Dear Blog. Masih dalam suasana Ramadhan 1432 Hijriah yang penuh dengan gemerlapan cahaya Illahi menyinari alam semesta ini. Kita semua, umat Islam di seluruh penjuru kota Pontianak pada khususnya dan umat islam sedunia pada umumnya berlomba lomba mengisi amaliah bulan Ramadhan 1432 Hijriah ini. Kita semua sibuk dengan urusan duniawi namun kita tidak melupakan hakikat kita sebagai Hamba Allah SWT. Karena hanya kepada Allah SWT pulalah kita semua akan kembali. Inilah yang yang merupakan tema yang saya coba beranikan diri ulas menurut konsep dan pemikiran saya. Kita semua tentu akan kembali kepada Allah SWT cepat atau lambat hanyalah masalah waktu. Bukan bermaksud menakuti diri sendiri atau juga para pembacanya, namun tulisan sederhana ini hanya coretan Asep Haryono semata saja.

Nyawa Kita Ditangan Allah SWT
Dalam sebuah tulisan di internet disebutkan bahwa Manusia bisa dipandang dari dua sudut, wujud lahiriah dan wujud rohani. Dalam segi kewujudan lahiriah keadaan kebanyakan manusia adalah hampir sama di antara satu sama lain. Oleh yang demikian peraturan kemanusiaan yang umum boleh digunakan untuk manusia lain bagi urusan lahiriah mereka. Dan dari sudut wujud rohani yang tersembunyi di balik wujud lahiriah, setiap manusia adalah berbeda. Jadi, peraturan yang khusus mengenai diri masing-masing diperlukan.

Manusia boleh kembali kepada asalnya dengan mengikuti peraturan umum, dengan mengambil langkah-langkah tertentu. Dia mestilah mengambil peraturan agama yang jelas dan mematuhinya. Dengan demikian dia boleh maju ke depan. Dia boleh meningkat dari satu peringkat kepada peringkat yang lebih tinggi sehingga dia sampai dan memasuki jalan atau peringkat kerohanian, masuk ke daerah makrifat. Nah dengan kata lain ada juga aspek sisi rohani atau diri batin manusia yang merupakan insan yang murni, suci bersih dan murni. Maksud dan tujuan diri ini hanya satu yaitu kehampiran secara keseluruhan kepada Allah s.w.t.

Hal yang mudah kita pahami dari penjelasan di atas adalah tidur. Ya tidur atau dalam bahasa sederhananya adalah istirhat. Pada umumnya manusia bekerja kurang dari 8 (delapan) jam setiap harinya. Misalnya saja seorang pekerja bekerja mulai dari jam 8 pagi hingga pulang ke rumahnya pada pukul 16.00 WIB atau pukul 4 sore. Nah bisa dibayangkan betapa penat dan letihnya fisik kita setelah seharian bekerja, dan untuk memulihkan fisik itu diperlukan istirahat. Tubuh kita adalah rentan, dan perlu istirahat. Kita bukan robot. Salah satu bentuk istirahat itu ialah dengan pergi tidur. Derajat tidur tidak beda dengan kematian.

Disebutkan bahwa di dalam suasana itu tiada beda di antara tidur dengan jaga, karena di dalam tidur roh berkesempatan membebaskan dirinya untuk kembali kepada asalnya, alam arwah, dan dari sana kembali lagi ke sini dengan membawa berita-berita dari alam ghaib. Fenomena ini dinamakan mimpi.

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan[1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Surah Zumaar, ayat 42). Maksudnya: orang-orang yang mati itu rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya; dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja, rohnya dilepaskan sehingga dapat kembali kepadanya lagi. Oleh karena itu sebagian orang menganjurkan untuk membangunkan orang tidur dengan perlahan lahan, dengan lemah lembut karena sang roh dalam perjalanan kembali ke jasad kasarnya tentunya atas izin dari Allah SWT, Maha Kuasa atas Langit dan Bumi.

Jadi alangkah wajar kita semua, manusia, harus bersyukur di kala pagi, saat matahari mulai menampakan wajahnya, dan kita terbangun dari tidur. Kita sebaiknya membaca doa ssebelum dan sehabis bangun tidur. Nah jika anda terbangun di pagi hari, bersyukurlah kepada Allah SWT karena kita diizinkan untuk hidup kembali.

Seperti yang sudah disitir dalam paragraf di atas bahwa nyawa atau roh kita saat tidur itu memang dipegang Allah SWT, dan dikembalikan saat kita terbangun. Jadi sebaiknya kita bersyukur kepada Allah SWT saat kita terbangun dari tidur kita. Alhamdulilahiladi Ahyana Ba'dama Amatana Wailahi Nusyur, yang artinya adalah "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit". Nah lakukanlah setiap kali anda bangun dari tidur. Maha Besar Allah SWT dengan segala FirmanNYA. Jika anda ingin tidur pada malam berikutnya jangan lupa membaca doa sebelum anda berangkat tidur dengan bacaan do'a "bismikallahumma ahya wa amutu" yang artinya adalah Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati

Setiap Jiwa Akan Mengalami Kematian
Seorang blogger yang bernama... menulis bahwa kita semua memiliki peluang terbaik untuk dan segera memanfaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati. Seperti yang ditulis oleh Sarulfasta yang menuliskan kembali bahwa setiap yang hidup akan mati. Sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Quran " kullu nafsin zalikatul maut " setiap yang hidup itu pasti akan merasakan mati.Itu Pasti, dan mati itu sentiasa berlaku setiap hari. Dan kematian itu pasti. Sesuatu hal yang pasti dan Allah sudah berfirman dalam kitab suci Al Quran bahwa setiap mahluk yang berjiwa pasti akan mengalami kematian.

Nah generasi kita akan segera berakhir dan akan digantikan oleh generasi lainnya setelah kita semua wafat. Cobalah kita lihat contoh contoh yang amat nyata dan tampak kasat mata di kehidupan kita sehari hari. Hari ini kita memandang orang tua kita semua yang sudah berusia lanjut. Sadarilah, bahwa kelak giliran kita yang akan menjadi seperti mereka. Kita semua akan memasuki usia senja. Dengan kata lain umur bertambah dan bergerak maju dan tanda tanda tua akan merambah dalam seluruh tubuh kita dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. Ini adalah takdir kita semua. Takdir yang harus kita lewati cepat atau lambat. Cobalah kembali mengingat sekilas jalur hidup kita. Mulai dari kita dilahirkan kedunia, lalu menjadi bayi, lalu memasuki sekolah SD-Kuliah, menikah, berbakti kepada orang tua, mencapai cita cita , hingga kembalinya kita menghadap Allah SWT. Begitu seterusnya berputar.

Dear Blog ku sayang...

Tidak terasa waktu sedemikian cepatnya ya. Coba anda lihat penanggalan masehi hari ini, pasti anda akan menjumpai tanggal 10 Agustus 2011, sedangkan pada penanggalan Hijriahnya tentu merujuk pada tanggal 10 Ramadhan 1432 Hijriah. Banyak hal yang sudah kita semua, terutama kaum Muslimin dan Musliman se Kalimantan Barat pada khususnya, dan seluruh Dunia pada umumnya selama 10 hari pertama Ramadhan 1432 Hijriah.

Sudah tentu banyak kegiataan keagaamaan dalam mengisi bulan penuh rahmat Ramadhan 1432 Hijriah ini. Namun tidak sedikit dari kita yang merasa belum maksimal dalam mengisi amaliah Ramadhan 1432 Hijriah. Terus terang saja, saya sendiri merasa sangat kekurangan dalam amaliah dan mengisi Ramadhan 1432 Hijriah yang sudah memasuki hari ke 10 (sepuluh) ini. Kekuatiran dan was was pasti ada dalam diri ini, karena pengalaman Ramadhan tahun sebelumnya sudah mengajarkan, bahwa waktu akan sedemikian cepatnya berlalu jika tidak dimanfaatkan. Ah ada apa dengan saya ini?

