Mendidik Orang Baik Di Era Digital

Catatan Sierra Filucci, Common Sense Media

Sebagai orang tua , kita memiliki banyak harapan untuk anak-anak kita . Kita ingin anak anak itu tumbuh berkembang dengan kehidupan yang bahagia dan sukses. 

Sebagai orang tua tentu berharap anak anaknya berhasil menemukan kebahagiaan bersama pasangan nya, memiliki anak buah cinta mereka, dan mengejar harapan dan impian mereka di masa depan.  Namun dari semua harapan para orang tua itu anak anak tetaplah masa depan kita yang harus dijaga kehormatannya dan kejujuran di dalam kehidupannya


Kids can learn Sympathy and empathy, Photo courtesy CNN

Timbul pertanyaan "Bagaimana para orang tua mampu mengajarkan anak anaknya tentang keterampilan kunci seperti kerja sama tim , komunikasi , dan ketekunan?" 

Anak-anak biasanya akan belajar hal-hal ini dengan mencontoh Anda dan melalui pengalaman yang diperoleh di sekolah dan di masyarakat sekitarnya. Namun sejak acara TV yang semakin menarik , buku , video game ,  gadget, internet dan media sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia remaja modern saat ini, tentu masuk akal jika pembentukan karakter pada anak-anak kita bisa terbentuk atas "jasa" media .  

Beberapa parameter media di bawah ini bisa menjadi sumber pembentukan karakter anak anak dan remaja di era digital sekarang ini :


Menonton Acara Olah Raga.
Tidak hanya dapat menikmati jalannya pertandingan olah raga tersebut bersama anak anak anda sebagai salah satu cara agar hubungan orang tua dan anak semakin hangat, menyaksikan tim kesayangannya bertanding,  menonton acara olah raga ini diyakini banyak orang bisa menjadi sarana pembentukan karakter si anak. 

Dalam sebuah acara olah raga Basket misalnya.  Dari sinilah sang anak bisa melihat bagaimana kerja sama tim yang kompak dari passer atau pemain dari garis belakang bekerja sama mengumpan bola untuk memasukkan score dan menang dari lawan.  Dari sini sang anak bisa belajar bahwa keberhasilan sebuah tim tidak akan terjadi tanpa kekompakan dari anggotanya.


Berbagi di Sosial Media.

Facebook, Instagram, hingga kepada YouTube ,  semua perangkat jejaring sosial atau media sosial (medsos) sudah matang dengan sendirinya sebagai bagian dari pembentukan karakter para penggunanya .

Jika Anda perhatikan, postingan status, mengunggah foto yang indah atau menyentuh, berbagi dengan anak anak anda dengan memberikan komentar yang sesuai dengan cerita dan yang kreatif.  Diskusikan dengan anak anak anda resiko resikonya jika melibatkan diri di jejaring sosial atau sosial media.  Tanamkan kepada anak betapa pentingnya bertanggung jawab terhadap diri sendiri jika sudah "bermain" di jejaring sosial, walaupun para orang tua bis a mendapatkan kritik karenanya.

Perluas Wawasan Anda.
Menonton film dokumenter atau film tentang orang-orang yang hidup dalam karakter yang berbeda beda bisa  memicu rasa empati , belas kasih , dan kerendahan hati anak anak anda. Jika ingin menonton bioskop di rumah anda, pilihlah film yang unik dan lain dari kebiasaan pada umumnya kesukaan anak remaja dalam menonton film, misalnya film kehidupan sosial, atau kebudayaan yang unik. 

Menonton film dari orang orang yang kurang mujur dari kita dan masih banyak lagi film film yang bisa membuka wawasan anak anak anak anda akan pembentukan karakter yang baik. Ajak anak anak berdiskusi ringan tentang film yang baru saja mereka tonton


Main Video Game bersama.

Anda punya video game yang mendidik di rumah?  Mengapa tidak anda gunakan saja untuk melatih anak anak anda mengenal kepribadian dan karakter yang baik.  Main game misalnya, jika dilakukan bersama anda, para orang tua, bisa menjadi ikatan bathin yang baik agar anak anak anda menjadi pribadi  yang bersahaja. 

Jika bermain game bersama sama, pilihlah mode "multiplayer" agar bisa dimainkan bersama sama seluruh keluarga.  Jika anak anak anda bisa belajar dari sebuah permainan video game bersama keluarga, anak anak anda akan belajar mengenal diri mereka sendiri

Berhenti Walau Sejenak.
Sebagian rumah tangga punya alat alat telephony misalnya handphone atau HP.  Para orang tua  bisa membantu mengajar anak-anak mereka untuk bisa menahan diri untuk memberi respon dengan segera


Setiap kali para orang tua mendengar pesan masuk misalnya ada SMS, dan anda tahu itu tidak penting sama sekali, katakan saja pada anak anak anda bahwa (SMS) itu tidak penting.  Pelajaran ini juga berlaku pada sosial media semacam FB , Instagram, Twitter dan lain sebagainya.

Awasi atau dampingi anak anak dalam bersosial media. Jika anda pengguna jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook, anda anda sebagai orang tua melihat ada pesan yang masuk yang "mengganggu",  katakan kepada anak anak anda untuk tidak membalasnya saat itu juga.  Katakan hal hal yang bersifat pribadi tidak seharusnya diumbar di jejaring sosial sehingga anak anak tau batas batas mana yang boleh untuk umum dan mana yang tidak. 
  • Judul Aseli : "Raising a good person in a digital world"
  • Penulis : Sierra Filucci, Common Sense Media
  • Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia secara bebas oleh : Asep Haryono
  • Sumber : http://edition.cnn.com/2016/09/09/health/kids-character-digital-world/index.html

2 comments:

  1. Dilihat dari ulasannya, sepertinya tulisan ini cukup sesuai dengan kondisi era digital saat ini. Btw, ma kasih buat terjemahannya ya Kang... :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Dwi Wahyudi : Terima kasih sudah hadir heihiehiee. Selamat yang baru pulang acara ZenFone di BALI. Saya sudah liat beberapa video dan foto nya di Instagram Duh jadi kangen Bali

      Delete

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia