Catatan Asep Haryono
Apa yang dapat anda perbuat dengan uang tunai sebesar Rp.100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) di tangan anda sekarang, apalagi sedang bulan Ramadhan dan tidak lama lagi menjelang Lebaran.
Bisa membeli perabot mahal, atau bepergian ke luar negeri juga bisa. Membeli motor baru, serta banyak perhiasan emas yang banyak bisa, Apa saja bisa anda belanjakan dengan uang 100 juta rupiah itu.
Sayangnya semua itu tidak mau dilakukan oleh seorang Mulyadi (32) yang justru mengembalikan uang 100 juta yang ditemukannya kepada aparat keamanan. Sungguh kisah kejujuran yang membuat bangga kita semua.
Ternyata orang jujur masih ada, dan saya yakin fenomena orang jujur yang dipresentasikan oleh seorang Mulyadi merupakan fenomena gunung es . Saya yakin masih banyak "mulyadi mulyadi" lainnya di seluruh Indonesia yang mungkin tidak terpantau oleh media. Orang Jujur itu masih ada
Jika
sudah membicarakan Korupsi di Indonesia seakan tidak akan ada habis
habisnya Berbagai kasus korupsi di Indonesia banyak mendapat sorotan
publik dan menjadi perbincangan banyak orang mulai dari pejabat tinggi
hingga kepada pengopi di pinggir jalan.
Dari banyak kasus korupsi yang berhasil di sidangkan di Pengadilan,
banyak sudah yang sudah dijatuhi hukuman penjara dan masih banyak juga
yang masih berkeliaran baik pelakunya hingga uang negara yang
dikorupsinya melanglang buana entah kemana. Kasus korupsi apa pun kemasannya tetap menjadi bahan perbincangan banyak orang.
Peran sosial meda seperti Twitter, Instagram (IG), Path , Facebook, memegang peranan yang penting. Dari sosial media lah kisah kejujuran luar biasa yang diperlihatkan seorang Mulyadi bisa mencuat ke tingkat nasional. Dunia tau bahwa masih ada orang yang dengan Ikhlas mengembalikan uang sebanyak itu kepada pemiliknya tanpa berkurang sepeserpun.
Beberapa kasus di Indonesia yang terbukti mencuat ke tingkat nasional berkat Peran Sosial media juga antara lain kasus "Koin Untuk Prita Mulyasari", Kisah "Ratu SPBU" Florence yang mencuat karena melakukan hinaan kepada warga Jogja, hingga kisah sopir taxi yang memajang foto anaknya di dashboard karena ingin memberi hadiah di hari ultahnya, dan masih banyak kisah lainnya yang langsung disambar NETIZEN karena berkat pesan VIRAL dari sosial media.
Mari manfaatkan Sosial Media dengan Bijaksana. Menggunakannya untuk keperlua bisnis adalah hal yang baik, dan menjadikan Sosial Media sebagai alat untuk menyampaikan informai yang bermanfaat buat pengguna dan menyebarkan kebaikan adalah hal yang Luar biasa.
Bukan menjadikan Sosial Media sebagai ajang untuk tebar aib orang, menjadi ajang sindir menyindir, SARA atau bahkan mendeskreditkan pihak lain. Banyak manfaat dan kebaikan Sosial Media yang bisa kita dapatkan selain sebagai media komnikasi, hiburan dan sarana mencari jati diri. Bijaksana beraktifitas di sosila media. (Asep Haryono)
Peran sosial meda seperti Twitter, Instagram (IG), Path , Facebook, memegang peranan yang penting. Dari sosial media lah kisah kejujuran luar biasa yang diperlihatkan seorang Mulyadi bisa mencuat ke tingkat nasional. Dunia tau bahwa masih ada orang yang dengan Ikhlas mengembalikan uang sebanyak itu kepada pemiliknya tanpa berkurang sepeserpun.
Beberapa kasus di Indonesia yang terbukti mencuat ke tingkat nasional berkat Peran Sosial media juga antara lain kasus "Koin Untuk Prita Mulyasari", Kisah "Ratu SPBU" Florence yang mencuat karena melakukan hinaan kepada warga Jogja, hingga kisah sopir taxi yang memajang foto anaknya di dashboard karena ingin memberi hadiah di hari ultahnya, dan masih banyak kisah lainnya yang langsung disambar NETIZEN karena berkat pesan VIRAL dari sosial media.
Mari manfaatkan Sosial Media dengan Bijaksana. Menggunakannya untuk keperlua bisnis adalah hal yang baik, dan menjadikan Sosial Media sebagai alat untuk menyampaikan informai yang bermanfaat buat pengguna dan menyebarkan kebaikan adalah hal yang Luar biasa.
Bukan menjadikan Sosial Media sebagai ajang untuk tebar aib orang, menjadi ajang sindir menyindir, SARA atau bahkan mendeskreditkan pihak lain. Banyak manfaat dan kebaikan Sosial Media yang bisa kita dapatkan selain sebagai media komnikasi, hiburan dan sarana mencari jati diri. Bijaksana beraktifitas di sosila media. (Asep Haryono)