Bukan maksud untuk membuat tandingan sinopsis film “Lost in Singapore” yang dibintangi oleh Almarhum Olga Syahputra yang filmnya menceritakan tersesatnya sang adik, Billy , saat berlbur di Singapura. Dalam film “Lost in Singapore” itu digambarkan ulah kocak sang adik, Billy , yang sok tahu jalan jalan di kota Singapura mengakibatkan sang kakak, Almarhum Olga, sibuk mencari sang adik tercintanya yang tersesat.
Nah pengalaman saya berikut ini memang mempunyai kemiripan yang amat tinggi dengan sinopsis film drama komedi yang dirilis tanggal 28 Agustus 2014 lalu itu. Ada “tokoh” yang sok tahu, dan tersesat di jalan lengkap dengan kekonyolan teman teman di dalamnya. Berikut adalah catatan perjalanan saya dan kawan kawan saat berkunjung di Kuala Lunpur pada bulan November 2009 yang lalu
Bagian Pertama : Salah Naik Bus
Sebelumnya, saya ceritakan dahulu latar belakangnya singkatnya. Pada tanggal 16 s/d 17 November 2009 yang lalu , saya dan beberapa teman dari seluruh Indonesia yang jumlahnya sekitar 70 orang berhasil terpilih untuk menghadiri konferensi Pemuda se Asia Tenggara Untuk Perubahan atau dikenal dengan nama kerenya South East Asia For Change (SEACHANGE) – Youth Engagement Summit.
Konferensi ini dihadiri sekitar 450 pemuda se Asia Tenggara berlokasi di Putra Jaya Conventon Center (PCC) Kuala Lumpur, Malaysia. Sponsor utama even ini Maskapai Penerbangan Air Asia yang dipimpin oleh Datuk Tony Fernandes yang terkenal itu. Setelah konferensi selesai di hari kedua terakhir menjelang pulang ke Indonesia, saya dan belasan teman Indonesia lainnya memutuskan untuk berkunjung ke menara kembar Petronas (Petronas Twin Tower) ramai ramai siang hari waktu setempat.
Video pendek saat saya dan teman teman grup Indonesia sesaat turun dari hotel bergerak mencari rute menuju Menara Petronas. Video oleh Asep Haryono
“Kita liat dulu di Petronas ya lepas jam makan siang mudah mudahan tidak terlambat kembali ke hotel karena sore harinya kita harus sama sama segera ke Bandara Sepang untuk kembali ke Jakarta” kata group leader kami waktu itu. Singkat kata saya dan beberapa teman Indonesia sudah berkumpul di lobby Hotel yang terletak di kawasan Jalan Tun HS Lee itu.
Dasar narsis sudah dari lahirnya barangkali, rombongan pun bergegas berjalan menuju halte bus terdekat tentu sambil foto foto dan ada yang merekam aksi dengan kamera tangan (handy cam).
Karena semua dari kami mengaku belum pernah ke Kuala Lumpur sama sekali, jadi rute perjalanan dari hotel kami menginap menuju Menara Kembar Petronas ditelusuri sama sama. Maksudnya kalau tersesat ya sama sama begitu. Tidak ada yang membawa Peta (Map) dan jika pun nanti tersesat kan bisa bertanya sama orang. Begitu pikiran pendek kami waktu itu. Dan ternyata memang sesuai dengan perkiraan. Kami salah naik bus.
Padahal sejak di dalam Bus, kami sudah bilang kepada sang Sopir untuk membawa kami Menara Kembar Petronas, namun entah kemana arahnya sang Bus ini karena dari jendela Bus belum keliatan menara Petronasnya.
Mungkinkah karena kendala Bahasa? Tidak juga karena warga KL (Kuala Lumpur) ini cukup faham bahasa Indon yang masih serumpun dengan bahasa Melayu. Setelah membayar ongkos bis , kami pun turun di persimpangan sebuah jalan. Berjalan kaki kembali dengan tujuan tetap menuju Menara Kembar Petronas.
Heran saya juga walaupun jelas tersesat di bus , kami semua tetap ceria dan ketawa ketiwi sambil tetap narsis yang sudah menjadi ciri khas grup kami. Tidak ada bagian yang terlewatkan untuk tidak diabdaikan dalam foto. Kami semua sudah siap untuk urusan kelengkapan narsis : mulai dari telepon pintar (Smartphone) hingga kamera saku sampai kamera jenis SLR (Single Lens Reflect). Mungkin sambil berjalan, masing masing dari kami update status di akun sosmed nya masing masing. Mengharukan
Nah pengalaman saya berikut ini memang mempunyai kemiripan yang amat tinggi dengan sinopsis film drama komedi yang dirilis tanggal 28 Agustus 2014 lalu itu. Ada “tokoh” yang sok tahu, dan tersesat di jalan lengkap dengan kekonyolan teman teman di dalamnya. Berikut adalah catatan perjalanan saya dan kawan kawan saat berkunjung di Kuala Lunpur pada bulan November 2009 yang lalu
Bagian Pertama : Salah Naik Bus
Sebelumnya, saya ceritakan dahulu latar belakangnya singkatnya. Pada tanggal 16 s/d 17 November 2009 yang lalu , saya dan beberapa teman dari seluruh Indonesia yang jumlahnya sekitar 70 orang berhasil terpilih untuk menghadiri konferensi Pemuda se Asia Tenggara Untuk Perubahan atau dikenal dengan nama kerenya South East Asia For Change (SEACHANGE) – Youth Engagement Summit.
Konferensi ini dihadiri sekitar 450 pemuda se Asia Tenggara berlokasi di Putra Jaya Conventon Center (PCC) Kuala Lumpur, Malaysia. Sponsor utama even ini Maskapai Penerbangan Air Asia yang dipimpin oleh Datuk Tony Fernandes yang terkenal itu. Setelah konferensi selesai di hari kedua terakhir menjelang pulang ke Indonesia, saya dan belasan teman Indonesia lainnya memutuskan untuk berkunjung ke menara kembar Petronas (Petronas Twin Tower) ramai ramai siang hari waktu setempat.
GAYA : Inilah rombongan saya yang tetap gaya bahkan saat menyeberangi Zebra Cross Foto Asep Haryono |
Video pendek saat saya dan teman teman grup Indonesia sesaat turun dari hotel bergerak mencari rute menuju Menara Petronas. Video oleh Asep Haryono
“Kita liat dulu di Petronas ya lepas jam makan siang mudah mudahan tidak terlambat kembali ke hotel karena sore harinya kita harus sama sama segera ke Bandara Sepang untuk kembali ke Jakarta” kata group leader kami waktu itu. Singkat kata saya dan beberapa teman Indonesia sudah berkumpul di lobby Hotel yang terletak di kawasan Jalan Tun HS Lee itu.
Dasar narsis sudah dari lahirnya barangkali, rombongan pun bergegas berjalan menuju halte bus terdekat tentu sambil foto foto dan ada yang merekam aksi dengan kamera tangan (handy cam).
Karena semua dari kami mengaku belum pernah ke Kuala Lumpur sama sekali, jadi rute perjalanan dari hotel kami menginap menuju Menara Kembar Petronas ditelusuri sama sama. Maksudnya kalau tersesat ya sama sama begitu. Tidak ada yang membawa Peta (Map) dan jika pun nanti tersesat kan bisa bertanya sama orang. Begitu pikiran pendek kami waktu itu. Dan ternyata memang sesuai dengan perkiraan. Kami salah naik bus.
Padahal sejak di dalam Bus, kami sudah bilang kepada sang Sopir untuk membawa kami Menara Kembar Petronas, namun entah kemana arahnya sang Bus ini karena dari jendela Bus belum keliatan menara Petronasnya.