Rindu Akan KeIndahan Ramadhan
Siapa sih yang tidak ingin duduk itiqaf di Masjid. Membaca buku buku Islami dengan khusuk, Berdiskusi dengan rekan rekan di Masjid, membahas kajian Islam. Mengaji kitab Suci Al Quran, tarawih dan buka puasa bersama, serta aktifitas kemasyarakatan dalam rangka mengisi amaliah Ramadhan 1432 Hijriah ini? Siapa? Ya tentu saya juga menginginkan hal itu terjadi pada diri ini. Tidak mungkin saya menyebut alasan berkeluarga dan alasan sibuk pekerjaan sehari hari sehingga saya tidak maksimal dalam mengisi amaliah Ramadhan 1432 Hijriah kali ini. Saya tidak mungkin menjadikan dua hal itu sebagai justifikasi (Pembenaran-red) akan kemalasan saya dalam mengisi bulan penuh rahmat ini. Dasarnya saja mungkin saya malas. Nah kalaw sudah bicara malas itu kan sudah titik namanya. Tapi saya yakin saya tidak malas.

Mungkin memang ada benarnya jika saya kemukakan hal ini. Tetapi memang saya harus bisa mempunyai sebab mengapa saya , sampai hari ini, masih belum menyentuh kitab Suci Al Quran dan membacanya bahkan kalaw perlu mengkhatamnya. Saya sendiri dari usia dini sampai sekarang masih juga belum khatam Al Quran. Malu? Ya sudah pasti saya malu pada diri sendiri, dan tentunya malu kepada adik adik kelas saya yang sudah berkali kali Khatam Al Quran. Lalu apa yang menjadi alasan utama saya sampai sekarang kok masih belum memaksimalkan mengisi amaliah Ramadhan 1432 Hijriah yang sudah memasuki hari ke 10 (Sepuluh) ini. Berbagai pertanyaan menghujam kepala saya, seolah saya diingatkan mengenai apa apa yang sudah saya rencanakan sebelum memasuki Ramadhan 1432 Hijriah ini.

Nah sampai sekarang saya masih mencoba mencari kesempatan sedapat mungkin untuk "mencuri" waktu saya yang memang sibuk luar biasa dalam pekan pekan ini untuk kembali dekat dengan kegiatan amaliah Ramadhan 1432 Hijriah. Saya tidak mau kalaw ramadhan 1432 Hijriah kali ini , yang sudah memasuki hari ke 10, ini tiba tiba lewat begitu saja dan tiba tiba memasuki Hari raya Iedul Fitrie. Hmm tentu kalau dari lubuk hati yang dalam , pastilah kita mengakui, tidak pantas rasanya menikmati apa yang dinamakan "kemenangan" dalam menjalankan ibadah Saum Ramadhan jika kita membohongi diri kita sendiri.

Mengapa saya sebut "bohong". Ya tentu saja. Kalau cuma hanya menahan haus dan lapar saja siapa saja juga bisa melakukannya. Tetapi mengisi amaliah ramadhan 1432 Hijriah itu yang sulit. Adalah hal yang luar biasa jika kita berhasil berjuang melawan hawa nafsu dan mencapai hari terakhir dari "perang besar" kita. Nah dari itulah kita pantas merasakan apa yang dinamakan "kemenangan". Anda berhasil berjuang melawan hawa nafsu selama ramadhan, dan anda berhasil. Anda berhak menyebut dan merasakan kemenangan. Itulah Kemenangan sejati. Saya ingin menikmati kemenangan ini nantinya hasil dari perjuangan saya dalam mengisi amaliah ramadhan 1432 Hijriah ini.

Ya Allah kuatkanlah hamba MU ini.


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia