Tag :
Nanggok
- Asep Haryono | Tradisi Nanggok di Hari Raya Lebaran di Pontianak - Powered by Blogger
Sebenarnya saya kurang tau persis kapan dan bagaimana bisa mulainya tradisi "nanggok" ini mulai ada di Kalimantan Barat namun seiring dengan perjalanan waktu lama lama kelamaan saya bisa melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kebiasaan atau tradisi "nanggok" ini mulai berlangsung dengan damai dan gegap gempita.
Bagi masyarakat Pontianak pada khususnya dan di daerah Kalimantan Barat pada umumnya, tradisi "nanggok" sangat terkenal. Apakah itu "nanggok"? Nah "Nanggok" adalah memberi uang dalam jumlah tertentu biasanya pecahan antara Rp.50.000,- ke bawah kepada para tamu yang datang di rumah pada saat hari raya Iedul Fitrie atau hari raya Lebaran.
"Nanggok" ini umumnya diberikan kepada para tamu "kecil" dalam artian yang sesungguhnya yakni kelompok BALITA dan anak anak. Nah di Pontianak sendiri tradisi "nanggok" ini sangat kental dengan kebudayaan setempat, dan rasanya tidak lengkap kalaw tidak memberikan "nanggok" kepada anaka naak yang hadir dan datan ke rumah berlebaran. Ntah kenapa kayaknya nda lengkap rasanya kalaw rumah kita tidak "ditagih" anak anak untuk "nanggok". Hmmm
Bagi masyarakat Pontianak pada khususnya dan di daerah Kalimantan Barat pada umumnya, tradisi "nanggok" sangat terkenal. Apakah itu "nanggok"? Nah "Nanggok" adalah memberi uang dalam jumlah tertentu biasanya pecahan antara Rp.50.000,- ke bawah kepada para tamu yang datang di rumah pada saat hari raya Iedul Fitrie atau hari raya Lebaran.
"Nanggok" ini umumnya diberikan kepada para tamu "kecil" dalam artian yang sesungguhnya yakni kelompok BALITA dan anak anak. Nah di Pontianak sendiri tradisi "nanggok" ini sangat kental dengan kebudayaan setempat, dan rasanya tidak lengkap kalaw tidak memberikan "nanggok" kepada anaka naak yang hadir dan datan ke rumah berlebaran. Ntah kenapa kayaknya nda lengkap rasanya kalaw rumah kita tidak "ditagih" anak anak untuk "nanggok". Hmmm
Menukar Uang di Bank
Menjelang memasuki akhir bulan Ramadhan 1433 Hijriah ini juga secara otomatis akan segera memasuki Hari Raya Iedul Fitrie atau lebih dikenal dengan Hari Lebaran, sudah berbondong bondong masyarakat Pontianak pada khususnya dan daerah lain di Kalimantan Barat pada umumnya pergi ke Bank Bank (Swasta maupun Pemerintah) untuk menukarkan uang untuk "nanggok". Dan sepertinya Bank pun paham akan kebutuhan masyarakat untuk tradisi "Nanggok" ini.
Jumlah pecahan uang rupiah yang ditukarkan masyarakat pun bervariasi mulai dari penukaran pecahan logam maupun uang kertas mulai dari pecahan Rp.1.000,- , Rp,2.000,- atau yang cukup "laris" adalah pecahan uang rupiah Rp.5.000,- juga ramai diminati masyarakat. Bank Bank pun sudah dari awal sudah menawarkan penukaran uang ini kepada masyarakat dan tidak selalu berkaitan dengan Hari raya Lebaran. Saya sendiri sempat pontang panting menukarkan uang karena beberapa Bank swasta yang saya datangi mengaku sudah "kehabisan" stok pecahan kecil. Huaaaa Bank aja sampei "kehabisan duit". Piyeeee?
DUIT : Anak anak pada umumnya senang dapat "Nanggok". Kini mereka bisa bangga bisa punya "penghasilan" sendiri di Hari Raya Lebaran Foto hak cipta Melayu Online |
Jadi anak anak sekarang sudah bisa bergaya di hari Lebaran berkeliling rumah ke rumah dan dapat "nanggok" sehingga mereka bisa berbangga punya "penghasilan" sendiri. Mereka pun kadang "memamerkan" hasil yang mereka dapatkan dari "nanggok".