Mungkinkah karena kendala Bahasa? Tidak juga karena warga KL (Kuala Lumpur) ini cukup faham bahasa Indon yang masih serumpun dengan bahasa Melayu. Setelah membayar ongkos bis , kami pun turun di persimpangan sebuah jalan. Berjalan kaki kembali dengan tujuan tetap menuju Menara Kembar Petronas.
Heran saya juga walaupun jelas tersesat di bus , kami semua tetap ceria dan ketawa ketiwi sambil tetap narsis yang sudah menjadi ciri khas grup kami. Tidak ada bagian yang terlewatkan untuk tidak diabdaikan dalam foto. Kami semua sudah siap untuk urusan kelengkapan narsis : mulai dari telepon pintar (Smartphone) hingga kamera saku sampai kamera jenis SLR (Single Lens Reflect). Mungkin sambil berjalan, masing masing dari kami update status di akun sosmed nya masing masing. Mengharukan
BINGUNG : Video pendek saat saya dan teman teman grup Indonesia kebingungan mau naik apa saat menuju Menara Petronas. Video oleh Asep Haryono
Bagian Kedua : Belanja Supenir
Orang bilang kalau sedang berwisata di luar negeri tidak lengkap rasanya jika tidak berbelanja supenir dan wisata kuliner khas setempat. Saya sendiri sebenarnya sudah berbelanja supenir satu hari sebelumnya. Yang namanya oleh oleh “wajib” sudah masuk dalam travel bag saya di hotel. Itulah saya. Bahkan saat saya dan rombongan Indonesia tiba di Bandara Sepang (Kuala Lumpur) di hari pertama konferensi, saya sudah “curi curi” waktu sendiri ijin dari ruang sidang konferensi keluar untuk berbelanja supenir.
Kebetulan sekali saat kami tersesat di jalan menuju Menara Kembar Petronas, kami dari grup Indonesia sepakat untuk berpencar dahulu dalam grup kecil. Tujuannya tentu belanja belanji keperluan masing masing. Saya sendiri satu kelompok dengan Andres “Andez” Nathius dan Iwan Saputra, jadi kami bertiga saja berbelanja Supenir di sebuah Pasar terdekat
Konyolnya rekan saya waktu menawar harga barang tidak menyadari kalau mata uang ringgit nya tidak dibawa. Sehingga setelah supenir yang hendak dibeli rekan saya itu sudah deal lalu saat tinggal membayarnya harga yang disepakati jadi kacau. Di kantongnya hanya ada uang rupiah jelas saja penjualnya tidak mau menerimanya. Mau tukar dulu ke Money Changer juga tidak sempat. Saya sempat merekamnya dalam video pendek. Lucu menggelikan
Kebetulan sekali saat kami tersesat di jalan menuju Menara Kembar Petronas, kami dari grup Indonesia sepakat untuk berpencar dahulu dalam grup kecil. Tujuannya tentu belanja belanji keperluan masing masing. Saya sendiri satu kelompok dengan Andres “Andez” Nathius dan Iwan Saputra, jadi kami bertiga saja berbelanja Supenir di sebuah Pasar terdekat
Konyolnya rekan saya waktu menawar harga barang tidak menyadari kalau mata uang ringgit nya tidak dibawa. Sehingga setelah supenir yang hendak dibeli rekan saya itu sudah deal lalu saat tinggal membayarnya harga yang disepakati jadi kacau. Di kantongnya hanya ada uang rupiah jelas saja penjualnya tidak mau menerimanya. Mau tukar dulu ke Money Changer juga tidak sempat. Saya sempat merekamnya dalam video pendek. Lucu menggelikan
BINGUNG: Saat saya dan rombongan pada kebingungan mau naik apa untuk menuju Menara Kembar Petronas. Naik kereta api? bis?atau Jalan Kaki saja? Video Recorded byAsep Haryono
Bagian Kedua :Belanja Supenir
Orang bilang kalau sedang berwisata di luar negeri tidak lengkap rasanya jika tidak berbelanja supenir dan wisata kuliner khas setempat. Saya sendiri sebenarnya sudah berbelanja supenir satu hari sebelumnya. Yang namanya oleh oleh “wajib” sudah masuk dalam travel bag saya di hotel. Itulah saya. Bahkan saat saya dan rombongan Indonesia tiba di Bandara Sepang (Kuala Lumpur) di hari pertama konferensi, saya sudah “curi curi” waktu sendiri ijin dari ruang sidang konferensi keluar untuk berbelanja supenir.
Kebetulan sekali saat kami tersesat di jalan menuju Menara Kembar Petronas, kami dari grup Indonesia sepakat untuk berpencar dahulu dalam grup kecil. Tujuannya tentu belanja belanji keperluan masing masing. Saya sendiri satu kelompok dengan Andres “Andez” Nathius dan Iwan Saputra, jadi kami bertiga saja berbelanja Supenir di sebuah Pasar terdekat
Konyolnya rekan saya waktu menawar harga barang tidak menyadari kalau mata uang ringgit nya tidak dibawa. Sehingga setelah supenir yang hendak dibeli rekan saya itu sudah deal lalu saat tinggal membayarnya harga yang disepakati jadi kacau. Di kantongnya hanya ada uang rupiah jelas saja penjualnya tidak mau menerimanya. Mau tukar dulu ke Money Changer juga tidak sempat. Saya sempat merekamnya dalam video pendek. Lucu menggelikan
Tawar menawar sampai harga pas namun tidak pake Ringgit.
Video oleh Asep Haryono
Penutup : Dan Petronas Pun Tutup
Parahnya begitu selesai urusan belanja, kami bertiga segera ke titik kumpul kawan kawan. Masalah baru muncul. Mau hubungi teman teman lain pake apa? Mau SMS atau telepon jelas tidak bisa karena SIM CARD kami masih produk Indonesia. Terlupa ganti Sim card Telekom Malaysia .
Saya pun tidak ketinggalan melakukan hal serupa dengan teman teman lainnya. Kami pun eforia foto foto di “kaki” Menara Kembar Petronas itu. Setelah “sadar” , barulah kami ramai ramai berniat ke atas Menara Kembar Petronas namun dihadang petugas berseragam.
Dari penjelasan salah satu anggota Polisi lalu lintas di area Menara Kembar Petronas itu didapat penjelasan bahwa Menara Kembar Petronas saat itu sedang drill (Latihan) penanggulan bahaya kebakaran. Geleng geleng kepala kompak semua kami waktu itu. Sudah jauh jauh dan susah payah menuju Menara Kembar Petronas begitu sampai di lokasi Menara Kembar Petronas pun tutup. (Asep Haryono).
Video oleh Asep Haryono
Penutup : Dan Petronas Pun Tutup
Parahnya begitu selesai urusan belanja, kami bertiga segera ke titik kumpul kawan kawan. Masalah baru muncul. Mau hubungi teman teman lain pake apa? Mau SMS atau telepon jelas tidak bisa karena SIM CARD kami masih produk Indonesia. Terlupa ganti Sim card Telekom Malaysia .
Dengan rute yang berliku liku sampai urusan tersesat (sambil belanja segala) akhirnya sampailah rombongan kami di Plaza Menara Kembar Petronas. Bukannya segera masuk di Plaza Menara Kembar Petronas kami justru kembali “sibuk” dengan foto foto selfie sana sini.
Saya pun tidak ketinggalan melakukan hal serupa dengan teman teman lainnya. Kami pun eforia foto foto di “kaki” Menara Kembar Petronas itu. Setelah “sadar” , barulah kami ramai ramai berniat ke atas Menara Kembar Petronas namun dihadang petugas berseragam.
