Kubu Raya. Aga tidak terjadi misleading dalam artikel ini maka saya mau meluruskan dahulu bahwa saya tidak ikut sunatan atau khitanan massal sebagaimana dalam judul artikel pendek saya kali ini. Saya sudah disunat sejak saya duduk di bangku Sekolah Dasar di era tahun 1980 an yang lalu. Sudah lama sekali memang. Yang saya maksud dalam artikel saya kali ini adalah pengalaman mengikuti anak saya yang ikut Khitanan Massal yang diselenggarakan oleh Angkasa Pura II Bandara Supadio pada hari Kamis, 15 Agustus 2019 yang lalu
Baca selengkapnya Angkasa Pura II Bandara Supadio Gelar Khitanan Massal
Dalam acara tersebut juga banyak diliput oleh beberapa Jurnalis baik dari media cetak dan atau media online. Tidak kurang 100 (Seratus) anak dari beberapa daerah di sekitar areal kawasan Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat
Teriakan Dan Tawa Riang Berpadu
Saya yang kebetulan mengawal sendiri anak saya , Abbie, ikut dalam Khitanan Massal ini menyaksikan sendiri berbagai tingkah polah anak anak yang ikut dalam kegiatan khitanan massal yang diselenggarakan oleh Angkasa Pura II Bandara Supdio ini. Rata rata mereka di dampingi oleh kedua orang tuanya masing masing, namun ada juga yang diantar oleh salah satunya, misalnya ibu atau bapaknya saja yang hadir
Beberapa anak yang ikut dalam khitanan massal itu ada yang histeris dan terdengar isak tangis seperti menahan sakit. Walaupun saya sendiri tidak ikut melihat secara langsung acara khitnannya karena ruangannya ada khusu dan tidak semua orang memiliki akses untuk masuk ke dalam ruang "pemotongan burung" ini selain menunggu gilirannya.
KHITANAN MASSAL : Salah seorang pejabat dilingkungan Angkasa Pura II Bandara Supadio saat menyampaikan kata sambutannya dalam acara Khitnan Massal ANgkasa Pura II Supadio Kamis (15/8) yang lalu., Foto Asep Haryono
Namun alhamdulillah giliran pun datang. Saya akhirnya diberi kesempatan untuk ikut mendampingi anak saya Khitanan dengan masuk ke dalam sebuah ruangan yang mirip tenda PMI yang sedang mengobati korban atau pasien. Ad banyak bangsal yang mungkin ada sekitar 10 buah bangsal lengkap dengan tenaga medis atau dokter yang menangani khitanan. Satu orang petugas mengeksekusi "burung" 1 anak, jadi masing masing sudah ada petugasnya. Dan ini cukup menarik
Saya melihat sendiri sang dokter atau petugas menyuntikkan ke dalam "cungkup" pada "burung" sang anak. "Ini suntikan kebal yang akan mengurangi rasa sakit pada saat dilakukan khitan karena sang anak akan merasa lebih nyaman" kata Dokter yang menangani khitanan anak saya. Sayang sekali saya lupa menanyakan nama sang dokter dan dari departemen atau divisi mana. Karena kalau dilihat dari baju yang dikenakannya aladah loreng khas Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Bagaimana dengan alat potong "burung" nya? Kalau saya liat sih alat yang digunakan adalah semacam "gergaji" dengan mata berbentuk kawat tajam yang dialiri listrik. Dari aromanya memang seperti mesin yang memanaskan sang "pisau" yang bentuknya lebih mirip dawai Gitar itu. Bau aroma menyeruak begitu "pisau" ini memotong sang "burung" anak saya. Setelah selesai, "burung" anak saya pun dilakukan jahitan kecil.
Baca selengkapnya Angkasa Pura II Bandara Supadio Gelar Khitanan Massal
Dalam acara tersebut juga banyak diliput oleh beberapa Jurnalis baik dari media cetak dan atau media online. Tidak kurang 100 (Seratus) anak dari beberapa daerah di sekitar areal kawasan Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat
Teriakan Dan Tawa Riang Berpadu
Saya yang kebetulan mengawal sendiri anak saya , Abbie, ikut dalam Khitanan Massal ini menyaksikan sendiri berbagai tingkah polah anak anak yang ikut dalam kegiatan khitanan massal yang diselenggarakan oleh Angkasa Pura II Bandara Supdio ini. Rata rata mereka di dampingi oleh kedua orang tuanya masing masing, namun ada juga yang diantar oleh salah satunya, misalnya ibu atau bapaknya saja yang hadir
Beberapa anak yang ikut dalam khitanan massal itu ada yang histeris dan terdengar isak tangis seperti menahan sakit. Walaupun saya sendiri tidak ikut melihat secara langsung acara khitnannya karena ruangannya ada khusu dan tidak semua orang memiliki akses untuk masuk ke dalam ruang "pemotongan burung" ini selain menunggu gilirannya.
KHITANAN MASSAL : Salah seorang pejabat dilingkungan Angkasa Pura II Bandara Supadio saat menyampaikan kata sambutannya dalam acara Khitnan Massal ANgkasa Pura II Supadio Kamis (15/8) yang lalu., Foto Asep Haryono
Namun alhamdulillah giliran pun datang. Saya akhirnya diberi kesempatan untuk ikut mendampingi anak saya Khitanan dengan masuk ke dalam sebuah ruangan yang mirip tenda PMI yang sedang mengobati korban atau pasien. Ad banyak bangsal yang mungkin ada sekitar 10 buah bangsal lengkap dengan tenaga medis atau dokter yang menangani khitanan. Satu orang petugas mengeksekusi "burung" 1 anak, jadi masing masing sudah ada petugasnya. Dan ini cukup menarik
Saya melihat sendiri sang dokter atau petugas menyuntikkan ke dalam "cungkup" pada "burung" sang anak. "Ini suntikan kebal yang akan mengurangi rasa sakit pada saat dilakukan khitan karena sang anak akan merasa lebih nyaman" kata Dokter yang menangani khitanan anak saya. Sayang sekali saya lupa menanyakan nama sang dokter dan dari departemen atau divisi mana. Karena kalau dilihat dari baju yang dikenakannya aladah loreng khas Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Bagaimana dengan alat potong "burung" nya? Kalau saya liat sih alat yang digunakan adalah semacam "gergaji" dengan mata berbentuk kawat tajam yang dialiri listrik. Dari aromanya memang seperti mesin yang memanaskan sang "pisau" yang bentuknya lebih mirip dawai Gitar itu. Bau aroma menyeruak begitu "pisau" ini memotong sang "burung" anak saya. Setelah selesai, "burung" anak saya pun dilakukan jahitan kecil.
Mendapat Bingkisan Yang Menaril
Sekitar 100 anak yang mengikuti acara Khitanan Massal dalam rangka HUT ke 35 Angkasa Pura II ini masing masing mendapatkan paket bingkisan yang menarik. Silahkan melihat foto yang sudah saya cantumkan dalam artikel ini, dan itulah foto ISI daripada Paket Bingkisan yang diterima setiap anak yang dikhitan dalam acara khitanan massal tersebut.
Saat dilakukan unboxing, maka terdapat isinya yang sangat menarik (menurut saya karena cocok dengan kebutunan sekolah anak anak). Isinya adalah sebagai berikut
Keren isinya
Selain itu masih ada lagi yakni mendapat amplop yang berisi uang tunak sebesar Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah) ditambah lagi dengan paket makan siang Ayam Goreng dan minumannya. Karena acaranya berlangsung hingga tengah hari, dan masih dilanjutkan hingga setelah dikumandangkannya Adzhan Sholat Dzuhur
Saya yang memang belum pernah ikut Khitanan Massal seperti ini sejak saya masih kecil di era tahun 1980 an yang lalu , jadi merasa lengkap karena bisa menyaksikan sendiri seperti apa prosesi Khitanan Massal karena secara kebetulan anak saya, Abbie (Kelas VI SD), ikut acara ini. Saya bisa mengikuti prosesi Khitanan Massal ini dari awal hingga akhir hingga saya bisa menuangkannya dalam tulisan ini. (Asep Haryono)
Sekitar 100 anak yang mengikuti acara Khitanan Massal dalam rangka HUT ke 35 Angkasa Pura II ini masing masing mendapatkan paket bingkisan yang menarik. Silahkan melihat foto yang sudah saya cantumkan dalam artikel ini, dan itulah foto ISI daripada Paket Bingkisan yang diterima setiap anak yang dikhitan dalam acara khitanan massal tersebut.
Saat dilakukan unboxing, maka terdapat isinya yang sangat menarik (menurut saya karena cocok dengan kebutunan sekolah anak anak). Isinya adalah sebagai berikut
- Kemeja Gamis warna Putih
- Sarung
- Buku Buku Tulis
- 2 Set alat tulis seperti Pulpen
- Beberap penghapus
- Penggaris
- Satu set Spidol Warna
- Bukiu Gambar
- TIP EX
- Tas Sekolah yang menjadi tempat dari semua item yang saya sebutkan di atas
Keren isinya
Selain itu masih ada lagi yakni mendapat amplop yang berisi uang tunak sebesar Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah) ditambah lagi dengan paket makan siang Ayam Goreng dan minumannya. Karena acaranya berlangsung hingga tengah hari, dan masih dilanjutkan hingga setelah dikumandangkannya Adzhan Sholat Dzuhur
Saya yang memang belum pernah ikut Khitanan Massal seperti ini sejak saya masih kecil di era tahun 1980 an yang lalu , jadi merasa lengkap karena bisa menyaksikan sendiri seperti apa prosesi Khitanan Massal karena secara kebetulan anak saya, Abbie (Kelas VI SD), ikut acara ini. Saya bisa mengikuti prosesi Khitanan Massal ini dari awal hingga akhir hingga saya bisa menuangkannya dalam tulisan ini. (Asep Haryono)
No comments:
Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)