Pada umumnya para orang tua senang senang saja anak anaknya dapat "nanggok" dan berpesan untuk ditabung. Namun dasar anak anak yang selalu ceria dan selalu ingin tau, maka uang yang didapat dari "nanggok" nya pun langsung dibelanjakannya. Ada yang beli kue, ada yang buat beli bakso pentol, beli mainan segala macem dah. Wah senangnya bisa melihat mereka begitu,
Gambar dari Internet |
Dalam "Nanggok" boleh memakai amplop mini yang lucu lucu atau langsung diberikan kepada si anak tanpa amplop kecil sama sekali. Ini pilihan saja. Saya sendiri kalaw urusan bagi bagi duit ke anak anak sudah mempersiapkan dari beberapa hari yang lalu baik untuk persediaan amplopnya maupun jumlah pecahan uang kecil untuk keperluan itu sebab kalau mendadak takut kekurangan dan kehabisan. Nah bagaimana dengan kawan kawan semua? Apakah juga ada "Nanggok"? (Asep Haryono)
Kang dapat Award, monggo dicek yah .. :)
ReplyDeletehttp://chumhienkslife.blogspot.com/2012/08/award-ke-empat-zona-butonchumhienk180.html
@chumbienk : Oh ya kah wah senangnya. Terima Kasih :)))
ReplyDeleteaku mau jg donk dibagi nanggok.. tp isinya maunya yg 100 ribuan.. haha..
ReplyDeleteaku pas awal2 puasa udah nukerin duit tuh. Eh mlh kepake sndri, alhasil skrg mlh duit pecahannya udah habis. Bank udah ga mo nrima tukeran.. hadeeeh..
@covalimawati : Wahahaha jarang saya dengar ada yang pake pecahan 100 ribuan, kalaw ada sih saya juga mau dikasih hiehehiehiee. Sejak kapan sih saya nolak sama yang namanya duit.
DeleteTadi pagi saya ke Bank BTN nukerin uang wah dapatnya cuma KOIN aja karena kata mereka (teller) Bank Indonesia Indonesia sudah "kehabisan" uang kertas. Walah jadi berat tas Jogger Bali saya dibuatnya. Isinya duit logam e berat :))
itu kok amplop-nya sama dengan yg dijual di stasiun2 sini??
ReplyDeletesaya juga sering tuker recehan buat bagi2 nih..cuma sekarng bingung, apa yg mau ditukar? Masih nunggu THR -yg akan di THR-kan kembali nih!
@Popi : Heheheh gambar amplopnya dari internet. Ada sih amplopnya warna hijau tapi nda sempat di scannned. Paling enak pake kertas ya, kayaknya amplopnya tebel padahal cuma beberapa lembar aja dlipat lipat biar keliatannya tebel, Hiheihiehieiehiheiheie
DeleteHallo kang Asep, hadir lagi nih. Met ketemu dulu! hehehe..
ReplyDeletewah, jadi ada tradisi khusus ya di Pontianak menyambut lebaran. kayak Angpao gitu ya!
ooohh nama istilahnya Nanggok toh pak. Gia baru tau deh >,< hihihi
ReplyDeletekalau masih kecil diberi Nanggok pake amplop unyuuu-unyuu.. Nah, yang udah gede, masih aja loh diberi nanggok, tapi amplopnya warnanya putih hehe.. *contohnya gia
subhanallah tradisi yg mulia dan bermanfaat bagi sesama.. ^_^
ReplyDeletesejujurnya hampir sama sih tradisinya cuma beda istilah aja.. hehe..
salam silaturrahmi dari bandung kang.. ^_^
perasaan tadi aku berkomentar disini kang asep, tapi ga ada.
ReplyDeletekemana yah.. ? ^_^
Kalau di daerahku, namanya "sangu", Mas..
ReplyDeleteDulu sering jadi pasukan pencari sangu bareng adek yg seumuran, tapi skarang kayaknya udah gag dapet *nasib nasib* :'(
Uniknya, tradisi ini kayaknya udah jadi kewajiban gitu. Walaupun tuan tamu *maaf* termasuk orang gag punya, mereka tetep nyanguin *salut*..
Biasanya pakek uang 500 logam :D
aduuh jadi ingat jaman kecil dahulu. gegap gempita punya uang banyak bisa beli mainan, makanan dan traktir teman..
ReplyDeletemet idul fitri Kang. maaf lahir batin
Anak-anak sangat senang NANGGOK keliling seharian, selain dapet kue dapat duit pula....
ReplyDeleteSelamat Hari Raya Idul Fitri
Minal Aidin Wal Faidzin
Maaf Lahir Bathin bila ada kekhilafan selama ini ya…..
wah, lama nggak berkunjung ke kang asep, tiba tiba saya diiming imingi nanggok alias angpao :D
ReplyDeletesaya juga mau kang dikasih nanggok, kan masih anak anak juga :D
paling seneng pas dapet duit wkwk padahal udah gede :D
ReplyDeletemohon maaf lahir bathin dari saya kang asep..
ReplyDeleteTaqabbalallaahu minna wa mingkum..
Taqabbal yaa kariim...
bukan cuma anak-anak, aku juga suka dapat uang :D hoho
ReplyDeletetaqabbalallahu minna wa minkum
met idul fitri 1433 H
maaf lahir batin ya!
kalau di rumah saya namanya "persenan"
ReplyDeleteOh kalau di sana istilahnya itu tho...
ReplyDeleteDi keluargaku juga ada.
Dan kalau belum kerja masih dikasih.
Aku gak dikasih karena aku gak mudik hihihi~