TUTUP: kabar gembira kami tiba di Petronas Twin Tower. Kabar duka Petronas Twin Tower nya ditutup. Video recorded by Asep Haryono
Dari penjelasan salah satu anggota Polisi lalu lintas di area Menara Kembar Petronas itu didapat penjelasan bahwa Menara Kembar Petronas saat itu sedang drill (Latihan) penanggulan bahaya kebakaran. Geleng geleng kepala kompak semua kami waktu itu. Sudah jauh jauh dan susah payah menuju Menara Kembar Petronas begitu sampai di lokasi Menara Kembar Petronas pun tutup. (Asep Haryono).
Woow keren ya Pak Asep goto ke Malaysia. pasti seneg ya Pak apalagi bareng teman teman ke sananya. salam sukses saja dari ssaya Pak Asep :)
ReplyDeletePertamax nya saya amanin saja ya Pak biar pada tenang :)
Delete@Saud Karrysta : Heihiehei Seperti biasanya nih mas Saud saingan sama mas FIU menggondol pertamax sama Pertalite. HIheiheiheie. Iya Alhamdulilah senang juga sih bisa sama sama dengan kawan kawan. Ramaiiiiiiiiiiiiii
DeleteKoq Pak Asep gak foto foto di Menara Kembar Petronas misalnya? biar bisa buat kenangan pernah berkunjung ke Negri Jiran gitu Pak?
ReplyDelete@Saud Karrysta : Alhamdulillah. Memang ada sih beberapa foto saya yang berada tepat di bawah Menara Kembar atau Petronas Twin Towers. Namun ini untuk di lombakan sih Hiehiehe. Jadi unsur NARSIS diri sendiri tidak ditonjolkan, Nanti bisa dimarahin sama panitia penyelenggara lomba nya hhiheihee
DeleteSeru juga, pak haaa
ReplyDeleteiya
Deletekang Asep mana oleh-olehnya?
ReplyDeleteudah basi
Delete@yanto cungkup :Hahahhah
Deleteperjalanan yang mengesankan :D
ReplyDeletemenyesatkan tepatnya
Delete@Yanto Cungkup :Hahahahah tepat sekali
Deletekapan-kapan ajak saya kang asep
ReplyDelete@Sarah : Hehie iya bo;leh kapan kapan ya
Deletewah kejadiannya udah lama banget yakang hampir 6 tahun yg lalu
ReplyDeletetp koq masih inget loya
@Yanto Cungkup : Heheheh iya padahal sudah lama ya, ikok masih ingat aja ya. \keren kan hhehiehiehiehiee
DeletePengalaman yg menjengkelkan biasanya masih bisa diinget meski sudah lama kejadiannya.. Tetapi lucu juga klo judul diatas buat judul sinetron, hehehehe
ReplyDelete@Hanibi Abna : hahahah itulah dunia Traveling. Yang namanya wisata atau laporan perjalanan wisata tidak selalu bertabur bunga, indahnya pantai, sejuknya Gunung dan mewahnya keindahan sungai. Hal hal yang menjengkelkan, mengesalkan sampai memalukan dalam traveling juga ada
DeleteSalah naik bus, tersesat, kendala bahasa, dan lain lain, itu adalah bagian terbaik dari setiap petualangan =)
ReplyDelete@Claude C Kenni : Iya benar sekali bang.
DeleteDapet link ini dari Warung Blogger. Seru perjalanannya Om. Salam kenal ya :)
ReplyDeletehttp://adiedoes.blogspot.com/
@Adie Riyanto : Heiheiei makasih sudah mampir. Cuma laen waktu jangan iklan atau cantumkan alamat Link ya
DeleteUda nyasar, eh akhirnya gk bisa masuk menara kembar. Tapi yg penting jalan2nya ya
ReplyDeleteYang pernah ke malasiya. Selamat semoga jalan-jalannya menyenangkan, saya belum pernah kesana!
ReplyDeleteWaa, asik nih, bisa plesiran....
ReplyDelete