Banyak orang yang memang suka sama yang jadul dan klasik. Bukan karena tidak tau perkembangan teknologi tetapi karena kepengen yang jadul atau klasik karena selera. Biasanya yang namanya selera memang tidak dapat diperdebatkan. Blackberry jadul ini penulis miliki kurang lebih 2 (dua) tahun yang lalu dari pasaran japri (jalur pribadi) dengan harga yang terjangkau tentunya. Selama itu pula sudah berkali kali masuk bengkel perawatan di BB center yang ada di kota Pontianak. Mulai dari port yang bermasalah, kamera internal yang tidak berfungsi dengan baik, hingga casing yang sudah tidak layak hingga yang terbaru adalah "sobek" di bagian casingnya. Jadilah BB penulis menjadi lebih bulukan dan sangat kumuh penampilannya apalagi fungsinya.
Bagaimana dengan fitur fiturnya? Untuk fungsi kamera internal yang beresoli sekitar 2 Megapixel juga kurang bisa penulsi maksimalkan. Kalau sekedar untuk ganti foto profile dan atau unggah di jejaring sosial media (Twitter dan facebook) mungkin memadai, namun untuk keperluan yang lebih besar memerlukan pikselnya penulis lebih suka dengan Kamera Digital sungguhan yang benar benar fungsinya sebagai kamera berpiksesl 12 yang lebih memuaskan.
Untuk browsing Internet juga kurang maksimal karena sang layar yang mini jadi harus melotot sedikit untuk membacanya,. Untuk sekedar tau informasi boleh saja, namun untuk benar benar niat browsing penulis lebih senang melalui Personal Computer atau Notebook dengan layar yang lebar sehingga puas membacanya. Namun dari itu semua perangkat alat komunikasi ini bisa dibilang praktis karena mudah dibawa bawa (mobile), dan itulah fungsi yang bisa penulis petik manfaatnya. Kepraktisannya yang oke banged Kalau lagi di jalan (traveling), masa iya sih harus berat beratin dan nyusahkan diri nenteng nenteng Laptop? Tentu saja tidak. Nah dengan alat komunikasi ini semuanya sudah terwakili tentu dengan segala keterbatasannya
SECOND : Inilah BB jadul kesayangan penulis yang sudah tidak karuan lagi performanya. Harus diganti baru atau diperbaiki ya. Foto Asep Haryono |
Ini Jangan ditanya : Mengapa pula harus membeli yang bekas (second)? Bukankah kalau beli barang bekas (second) itu lebih banyak sering rusaknya? Sekali perbaikan biayanya bahkan bisa jauh lebih mahal atau minimal seharga barang yang dibeli? Wah penulis sendiri juga kurang tau juga, soalnya ini juga spontanitas aja. Dengan segala "penderitaan" yang dialami oleh sang BB , penulis rasanya prihatin juga. Kalau dari segi pertimbangan ekonomis sudah demikian kemungkinan untuk segera mengistiratkan alat komunikasi ini bisa segera diwujudkan.. (Asep Haryono).
Kalau lihat tampilannya sich masih kinclong Kang Asep, ketimbang punya Boku yang pada boncel cashingnya, soalnya buat mainan anak Boku juga..
ReplyDeleteHiheihe sekarang sudah tidak kinclong lagil Sudah kumuh hihihi
Deletesolusinya mungkin harus dilem-biru... dilempar cari yang baru... ^_^
ReplyDeleteHhahahahaa
Deletetoko bagus mungkin bisa jadi solusinya kang
ReplyDeleteIya saya sudah lait liat hihihi
Deletewah enak sekali punya BB
ReplyDeleteAlhamdulillah
Deletepake android saja pak.. maknyuss.. hehe
ReplyDeleteIya Insya Allah. Android sudah disiapkan sang istri. Biar pun standard tetep saja android hiehiehiheiee
DeleteBeli baruuuu... S5 atau iPhone Om...
ReplyDeletehaaaaaaaaaaaaaa. Good good
Deletepindah ke android aja mas
ReplyDeleteIde yang baik. Sudah disiapkan sama sang Istri tercinta. Insya Allah
Deletewalopun udah tak beraturan, masih wajib bersyukur atuh kang...daripada sayah,megang azh juga ngga pernah....coba
ReplyDeletebanyak banyaklah bersyukur kang....hahay
Heihie mang Lembu bisa aja deh. HIehiheiehiehiehee
Deleteharus dimuseumkan itu bang asep...insa Allah 50 th lagi harganya muahal :D
ReplyDeleteWahahhaah iya bener juga ya. Good idea. Tinggal usia kita nyampei nda selama itu. Hihihihihihi
DeleteBikin "Museum Asep Haryono" saja buat menyimpan benda-benda antik seperti itu :)
ReplyDelete