Tag :
Opini,
Opinion
- Asep Haryono | OPINI : Belajar dari Kasus HOAX Ratna Sarumpaet - Powered by Blogger
www.simplyasep.com Sudah bukan rahasia lagi kasus HOAX paling terbaru adalah kasus informasi HOAX yang disampaikan oleh Aktivis Ratna Sarumpaet yang kini sedang tren di Indonesia menjadi bahan pembelajaran yang sangat baik bagi kita semua. Kini sudah bukan jamannya lagi membedah aib seseorang atau mempertontonkan kesalahan orang lain. Kita belajar dari sebuah kesalahan yang kita buat sendiri.
Kasus yang menimpa Ratna Sarumpaet bisa terjadi pada siapa saja. Terutama pada motifnya yang tentu saja sudah didalami oleh pihak yang berwajib, JIka tidak (didalami kasusnya), tentu saja Polisi tidak sembarangan mencekal Ratna Sarumpaet yang sudah berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta saat akan terbang ke Chile untuk selanjutnya ditangkap untuk proses yang lebih lanjut. Tentu semua ada dasar hukumnya. Semua ada landasan legitimasinya mengapa seseorang harus ditangkap untuk dimintai keterangan dan lain sebagainya.
Saya tidak membahas kasus HOAX nya Ratna Sarumpaet karena diluar kemampuan saya dalam menganalisanya. Kasus HOAX nya Ratna Sarumpaet ini sudah banyak dibahas dan diulas di berbagai kanal berita di Tanah Air baik oleh media cetak maupun online.
Yang menarik yang saya coba ulas di sini bahwa ternyata berkata tidak jujur (berbohong-red) ternyata bisa terancam hukuman penjara sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Yang menurut saya menarik karena beda tipis dengan HOAX atau berita Palsu. Bagaimana membedakannya antara berita PALSU denga Kebohongan yang keduanya memang berpotensi menciptakan "kegaduhan". Saya akan coba mengulasnya dalam pandangan saya sebagai Blogger saja. Ini pendapat saya
Berbohong Tentu Punya Alasan
Nah ini yang cukup menarik. Yang namanya berbohong tentu saja sangat tidak disukai dan dilarang oleh semua pemeluk Agama di Indonesia. Berbohong tentu tidak baik. Semua orang pasti setuju dengan pernyataan ini. Apakah kebohongan itu selalu dinilai Negatif atau Jelek? Marilah coba renungkan atas beberapa contoh sederhana yang saya sampaikan di bawah ini
Namun demikian Belajar dari Kasus HOAX Ratna Sarumpaet ini membuat saya juga tidak habis pikir. SIAPA menyebarkan HOAX kepada SIAPA yang seharusnya dihukum? Berbagai media menuliskan bahwa aktivis Ratna Sarumpaet mengarang berita Penganiyaan yang menimpa dirinya sehingga wajahnya lebam lebam hanya untuk konsumsi keluarganya sendiri. Bukan untuk disebarkan kepada public (umum) hingga akhirnya menimbulkan "kegaduhan".
Mengapa bisa terjadi "Kegaduhan", karena isu Penganiyaan Ratna Sarumpaet langsung menjadi "amunisi" dan dimanfaatkan oleh pihak lain untuk mendeskreditkan pihak lainnya lagi. Selidik punya selidik ternyata Aktivis Ratna Sarumpaet adalah salah satu team pemenangan salah satu calon. Memang menjadi rumit permasalahannya. Dalam Undang Undang ITE, saya lupa pasalnya., siapa pun yang menyebarkan berita HOAX hingga menimbulkan kegaduhan akan terancam pidana penjara.
Orang berbohong tentu ada alasannya. Apa pun alasannya itu. Orang berbohong hanya untuk pencitraan juga bisa. Orang berkata tidak jujur untuk menghindari kena Pajak juga ada.
Orang berbohong untuk kepentingan dirinya sendiri juga ada. Berbohong memang memiliki konteks yang berbeda beda dan dengan tujuan dan motif yang berbeda pula. Namun lazimnya sekali berbohong tetaplah berbohong. Jadilah pembohong yang baik. Pembohong sejati. Sebab sekali saja anda berkata benar, orang cenderung tidak akan mudah percaya karena selama ini anda dikenal berkata tidak jujur. Ayo kita Belajar Dari Kasus HOAX Ratna Sarumpaet ini. (Asep Haryono)
Kasus yang menimpa Ratna Sarumpaet bisa terjadi pada siapa saja. Terutama pada motifnya yang tentu saja sudah didalami oleh pihak yang berwajib, JIka tidak (didalami kasusnya), tentu saja Polisi tidak sembarangan mencekal Ratna Sarumpaet yang sudah berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta saat akan terbang ke Chile untuk selanjutnya ditangkap untuk proses yang lebih lanjut. Tentu semua ada dasar hukumnya. Semua ada landasan legitimasinya mengapa seseorang harus ditangkap untuk dimintai keterangan dan lain sebagainya.
