Kita Tidak Selalu Harus Bersama Sama
Catatan Asep Haryono
Udin (nama panggilan saja, nama aselinya adalah Subhan Zainuddin) adalah rekan kerja saya di kantor, dan sudah bertahun tahun saya bersahabat dengannya. Teman nyakat, teman makan siang ke Simpang Ampek, dan juga tetangga saya di komplek. Hari ini adalah hari terakhir Udin di Pontianak karena besok dia akan mengundurkan diri dari kantor sekaligus pamit akan ke Malang (Jawa Timur) untuk mengurus orang tuannya. Udin juga rencana akan kerja di sana. Oh my GOD
Bagai petir disiang hari bolong saya mendapat kabar seperti ini karena tidak mendapat "bocoran" informasi apa pun dari dia selama ini. Pandainya kawan saya itu menyimpan "rahasia" kepergiannya. Dan "kejutan" yang saya terima hari ini darinya membuat saya terharu dan saya baru tau inilah "saatnya" kawan saya untuk pamitan. Saya masih ingat baru kemarin kami ngobrol ngalor ngidul.
Sungguh senang rasanya jika kita memiliki sahabat, kawan, atau sohib yang baik dan saling berbagi dalam suka dan duka dan pengalaman memiliki sahabat dan sohib akrab tentu dimiliki oleh setiap orang termasuk saya sendiri. Kita yang hidup berbaur, dan bersama masyakarat yang heterogen berbeda adat istiadat, kebiasaan dan juga cara memandang kehidupan akan mewarnai diri kita juga.
Sahabat atau Teman? Ah definisi ini terlalu luas dan terlalu dalam maknanya bagi setiap orang, dan masing masing dari kita memiliki standar, kriteria, dan juga ukuran yang hanya berlaku bagi mereka sendiri. Salahkah jika ada rekan kita yang ingin punya sahabat dengan hobi dan kegemaran yang sama? Tentu saja tidak. Setiap dari kita, setiap individu pasti memiliki sahabat, kawan, atau sohib yang biasa bersama sama walau tidak setiap saat. Tapi bagaimana misalnya kawan, sahabat atau teman kita pindah pekerjaan, pindah rumah, atau pindah sekolah di luar kota atau bahkan di luar pulau?
Mengenang Sahabat
Ini juga yang kini melanda (duile bahasanya-red) diri saya yang "ditinggal" sahabat yang pindah ke luar kota untuk waktu yang lama. Sudah tidak terhitung ini kawan, atau sohib saya yang keberapa yang "pergi", dan sepanjang catatan saya sudah banyak kawan, sahabat, dan rekan rekan yang meninggalkan diri saya satu per satu. Kita memang tidak harus selalu bersama sama setiap waktu.
Saya jadi ingat di era taun 2001 saat lagi asyik asyiknya "bulan madu" dengan kawan sepermainan, sohib seperjuangan, tempat ngumpul ngopi nonton siaran bola dan lain sebagainya. Kalaw bukan mereka yang "pergi" meninggalkan saya, sayalah yang harus pergi meninggalkan kawan ngumpul tersebut. Mau pilih yang mana? Haruskah ada yang dipilih salah satunya? Kita tidak selalu harus bersama sama.
Teman Sekolah, teman Kuliah, rekan kerja yang bertahun tahun bersama kita, ada kalanya mereka juga hars memilih untuk pergi menatap masa depannya sendiri. Sebagaimana diri kita yang kadang dihadapkan pada suatu pilihan pergi ke luar kota yang jauh , merantau, mencari pekerjaan, mencari penghidupan, semuanya untuk masa depan.
Jika sudah berurusan dengan masa depan itu bukan main main lagi. Dan pilihan harus meninggalkan kawan kawan sepermainan , teman ngumpul, sohib kantor mau tidak mau harus kita tinggalkan semuanya demi masa depan kita sendiri. Pernahkah sahabat blogger mengalami hal ini?. Saya sudah sering ditinggal pergi oleh kawan, sahabat, dan sohib bahkan teman ngumpul yang selama ini selalu bersama sama. Pergi jauh ke luar kota dan tidak bersama sama dengan saya lagi.
Tetap Menjalin Silaturahmi
Kini dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, semakin berkembangnya teknologi informasi kini persoalan jarak sudah bukan kendala lagi dan bukan lagi momok yang harus ditakuti. Teknologi adalah sahabat dan menjadi kawan kita untuk tetap menjalin silaturahmi dan kontak kepada kawan, sahabat, dan rekan kerja yang sudah pergi meninggalkan kita di tempat yang jauh. Masih ada Telepon , SMS , Email, Surat POS, BBM serta banyak lagi alat komunikasi modern dan canggih yang bisa dimanfaatkan untuk selalu dekat dan selalu being informed dengan kawan ,sahabat dan rekan kita di tempat yang jauh.
Mungkin hanya kenangan manis yang ditinggalkan sahabat seperi foto foto saat senang, saat gembira kuliner bersama, becanda dan tertawa bersama sama yang bisa kita kenang. Memajang foto kita dengan sahabat atau menyimpannya dalam album foto keluarga akan selalu menjadi "obat rindu" diri kita terhadap sahabat dan rekan kita itu.
Perginya sahabat ke luar kota tentu akan meninggalkan kesan tersendiri bagi saya, dan saat saat seperti itulah saya merasakan betapa indahnya kebersamaan dalam balutan pertemanan dan persahabatan. Kehilangan sahabat akan membuat hati ini sedu sedan, menangis atau mungkin membuat sedih. Namanya manusia pasti ada perasaan perasaan seperti itu. Bukankah itu manusiawi.
|
KENANGAN : Hanya inilah foto yang saya punya Jumat kemarin saat kami sholat Jumat. Saya jepret Udin (Jaket hitam sebelah kiri) dengan diam diam, dan ternyata inilah foto kenangan yang saya punya dari dia. Udin sendiri bahkan tidak tau kalaw dirinya di jepret sama saya. Met jalan ke Malang ya Udin. Good luck my friend. Kontak kontak ya. Foto Asep Haryono |
Jadi jangan lagi bersedih dan meratap rekan kerja, sahabat, sohib bahkan sahabat dan handai tolan yang sudah pergi ke luar kota, dan menetap di tempat yang jauh meninggalkan kita. Atau sebaliknya, jangan lagi berduka atau berkecil hati meninggalkan kawan kawan, sahabat, sohib karena kita harus pindah ke luar kota di tempat yang jauh. Perlu keteguhan, kesabaran, dan juga keikhlasan untuk meninggalkan atau ditinggal sahabat , kawan, dan teman suatu saat. Ingatlah selalu kita tidak selalu harus bersama. Suatu saat, kawan atau sahabat kita itu akan pergi menata masa depannya sendiri. Juga sebaliknya
Jarak kini sudah tidak lagi menjadi persoalan, semuanya bisa diatasi dengan bantuan teknologi informasi. Hanya saja kedekatan emosional dengan menggunakan media komunikasi itu tidak seindah dan seromantis saat kita bersama sama. Stay connected, tetaplah menjalin silaturahmi dengan sahabat, kawan, kerabat dan handai tolan. Dengan tetap menjalin kontak dan silaturahmi di mana saja mereka berada, kita tidak akan merasa sendiri. Met jalan ya Udin. Semoga sampai dengan selamat di Malang, Jawa TImur. Kontek kontek ya pren. (Asep Haryono)
nah belum selesai nih tulisannya ya Kang?
ReplyDelete@Zachclazz : ALhamdulillah sudah selesai. Harusnya saya save dulu ya baru di "publish". Tapi kadang juga sih, kadang juga saat diketik naskahya lalu "save" yang otomatis kena "publish"
DeleteSetuju Kang! telpon, sms, dsb sambil nyadap karet aza udah bisa sekarang! hehehe..
ReplyDelete@Bung Penho : Benar banged kemajuan teknologi sekarang ini sudah semakin berkembang dan sudah bisa dimanfaatkan untuk menjalin silaturahmi dengan kerabat dan kawan di tempat jauh
Deletesebetulnya saya salut sama mas udin,
ReplyDeleteini semua demi orang tuanya,
yakinlah mas, persahabatan tidak terpengaruh dengan jarak dan waktu,
kalau memang masih berjodoh pasti akan ketemu kembali..
@Yudi Darmawan : Dalam bersahabat saya tidak membeda bedakan, cowok atau cewek sama saja , mereka adalah sahabat saya juga. Namun jika saya pajang foto sahabat cewek bisa jadi nanti disalah artikan dan disalah tafsirkan hahhahahaa.
DeleteTerima Kasih sudah berbagi komentarnya di halaman ini. Salam kami sekeluarga di Pontianak. met Melam minggu
bisa dibayangkan rasa kehilanagn bila punya sahabat karib yang akhirnya pindah rumah/kerja, miskipun toh akan bisa saling komunikasi dengan media yang ada, tapi menurut saya hubungan langsung tetap tidak tergantkan ya sob
ReplyDelete@Thanjawa Arif : Wah bener bangeds. Walaupun sudah ada teknologi yang memudahkan kita berinteraksi dengan kawan dan teman yang jauh, tetap beda emosionalnnya jika berhadapan secara langsung.
DeleteSemoga silahturahmi sma Om Udin tetep nyambung, Om.
ReplyDeleteCerita Om ini serupa sama cerita sy..
Sy juga baru berpisah dari temen2 SMA yg udah merantau ke daerah masing2..
Hiks :'(
@Happy Fibi : Benar bangeds Mba. Pasti ada rasa duka, penyesalan, dan juga perasaan galau sedu sedan ditinggal sahabat dan kawan.
DeleteNamun demikian seiiring waktu berjalan cepat, nanti juga akan hilang, dan sahabat kita itu akan menemukan komunitas barunya. Dan sahabat baru akan selau datang dan datang lagi. Sungguh bahagia mendapatkan sahabat
Iy, Om :)
DeleteSmoga saya cpet dapet shabat baru di kampus baru :D
Setujaauu kang .... Jarak akan semakin dekat dengan adanya teknologi informasi :)
ReplyDeletesalam silaturrahmi dari saya pak asep.. ^_^
ReplyDelete