www.simplyasep.com Selama bulan Ramadhan 1440 Hijriah yang lalu saya sudah beberapa kali diminta oleh pengurus Masjid Babusalam Duta Bandara Kubu Raya untuk melantunkan Adzan atau biasa disebut dengan Muadzin. Dalam artikel saya kali ini saya sengaja tidak membahasnya dari kajian atau dalil dalil seorang Muadzin karena saya merasa sahabat semua, para pembaca setia blog saya bisa mencari sendiri referensi mengenai Muadzin. Sebelumnya saya memohon maaf jika tidak banyak dalil yang saya sertakan dalam artikel saya kali ini
Menjadi Muadzin atau orang yang mengumandangkan Adzan adalah sesuatu yang baru bagi saya. Namun entah dari mana asalnya saya merasa Muadzin menjadi salah satu jalan saya untuk "memanen" pahala dari Allah SWT. Walaupun saya masih kurang lancar dalam membaca Kitab Suci Al Quran, namun saya merasa ada "sesuatu" dalam diri saya entah saya sendiri tidak tau tiba tiba saya merasa memiliki nafas yang cukup panjang untuk mengumandangkan Adzan. Saya yakin kalau bukan karena izin dari ALLAH SWT tentu saya tidak akan seperti ini (nafas) saya
Suka Duka Mengumandangkan Adzan
Saya merasa belum pantas mendapatkan "gelar" sebagai seorang MUADZIN hanya karena saya sudah beberapa kali mengumandangkan Adzan dibeberapa waktu sholat dan hanya satu kali mengumandangkan Adzan Jumat pada waktu pelaksanaan Sholat di Masjid Babussalam Duta Bandara Kubu Raya. Masjid ini memang berada satu komplek tempat saya tinggali selama ini. Nah atas dasar itulah bolehlah saya katakan saya masih newbie atau pemula dalam hal urusan mengumandangkan Adzan yang baru saya alami selama beberapa minggu terakhir ini. Suka dukanya pastilah ada, Beberapa diantaranya adalah :
Wahana Mendulang PAHALA dari AllAH SWT
Saya coba membahas lagi tentang poin poin suka duka di atas ya. Tentu ada usaha ke arah perbaikan yang saya lakukan dan in sha Allah akan terus dilakukan dalam meningkatkan performance dalam melantunkan Adzan. Salah satu diantaranya adalah berkonsultasi dengan ahlinya. Salah satu sumber referensi dalam urusan Nafas atau suara adalah berguru kepada salah seorang sahabat saya yang Alhamdulillah adalah seorang Qori Internasional yang bernama H. Mustofa Tuwuh Wongsodikromo yang saya cukup baik mengenalnya
Dari Syeikh H Mustofa Tuwuh itulah saya mendapatkan banyak masukan dan saran perihal keinginan saya untuk melantunkan Adzan dengan baik dan dengan nafas yang panjang. Saya berkonsultasi kepada Syeikh H Mustofa bagaimana mengurangi atau kalau bisa menghilangkan perasaan Grogi atau takut saat melantunkan Adzan, dan bagaimana caranya agar nafas bisa panjang dalam melantunkan atau mengumandangkan Adzan.
Alhamdulillah saya masih terus berlatih dan memperbaiki kualitas baik olah nafas mauoun lagu lagu dalam mengumandangkan Adzan. Ada satu tipe Adzan yang sudah saya pelajari dan berhasil saya adopsi atau tiru tentunya sesuai dengan karakter suara yang saya miliki dalam mengumandagkan Adzan In sha Allah.
Nah sebagai penutup dari artikel pendek ini, mengapa sih saya begitu kepincut untuk terus melantunkan dan mengumandangkan Adzan yang kata orang bergelar MUADZIN ini? Ada banyak fadhilah atau keutamaan menjadi seorang MUADZIN, Banyak sumber sumber kredibel yang memabahas keuntungan dan kelebihan serta keutamaan menjadi seorang Muadzin. Sahabat bisa googling dan mencari tau sendiri referensinya di Internet. Banyak sekali.
Salah satu referensi yang saya dapat bahwa beberapa keutamaan dari seroang Muadzin antara lain :
Apakah "profesi: seorang MUADZIN ini ada batasnya? Saya rasa tidak Menjadi seorang MUADZIN tidak memerlukan ijasah, karena belum pernah saya mendengar ada lembaga pendidikan untuk mencetak para Muadzin baik Gelar Diploma atau Strata Satu. Belum pernah saya dengar ada Sarjana Muadzin. Wallahu Alam. MUADZIN adalah "gelar" yang disematkan Jamaah kepada orang yang bisa mengumandakan adzan. Sang Muadzin tidak akan membanggakan dirinya seoramg Muadzin misalnya dicantumkan dalam kartu identitas seperti KTP dan lain sebagainya. Jamaah lah yang menilainya.
Saya merasa menjadi MUADZIN inilah menjadi salah satu upaya saya dalam mendulang PAHALA sebanyak banyaknya dan mengharap ridho Allah SWT. Dan semoga usaha dan upaya yang sudah dan akan terus diupayakan ini mendapat berkah, petunjuk dan ridho dari Allah SWT. Kepada Allah SWT jugalah saya memohon ampun, dijauhkan dari sifat RIYA dan semoga Allah SWT Meridhoi. Aamin Ya Rabbal Alamin.(Asep Haryono)
Menjadi Muadzin atau orang yang mengumandangkan Adzan adalah sesuatu yang baru bagi saya. Namun entah dari mana asalnya saya merasa Muadzin menjadi salah satu jalan saya untuk "memanen" pahala dari Allah SWT. Walaupun saya masih kurang lancar dalam membaca Kitab Suci Al Quran, namun saya merasa ada "sesuatu" dalam diri saya entah saya sendiri tidak tau tiba tiba saya merasa memiliki nafas yang cukup panjang untuk mengumandangkan Adzan. Saya yakin kalau bukan karena izin dari ALLAH SWT tentu saya tidak akan seperti ini (nafas) saya
Suka Duka Mengumandangkan Adzan
Saya merasa belum pantas mendapatkan "gelar" sebagai seorang MUADZIN hanya karena saya sudah beberapa kali mengumandangkan Adzan dibeberapa waktu sholat dan hanya satu kali mengumandangkan Adzan Jumat pada waktu pelaksanaan Sholat di Masjid Babussalam Duta Bandara Kubu Raya. Masjid ini memang berada satu komplek tempat saya tinggali selama ini. Nah atas dasar itulah bolehlah saya katakan saya masih newbie atau pemula dalam hal urusan mengumandangkan Adzan yang baru saya alami selama beberapa minggu terakhir ini. Suka dukanya pastilah ada, Beberapa diantaranya adalah :
- Sering GROGI dan Merasa Takut. Ya inilah salah satunya. Bagaimana rasanya melihat orang yang grogi di atas panggung atau demam panggung? Tentu sangat tidak nyaman diliatnya bukan? Begitulah saya yang masih terbilang baru untuk urusan mengumandangkan Adzan. Perasaan Grogi bercampur dengan perasaan takut sering menyebabkan sesak ditenggorokan, rasa berdebar di dada dan hasilnya sudah bisa diprediksi : suara yang keluar saat melantunkan Adzan menjadi terganggu bahkan di saat sesi suara meninggi dan panjang akan terhenti. Ya terhenti karena Takut dan Grogi tadi. Waah saya sudah sering merasakan Takut dan Grogi saat melantunkan adzan. Hasilnya tidak bagus didengar
- Nafas yang Masih Kurang Panjang. Mengumandangkan Adzan adalah hal yang baru bagi saya., Dan saya merasa mengumandangkan Adzan mempunyai kemiripan yang sangat tinggi dengan seorang Pelantun Ayat Suci Al Quran (QORI). Bedanya tentu banyak. Mungkin sahabat atau para pembaca yang berprofesi seorang QORI agar bisa membetulkan saya, mengkoreksi saya. Alunan nafas yang panjang dibutuhkan juga saat melantunkan adzan, saat mengumandangkan adzan sebagaimana seorang QORI. Dan saya merasa nafas yang sayta miliki untuk mengumandangkan Adzan masih jauh panggang dari Api, dan saya masih terus berlatih dan belajar
- Lagu Lagu Adzan Ternyata Banyak Variasinya. Saya sendiri sering mendengarkan Adzan dari orang lain di beberapa masjid. Dan ternyata ada banyak lagy lagu Adzan yang dikumandangkan. Saya cek di berbagai referensi beberapa lagi Adzan ada yang bertipe MESIR, bertipe NAHAWAN atau apalah yang mirip dengan lagu lagu yang dikumandangkan para QORI QORI saat membaca kitab suci Al Quran. Saya sendiri dalam melantunkan atau mengumandangkan Adzan masih menggunakan lagu :"standar" bahlan cenderung untuk mengadopsi atau meniru adzan adzan yang ada di televisi dan radio. Apakah ini keliru kalau saya mengadopsi atau meniru lagu lagu Adzan dari orang lain?
Wahana Mendulang PAHALA dari AllAH SWT
Saya coba membahas lagi tentang poin poin suka duka di atas ya. Tentu ada usaha ke arah perbaikan yang saya lakukan dan in sha Allah akan terus dilakukan dalam meningkatkan performance dalam melantunkan Adzan. Salah satu diantaranya adalah berkonsultasi dengan ahlinya. Salah satu sumber referensi dalam urusan Nafas atau suara adalah berguru kepada salah seorang sahabat saya yang Alhamdulillah adalah seorang Qori Internasional yang bernama H. Mustofa Tuwuh Wongsodikromo yang saya cukup baik mengenalnya
Dari Syeikh H Mustofa Tuwuh itulah saya mendapatkan banyak masukan dan saran perihal keinginan saya untuk melantunkan Adzan dengan baik dan dengan nafas yang panjang. Saya berkonsultasi kepada Syeikh H Mustofa bagaimana mengurangi atau kalau bisa menghilangkan perasaan Grogi atau takut saat melantunkan Adzan, dan bagaimana caranya agar nafas bisa panjang dalam melantunkan atau mengumandangkan Adzan.
" Seringlah berlatih sehingga jam terbangnya banyak, Semakin sering tampil maka saat melantunkan adzannya nanti In sha Allah berjalan lancar, dan lebih rileks, sedangkan untuk nafas yang panjang saat melantunkan Adzan cobalah untuk belajar dari adzan adzan yang ada di YouTube, usahakan untuk mendekati bahkan mirip" kaya Syeikh H Mustofa melalui saluran WA beberapa waktu yang lalu
Alhamdulillah saya masih terus berlatih dan memperbaiki kualitas baik olah nafas mauoun lagu lagu dalam mengumandangkan Adzan. Ada satu tipe Adzan yang sudah saya pelajari dan berhasil saya adopsi atau tiru tentunya sesuai dengan karakter suara yang saya miliki dalam mengumandagkan Adzan In sha Allah.
Nah sebagai penutup dari artikel pendek ini, mengapa sih saya begitu kepincut untuk terus melantunkan dan mengumandangkan Adzan yang kata orang bergelar MUADZIN ini? Ada banyak fadhilah atau keutamaan menjadi seorang MUADZIN, Banyak sumber sumber kredibel yang memabahas keuntungan dan kelebihan serta keutamaan menjadi seorang Muadzin. Sahabat bisa googling dan mencari tau sendiri referensinya di Internet. Banyak sekali.
Salah satu referensi yang saya dapat bahwa beberapa keutamaan dari seroang Muadzin antara lain :
- PANEN PAHALA. Seorang Muadzin pada intinya dalah mengumandangkan Adzan agar jamaah bisa datang ke Masjid untuk Sholat Berjamaah baik itu Subuh , Dzhuhur, Ashar, Magrib dan Isya atau Sholat Jumat. Berapa pun Jamaah yang datang ke Masjid karena mendengar ada suara Adzan yang dikumandangkan oleh seroang Muadzin maka SEBANYAK itu pula sang Muadzin akan PANEN PAHALA nya. Ma sha Allah besar sekali PAHALA yang diperoleh oleh seorang Muadzin.
- Diampuni DOSA DOSA nya sepanjang Suaranya. Nah ini keutamaan dan kelebihan lainnya yang diperoleh oleh seorang Muadzin yakni In sha Allah dosa dosa para Muadzin akan diampuni sepanjang suaranya. Ada hadist yeng membenarkan hal ini, dan silahkan para pembaca setia blog saya untuk mencari tau dalil atau hadis hadisnya. Oleh karena itu wajarlah jika MUADZIN berusaha agar nafasnya bisa panjang karena Allah SWT menjanjikan akan diampuni dosa dosa para Muadzin sepanjang suaranya.
- Muadzin Akan Dipanjangkan Lehernya oleh Allah SWT. A da hadist yeng membenarkan hal ini, dan silahkan para pembaca setia blog saya untuk mencari tau dalil atau hadis hadisnya. Para Muadzin di AKhirat nanti akan mudah dikenali karena berleher panjang sebagaimana yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT. Dipanjang lehernya ini memiliki banyak makna. Salah satu referensi menyebutkan "panjang leher" nya ini berarti dia akan lebih cepat mendapat sesuatu dari Allah SWT karena lebih tinggi dari yang lain di Akhirat nanti. Masih banyak lagi
Apakah "profesi: seorang MUADZIN ini ada batasnya? Saya rasa tidak Menjadi seorang MUADZIN tidak memerlukan ijasah, karena belum pernah saya mendengar ada lembaga pendidikan untuk mencetak para Muadzin baik Gelar Diploma atau Strata Satu. Belum pernah saya dengar ada Sarjana Muadzin. Wallahu Alam. MUADZIN adalah "gelar" yang disematkan Jamaah kepada orang yang bisa mengumandakan adzan. Sang Muadzin tidak akan membanggakan dirinya seoramg Muadzin misalnya dicantumkan dalam kartu identitas seperti KTP dan lain sebagainya. Jamaah lah yang menilainya.
Saya merasa menjadi MUADZIN inilah menjadi salah satu upaya saya dalam mendulang PAHALA sebanyak banyaknya dan mengharap ridho Allah SWT. Dan semoga usaha dan upaya yang sudah dan akan terus diupayakan ini mendapat berkah, petunjuk dan ridho dari Allah SWT. Kepada Allah SWT jugalah saya memohon ampun, dijauhkan dari sifat RIYA dan semoga Allah SWT Meridhoi. Aamin Ya Rabbal Alamin.(Asep Haryono)
No comments:
Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)