Sebagai veteran Jomblo tentu boleh saja donk menuliskan postingan singkat ini. Bukan soal pengalaman menjadi jomblo, namun untuk sekedar berbagi dan menjadi catatan dalam sejarah hidup juga boleh ya soalnya ini bisa menjadi cerminan untuk diri sendiri bahwa ada hal hal yang dulu pernah dilakoni, pernah dilakuka sebelum karir Jomblo nya berakhir tanggal 11 Desember 2005 yang lalu. Dengan status sekarang sudah memiliki sepasang buah hati amanah dari Allah SWT, masa masa indah berkarir sebagai Jomblowan kadang suka membuat senyum senyum sendiri.
Namun kadang saya sering tidak tahan untuk bereaksi menyaksikan dengan mata kepala sendiri seorang Jomblowati mentertawakan rekan Jomblowan. Mungkin maksudnya bersenda gurau atau candaan seru seruan. Ya tentu bersenda gurau atau melemparkan joke joke segar tentu sah sah saja karena rutinitas pekerjaan yang membuat stress dan tekanan yang terus menerus kadang membuat orang perlu rilex dn melepaskan keteganga urat syaraf.
Gambar dari pasukanjomblo-ratna.blogspot.com |
Sebenarnya sih ada banyak cara untuk mengurangi stress karena tekanan pekerjaan atau rutinitas sehari hari dengan "lari" sejenak ke tempat wisata misalnya. Tidak perlu jauh jauh sampai ke Pantai, Danau, atau gunung. Ke Mall atau pusat perbelanjaan juga diyakini banyak orang bisa menjadi hiburan yang menyegarkan.
Ke Mall tidak harus belanja bukan , sekedar "cuci mata" liat yang seksi seksi atau banding banding harga (window shopping) tapi tidak beli juga boleh. Apa saja bisa dilakukan untuk sekedar "rilex" dan membuat segar pikiran sejauh tidak melanggar hukum boleh saja dilakukan. Bagi yang suka membaca buku, boleh pergi ke Gramedia, atau toko buku apa saja dan membaca buku buku yang disukai juga boleh.
Malaas beranjak dari meja kantor? Ini bagi yang kerja kantoran seperti penulis Uhukk uhukkk. Sekedar menyenangkan diri agar sedikit lebih rilex dari rutinitas pekerjaan yang boring bisa saja dengan mendengarkan Musik lewat headphone yang kabelnya menjunta dari PC atau laptopnya masing masing. Buka buka situs belanja online, melihat video lucu "laughs for gags" misalnya, atau bermain Game di sela sela rutinitas juga boleh saja. Ini jauh lebih mulia daripada bersenda gurau menjadikan orang lain sebagai bahan lelucon dan bahan tertawaan.
Tadinya sih penulis melihat betul sebagai "joke" atau plesetan konyol yang memancing tawa, dan hiburan yang menyegarkan. Namun lama kelamaan hal hal seperti itu nyaris dilakukan setiap ada kesempatan. Atau mungkin kesempatan sengaja diciptakan?. Menjadikan kejombloan seseorang sebagai bahan lelucon dan bahan tertawaan yang tadinya dimaksudkan untuk candaan atau seru seruan berubah menjadi perbuatan yang tidak menyenangkan dalam pandangan saya.
Batasan Jomblo di sini adalah real Jomblo bukan "jomblo" pakai tanda petik. Misalnya saat ditinggal istri atau suami beberapa hari lalu memang bisa disebut "jomblo" namun dalam tanda petik. Ini berarti dalam arti yang tidak sebenarnya. Jomblo yang dimaksud dalam tulisan ini adalah mereka yang benar benar belum atau tidak memiliki pasangan hidup (calon), dan atau tambatan hati (pacar). Ini batasan cakupan tulisan ini.
Ironi juga soalnya yang melontarkan candaaan "jomblo style" ini dilakukan oleh sesama penyandang Jomblo juga. Bukankah itu ironi? Mentertawakan kejombloan orang lain sedangkan dirinya sendiri adalah JOMBLO AKUT alias jomblo yang belum laku laku. Bukankah itu sama saja dengan perbuatan merendahkan diri sendiri? Ada banyak penyandang Jomblo di sekitar saya namun mereka calm, elegan dan tidak centil atau bergenit genit. Genit di tempat kerja tidak santun.
Perlu dibedakan antara bersikap Friendly dengan genit itu sangat jauh berbeda. Sesorang yang friendly dalam prespektif orang barat adalah sikap yang dimaksudkan untuk menghilangkan jarak sosial dengan lawan bicara tanpa harus menginjak harga diri dan martabat orang lain. Seorang anak bisa saja memanggil nama saja kepada orang yang dewasa. Ini biasa dilakukan oleh budaya asing. Untuk budaya Indonesia, hal seperti itu dianggap tidak sopan. Memanggil seseorang hanya dengan namanya saja tanpa embel embel "pak, kak, om, pak, atau Ibu" dianggap tidak sopan.
Beda dengan mereka yang punya prinsip Gila Hormat. Tanpa disuruh pun dia selalu mengangga dirinya lebih "mulia" dari orang sekitarnya. Sebagai analogi adalah mereka yang pulang dari ibadah ke tanah suci Mekkah, Haji. Pernahkan mereka menyebut dirinya dengan titel haji?. "Met pagi pak, saya Haji bla bla". Saya tidak pernah menyebut diri sendiri julukan dengan "Kang" di depan nama saya. Orang lain yang memberi "gelar" nama "kang" di depan nama saya. Biarkan masyarakat yang memberikan penghargaan bukan minta dihargai orang. Paradikma yang dipakai terbalik.
Tidak perlu lah memberi "gelar" sendiri di depan nama sendiri. Biarlah orang lain yang memanggil anda dengan sebutan dari masyarakat. Gila Hormat dalam pandangan penulis agak beda tipis sama penjilat. Mengakrabkan diri boleh saja dan itu sebenarnya bagian dari sikap Friendly.
Tapi orang lain bisa menilai apakah itu sikap friendly atau menjilat?. Pandangan orang bisas saja salah. Semuanya memang kembali kepada niat nya, Ikhlas atau tidak. Seperti kata Mario Teguh The Golden Ways bilang "Jangan berkompromi dengan penilaian negatif orang terhadap kita, tapi tingkatkanlah kualitas diri kita agar orang lain memperbaiki penilaiannya terhadap diri kita".
Kembali kepada topik semula adalah masing masing sajalah. Seseorang mau Jomblo atau tidak adalah hak mereka masing masing. Jadi berhentilah melontarkan lelucon atau candaan atas kejombloan orang lain jika diri anda sendiri juga penyandang JOMBLO. Berhentilah menargetkan kejombloan orang lain sebagai bahan tertawaan dan lelucon. Mungkin bagi si "korban" juga tidak sadar kalau dirinya dijadikan bahan tertawaan atau lelucon orang lain, bisa jadi dalam hatinya juga sedih namun tidak berani "melawan". Sesama Jomblo harus saling memberikan penghargaan dan semangat. Hormati sesama Jomblo. Salam. (Tertanda VETERAN JOMBLO - Asep Haryono)
Hehehe... asiikkk juga tuhh :)
ReplyDeleteHiheehie iya kah? Super sekali
Deletesesama jomblo dilarang saling mendahului hehehehe....
Deletesaya jomblonya lima hari dalam seminggu hehehe
super pak teguh
Delete@Mangyono : Hahaha. Jomblo juga horee heiheihiee. Tidak apa 5 hari dalam sepekan juga sudah super sekali heiheiheie
Delete@Agus Setya : Iheiheiheihieee
Yang saya perhatikan, kata jomblo ini justru sering muncul dari mereka yang merasa jomblo. Bahkan lucunya, hanya sekedar ditinggal pasangan beberapa hari untuk sebuah tugas pekerjaan, langsung berkata kalau dirinya sedang jomblo.
ReplyDeleteaneh sekali bukan, saya juga jomblo dong karena saya meninggalkan rumah untuk bekerja. hehehehe
Delete@Niken Kusumowardhani : Iya bener bener. Banyak yang begitu mba Niken. Ditinggal beberapa hari saja sudah "merdeka" bebas tebar pesona kesana kemari hiehiehiehiehe. Itulah lelaki. Kalau saya sih tidak ya. Tidak beda
Delete@Agus Setya : Wah itu mulia. Berjihad namanya, Jihad kan bukan selalu mengangkat senjata., Bekerja keras menafkahi keluarga juga bisa dianggap jihad
kang agus mah, lagi wisata desa mojokerto bareng anak dan istri ge'...gaianya tetep ala seorang jomblo....plarak plirik selalu seh.
Deletemeskipun sayah sekarang gak Jomblo lagi tapi tetep masih seering Ke Mall Citraland atau Taman Anggrek cuma sekedar "cuci mata" liat yang seksi seksi dan pegang pegang harga baju atau harga yang dipajang di etalase cuma pura - pura doang sambil ngobrol dikit heheheh
ReplyDeletetak kira pegang pantat mang..pantatnya siapakah itu ? jelas pantatnya patung display baju dong
Delete@Yono Karyono : Wah asyik juga tuh mampir ke Mall. Biar nda belanja belanji tapi hati bisa senang heiheiheiee. Iya sama WIndow Shopping juga sering saya lukan kalau bete aja di kantor
Delete@Agus Setya : hahahah Pantat mah bisa dipegang setiap hari asal PANTAT sendiri heiheiheihiee. Selamat Pagi Bang Agus Setya nan ganteng. Selamat memulai aktifiti ya hiehiheihiheiee
Deletejones atau jomblo ngenes ataupun joker jomblo kerak sudah pernah saya lakoni karena saya tidak ofensif dengan perempuan. Sadar diri dengan wajah pas-pasan saya tidak begitu ofense, hehehe. Dan celakanya saya banyak temannya terutama teman sebaya, dan kami saling mengolok-olok dan tidak menjadikan masalah. Lain halnya jika yang mengolok-olok itu bukan orang jones dan joker itu lain ceritanya seperti halnya di jurnal kang asep yang semakin hari semakin ganteng.
ReplyDelete@Agus Setya : Wah kalau gitu ktia termasuk yang Ganteng donk ya. Kita berdua. Yang lain juga ganteng ganteng juga kan. Walah nanti komunitasnya berubah nama menjadi Komunitas Orang Ganteng (KOG). Bisa dilempar klepon sepanci sama orang orang hiheiheiheiheihee
Deletesaya dulu pernah jomblo lho
ReplyDeleteberuntung ada ibue arien, yang terpaksa mau
Deletemakanya supaya ngga pernah ngerasa jadi jomblo, harus cerdik pandai sedikit dong....punya pacar lebih dari 2 demikian juga lebih dari 3 orang selingkuhan...beres kan?
ReplyDelete