung masuk ke kawasan Candi Prambanan   Foto Asep Haryono

KARCIS PARKIR Karcis parkir kendaraan roda dua sebelum memasuki kawasan Candi Prambanan..  Foto Asep Haryono


Karena tujuan awal saya ke Candi Prambanan saja maka loket ini yang saya pilih,  Harga tiketnya untuk pengunjung dewasa adalah Rp. 30.000,- (Tiga puluh ribu rupiah), sedangkan untuk pengunjung anak anak adalah Rp.12.500.  Satarif wisatawan asing jauh lebih mahal lagi tentunya sudah dikurs rupiahkan

"anak anak yang masuk dalam antrian tiket yang tidak berkepentingan harap tidak mengantri ya agar antrian tidak semakin panjang" teriak beberapa pemandu yang saya duga adalah guide dari pihak pengelola Taman Wisata Candi Prambanan.  Saya sempat berpikir ini bisa ngakalin nih pengunjung yang bisa saja mengaku membawa anak kecil agar dapat tarif murah.   Karena sang anak tidak diperlihatkan di depan petugas tiket. 

Namun nyatanya dugaan saya salah.  Sebab dibagian gerbang masuk kawasan Candi Prambanana,  petugas khusus akan memeriksa lagi tiket tiket anda dan disesuaikan dengan kondisi fisik sang pemegang tiket.  


Selain itu ada tanda dua huruf  disetiap tiket untuk membedakannya.   Kode "pd" menandakan pemilik tiketnya adalah "pengunjung dewasa", dan kode "pa" artinya "pengunjung anak".  Jadi jika anda orang dewasa kedapatan memegang tiket berkode huruf "pa" maka anda akan ditolak masuk atau diminta membayar harga tiket untuk pengunjung dewasa. To be continued. Bersambung - (Asep Haryono)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia