![]() |
Foto Asep Haryono |
Siapa yang pernah naik Bis Damri dari Perum Damri? Hayuu tunjuk tangan.
Pengalaman naik Bis Damri ini yang akan saya coba ceritakan. Ini
pengalaman terbaru (latest) yang saya coba bagikan bersama pada hari
ini.
Sepulang dari Mudik Lebaran di Jogjakarta dari tanggal 3 - 10 Agustus 2013 kemudian kami melanjutkan mudik Lebaran lagi di Bekasi, tepatnya di Komplek Inkopol Kranji Bekasi. Perjalanan kami sekeluarga dari Jogjakarta ke Bekasi dengan menggunakan Bis Malam "Sumber Alam" sudah ditayangkan dalam tulisan di blog pada tanggal 12 Agustus 2013.
Nah begitu mudik lebaran di Bekasi sudah selesai dirampungkan, maka kami sekeluarga segera berangkat pulang ke Pontianak (Ibukota Propinsi Kalimantan Barat) dengan menggunakan Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Artikel lengkap pengalaman saya sekeluarga Terbang dengan menggunakan Sriwjaya Air sudah ditulis di blog kemarin tanggal 22 Agustus 2013.
Hari itu tanggal 15 Agustus 2013 dalam tiket Sriwijaya Air Flight No SJ1860 tujuan kota Pontianak boarding pada pukul 16.10 WIB, jadi pada hari itu kami sengaja berangkat dari rumah lebih awal beberapa jam. Biarlah kami yang leyeh leyeh menunggu pesawat daripada ketinggalan (pesawat).
Selain itu pertimbangan lain karena kuatir kena Macet Jakarta yang konon bisa lama itu. Nah dari Komplek Inkopol Kranji Bekasi saya sekeluarga langsung merangsek (eala bahasanya-red) ke Perum DAMRI di Kayuringin . Nah pengalaman menggunakan Bis DAMRI inilah yang akan saya coba bagikan pada hari ini. Berikut catatannya.
Tidak Pakai Taxi
Untuk menghemat anggran atau biaya sebaiknya memang perlu dilakukan bahkan untuk hal yang paling remeh sekalipun atau hal yang lain. Untuk perjalanan atau traveling pun harus begitu. Memang banyak alasan dan pertimbangannya dan tidak selalu berurusan karena faktor uang. Sebagai contoh mudahnya adalah mengisi bensi kendaraan roda dua (baca : Motor). Nah mau ngisi di POM Bensin (Baca : SPBU-red) juga tindakan yang bijaksana, mengisi Bensin di pinggiran jalan juga oke saja.
Karena memang dasarnya tidak selalu berdasarkan faktor uang. Misalnya saja saat saya harus tergesa gesa untuk bisa sampai di Graha Pena Jalan Gajah Mada, dan jika saat itu Bensin sudah kembang kempis dan sudah berada di titik E (Empty alias kosong) dan kepepet, maka saya Insya Allah akan mengisi Bensin di pinggir jalanan. Karena jika dibela belain ngantri di SPBU BEnsin bisa jadi saya akan terlambat lagi ke Kantor. Namun ini juga masih bisa didiskusikan lagi.
Dulu sekitar tahun 2010 saya pernah menggunakan TAXI dari Komplek Inkopol Kranji Bekasi menuju Bandara Soekarno Hatta yang masuk wilayah Banten itu. Karena tiket berangkat ke Jakartanya peenrbangan Pagi, maka sejak lepas Sholatr Subuh saya sudah siap siap berangkat dengan mengunakan Taxi. Bayangkan naek Taksi dari Kranji Bekasi ke SOETTA Banten waktu itu menghabiskan ongkos tidak kurang sekitar 200 ribuan. Ck ck ck suatu jumlah yang tidak sedikit.
Maka berdasarkan pengalaman itulah maka hari itu tanggal 15 Agustus 2013 untuk menuju SOETTA nya saya pakai Taksi juga tapi tidak langsung ke SOETTA Jakarta melainkan mengunakan Bis Perum DAMRI di daerah Kayuringin. Beberapa tahun yang lalu kalau dari Bekasi, untuk menuju SOETTA lewat GIANT (Baca : Jayen, mungkin ini temennya Nobita atau Suneo-red). Nah enaknya kalau pake Perum DAMRI adalah harga tiketnya yang sangat terjangkau yakni Rp.35.000- (Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) per orang atau per penumpang.
Dibiarkan Kosong
Seharusnya saya membeli 4 (empat) tiket untuk saya sendiri, bunda, Abbie dan Tazkia. "Kalau mau sendirian pesen tiket pak" kata petugas di loket Perum DAMRI. Saya menangkap maksudnya bahwa tidak perduli masih Bayi dan atau sudah kakek nenek pun jika ingin duduk di seat sendiri maka harus menggunakan atau membayar tiket.
Dengan asumsi putri kecil kami, Tazkia , masih kecil untuk dibiarkan duduk di seat sendiri, maka kami putuskan biarlah Tazkia dipangkuan ayah atau bundanya saja. Jadilah kami hanya membeli 3 (tiga) buah tiketnya. Jadi total biayanya adalah @ Rp.35.000,- x 3 orang = Rp.105.000,- (Seratus Lima Ribu Rupiah). Nah setelah urusan pertiketan beres, maka saya ajak sekeluarga boarding ke dalam Bis Perum DAMRI yang bentuknya mirip Bus Wisata ini.
Bagasi yang besar dan cukup berat ditaruh di dalam "perut" sang Bis Damri, sedangkan barang bawaan atau tas yang berisi hal yang penting saya carry (bawa-red) sendiri dan ikut boarding ke dalam. Itupun ekstra hati hati selama dalam perjalanan dari Kayuringin menuju Bandara SOETTA; Berbagai spanduk, poster dan himbauan dari aparat mengenai kewaspadaan selama di jalan selalu kami perhatikan dengan baik. Misalnya saja tidak menerima minuman dari orang yang tidak dikenal, bahaya kejahatan dengan Gendam (Semacam hiptonis-red) dan ancaman bahaya lainnya.
Di dalam Bis DAMRI ini memang cukup nyaman saya rasakan. Desain yang anggun dan bangku yang empuk ditambah sirkulasi udara AC yang segar membuat siapa pun yang ada di dalamnya akan terlena. Perjalanan dari Terminal Bis DAMRI Kayuringin menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta (SOETTA) yang ditempuh sekitar 1 (satu) jam perjalanan memang terasa singkat kurasakan. Apalagi di dalam Bis DAMRI juga diputar film barat seri action membuat para penumpang semakin dimanjakan dalam Bis.
Saat ada pemeriksaan Tiket di dalam Bus, saya sempat dtanya tiketnya oleh petugas di dalam Bis DAMRI karena si petugas tadi melihat masing masing dari kami duduk di kursi sendiri sendiri. Beruntung Kondektur Bis Damri ini baik hati dengan mempersilahkan satu bangku yang saya duduki ini tidak beriket alias tidak disertai tiket. Logikanya kalau ada penumpang bertiket naik ke dalam Bus, dan saat itu bis sedang penuh terisi, maka saya akan "menyingkir"
Dan ternyata sampai di Terminal Keberangkatan Sriwijaya AIR di Bandara SOETTA kursi yang saya duduki masih tetap kosong. Alhamdulillah walau cuma punya 3 tiket saja, masing masing dari kami sekeluarga 4 orang duduk di bangku sendiri sendiri. Nyaman. (Asep Haryono)
Sepulang dari Mudik Lebaran di Jogjakarta dari tanggal 3 - 10 Agustus 2013 kemudian kami melanjutkan mudik Lebaran lagi di Bekasi, tepatnya di Komplek Inkopol Kranji Bekasi. Perjalanan kami sekeluarga dari Jogjakarta ke Bekasi dengan menggunakan Bis Malam "Sumber Alam" sudah ditayangkan dalam tulisan di blog pada tanggal 12 Agustus 2013.
Nah begitu mudik lebaran di Bekasi sudah selesai dirampungkan, maka kami sekeluarga segera berangkat pulang ke Pontianak (Ibukota Propinsi Kalimantan Barat) dengan menggunakan Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Artikel lengkap pengalaman saya sekeluarga Terbang dengan menggunakan Sriwjaya Air sudah ditulis di blog kemarin tanggal 22 Agustus 2013.
Hari itu tanggal 15 Agustus 2013 dalam tiket Sriwijaya Air Flight No SJ1860 tujuan kota Pontianak boarding pada pukul 16.10 WIB, jadi pada hari itu kami sengaja berangkat dari rumah lebih awal beberapa jam. Biarlah kami yang leyeh leyeh menunggu pesawat daripada ketinggalan (pesawat).
Selain itu pertimbangan lain karena kuatir kena Macet Jakarta yang konon bisa lama itu. Nah dari Komplek Inkopol Kranji Bekasi saya sekeluarga langsung merangsek (eala bahasanya-red) ke Perum DAMRI di Kayuringin . Nah pengalaman menggunakan Bis DAMRI inilah yang akan saya coba bagikan pada hari ini. Berikut catatannya.
Tidak Pakai Taxi
Untuk menghemat anggran atau biaya sebaiknya memang perlu dilakukan bahkan untuk hal yang paling remeh sekalipun atau hal yang lain. Untuk perjalanan atau traveling pun harus begitu. Memang banyak alasan dan pertimbangannya dan tidak selalu berurusan karena faktor uang. Sebagai contoh mudahnya adalah mengisi bensi kendaraan roda dua (baca : Motor). Nah mau ngisi di POM Bensin (Baca : SPBU-red) juga tindakan yang bijaksana, mengisi Bensin di pinggiran jalan juga oke saja.
Karena memang dasarnya tidak selalu berdasarkan faktor uang. Misalnya saja saat saya harus tergesa gesa untuk bisa sampai di Graha Pena Jalan Gajah Mada, dan jika saat itu Bensin sudah kembang kempis dan sudah berada di titik E (Empty alias kosong) dan kepepet, maka saya Insya Allah akan mengisi Bensin di pinggir jalanan. Karena jika dibela belain ngantri di SPBU BEnsin bisa jadi saya akan terlambat lagi ke Kantor. Namun ini juga masih bisa didiskusikan lagi.
Dulu sekitar tahun 2010 saya pernah menggunakan TAXI dari Komplek Inkopol Kranji Bekasi menuju Bandara Soekarno Hatta yang masuk wilayah Banten itu. Karena tiket berangkat ke Jakartanya peenrbangan Pagi, maka sejak lepas Sholatr Subuh saya sudah siap siap berangkat dengan mengunakan Taxi. Bayangkan naek Taksi dari Kranji Bekasi ke SOETTA Banten waktu itu menghabiskan ongkos tidak kurang sekitar 200 ribuan. Ck ck ck suatu jumlah yang tidak sedikit.
Maka berdasarkan pengalaman itulah maka hari itu tanggal 15 Agustus 2013 untuk menuju SOETTA nya saya pakai Taksi juga tapi tidak langsung ke SOETTA Jakarta melainkan mengunakan Bis Perum DAMRI di daerah Kayuringin. Beberapa tahun yang lalu kalau dari Bekasi, untuk menuju SOETTA lewat GIANT (Baca : Jayen, mungkin ini temennya Nobita atau Suneo-red). Nah enaknya kalau pake Perum DAMRI adalah harga tiketnya yang sangat terjangkau yakni Rp.35.000- (Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) per orang atau per penumpang.
![]() |
MURAH : Harga per penumpang Rp.35.000,- tidak perduli anda masih bayi atau sudah kakek nenek harganya ya segini. Foto Asep Haryono |
![]() |
LOKET : Bayar tiketnya di sini, dan siapkan uang pas. Dengan Uang Pas akan banyak membantu petugas dalam mengurus Tiket anda. Foto Asep Haryono |
Dibiarkan Kosong
Seharusnya saya membeli 4 (empat) tiket untuk saya sendiri, bunda, Abbie dan Tazkia. "Kalau mau sendirian pesen tiket pak" kata petugas di loket Perum DAMRI. Saya menangkap maksudnya bahwa tidak perduli masih Bayi dan atau sudah kakek nenek pun jika ingin duduk di seat sendiri maka harus menggunakan atau membayar tiket.
Dengan asumsi putri kecil kami, Tazkia , masih kecil untuk dibiarkan duduk di seat sendiri, maka kami putuskan biarlah Tazkia dipangkuan ayah atau bundanya saja. Jadilah kami hanya membeli 3 (tiga) buah tiketnya. Jadi total biayanya adalah @ Rp.35.000,- x 3 orang = Rp.105.000,- (Seratus Lima Ribu Rupiah). Nah setelah urusan pertiketan beres, maka saya ajak sekeluarga boarding ke dalam Bis Perum DAMRI yang bentuknya mirip Bus Wisata ini.
Bagasi yang besar dan cukup berat ditaruh di dalam "perut" sang Bis Damri, sedangkan barang bawaan atau tas yang berisi hal yang penting saya carry (bawa-red) sendiri dan ikut boarding ke dalam. Itupun ekstra hati hati selama dalam perjalanan dari Kayuringin menuju Bandara SOETTA; Berbagai spanduk, poster dan himbauan dari aparat mengenai kewaspadaan selama di jalan selalu kami perhatikan dengan baik. Misalnya saja tidak menerima minuman dari orang yang tidak dikenal, bahaya kejahatan dengan Gendam (Semacam hiptonis-red) dan ancaman bahaya lainnya.
![]() |
BAGASI : Saya ambil fotonya sebelum slot ini terisi penuh oleh barang barang bawaan penumpang. Bagasi saya terletak di sebelah paling kiri. Foto Asep Haryono |
![]() |
FILM : DI dalam Bis DAMRI diputarkan film action Barat yang keren dengan suara yang cukup menggelegar. Menghibur penumpang selama dalam Perjalanan. Foto Asep Haryono |
![]() |
SIAP : Armada Bis DAMRI sedang mejeng berjejer siap memberangkatkan penumpangnya dari Terminal Kayuringin menuju Bandara Soekarno Hatta. Foto Asep Haryono |
Di dalam Bis DAMRI ini memang cukup nyaman saya rasakan. Desain yang anggun dan bangku yang empuk ditambah sirkulasi udara AC yang segar membuat siapa pun yang ada di dalamnya akan terlena. Perjalanan dari Terminal Bis DAMRI Kayuringin menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta (SOETTA) yang ditempuh sekitar 1 (satu) jam perjalanan memang terasa singkat kurasakan. Apalagi di dalam Bis DAMRI juga diputar film barat seri action membuat para penumpang semakin dimanjakan dalam Bis.
Saat ada pemeriksaan Tiket di dalam Bus, saya sempat dtanya tiketnya oleh petugas di dalam Bis DAMRI karena si petugas tadi melihat masing masing dari kami duduk di kursi sendiri sendiri. Beruntung Kondektur Bis Damri ini baik hati dengan mempersilahkan satu bangku yang saya duduki ini tidak beriket alias tidak disertai tiket. Logikanya kalau ada penumpang bertiket naik ke dalam Bus, dan saat itu bis sedang penuh terisi, maka saya akan "menyingkir"
Dan ternyata sampai di Terminal Keberangkatan Sriwijaya AIR di Bandara SOETTA kursi yang saya duduki masih tetap kosong. Alhamdulillah walau cuma punya 3 tiket saja, masing masing dari kami sekeluarga 4 orang duduk di bangku sendiri sendiri. Nyaman. (Asep Haryono)
wah ternyata asik juga naik bis damri, karena bisnya yg bersih dan suasana yg enak, apalagi tempat bagasi yg besar.
ReplyDeletelho kok mis tia kang ?
Delete@Mba Iis : Hiehiehiei. Pertama selamat dahulu sudah mendapat Pertamax di hari ini. Hiehiheihee. Iya benar sekali naik bis DAMRI selain murah meriah, nyaman, tempat duduknya bagus, juga ada sarana hiburannya di dalam perjalanan. Dijamun selama di jalan menuju Bandara SOETTA menjadi perjalanan yang menyenangkan
Delete@Agus Setya : Hiheiheie mangap eh maaf. Saya tadi kurang fokus karena sibuk masang Bannernya Pak Dahlan Iskan, Menteri BUMN di blog saya. Hheihehiehie thanks ya Bang Agus. Sudah diperbaiki kesalahannya. Saya senang Bang Agus Setya jeli
Deletepertamaxnya lumayan buat nerusin hidup, kocek habis buat piknik..hehee
Deletepiknik ke pontianak yuk
Deletebis nya bagus bagus pak asep
ReplyDeletekalo saya pernah naik jurusan jember surabaya, lumayan bagus bisnya, tapi yang ekonomi kebanyakan masih non-AC dan hanya ada beberapa yang pake Ac
@Imam Boll : Oh ya kah? Alhamdulillah. Terima kasih. Memang bis DAMRI punya yahuud mulus and seksi hieiehiehiehiehie. Enak deh di dalamnya ber AC dan ada hiburan film mancanegara, film action, Jadi selama di Jalan dijamin menyenangkan
Deletekalau bis kota tawang alun arjasa sudah tidak beroperasi lagi ya mas boll? atau bis kota tawang alun pakusari yang liwat kampus
Delete@Agus Setya : Wah pada obrolin apa sih Mas Imam Boll sama Bang AGus Setya. Hiheiheiiee. Bis apa tuh? hiheiheiheiee. Roaminggg hihhihihhii
Deletebis surat ada juga Kang
Deletesaya pernah naik DAMRI,,,,, jurusan cepiring-jakarta,,,
ReplyDeletetp dh lama bnget,,,,, kayaknya 2007 ,, lupa ongksnya brpa
@MaYa KayLa : Oh ya kah wah sudah sejak tahun 2007 ya. Wih pastinya sudah lama sekali. Kalau saa sih masih baru. Cuma kalau dari Bekasi dulu ngetem DAMRI nya di GIANT (Baca : Jayen), sekarang dipindahkan ke Kayuringin
DeleteCoba kemarin mau nunggu aku balik ke Bekasi, bisa kopdar pastinya. Minggu baru tiba di Bekasi.
Delete@Djangkaru Bumi : Oh ya bener juga ya. Soalnya waktu di Jogjakarta nda sempatan ya. Kami sekeluarga nyampe di Bekasi sekitar jam 10 pagi tanggal 11 atau 12 Agustus 2013 kira kira gitu yah.
DeleteInsya ALlah tahun depan kita kopdaran lagi entah di Jogjakarta atau di Bekasi ya
Sering naik bus ini bila mau ke bandara Soeta, disamping harga yang relative murah untuk sekali jalan, bus ini termasuk nyaman dan bersih untuk para penumpangnya.
ReplyDeleteSalam wisata
@Ejawantah Wisata : Oh ya benar sekali hiehiehie. Bis yang nyaman, dan kadang kalau beruntung ketemu penumpang yang seger seger , dan enak dilihat mata hiehiehiehiehiehheiee. Makasih sudah berkunjung ya
Deletepertama masuk blog kang asep saya langsung sumringah, ada pak dahlan iskan di header nya , ada apakah gerangan? mantan bosnya kang asep nih
ReplyDelete@Agus Setya : Hiehiheiehie. Saya baru sekali berjumpa langsung dengan DI sekitar tahun 2003 an kalau nda salah. Saat itu beliau sendiri yang melewati ruangan saya. Waktu itu saya di Dep EDP.
DeleteTapuk pimpinan JPNN (Jawa Pos News Network) dulu memang dipegang oleh Bapak Dahlan Iskan, namun kemudian beliau diberi amanat oleh Presiden untuk menjadi Menteri Negara BUMN. Jabatan CEO JPNN setau saya dikendalikan oleh putranya, Azrul Ananda
saya tidak pernah naik bus damri yang menuju bandara, kalau saya naik bis ini pasti saya salah jurusan, hehe.
ReplyDeletebis damri di surabaya ada dua yang ber ac yaitu bantuan dari dishub tahun 2008 dan bis damri tahun 1980 an tidak ber ac. Yang menuju bandara juanda bisnya kurang lebih sama seperti gambar tersebut, cuma teman saya pernah naik harga tiketnya 50 ribu. bisnya jurusan juanda - gresik.
@Agus Setya : Wah datanya akurat sekali bang Agus Setya. Wah wah ada bakat menjadi wartawan nih bang Agus Setya. Terima kasih atas informasi yang super sekali ini :)))))))))
DeleteSaya kira bus Damri sudah tidak ada, tapi ternyata bus nya bagus ya.. :)
ReplyDelete@Santi Dewi :Hheieie iya masih ada. Dulu seingat saua waktu pertama kali menggunakan Bis DAMRI di Pontianak pada tahun 1990. Saat itu saya dan kawan kawan dari SENAT Mahasiswa FKIP Untan mengadakan studi banding di kampus Institut Teknologi Mara (ITM) Sarawak. Kami pake BIS DAMRI antar Negara waktu itu Pontianak - Kuching
DeletePengalaman yang sangat menarik pak terkait dengan naik angkutan bus damri. Saya malah belum pernah naik bus tersebut. Maklum saya tinggal di desa hehehe :D
ReplyDeleteTapi katanya orang-orang, bus damri itu agak lambat jalannya, serta sering berhenti-berhenti. Jadi agak kurang nyaman untuk naik bus tersebut. Memang, ongkos yang diberlakukan tidak begitu mahal. Tapi kan kita (sebagai penumpang) menginginkan yang cepat, agar bisa lekas sampai ditempat tujuan.
Terimakasih banyak atas sharing nya pak. Saya izin follow blog nya ya. Saya harap anda juga berkenan mem-follow blog saya hehehe ^^
@Wahyu Eka Prasetiyarini: Terima kasih sudah berkunjung balik, dan saya sudah memfollow blog mba Wahyu nomor urut 62. Semoga perkenalan ini tidak sampai di sini saja tetapi tetap saling bersilaturahmi sesama Blogger Indonesia. Cieeeeeeeeeeeee
DeleteBus DAMRI ini konon kecepatannya ya segitu. Susah diajak ngebutnya soalnya kebanyakan melewati jalan yang aman aman saja alias lewat jalan TOL. Tiap penumpang memang berbeda beda kemauannya hihihi. Justru kalau saya malah nyantai aja naik DAMRI. Soalnya memang mau menikmati perjalanan hiehiehiehiee
Naiknya lumayan signifikan ya. Terakhir naik tahun 2010 itu masih 15.000. Hihihi... Salam kenal Pak Asep
ReplyDeleteHiiehiheiee iya kah? Iya memang sekarang jadi mahal gitu ya. Jangan jangan taun depan lebih mahal lagi hiehiehiehiehiee. Iya salam kenal juga ya
Deletewah, Damri ya pak,.
ReplyDeletebelum pernah tuh pak,. soal nya beda daerah,.
lanjutkan jalan2 nya pak, jnqn luq fto2 nya di uload ya,.
Hi hi iya terima kasih. Insya Allah dalam setiap artikel atau postingan yang saya buat Insya Allah dilengkapi dengan foto foto orisinal saya sendiri
DeleteSaya belum pernah naik tapi pernah dengar, lihat busnya juga belum pernah heheh
ReplyDeleteHiheiheiie iya kah :)))
DeleteKalau dari Bandara memang enaknya naik Damri. Taksi di sana banyak yang tidak mau argo. Males kalau naik taksi model borongan gitu.
ReplyDeleteIya mba Niken. Saya aja kapok naik Taksi dari Kranji ke SOETTA yang habisnya bisa mencapai 200 ribua pake sistim borongan kalau nda salah ya
DeleteJustru saya belum pernah naik DAMRI..., sering melewati poll nya tapi sama sekali belum pernah naik.
ReplyDeleteWow hiheiehiehheiheie
DeleteDari dulu sampe skrng blm sy blm pernh gunain damri kang asep..
ReplyDeleteLewat cerita kang asep jd sedikit tau nih lewat pengalamannya :)
Wow. Ternyata masih banyak ya yang belum ada kesempatan jajak naik DAMRI. HIhihi. Terima Kasih sudah mampir ya mas Budi os 19 :)))
Deletewahh kalo saya pake nya dedi jaya terus pakk
ReplyDeleteSaya punya temen namamya Dedi Jaya juga. Wah wah jangan jangan temen saya itu yang punya bis Dedi Jaya hiihihihihihi. Becanda.
DeleteCerita tentang Bis Dedi Jaya donk?
kapan-kapan ane nyoba damri dehh
ReplyDeletesilahkan silahkannnnnnn
Deletekaya sinar jaya ga tuh??
ReplyDeletehmmm nda ingat hihihihi
DeleteSasya naik DAMRI sekali-kalinya di Bandung dari kampus ke Cicaheum akhir tahun '70-an hehehe.......
ReplyDeletedamri bukan mbok darmi kan Kang?
ReplyDeletesaya juga pemakai setia damri Kang, kalo dari bandara sutta mau ke bogor.
ReplyDeletePernah donggg,
ReplyDeletekalau gak flight pagiiii banget... atau misal, dapet flight siang, lebih milih naik damri...
Mayan irit 100 ribu hahahaha... Bisa buat jajan mekdonal :p
mekdonal kalah enak sama mendoan.
DeleteKalo masalah keamanannya bagaimana?
ReplyDelete