Catatan Asep Haryono


Hari kedua Lebaran kemarin (Selasa, 29 Juli 2014) sebagian dihabiskan dengan bersilaturahm lebaran dengan famili yang ada di daerah Sungai Raya Dalam.   Kalau di Pontianak memang lazim ada beberapa nama jalan yang mempunyai nama mirip nama nama Sungai yang biasa disingkat dengan "Sei".   Dalam bahasa Pontianak kata "Sei" ini berarti "Sungai".   Jadi kalau ada penyebutan Sei Raya Dalam itu berarti "Sungai Raya Dalam".   Ditengah cuaca yang panas menyengat kemarin itu, Alhamdulillah beberapa rumah famili dan handai taulan yang jarakya jauh bisa dikunjungi

Sedangkan sebagian waktu lainnya dihabiskan dengan berkunjung ke rumah tetangga satu Komplek Duta Bandara Supadio Pontianak.  Komplek ini terdiri kurang lebih 200 (dua ratus) kepala keluarga.  Tentu tidak semua kami kunjungi , hanya beberapa rumah saja yang senior, atau yang dituakan terlebih dahulu yang mendapat prioritas kunjungan.  Nah dai saat itulah banyak juga pengujung dari kelompok anak anak yang datang berlebaran di rumah penulis sekeluarga.
kunjungan anak anak
ANAK ANAK : Hari kedua lebaran kemarin ( 29 Juli 2014) diawali dengan kunjungan anak anak yang berlebaran di rumah. Foto Asep Haryono


Ini menarik juga walau tamu lebarannya dari kelompok anak anak usia sekolah mulai dari tingkat TK hingga Sekolah Menengah atas.  Dari tamu tamu cilik inilah biasanya mereka polos menceritakan keadaan rumahnya, hingga kepada agenda sekolah mereka masing masing.  Sesuai tradisi Pontianak, para tamu tamu cilik ini juga mendapat "bingkisan" dari tuan rumah yang bisa mereka belanjakan   Siapa lagi kalau bukan "amplop lebaran".  Ini arti kiasan saja untuk sebutan "duit lebaran"    Dalam bahasa setempat di sebuat "Nanggok" yang memang sudah dipersiapkan oleh tuan rumah.  (Asep Haryono)..
Catatan Asep Haryono

Hari pertama Idul Fitri kemarin (Senin, 28 Juli 2014) belum dapat diceritakan karena pada umumnya tradisi ber hari raya Lebaran di kota Pontianak (Ibukota propinsi Kalimantan Barat) di hari pertama lebaran adalah waktu khusus untuk keluarga di rumah.  Nyaris tidak ada yang datang untuk berlebaran, suasana masih tampak lengang di Komplek dan di bagian lain kota pada umumnya.  Tradisi Pontianak memang begitu di hari Pertama Lebaran.

Begitu Khatib Sholat Ied di Masjid Komplek Duta Bandara Supadio tempat "habitat" penulis selesai melaksanakan "tugas" nya, seluruh jamaah pulang ke rumah masing masing.  Hanya anak anak yang datang silih berganti di rumah penulis di Blok C6 Nomor 14.   Bukan hanya anak anak dari keluarga Muslim saja, bahkan anak anak yang non Muslim pun turut bergembira di hari raya Lebaran.  Penulis sekeluarga pun tiba di rumah.

cIri khasnya lebaran
KETUPAT : Alhamdulillah hidangan khas Lebaran berupa ketupat, sambel kentang, ayam goreng dan sayur lodeh tersedia di hari pertama Lebaran (28 Juli 2014) kemarin. Foto Asep Haryono

Saling bermaaf maafan dengan keluarga di rumah sungguh sesuatu banged.  Semakin lengkap dengan hadirnya hidangan khas Idul Fitri yakni Opor Ayam , Ketupat , Sayur Lodeh, Ayam Goreng, Sambal ati, Sambal Kentang beserta keluarga da saudara saudaranya.  Semua hidangan disajikan oleh istri tercinta, dan semua tersaji hangat di meja makan. Anak anak pun gembira.  Tidak lupa diabadikan dalam beberapa jepretan foto dan diunggah di sosial media : Foto makanannya.  Heihiehiheiheheie.  (Asep Haryono)
..
Catatan Asep Haryono

Sunggu suatu kebahagiaan tersendiri jika Sahabat Blogger diberi kesempatan oleh ALLAH SWT untuk pulkam (pulang kampung-red) atau biasa disebut dengan sebutan "mudik" pada tahun ini.  Penulis memantau informasi dan berita Mudik pun diperoleh di televisi swasta, internet, dan juga sosial media seperti Twitter   

Beberapa Sahabat Blogger yang pernag saya kunjungi juga sudah on the way alias udah berangkat menuju kampung Halamannya masing masing  Ada yang berada masih di dalam kota, ada yang berada di luar kota, bahkan ada yang berada di luar Pulau.


Sudah hal yang klise jika berangkat ke kampung halamannya mendekati atau sangat dekat waktunya dengan hari "H" biasanya dibarengi dengan langkanya tiket (baik pesawat udara  biskota, kereta, dan armada laut), hingga harga tiket yang jauh diatas ketentuan normal alias berada di tangan calo.  Bagi yang kebelet alias kepepet untuk pulang Kampung mendekati hari "H" biasanya cenderung panik sehingga tiket dari calo yang berlipat lipat harganya pun dibeli juga yang penting bisa mudik ke kampung halaman.
gambar mobil penumpang
MUDIK :  Bagi yang mudik dengan kendaraan pribadim cek semua peralatan, persiapan dan perlengkapan selama diperjalanan. Foto Asep Haryono


Ini akan menjadi sebuah pengalaman yang berharga juga tentunya  Suka duka dalamm perjalanan mudik ke kampung halaman tentu akan menjadi cerita tersendiri bagi yang menjalankannya.   Kewaspadaan di jalan raya tentunya, khusus bagi mereka yang mudik dengan menggunakan jalur darat dan menggunakan kendaraan pribadi.   Jika lelah segeralah menepi barang sesaat agar mata kembali cerah dan tubuh menjadi segar.   Usahakan istirahat yang cukup dan tidak mengantuk saat berkendaraan di jalan raya.

Manfaatkan titik titik rest area atau persinggahan sementara di jalur jalur Mudik bagi yang menggunakan kendaraan pribadi  Istirahat sejenak melepaskan penat di berbagai titik pemberhentian atau rest area di jalur jalur mudik  

Kini banyak perusahaan produk makanan dan minuman yang memberi sponsor rest area bagi para pemudik tentunya. Manfaatkan saja.  Yang penting tubuh bugar, sehingga Insya Allah sampai di tempat tujuan dengan selamat.   Sekali lagi bagi  yang sudah on the way , sudah dialan penulis sekeluarga di Pontianak (Kalimantan Barat) turut mendoakan semoga selamat sampai di tujuan.  Ceritakanlah pengalaman menarik selama Mudik diblognya masing masing.  Penulis tunggu ya.  Salam. (Asep Haryono)..
Catatan Asep Haryono

Pada setiap perayaan Hari Raya Iedul Fitrie di kota Pontianak, ibukota Propinsi Kalimantan Barat , ada banyak moment atau tradisi yang menyertainya.  Selain beramah tamah,  bersilaturahmi dan saling bermaaf maafan dengan kerabat, dan handai tolan, juga ada kegiatan yang menyenangkan buat anak anak yakni Tradisi "Nanggok".    Penulis yakin tradisi ini juga ada di bagian lainnya di seluruh Indonesia.

"Nanggok" adalah salah satu Tradisi khas di Hari Raya Iedul Fitrie di Pontianak, dan kota kota lannya di Kalimantan Barat dimana anak anak mendapatkan uang dari para orang tuanya, dan atau dari rumah rumah yang mereka kunjungi di Hari Raya.  Penulis pernah menuliskan tentang Tradisi Nanggok ini beberapa waktu yang lalu, dan bisa Sahabat Baca baca di sini.    Nah untuk keperluan itulah banyak orang yang menukarkan uangnya di Bank Indonesia dan atau bank bank swasta lainnya dengan pecahan uang "recehan".


Uang
Gambar dari Internet

Ini hal yang lazim dalam menukar uang "recehan" mulai dari nominal Rp.1000,- hingga Rp.5000,- tergantung selera masing masing mau ditukar dengan pecahan nilai berapa.  Pada umumnya anak anak sudah paham nilai uang tersebut, dan kebiasaan masyarakat langsung memberikan "uang Nanggok" kepada anak anak secara langsung kepada mereka.  

Saat mereka datang beramai ramai ke rumah, dan tuan rumah akan segera mengambil uangnya dan diberikan kepada anak anak satu persatu. Anak anak senangnya bukan main.  Seperti pada tahun tahun sebelumnya, tradisi "uang Nanggok" di Pontianak seperti ini akan selalu menjadi tradisi di kota ini. Anak anak senang.  Mumpung masih ada beberapa hari lagi sebelum jatuh Hari Raya Iedul Fitrie, penulis rasanya harus bergegas ke Bank Indonesia atau Bank Swasta terdekat lainnya.  Bagaimana dengan Sahabat Blogger lainnya? Adakah tradisi semacam "uang Nanggok" ini?  Boleh donk di share  (Asep Haryono).
Catatan Asep Haryono

Perusahaan penulis punya program yang diberi nama Nouvelle.   Penulis sendiri belum tau apa arti dan maksud pemberian nama tersebut hingga menjadi nama itu.   Program Nouvelle ini pada prinsipnya adalah "bagi bagi rezeki" bagi keluarga yang tidak mampu.  Istilah kerennya CSR (Common Social Responsibility).  Kami memang punya data data permohonan bantuan dari masyarakat.  Data data keluarga miskin juga ada.  Nah kemudian dipilihlah salah satu keluarga keluarga kurang mampu secara acak (random)  yang sudah diverifikasi kebenaran kondisi ekonominya, kemudian diberi hadiah belanja Gratis senilai Rp.500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah).

Hadiah itu tidak boleh diuangkan, melainkan harus belanja senilai tersebut.  Yang menjadi sponsor hadiah belanja gratis ini adalah Mitra Anda, salah satu Shopping Mall yang terletak di kawasan Jalan Haji Rais Abdurrahman Pontianak.    Hari itu Kamis, 10 Juli 2014, Secara kebetulan penulis menemani Kak Evi, Sekretaris Redaksi, untuk memantau jalannya prosesi Belanja Gratis sang pemenang program Nouvelle ini di Mall tersebut.  Ketentuannya bagi Sang Pemenang Nouvelle sederhana saja yakni harus bisa menghabiskan belanja 500 ribu rupiah dalam waktu 15 (Lima Belas Menit) saja.


Berpose dulu
BERSIAP : Pemenang Nouvell berpose dulu sebelum grab belanjaan dalam waktu 15 menit harus sudah selesai.  Dimulai tepat pada pukul 10.00 WIB.  Foto Asep Haryono
dihitung belanjaannya ya
DIHITUNG : Keranjang belanjaannya sang Pemenang Nouvell  dihitung ya di kasir. Yang di depannya (jibab hitam) itu Kak Evi, sekretaris redaksi.  Foto Asep Haryono
wawancara
WAWANCARA :  Setelah keranjang belanjaannya sang Pemenang Nouvell  dihitung kemudian diwawancarai oleh wartawan.  Besok terbit beritanya di koran, 1 halaman penuh..  Foto Asep Haryono
penampakan
PENAMPAKAN:  Itulah penulis dalam lingkaran merah. Jepretan fotografer Meidy Bachtiar dari Pontianak Post.  Keliatan penulis sedang mengawasi dan mencatat waktu yang tersisa  sang Pemenang Nouvell.  Foto Meidy Bachtiar/Pontianak Post
siap pulang
PULANG : Keranjang belanjaannya sang Pemenang Nouvell  dinaikkan ke dalam mobil, dan diantar pulang ke rumahnya.  Bak Raja hihihi. Semuanya serba dilayani.  Kak Evi, Sekretaris Redaksi (jilbab hitam) membantu memasukkan barang ke mobil.   Foto Meidi Bachtiar/Pontianak Post
profil
SEDERHANA : Inilah profil keluarga sang Pemenang Nouvelle periode bulan ini.  Rumahnya yang sederhana.  Selamat ya. Semoga berkah ya.  Foto Asep Haryono

Oleh pihak Sponsor dalam hal ini Mitra Anda Shopping Mall "mewajibkan" sang Pemenang Nouvelle ini untuk mengambil item "wajib" yakni Tepung Terigu, Minyak Goreng dan Beras. Selebihnya bebas bebas saja. Ini mengasyikan juga melihat mereka bergembira.  Sang Pemenang Program Nouvelle ini sumringah dalam mengambil barang barang belanjaan ke keranjang basket belanja, ke sana kemari hihiihihi.  

Singkat cerita, kami pun mengantarkan sang Pemenang program Nouvelle sampai di rumahnya di kawasan Jalan Urai Bawadi Pontianak.   Bangga dan bahagia rasanya berkah Ramadhan ini juga bisa dirasakan oleh mereka yang kurang mampu. Semoga sumbangsih yang tidak seberapa ini diberkahi Allah SWT. (Asep Haryono).
Catatan Asep Haryono

Buka Puasa kemarin (Rabu 2 Juli 2014) menjadi catatan tersendiri bagi penulis.  Karena dalam even bukber yang pertama sekali penulis ikuti pada Ramadhan tahun ini terlihat tidak elok untuk dilihat. Ini mungkin disebut accident kah? Mungkin penulis serahkan kepada sahabat blogger untuk menilanya.   Tanpa bermaksud membela diri atas accident yang membuat galau penulis ini, biarlah sahabat blogger yang menilanya.

Dalam foto yang penulis unggah di bawah ini.  Foto foto ini hak cipta mas Timbul Mudjadi, fotografer senior Pontianak Post karena beliau yang mengambil gambar (foto) di bawah ini.  Nah dalam foto terlihat jelas penulis yang dilingkari warna merah saat yang lainnya berdoa buka puasa, penulis tertangkap kamera sudah langsung meneguk air mineral. 
Tidak sabar kah?  Atau penerapan yang salah kaprah tentang "menyegerakan berbuka puasa"?. 

buka puasa
TIDAK SABAR :  Ini accident sifatnya.  Yang lain pada memanjatkan doa berbuka puasa, kalau penulis langsung minum. Lihat dalam lingkaran warna merah, itulah foto penulis.  Foto Mas Timbul/Pontianak Post
Ini foto penulis yang diperbesar dari lingkaran warna merah di atas. Jelas khan?   Foto Mas Timbul/Pontianak Post

Atas nama kawan kawan redaksi, dan wartawan, semua keluarga besar Pontianak Post , penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada pihak Keluarga Besar Hotel Aston Pontianak atas sumbangsih  buka puasanya hari itu. (Asep Haryono).
Catatan Asep Haryono

Puasa Ramadhan atau tema Puasa menjadi topik yang paling banyak ditulis oleh sahabat blogger atau penulis blogger saat ini.  Kesana kemari penulis berkeliling atau blogwalking banyak sekali dijumpai tulisan atau artikel dengan tema yag sedang booming ini. 

Ini menunjukkan semangat yang luar biasa untuk memeriahkan dan menyemarakkan Bulan Suci Ramadhan 1435 Hijriah.  Jangan lagi membicarakan perbedaan awal Ramadhan ya. Mereka yang sudah saum (berpuasa) sejak kemarin 28 Juni atau 29 Juni sesuai ketetapan pemerintah semuanya adalah sahabat penulis.  Penulis termasuk salah satu yang mengikuti penetapan (awal Ramadhan) dari Pemerintah.

Komplek Duta Bandara Supadio Pontianak juga turut memeriahkan malam pertama Shalat Tarawih nya di Masjid Babussalam dengan khidmat dan tenang walaupun dalam penerangan seadanya karena aliran listrik padam.  Beruntung keadaan tidak berlangsung lama karena Genset langsung diaktifkan oleh pengurus masjid sehingga pelaksanaan Shalat Isya Berjamaah dilanjutkan dengan Shalat Tarawih berlangsung dengan tertib, aman dan terkendali.

Tarawih
TARAWIH : Saat Tarawih usai, dilanjutkan dengan pembacaan niat untuk puasa esok hari bersama sama.  Foto Asep Haryono
spanduk masjid
SPANDUK : Spanduk Puasa Ramadhan yang dibuat oleh Pengurus Masjid Babussalam Komplek.  Tidak ada sponsor di sini semuanya dana mandiri dari umat.  Foto Asep Haryono

Ini memang kerap kali terjadi  Pemadaman Listrik bergilir memang sering diberlakukan, dan biasanya diumumkan di media massa (koran). Sehingga mereka yang daerahnya akan kena pemadaman bergilir sudah bersiap siap.  Namun dalam prakteknya pemadaman Listrik sering tiba tiba byar pet tanpa ada peringatan atau pemberitahuan sebelumnya.  Ini yang sering membuat gusar warga komplek dengan padamnya listrik secara tiba tiba ini. (Asep Haryono).
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia