Mudik Lebaran

“Mau mudik yak ok awal sekali” kata pak Haji Sabiqis saat saya pamit kepada Jamaah masjid Babussalam di Komplek Duta Bandara Jalan Ahmad Yani 2 Supadio.  Malam itu (17 Juni 2016) selepas Sholat Isya dan Tarawih. 

Tiket pesawat Lion Air sudah kami genggam untuk tujuan Pontianak – Jakarta tanggal 18 Juni 2016 penerbangan pukul 09.00 wib.  Sesuai dengan saran dari maskapai penerbangan agar para calon penumpang diharapkan sudah check in minimal 60 (enam puluh menit) sebelum jam keberangkatan.

Tiketnya pun mudah diperoleh. Cukup dengan mengakses Traveloka, memesan penerbangan, membayar secara tunai lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM), lalu tiket pun issued dan ringkasan tiket nya pun langsung terkirim melalui SMS dan detail tiketnya dikirim sekaligus melalui email.  Memesan tiket di Traveloka serasa memiliki Biro Tour and Travel pribadi. Kapan pun diperlukan, tinggal pesan, bayar sendiri, tiket pun sudah dalam genggaman.  Begitu mudah.

Membawa Oleh Oleh
Seperti biasanya setiap kali mudik lebaran, beberapa persiapan dilakukan agar semuanya bias terkendali antara lain dengan mempersiapkan rumah untuk dipercayakan kepada tetangga terdekat (dengan diketahui oleh ketua RT setempat tentunya), membawa buah tangan atau oleh oleh, dan juga mempersiapkan apa apa yang akan dibawa selama mudik lebaran di kampong.  

Destinasi utama mudik saya sekeluarga tahun 2016 ini adalah Kulon Progo (1 jam dari kota Jogjakarta. Sedangkan agenda nya antara lain nyekar ke makam orang tua saya di Bekasi, dan bersilaturahmi dengan family di kawasan Bogor dan Bekasi.

Barang bawaan yang kami bawa untuk mudik Lebaran tahun 2016 ini sederhana saja dan umum saja seperti halnya bagi para mudikers lainnya di seluruh Indonesia.  Ada baju kemeja ganti, handuk , pakaian daleman (tau sendiri donk apa apa aja “jeroan” daleman itu-red), juga perangkat laptop, kamera digital, charger, Android, Modem, dan tentu saja surat surat penting seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan membawa duit tentunya. 

Charger atau pengisi battery untuk perangkat HP, Android atau Laptop cukup penting. Sebagai contoh jika perjalanannya memakai waktu belasan jam seperti menggunakan Bis Malam antar kota, maka kebutuhan pengisian battery untuk HP misalnya sangat penting.  Syukur kalau dalam kendaraan Bis tersebut tersedia colokan pengisi battery. Bagaimana jika tidak, maka mau tidak mau anda harus membawa sendiri charger HP dari rumah.  Atau yang lebih ekstrem lagi adalah anda harus “menghemat” battery selama diperjalanan.  Atau ada ide yang lain?

Rekomendasi kami untuk para Mudikers, jangan lupa persiapkan catatan apa apa yang mau dibawa selama mudik jauh jauh hari sebelumnya. Hindari packing untuk mudik di hari “H” karena sangat beresiko barang yang dibawa justru tidak diperlukan atau tidak membawa barang yang justru diperlukan selama mudik

Khusus untuk oleh oleh memang menjadi perhatian bagi kami.  Kira kira oleh oleh apa yang harus atau layak untuk dibawa selama mudik? Apakah oleh olehnya berbentuk makanan siap , atau barang barang?.  Namun akhirnya kue Bingke lah yang berhasil terpilih.  Ada banyak penjual Bingke Berendam di kota Pontianak, namun yang  terkenal adalah kue Bingke Berendam “Fajar” yang sudah punya nama di kota Khatulistiwa ini.  Ada banyak varian rasa yang bisa dipilih antara lain Susu , Coklat , dan masih banyak lagi lainnya.  Harga nya pun cukup terjangkau

Tiba Di Jakarta
Alhamdulillah sekitar pukul 10.30 WIB, pesawat Lion Air jenis Boeing 737 – 800 Next Generation berhasil membawa saya sekeluarga mendarat dengan selamat di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta (SOETA) Banten.  

Setelah mengambil bagasi kami pun dijemput oleh Aak Achmad Sodikin dan Yayah (Family) di terminal kedatangan dan langsung menuju Komplek Inkopol Kranji Bekasi untuk nyekar terlebih dahulu di makam orang tua saya di sana. Jam menunjukkan sekitar pukul 13.40 WIB.

Sambil menunggu jemputan yang membawa kami ke Bekasi, kami sekeluarga pun “mengungsi” di Masjid Al Ikhlas komplek Inkopol Kranji Bekasi hingga Sholat Isya.  Alhamdulillah, jemputan pun datang, dan kami pun dijemput dari Masjid tersebut menuju rumah keluarga istri di Komplek Griya Alam Sentosa di Bogor untuk beristirahat malam itu

Ada 3 (tiga) catatan unik selama terbang bersama Lion Air menuju Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. 

Pertama, dalam penerbangan ini kami memang berpuasa. Namun anak anak saya yang masih kecil tidak berpuasa, dan saya yakin banyak penumpang lain yang (mungkin) tidak berpuasa hari itu karena sebab kesehatan atau non muslim.  Jadi snack ringan yang biasa disajikan selama penerbangan normal (diluar bulan suci Ramadhan) seharusnya tetap diberikan karena merupakan “hak” penumpang.  Mau dimakan atau disimpan, snack ringan berupa 1 bungkus roti dan segelas air mineral itu seharusnya tetap diberikan.   Ini tidak.