Saya tidak membahas kasus HOAX nya Ratna Sarumpaet karena diluar kemampuan saya dalam menganalisanya. Kasus HOAX nya Ratna Sarumpaet ini sudah banyak dibahas dan diulas di berbagai kanal berita di Tanah Air baik oleh media cetak maupun online.
Yang menarik yang saya coba ulas di sini bahwa ternyata berkata tidak jujur (berbohong-red) ternyata bisa terancam hukuman penjara sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Yang menurut saya menarik karena beda tipis dengan HOAX atau berita Palsu. Bagaimana membedakannya antara berita PALSU denga Kebohongan yang keduanya memang berpotensi menciptakan "kegaduhan". Saya akan coba mengulasnya dalam pandangan saya sebagai Blogger saja. Ini pendapat saya
![]() |
PENJELASAN : Inilah momen saat Aktivis Ratna Sarumpaet menjelaskan kepada media perihal kebohongan yang dibuatnya yang sudah membuat gaduh banyak pihak. Photo hak cipta Tabloid Bintang |
Berbohong Tentu Punya Alasan
Nah ini yang cukup menarik. Yang namanya berbohong tentu saja sangat tidak disukai dan dilarang oleh semua pemeluk Agama di Indonesia. Berbohong tentu tidak baik. Semua orang pasti setuju dengan pernyataan ini. Apakah kebohongan itu selalu dinilai Negatif atau Jelek? Marilah coba renungkan atas beberapa contoh sederhana yang saya sampaikan di bawah ini
- Berbohong Masakan Enak padahal Keasinan.
Ini adalah contoh yang sangat sederhana. Ini sudah sering dipostingkan oleh banyak orang di dunia maya. Saya hanya menuliskannya kembali dengan kata kata saya sendiri. Seorang suami yang sedang menikmati hidangan dari istrinya mengatakan bahwa hidangan yang dia santap sangat nikmat dan untuk itu sang Suami berterima Kasih. Padahal kenyataannya hdangangan yang dibuatnya itu terasa keasinan. Namun sang suami "berkata tidak jujur" bahwa itu enak hanya untuk menyenangkan dan membahagian sang Istri yang sudah susah payah menyajikan makanan untuknya. Salahkah Suami ini berkata "tidak jujur" kepada sang istri dalam konteks seperti ini? - Menyelamatkan Nyawa Seseorang
Sekelompok anak muda sedang mengejar seorang maling yang akan dikeroyoknya. Main hakim sendiri tidak bisa dibiarkan ada di negeri ini. Apa pun bejat dan jahatnya seseorang harus dituntut sesuai dengan tingkat kesalahannya, dan harus menjalani penyidikan persidangan Bukan digebukin sampai mati. Konyol namanya. Nah jika berbohong untuk menyelematkan nyawa seseorang bagaimana. Anda bilang yang mereka cari sedang tidak ada, padahal orang itu bersembunyi di rumah anda. Setelah mereka pergi, barulah diserahkan kepada aparat penegak hukum. Berbohong namun menyelamatkan nyawa orang
Namun demikian Belajar dari Kasus HOAX Ratna Sarumpaet ini membuat saya juga tidak habis pikir. SIAPA menyebarkan HOAX kepada SIAPA yang seharusnya dihukum? Berbagai media menuliskan bahwa aktivis Ratna Sarumpaet mengarang berita Penganiyaan yang menimpa dirinya sehingga wajahnya lebam lebam hanya untuk konsumsi keluarganya sendiri. Bukan untuk disebarkan kepada public (umum) hingga akhirnya menimbulkan "kegaduhan".
Mengapa bisa terjadi "Kegaduhan", karena isu Penganiyaan Ratna Sarumpaet langsung menjadi "amunisi" dan dimanfaatkan oleh pihak lain untuk mendeskreditkan pihak lainnya lagi. Selidik punya selidik ternyata Aktivis Ratna Sarumpaet adalah salah satu team pemenangan salah satu calon. Memang menjadi rumit permasalahannya. Dalam Undang Undang ITE, saya lupa pasalnya., siapa pun yang menyebarkan berita HOAX hingga menimbulkan kegaduhan akan terancam pidana penjara.
Orang berbohong tentu ada alasannya. Apa pun alasannya itu. Orang berbohong hanya untuk pencitraan juga bisa. Orang berkata tidak jujur untuk menghindari kena Pajak juga ada.
Orang berbohong untuk kepentingan dirinya sendiri juga ada. Berbohong memang memiliki konteks yang berbeda beda dan dengan tujuan dan motif yang berbeda pula. Namun lazimnya sekali berbohong tetaplah berbohong. Jadilah pembohong yang baik. Pembohong sejati. Sebab sekali saja anda berkata benar, orang cenderung tidak akan mudah percaya karena selama ini anda dikenal berkata tidak jujur. Ayo kita Belajar Dari Kasus HOAX Ratna Sarumpaet ini. (Asep Haryono)
No comments:
Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)