Tag :
press release,
Press Release - Korupsi (Pantas) Dihukum Berat
- Asep Haryono | Press Release - Korupsi (Pantas) Dihukum Berat - Powered by Blogger
Catatan Asep Haryono
Mati termasuk domain yang menjadi Hak Preogratif TUHAN YANG MAHA ESA. Hanya TUHAN YME sajalah yang paling ber HAK untuk mencabut nyawa manusia. TUHAN YME yang memang punya hak penuh untuk mencabut nyawa hambaNYA kini sudah mulai juga "diwakili" oleh hambaNYA sendiri dengan dasar penerapan hukum (Law Enforcement) mengEKSEKUSI mati manusia lainnya. Ini hal yang saya tidak mengerti.
Walaupun secara pribadi , saya menolak pelaksanaan hukuman Mati. Sebagai sesama manusia dan orang tua, tentu keprihatinan saya yang mendalam terhadap ini. Banyak dari para Terpidana mati ini memiliki keluarga (punya anak, dan lain sebagainya).
Kematian adalah rahasia TUHAN YME, namun tidak bagi ke 10 orang Terpidana mati ini. Mereka sudah diberitau oleh Pengadilan (MA) bahwa Ajal mereka sudah dekat. Bagaimana perasaan mereka , para ke 10 (Sepuluh) orang terpidana mati itu setelah tau ajalnya sudah dalam waktu dekat.
Ini yang membuat hari dan perasaan saya menjadi bercampur adukBerkaitan dengan penegakan hukum di Indonesia, Indonesia sudah berani menunjukkan kepada dunia untuk tidak tunduk kepada tekanan Internasional.
Negara negara lain sudah mulai menebarkan "ancaman" nya untuk meninjau kembali hubungan bilateralnya dengan Indonesia jika (hukuman mati) itu jadi dilaksanakan. Ancaman ini dikeluarkan terutama dari negara negara yang warganya di eksekusi mati Saya hanya duduk terdiam sekarang ini. Saya tidak tau harus berkata apa lagi (Asep Haryono).
Jika tidak ada rintangan, dalam hitungan beberapa jam ke depan, 9 dari 10 orang terpidana Mati kasus besar Narkoba akan dieksekusi mati di hadapan regu tembak di Lapas Besi NusaKambangan yang konon merupakan tempat yang paling menakutkan bagi para bandit Naarkoba di Indonesia. Tempat yang konon mendapat julukan sebagai penjara ALCATRAZ nya Indonesia.
Sungguh bukan sebuah tontonan yang menyenangkan, Menonton acara Eksekusi Mati yang di publish secara langsung real time dan disiarkan ke seantero Indonesi baik dari media cetak maupun Elektronik bahkan dunia internastional menatap langsung berita eksekusi mati ini. Sungguh bukan sebuah atraksi (tontonan) yang menyenangkan. Apa yang kita rasakan saat seluruh mata rakyat Indonesia dan dunia menyaksikan proses Eksekusi Mati terhadap mereka yang manusia ini?
Detik merilis ke 10 (Sepuluh) nama para terpidana mati yakni Mary Jane Fiesta Veloso (WN Filipina) , Myuran Sukumaran alias Mark (WN Australia) , Serge Areski Atlaoui (WN Perancis) ,Martin Anderson alias Belo (WN Ghana) , Zainal Abidin (WN Indonesia) , Raheem Agbaje Salami (WN Spanyol) , Rodrigo Gularte (WN Brazil) , Andrew Chan (WN Australia) ,Silvester Obiekwe Nwolise (WN Nigeria) dan Okwudili Oyatanze (WN Nigeria).
Mereka memang sudah divonis bersalah. Pengedar Narkoba. Data statistik dari BNN menyebutkan ada sekitar 40-50 orang Indonesia mati karena Narkoba. Sungguh angka kematian generasi muda Indonesia yang tidak dapat diterima. 1 orang saja dari rakyat Indonesia mati sia sia karena Narkoba saja tidak bisa kita terima. Apalagi 40 sampai 50 orang Mati setiap harinya karena Narkoba. Tentu tidak bisa kita terima sama sekali
TUHAN YME Maha Pengampun, namun Pengadilan Indonesia tidak. Presiden Jokowi , presiden kita semua, banyak menerima dukungan sekaligus kritikan berkaitan dengan Penolakan Grasi ke 10 orang terpidana mati itu. Dengan kata lain pelaksanaan Hukuman Mati yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap itu akan segera dilaksanakan dari hitungan beberapa jam lagi.
Saya bukan pakar kriminal. Bukan Pakar Hukum. Bukan Pakarl Undang Undang Hukum Ketatanegaraan. Saya juga bukan pakar hukum Agama Islam. Saya adalah saya sebagai orang biasa yang menyuarakan keprihatinan secara pribadi, sebagai sesama manusia. Mengapa dalam diri saya yang paling dalam saya punya pendapat sendiri mengenai hal ini. Keadilan HUKUM tidak selalu harus seiring dengan Keadilan Kemanusiaan. Pro dan Kontra pasti lah ada soal Eksekusi Mati mereka. Beda pendapat adalah hal yang wajar
Korupsi Pantas diHukum Berat
Ini bagi saya pribadi rasanya tidak adil. Kejahatan Narkoba dan Terorisme dianggap yang paling bertanggung jawab atas kerusakan bangsa Indonesia. Terorisme dianggap mengganggu perdamaian di Indonesia dan berpotensi merongrong NKRI. Sedangkan Narkoba juga dianggap berbahaya karena bisa meracuni generasi muda dan rakyat Indonesia. 40-50 juta orang Indonesia mati sia sia karena Narkoba. Jadi para pelaku kejahatan Narkoba dan Terorisme dianggap "Layak" diganjar dengan Hukuman Mati
Timbul pertanyaan. Mengapa harus dari kedua jenis kejahatan itu yang pantas diganjar dengan hukuman Mati? Pahadal eh padahal masih ada lagi yang juga tidak kalah mengerikan dampaknya terhadap sendi sendi kehidupan bangsa Indonesia. KORUPSI. Ya Korupsi yang sudah merajelala kemana mana.
Sampai dalam urat nadi kita, menghisap darah kita, itulah Budaya Korupsi. Tidak tau malu korupsi apa saja. Budaya KORUPSI yang seakan tidak pernah ada habis habisnya di negeri ini. Sekali dbabat, besok muncul lagi. Hari ini sudah ditangkap para koruptor uang Negara itu , besok muncul lagi. Satu hilang besok muncul lagi. Silih berganti.
Mari kita kembali kepada bahasan hari ini, ke soal pelaksanaan hukuman mati ini.
Siaran pers atau bahasa kerennya pres Release simplyasep dikeluarkan hari ini sebagai bentuk rasa keprihatinan yang mendalam atas rencana eksekusi mati para Terpidana mati. Bagi sahabat blogger yang bergama ISLAM seperti saya tentu sudah paham bahwa Kematian memang HAK bagi setiap hamba Allah SWT. Dalam surat Al Quran sudah disebutkan bahwa "Setiap mahluk yang bernyawa pasti akan menemui kematian". Mohon saya dikoreksi surah dan ayatnya.
Sungguh bukan sebuah tontonan yang menyenangkan, Menonton acara Eksekusi Mati yang di publish secara langsung real time dan disiarkan ke seantero Indonesi baik dari media cetak maupun Elektronik bahkan dunia internastional menatap langsung berita eksekusi mati ini. Sungguh bukan sebuah atraksi (tontonan) yang menyenangkan. Apa yang kita rasakan saat seluruh mata rakyat Indonesia dan dunia menyaksikan proses Eksekusi Mati terhadap mereka yang manusia ini?
Detik merilis ke 10 (Sepuluh) nama para terpidana mati yakni Mary Jane Fiesta Veloso (WN Filipina) , Myuran Sukumaran alias Mark (WN Australia) , Serge Areski Atlaoui (WN Perancis) ,Martin Anderson alias Belo (WN Ghana) , Zainal Abidin (WN Indonesia) , Raheem Agbaje Salami (WN Spanyol) , Rodrigo Gularte (WN Brazil) , Andrew Chan (WN Australia) ,Silvester Obiekwe Nwolise (WN Nigeria) dan Okwudili Oyatanze (WN Nigeria).
Mereka memang sudah divonis bersalah. Pengedar Narkoba. Data statistik dari BNN menyebutkan ada sekitar 40-50 orang Indonesia mati karena Narkoba. Sungguh angka kematian generasi muda Indonesia yang tidak dapat diterima. 1 orang saja dari rakyat Indonesia mati sia sia karena Narkoba saja tidak bisa kita terima. Apalagi 40 sampai 50 orang Mati setiap harinya karena Narkoba. Tentu tidak bisa kita terima sama sekali
TUHAN YME Maha Pengampun, namun Pengadilan Indonesia tidak. Presiden Jokowi , presiden kita semua, banyak menerima dukungan sekaligus kritikan berkaitan dengan Penolakan Grasi ke 10 orang terpidana mati itu. Dengan kata lain pelaksanaan Hukuman Mati yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap itu akan segera dilaksanakan dari hitungan beberapa jam lagi.
Saya bukan pakar kriminal. Bukan Pakar Hukum. Bukan Pakarl Undang Undang Hukum Ketatanegaraan. Saya juga bukan pakar hukum Agama Islam. Saya adalah saya sebagai orang biasa yang menyuarakan keprihatinan secara pribadi, sebagai sesama manusia. Mengapa dalam diri saya yang paling dalam saya punya pendapat sendiri mengenai hal ini. Keadilan HUKUM tidak selalu harus seiring dengan Keadilan Kemanusiaan. Pro dan Kontra pasti lah ada soal Eksekusi Mati mereka. Beda pendapat adalah hal yang wajar
Matahari Terbit di Kubu Raya. Semoga memberikan pencerahan bagi pelaksanaan hukuman di Indonesia agar lebih adil secara kemanusiaan Foto Asep Haryono |
Korupsi Pantas diHukum Berat
Ini bagi saya pribadi rasanya tidak adil. Kejahatan Narkoba dan Terorisme dianggap yang paling bertanggung jawab atas kerusakan bangsa Indonesia. Terorisme dianggap mengganggu perdamaian di Indonesia dan berpotensi merongrong NKRI. Sedangkan Narkoba juga dianggap berbahaya karena bisa meracuni generasi muda dan rakyat Indonesia. 40-50 juta orang Indonesia mati sia sia karena Narkoba. Jadi para pelaku kejahatan Narkoba dan Terorisme dianggap "Layak" diganjar dengan Hukuman Mati
Timbul pertanyaan. Mengapa harus dari kedua jenis kejahatan itu yang pantas diganjar dengan hukuman Mati? Pahadal eh padahal masih ada lagi yang juga tidak kalah mengerikan dampaknya terhadap sendi sendi kehidupan bangsa Indonesia. KORUPSI. Ya Korupsi yang sudah merajelala kemana mana.
Sampai dalam urat nadi kita, menghisap darah kita, itulah Budaya Korupsi. Tidak tau malu korupsi apa saja. Budaya KORUPSI yang seakan tidak pernah ada habis habisnya di negeri ini. Sekali dbabat, besok muncul lagi. Hari ini sudah ditangkap para koruptor uang Negara itu , besok muncul lagi. Satu hilang besok muncul lagi. Silih berganti.
Mari kita kembali kepada bahasan hari ini, ke soal pelaksanaan hukuman mati ini.
Siaran pers atau bahasa kerennya pres Release simplyasep dikeluarkan hari ini sebagai bentuk rasa keprihatinan yang mendalam atas rencana eksekusi mati para Terpidana mati. Bagi sahabat blogger yang bergama ISLAM seperti saya tentu sudah paham bahwa Kematian memang HAK bagi setiap hamba Allah SWT. Dalam surat Al Quran sudah disebutkan bahwa "Setiap mahluk yang bernyawa pasti akan menemui kematian". Mohon saya dikoreksi surah dan ayatnya.
Mati termasuk domain yang menjadi Hak Preogratif TUHAN YANG MAHA ESA. Hanya TUHAN YME sajalah yang paling ber HAK untuk mencabut nyawa manusia. TUHAN YME yang memang punya hak penuh untuk mencabut nyawa hambaNYA kini sudah mulai juga "diwakili" oleh hambaNYA sendiri dengan dasar penerapan hukum (Law Enforcement) mengEKSEKUSI mati manusia lainnya. Ini hal yang saya tidak mengerti.
Walaupun secara pribadi , saya menolak pelaksanaan hukuman Mati. Sebagai sesama manusia dan orang tua, tentu keprihatinan saya yang mendalam terhadap ini. Banyak dari para Terpidana mati ini memiliki keluarga (punya anak, dan lain sebagainya).
Kematian adalah rahasia TUHAN YME, namun tidak bagi ke 10 orang Terpidana mati ini. Mereka sudah diberitau oleh Pengadilan (MA) bahwa Ajal mereka sudah dekat. Bagaimana perasaan mereka , para ke 10 (Sepuluh) orang terpidana mati itu setelah tau ajalnya sudah dalam waktu dekat.
Ini yang membuat hari dan perasaan saya menjadi bercampur adukBerkaitan dengan penegakan hukum di Indonesia, Indonesia sudah berani menunjukkan kepada dunia untuk tidak tunduk kepada tekanan Internasional.
Negara negara lain sudah mulai menebarkan "ancaman" nya untuk meninjau kembali hubungan bilateralnya dengan Indonesia jika (hukuman mati) itu jadi dilaksanakan. Ancaman ini dikeluarkan terutama dari negara negara yang warganya di eksekusi mati Saya hanya duduk terdiam sekarang ini. Saya tidak tau harus berkata apa lagi (Asep Haryono).
memang miris lihat korupsi di negara kita pak sudah mengakar kuat dari masyarakat akar rumput sampai kaum pejabat semuanya doyan korupsi dan yang paling tidak pernah diperdulikan adalah korupsi waktu
ReplyDeletekorupsi jam maksudnya? digigitin tuh jam dinding? sungguh terlalu
Deletesaya nggak pertamax ya?
Deleteiya ya mas har, kenapa yg korupsi ga seperti pengedar narkoba, padahal kalo ga ada korupsi mungkin sudah bisa mensejahterakan rakyat,kalo hidup sudah sejahtera kan ngapain juga pake jualan barang haram seperti narkoba??saya sih maunya yang korupsi juga dapat imbalan yang sama, tapi ya mungkin ini mah, saya curiga ada sogok-sogokan agar saling menutupi diantara para koruptor..
ReplyDeletekeduluan sepersekian detik pertamaxnya :D
Deletesaya nih pertamax yang asli
Deleteyang palsu ya Kang hendri
DeleteBagi kita, lebih baik menghindari semuanya daripada bersangkutan dgn hukuman
ReplyDeletebetul, hindarilah selagi muda
DeleteSetuju mas,mnding yang di hukum mati itu para korupsi
ReplyDeletedihukum tusuk pake jarum pentul
Deletesaya berani bertaruh, selama parlemen negara astina dihuni biang parpol mata duitan, nggak bakalan ada hukuman mati untuk koruptor.
ReplyDeletekoruptor nggak layak diabadikan menjadi nama jalan kan ya?
DeleteKang, kalo selama ini kan korupsi selalu identik dengan birokrat ya? kalo orang swasta nerima tips tambahan, termasuk korupsi bukan?
ReplyDeletepengen jalan-jalan ke nusakambangan?
ReplyDeletesaya apal banget medannya. mau?
saya menangkap betapa emosionalnya Kang Asep, sampe kasih judul siaran pers begini
ReplyDeletekelihatan dari fotonya
DeleteKang tukang klepon yang suka lewat depan rumah, masih ada?
ReplyDeletekenapa gk secepatnya aja ya, seperti mengulur ngulur waktu saja eksekusi teh
ReplyDeleteSaya melihat berita eksekusi mati disiarkan jor joran fi media kayak tivi dan koran kok kesannya malah melecehkan para terpidana ya...mengeksploitasi gitu...kasihan. Mbok kalo benerau dieksekusi, ya jangan diberitakan berlebih lebihan ky gitu, pake kamera tersembunyi segala. Hargai para terpidana itu, walau jujur, saya nggak tega
ReplyDeletesetuju kang..tapi apa iya negara kita mau seperti itu...??????
ReplyDeleteLama ga kunjung ke lapak mas Asep.. Benar nih mas, hukum mati itu adalah pangkal pokok dari kewibawaan kepala negara. Kalau sempat aussie bisa intervensi terhadap warga mereka yang jadi tersangka, mati gaya deh pemerintahan sekarang. Gitu juga sebaliknya, kita harus hormati juga proses hukum negara lain, sperti hukum pancunng yang di terima oleh wni di negara saudi.. :)
ReplyDeletehukuman mati memang harus tetap jalan, kalau hukuman bisa ditunda atau dibatalkan nanti apa kata dunia. ternyata hukuman di indonesia lemah. untuk memberi efek jera orang agar tidak atau mengurangi orang agar tidak berbuat hal sama.
ReplyDeletedi negara ini tidak berani kalau menghukum mati para korupsi, kalah sama negara cina yg berani meng eksekusi para korupsi
ReplyDeleteSetuju, aku juga tetap berpendapat kalau "mati" hanya hak Tuhan. Kita kan sama-sama manusia, gak bisa "play God" main cabut nyawa seseorang.
ReplyDeleteSemoga aja mereka sadar bahwa ulah kejahatan akan menemui kematian yang tidak terhormat. Semoga menjadi pelajaran buat kita termasuk yang lainnya.
ReplyDeleteMakasih pak infonya, ditunggu juga kunjungannya.
Semoga ini bukan sekedar tontonan tapi pelajaran untuk masa mendatang agar.....tidak ada lagi wni atau wna yang melakukan kesalahan yg sama....
ReplyDeletemiris lihat korupsi di negara kita kang asep
ReplyDelete