Kedua ,  proses pemeriksaan logam detector di lantai 2 Bandar Udara Internasional Supadio (Pontianak) memberlakukan buka ban pinggang bagi calon penumpangnya.  Walaupun perlu dengan alasan keamanan, namun tetap dianggap sia sia karena petugas lain yang sudah siap dengan perangkat elektronik berupa stick (tongkat) anti logam sudah stand by.  Jadi saya menilai aksi buka ban pinggang calon penumpang sebagai aksi yang penting namun tidak diperlukan karena perangkat anti logam sudah siap melakukan tugasnya.

Ketiga, penumpang yang tidak disiplin.  Walau pun sudah ada peringatan dari pramugari di dalam pesawat agar para penumpang jangan menyalakan perangkat telepon genggamnya sampai Pesawat benar benar berhenti , namun tetap saja banyak yang tidak mengindahkan himbauan itu. Banyak yang saya liat langsung menyalakan perangkat telepon genggamnya padahal pesawat sedang melaju pelan untuk berhenti sempurna di hangar kedatangan.  Penumpang pesawat seharusnya mematuhi himbauan itu, sayangnya hari itu tidak saya liat mereka mematuhinya.

Menurut rencana saya sekeluarga mudik di Kulon Progo mulai dari tanggal 20 Juni - 14 Juli 2016 yang akan datang Insya Allah.  Jika ada yang urgent atau sekedar sillaturahmi silahkan kontak WA 08977749155, Pin BB 57135383 atau Twitter @asepmilagrosptk  (Asep Haryono)


 JEMPUT :  Family di Tanggerang sudah menjemput kami di Bandara Soekarno Hatta. Trims Aak Ikin dan Teh Yayah.  Foto Asep Haryono
JEMPUT :  Family di Tanggerang sudah menjemput kami di Bandara Soekarno Hatta. Trims Aak Ikin dan Teh Yayah.  Foto Asep Haryono
 LION AIR :  Dengan menumpang pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 Next Generation berangkat dari Supadio menuju Bandara Soekarno Hatta Banten. Berfoto dahulu sebelum take off  Foto Asep Haryono
LION AIR :  Dengan menumpang pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 Next Generation berangkat dari Supadio menuju Bandara Soekarno Hatta Banten. Berfoto dahulu sebelum take off  Foto Asep Haryono
 BAGASI  :   Beginilah suasana pengambilan bagasi di bagian dalam Bandara Internasional Soekarno Hatta (SOETA) Banten.  Foto Asep Haryono
LUAS  :   Beginilah suasana pengambilan bagasi di bagian dalam Bandara Internasional Soekarno Hatta (SOETA) Banten yang lapang dan luas.  Foto Asep Haryono
 BAGASI:   Anda akan mudah menemukan tempat pengambilan bagasi karena semua instruksi di Bandara Soekarno Hatta juga dilengkapi dengan bahasa Indonesia.  Foto Asep Haryono
BAGASI:   Anda akan mudah menemukan tempat pengambilan bagasi karena semua instruksi di Bandara Soekarno Hatta juga dilengkapi dengan bahasa Indonesia.  Foto Asep Haryono
 MISS CUSTOMER SERVICE :  Tiba tiba dihampiri oleh "duta Bandara" untuk menawarkan bantuan, namun yang terjadi justru foto bersama sang duta.  Foto Asep Haryono
MISS CUSTOMER SERVICE :  Tiba tiba dihampiri oleh "duta Bandara" untuk menawarkan bantuan, namun yang terjadi justru foto bersama sang duta.  Foto Asep Haryono
 TAKSI :  Bersiap berangkat menuju Bandara Internasional Supadio dengan menumpang "taksi" dengan tarif 75 ribu rupiah.  Cukup terjangkau.  Foto Asep Haryono
TAKSI :  Bersiap berangkat menuju Bandara Internasional Supadio dengan menumpang "taksi" dengan tarif 75 ribu rupiah.  Cukup terjangkau.  Foto Asep Haryono

8 comments:

  1. horeee
    hah, mudiknya lama banget
    jaya dan merdeka banget itu Kang.
    alhamdulillaah ya sehat selamat dan lancar
    semoga betah di jawa Kang.
    bikin rumah di jawa juga gih Kang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Mas Zach Flazz : Alhamdulillah Terima kasih. Saya luoa kabarin, Soale waktu mendarat d Jakarta , kami sekeluarga ngacir ke Bogor tepatnya d perumahan Griya Sentosa. Andai kita bisa Kopdaran waktu itu , wah bia heboh dunia persilatan

      Delete
  2. Wuiih udah mudik duluan.seneng pastinya silahturahmi dghn keluarga

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Tatit : Alhamduilah mba Tujuan utamanya selain nyekar ke Makam orang tua saya di Bekasi, juga silaturahmi dengan orang tua dari pihak Istri. Lainnya juga tidak kalah penting yakni merasakan suasana Ramadhan di kota Bekasi, Bogor dan Jogjakarta. Makasih sudah mamoir yo mbakyu

      Delete
  3. Wuiih udah mudik duluan.seneng pastinya silahturahmi dghn keluarga

    ReplyDelete
  4. Serunya bisa mudik lebih awal dan lama gini, ceritanya seru, apalagi bagian ke 2 itu, yg harus buka ikat pinggang :D
    hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Priangga Otviapta : Iya apa saya yang kudet ya Soalnya harus lepas ikat punggang itu menurut saya rancu aja Juga tidak banyak manfaatnya soale petugas dengan tongkat eletkronik pendetek logam sudah stand by

      Delete
  5. selamat mudik kang, jangan lupa jaga barang bawaan agar mudiknya lancar jaya :D

    ReplyDelete

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
Designed by vnBloggertheme.com | Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia