Catatan Asep Haryono

Kampanye ukhuwah Islamiyah dalam balutan dakwah keliling berbentuk Taraweh Ilal Masjid ala Taraweh backpacker yang saya lakukan selama sebulan penuh di bulan Ramahan 1438 Hiriah yang lalu dari malam pertama Ramadhan hingga akhirnya sampailah pada akhirnya, malam ke 29 di Masjid Amanatul Mukminin di Gang Dungun Benua Melayu Darat Pontianak.  Memang tidak semua profil Masjid yang saya kunjungi ditampilkan, kendala juga tidak urung datang mewarnai traveling dakwah ini.  Syukur Alhamdulillah kesempatan tidak terduga, atas izin Allah SWT, akhirnya saya bisa berjumpa dengan ustad idola saya, Ustad H.Yusuf Mansur.  Bagaimana bisa? Berikut catatan singkatnya

Tidak Sengaja Berjumpa
Ada banyak referensi berita online dan media cetak lainnya yang membahas biografi dan profil daripada Ustad Yusuf Mansur ini. Beliau memang dikenal sebagai  seorang tokoh pendakwah, penulis buku dan pengusaha dari Betawi. Selain itu beliau juga bertinda sekaligus sebagai pimpinan dari pondok pesantren Daarul Quran Ketapang, Cipondoh, cikarang Tangerang dan pengajian Wisata Hati.

Tidak ada rencana apa pun untuk bertemu dengan ustad muda yang kelahiran Jakarta (sama dengan saya-red) ini.  Ustad Yusuf Mansur lahir pada 19 Desember 1976 di Jakarta. Beliau dan kedua orangtuanya memang aseli orang Betawi atau keturunan Betawi aseli.  Bisa diliat dari gaya bicara sang Ustad yang aksennya kental dengan aksennya orang Betawi.  Saat itu niat saya memang ingin menuntaskan Malam Tarawih terakhir ini dengan (lagi) berbuka puasa di Masjid Kapal Munzalan Mubarakatan 2 Serdam.   Saya datang ke Masjid Kapal Serdam itu pada pukul 17.10 WIB.

Saya datang dan langsung melihat seperti ada Walimatul Ursy (Resepsi Pernikahan) terlihat jelas dari dekorasi ruangan dan bangku bangkunya yang ditata sangat anggun dengan banyak buket buket bunga seperti dalam dunia dongeng.  Setelah saya memarkir motor saya, saya coba dekati, dan jelas terpampang di sana ada Walimatul Ursy atas nama pasangan bahagia Rizka Husnata Putri S.AK dan Dhaur Giesna Al Ghiefary ST.  Indahnya. Ingat jadinya saat saya menikah di Kulon Progo tahun 2005 yang lalu.  Gubrakkk.

Saat waktu berbuka puasa untuk wilayah kota Pontianak sudah dekat,  saya sempat was was kok tidak ada kue kue  (psama seklai.  Ini kan sudah injury time sudah waktunya berbuka puasa.  Ditengah rasa cemas cemas sedap seperti itu, tiba tiba ada seorang jamaah (mungkin dari panitia walimatul) yang menyodorkan bingkisan cantik berwarna oranye yang berisi paket buka puasa lengkap dengan buah buahan, tiramisu, dan minuman kaleng dan air mineral. Alhamdulillah ya Allah.  Legaa.  Gubrakk.   Begitu waktu berbuka dimulai, semua tamu dan undangan langsung menyantap paket buka puasanya masing masing begitupula saya.

Setelah waktu menyantap berbuka puasa selesai, salah seorang panita berseru di depan mimbar.  "Buat jamaah yang masih menikmati hidangan berbuka puasanya silahkan dilanjutkan, dan yang sudah selesai silahkan merapikan tempatnya karena akan dipakai untuk sholat Magrbi berjamaah terlebih dahulu" kata petugas.   Saat saya akan berwudlu, tiba tiba di pintu masuk ruangan utama masjid Munzalan Serdam ini  ada rombongan panitia mendampingi Ustad H.Yusuf Mansur memasuki bagian dalam Masjid Kapal untuk menjadi Imam Sholat Magrib berjamaah.  

Saya berpikir ah tidak mungkin saja bisa berfoto dengan alim ulama seheba" t beliau. Benar benr tidak ada pikiran sama sekali untuk mendekati sang Ustad apalagi berfoto selfie.  No way. Sama sekali tidak ada kesempatan kata saya dalam hati. Pesimis.    Maksud hati ingin sholat Magrib berjamaah diimami oleh sang Ustad, harus bersabar.  Karena saya terlambat mengambil air wudhlu, dan ruangan dalam masjid sudah full.  Mau tidak mau saya hanya bisa melihat dari balik jendela sang Ustad K.H Yusuf Mansur memimpin sholat Jamaah "kloter pertama".  Saya di "kloter kedua" nya.  Ahaaayyy.

Singkat kata begitu "rombongan" saya selesai mendirikan Sholat Magrib berjamaah harapan saya untuk bisa berjumpa langsung dengan Ustad Yusuf Mansur sudah semakin menipis.  Sang ustad sudah tidak nampak sama sekali. Seperti "lenyap" ditelan bumi.

Saya duga sang Ustad sedang bersantap buka puasa dengan panitia Shubuh Akbar namun tidak tau dimana letaknya.  Saya pun memakai sendal saya, mengambil tas, dan bergerak menuju motor saya. Untuk menuntaskan Safara Taraweh Keliling saya malam itu, Malam terakhir, di Masjid Amanatul Hasanah sebelah gedung Pontianak di Jalan Gajah Mada Pontianak.  Kantor tempat saya bekerja selama ini.

Tiba tiba pandangan mata tertumbuk sang ustad memang sedang bersantap buka puasa dengan para panitia Subuh Akbar Munzalan Mubarakatan.  Saya yang memang bukan panitia, dan bukan pengurus Munzalan nekad saja menerobos masuk dan bergabung untuk berbuka puasa bersama mereka.

 Saya menyantap hidangan yang ada (Nasi Kebuli dan aneka hidangan lainnya) sekedarnya, harapan saya tetap ingin jumpa sebentar dan berfoto dengan beliau.  Saya minta izin dengan Ustad Lukmanulhakim, pimpinan Pondok Pesantren Modern Ashabul Yamin agar "diizinkan" foto dengan Ustad Yusuf Mansur.   Alhamdulillah permission granted.  Tidak disangka saya pun akhirnya bisa jumpa langsung dengan Ustad Yusuf Mansur dan bahkan bisa berfoto bersama sang Ustad.  Pengalaman yang luar biasa.  Tidak menyangka sama sekali.  Ini semua atas izin dari Allah SWT.  Bisa foto bersama dengan ulama kondang Indonesia ini (Asep Haryono)

DENGAN USTAD YUSUF MANSUR : Alhamduillah berkesempatan jumpa dengan ustad idola saya KH Yusuf Mansur dan bisa berfoto bersamanya.  Foto Ustad Lukmanulhakim
DENGAN USTAD YUSUF MANSUR : Alhamduillah berkesempatan jumpa dengan ustad idola saya KH Yusuf Mansur dan bisa berfoto bersamanya.  Foto Ustad Lukmanulhakim

BUKA PUASA :  Para tamu dan  undangan menyantap paket buka puasa yang sudah disiapkan oleh panitia..  Foto Asep Haryono
BUKA PUASA :  Para tamu dan  undangan menyantap paket buka puasa yang sudah disiapkan oleh panitia..  Foto Asep Haryono

IMAM : Ustad Yusuf Mansur saat menjadi Imam Sholat Magrib berjamaah di Masjid Munzalan Serdam.  Saya mengambil gambarnya dari balik jendela. Foto Asep Haryono
IMAM : Ustad Yusuf Mansur saat menjadi Imam Sholat Magrib berjamaah di Masjid Munzalan Serdam.  Saya mengambil gambarnya dari balik jendela. Foto Asep Haryono

REUNI : Sempat berjumpa dengan Bang Nuriskandar, senior saya saat di Mimbar Untan, Koran kampus dulu waktu masih jadi mahasiswa era taon 90 an.  Foto Asep Haryono
REUNI : Sempat berjumpa dengan Bang Nuriskandar, senior saya saat di Mimbar Untan, Koran kampus dulu waktu masih jadi mahasiswa era taon 90 an.  Foto Asep Haryono

WALIMATUL URSY : Masjid Munzalan Serdam juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan jamaah melangsungkan walmatul ursy. Foto Asep Haryono
WALIMATUL URSY : Masjid Munzalan Serdam juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan jamaah melangsungkan walmatul ursy. Foto Asep Haryono

PAKET BUKA PUASA : Salah satu isi dari buka puasa Walimatul Ursy yang sata terima hari itu.  Masya Allah keren banged.  Nikmat. Foto Asep Haryono
PAKET BUKA PUASA : Salah satu isi dari buka puasa Walimatul Ursy yang sata terima hari itu.  Masya Allah keren banged.  Nikmat. Foto Asep Haryono



Referensi

  • Yusuf Mansur - https://id.wikipedia.org/wiki/Yusuf_Mansur
  • Ustaz Yusuf Mansur, Ungkap Rahasia Sukses dengan Shalat Dhuha - http://aceh.tribunnews.com/2015/03/01/ustaz-yusuf-mansur-ungkap-rahasia-sukses-dengan-shalat-dhuha
  • Yusuf Mansur Official Website - http://yusufmansur.com/







Catatan Asep Haryono

Tidak terasa tiba hari kemenangan Umat Islam di seluruh dunia setelah kurang lebih sebulan penuh menajalankan ibadah Puasa Ramadhan 1438 Hijriah kemudian disusul dengan datangnya Iedul Fitrie 1 Syawal 1438 Hijriah. Kepastian penetapan 1 Syawal 1438 Hijriah itu akhirnya keluar di menit menit mendebarkan terutama dan khususnya untuk wilayah Indonesia.

Syukur Alhamdulillah pemerintah dalam hal ini Menteri Agama Republik Indonesia sudah menetapkan secara resmi berdasarkan kepada hasil sidang Isbat menetapkan
 1 Syawal 1438 Hijriaj jatuh pada Ahad 25 Juni 2017.  Masjid Babussalam di Komplek Duta Bandara Jalan Supadio Kubu Raya pun melaksanakan ketentuan itu.   Alhamdulillah pelaksanaan sholat Iedul Fitrie di Masjid Babussalam berjalan lancar. Bertindak selaku Imam sekaligus Khatib Iednya Ustad H.Ahmad Farhan.  Berikut catatannya.

Manfaatkan Umur Panjang
Sebelum dimulainya pelaksanaan Shalat Iedul Fitri pada pukul 07.00 WIB  itu dimulai, didahului dengan pengumuman hasil perolehan Zakat Infaq Sadaqah dan Infak Malam Tarawih oleh Bapak H.Rudi.  

"Kami atas nama pengurus Masjid Babussalam Komplek Duta Bandara menyampaikan beribu ribu terima kasih atas infaq dan sodaqah juga zakat dari para Bapak dan Ibu sekalian semoga Allah SWT melimpahkan rezekinya berlebih dan lebih" kata Pak H. Rudi yang kemudian diaminkan oleh jamaah yang hadir. Shalat Iednya sendiri dilaksanakan di Halaman Masjid Babussalam.

Pelaksanaan Teknis Sholat Iedul Fitri dibawakan sendiri oleh Ustad H.Ahmad Farhan sekaligus bertindak sebagai Imam Sholat dan Khatibnya.  "Sholat Iedul hukumnya adalah Sunnah Muakkad, sunah yang sangat dianjurkan dan semoga dengan penjelasan ini para Jamaah sekalian bisa memahami dan melaksanakan" kata Ustad H. Ahmad Farhan mengakhiri penjelasan tata cara teknis sholat Iednya kepada jamaah.

Di bagian penutupnya beliau mengharapkan Jamaah masjid untuk duduk tenang mendengarkan Khatib selesi menyampaikan ceramahnya.  "Duduk tenang dan dengarkan , dan tidak melakukan aktifitas lainnya agar amal ibadah Sholat Ied yang kita lakukan pada hari ini tidak sia sia" kata Ustad H Ahmad Farhan.

Dalam uraiannya lebih kurang 1 jam tersebut, Ustad H. Ahmad Farhan menyampaikan betapa pentingnya memanfaatkan waktu yang diberikan oleh Allah SWT untuk sebanyak banyaknya melakukan amal kebaikan.

"Masih banyak saudara saudara kita yang saat ini sudah tidak lagi bersama kedua orang tuanya berlebaran pada tahun ini karena mereka sudah di alam kubur
" kata sang Ustad.  

Oleh karena itu, tegas Ustad H Ahmad Farhan, kita yang saat ini masih hidup harus bersyukur masih diberikan umur panjang bisa berlebaran di hari ini dan itu dibuktikan dengan terus meningkatkan amal ibadahnya kepada Allah SWT.   "Mereka yang sudah di alam Barzah saja masih ingin  bisa kembali ke alam dunia agar mereka bisa lebih banyak lagi bisa beribadah kepada Allah SWT, jadi teruslah tingkatkan amal kebaikan kita kepada Allah SWT" kata sang Ustad.

Alhamdulilalh selama berlangsungnya uraian hikmah dan ceramah dari Ustad H Ahmad Farhan, cuaca cuku teduh dan tidak menyengat seperti pada pelaksanaan Sholat Iedul Fitri di tempat yang sama pada tahun sebelumnya. Nyaris tidak terdengar bunyi ringtone dari HP para Jamaah yang mungkin sudah menshutdown atau silent, dan ini sangat kondusif sehingga Iedul fitri bisa berjalan dengan syahdu.

Kesadaran para Jamaah untuk mematikan sebentar perangkat Mobilenya (minimal silent) sangat diapresiasi.  Namun ada saja yang membuat ulah anak anak yang masih bersenda gurau bahkan saat ceramah sedang berlangsung.  Memang bawaannya sang anak yang sedang bermain, namun sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan mengawasi anak anaknya dalam momen seperti sholat Idul Fitrie ini aga tidak mengganggu jalannya kekhusyukan ibadah. (Asep Haryono)  
     



URAIAN : Ustad H Ahmad Farhan saat naik mimbar memberikan pencerahan dan hikmah Idul Fitrie kepada jamaah Masjid Babussalam  Foto Asep Haryono
URAIAN : Ustad H Ahmad Farhan saat naik mimbar memberikan pencerahan dan hikmah Idul Fitrie kepada jamaah Masjid Babussalam  Foto Asep Haryono


LEBAR : Pelataran plaza Masjid Babussalam Komplek Duta Bandara ini cukup lebar dan bisa menampung puluhan sampai seratus Jamaah.  Shaf wanita berada dibagian belakang.  Foto Asep Haryono
LEBAR : Pelataran plaza Masjid Babussalam Komplek Duta Bandara ini cukup lebar dan bisa menampung puluhan sampai seratus Jamaah.  Shaf wanita berada dibagian belakang.  Foto Asep Haryono


BERSALAMAN  : Tradisi setelah selesainya sholat Idul Fitri kemudian bersalam salaman. Cara ini dipandang efektif setidaknya bisa bersalaman dan bermaafan secara langsung orang satu komplek dalam satu frame.   Foto Asep Haryono
BERSALAMAN  : Tradisi setelah selesainya sholat Idul Fitri kemudian bersalam salaman. Cara ini dipandang efektif setidaknya bisa bersalaman dan bermaafan secara langsung orang satu komplek dalam satu frame  Foto Asep Haryono

HARU : Haji Rudi memeluk haru seorang jamaah.  Ini bisa menjadi pecerahan buat kita semua, tidak ada yang bisa memastikan akankah kita bersama dia lagi di Ramadhan mendatang atau kita sendiri bisakah bisa ketemu lagi di Ramadhan mendatang?  Hanya Allah SWT Yang Maha Tahu.   Foto Asep Haryono
HARU : Haji Rudi memeluk haru seorang jamaah.  Ini bisa menjadi pecerahan buat kita semua, tidak ada yang bisa memastikan akankah kita bersama dia lagi di Ramadhan mendatang atau kita sendiri bisakah bisa ketemu lagi di Ramadhan mendatang?  Hanya Allah SWT Yang Maha Tahu.   Foto Asep Haryono

SPANDUK  : Ini hanya spanduk Pelaksanaan Sholat idul Fitrie saja  yang saya foto.  Hehe. Foto Asep Haryono
SPANDUK  : Ini hanya spanduk Pelaksanaan Sholat idul Fitrie saja  yang saya foto.  Hehe. Foto Asep Haryono





Catatan Asep Haryono

Tidak terasa waktu berjalan secepat kilat. Dari awal permulaan Silaturahmi antar masjid yang saya lakukan dalam Taraweh Backpacker malam tadi sudah memasuki Ramadhan 1438 Hijriah malam ke 27.  Pilihan hati kali ini jatuh kepada Masjid Besar Islamiyah yang terletak di Jl. Imam Bonjol No.88, Bansir Laut, Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Yang menjadi Khatib sekaligus pemberi Kuliah Sepuluh Menit (Kulsum) nya adalah Bapak Ir H.Nasrullah Chatib MT.

Setelah berbuka puasa dan Shalat Magrib berjamaah di Masjid Munzalan Mubarakatan 2 Serdam , sekitar pukul 18.45 WIB saya sudah berada di plaza Masjid Besar Islamyah itu.  Saya sempat kebingungan mencari tempat Wudhlunya namun berkat informai dari jamaah setempat lokasi wudhlunya ada di bagian belakang.  

Begitu selesai, saya pun memasuki masjid besar Islamiyah yang memang besar bagian dalam Masjidnya yang sudah dilengkapi dengan AC di beberapa sudut, dan beberapa kipas yang menggantung di langit langitnya. Udara di dalam pun cukup baik sirkulasinya, dan saya merasa segar berada di dalamnya.   Sangat recommended untuk beribadah di masjid besar Islamiyah ini di waktu malam seperti qiyamul lail Shalat Taraweh ini.  Sirkulasi udaranya cukup baik dan saya merasa tidak gerah di dalamnya.

Masjid Besar Islamiyah ini lokasinya berada sangat strategis dipinggir jalan dan mudah dilalui oleh berbagai kendaraann dari arah yang berlawanan.  Masjid besar ini sepertinya berada di dalam sebuah kawasan sendiri yang sudah termasuk SMP dan SMA nya. Fasilitas masjid ini antara lain  Masjid yang diperkirakan mempunyai luas 
1.920m2 juga memiliki banyak faslitias yang nyaman untuk jamaahnya seperti halaman Parkir yang luas, Sound System dan Multimedia,  Kantor Sekretariat, Penyejuk Udara/AC, Pembangkit Listrik /Genset, Kamar Mandi/WC,  Perpustakaan dan masih banyak lagi lainnya

Sedangkan untuk kegiatan internal masjid juga tidak kalah semaraknya misalnya Pemberdayaan (BAZIS) atau Zakat, Infaq, Shodaqoh , TPA, Madrasah, Menyelenggarakan Sholat Jumat,  serta agenda kegiatan lainnya seperti 


Mencari Malam Kemuliaan
|Dalam uraian Tausyiah Kulsumnya Bapak Ir H.Nasrullah Chatib MT menyampaikan tema kemenangan bagi umat Islam yang menjalankan Ramadhan dengan niat mengharap ampunan dari Allah SWT.  "Dalam lantunan adzan sholat pun kita disuruh oleh Allah SWT untuk mencapai kemenangan, dan itulah hakiki dari ibadah Saum umat islam di seluruh dunia agar bisa mencapai kemenangan dari segala godaan hawa nafsu" tegas sang khatib.

"Apalagi di malam malam terakhir bulan Suci Ramadhan kita senantias terus meningkatkan amal ibadah kita terus ditingkatkan juga baca Al Qurannya, bersodaqahnya, dan Insya Allah kita bertemu dengan Malam Kemuliaan yakni Lailatul Qadr di mana ibadah yang kita lakukan di malam datangnya Lailatul Qadar itu seperti beribadah selama 1000 bulan atau sekitar 80 tahun, Subhanallah" kata Bapak Ir H.Nasrullah Chatib MT
Bertemu Bapak Kos
Salah satu yang saya sukai dari kegiatan Taraweh Keliling atau bahasa gaulnya Taraweh Backpacker ini adalah bertemunya dengan kawan atau sahabat lama yang sudah puluhan tahun jarang bertemu secara langsung.  Sejak kemarin Alhamdulillah saya sudah bertemu seorang sahabt lama saat saya masih tercatat sebagai mahasiswa, yakni Syaifurrahman.  Sama sama aktif di kegiatan kegamaan kampus kira kira gitu.  Saya sudah hampir 27 tahun tidak jumpa debgan beliau secara langsung.

Yang cukup mengesankan adalah silaturahmi kembali dengan Bapak Kos saya dahulu,  Sebagai informasi saja, saya ngekos di rumah keluarga Bapak Drs Sabirin yang beralamat di komplek Tanjung Sari Nio.143 Pontianak selama kurang lebih 4 tahun dari tahun 1990 - 1994.  Saat itu beliau bertugas sebagai Kesubab Akademik Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura.  

"Eh Asep, masih kenal saya ndak? "
sapa seorang bapak berkain sarung kepada saya setelah sholat Taraweh usai.    "Oh Bapak Sabirin?"  jawab saya, Saya masih ingatan wajahnya walau sekarang beliau terlihat sudah cukup lanjut.  Kami pun bertukar nomor telepon.  Saya ingin sekali mengambil foto beliau padahal Android Samsung J1 saya sudah dalam posisi on.  Namun ntah kenapa saya ragu ragu saat itu. (Asep Haryono)

KULSUM : Kuliah sepuluh menit disampaikan oleh Bapak Ir.H.Nasrullah MT menjelang Shalat Tarawih.  Foto Asep Haryono
KULSUM : Kuliah sepuluh menit disampaikan oleh Bapak Ir.H.Nasrullah MT menjelang Shalat Tarawih.  Foto Asep Haryono

BERKURANG : Sudah seperti tradisi menjelang akhir Ramadhan, masjid sudah mulai berkurang jamaah Tarawehnya begitu pula di masjid Besar Islamiyah ini.  Foto Asep Haryono
BERKURANG : Sudah seperti tradisi menjelang akhir Ramadhan, masjid sudah mulai berkurang jamaah Tarawehnya begitu pula di masjid Besar Islamiyah ini.  Foto Asep Haryono

AKHWAT : Shaf perempuan berada di bagian belakangnya. Masjid Besar Islamiyah ini memang benar benar besar di dalamnya.  Foto Asep Haryono
AKHWAT : Shaf perempuan berada di bagian belakangnya. Masjid Besar Islamiyah ini memang benar benar besar di dalamnya.  Foto Asep Haryono

LUAR :  Masjid Besar Islamiyah diambil gambarnya dari luar menjelang masuk waktu adzan Sholat Isya.  Foto Asep Haryono

Referensi




BUKA PUASA : Ratusan santri bersama tamu undangan berbuka puasa bersama dengan Saprahan,  Foto Asep Haryono
BUKA PUASA : Ratusan santri bersama tamu undangan berbuka puasa bersama dengan Saprahan,  Foto Asep Haryono


Catatan Asep Haryono

Diriwayatkan dalam Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya". Dan bahkan
 imam Bukhari menyebut sebagai keutamaan bagi orang yang mentasuh anak yatim.

Alhamdulillah, Kampung Ramadhan Munzalan Serdam juga turut menggembirakan mereka. Baru baru ini
 Kampung Ramadan Munzalan 2 yang berlokasi di Sungai Raya Dalam Pontianak itu sukses menyelenggarakan Ifthor Akbar atau berbuka puasa bersama dengan sekitar 500 Santri dan Penghafal Alquran  di Masjid Kapal Munzalan Serdam , Ahad kemarin (18 Juni 2017). Momen ini juga sekaligus menandai launching secara resmi Yayasan BaitulMaal Munzalan Indonesia oleh Pimpinan Yayasan Ashabul Yamin Ustad Lukmanulhakim. Acaranya menarik karena tidak sekedar buka puasa bersama namun ada serangkan kegiatan lainnya. Seperti apa kemeriahan acara tersebut berikut catatannya.

Adi Pratomo :  Perang Besar Ekonomi dan Waqaf Produktif
Saya datang di Masjid Kapal Munzalan Serdam sekitar pukul 15.00 WIB dan menjelang masuk waktu Shalat Ashar berjamaah , saat ratusan santri Mu'Tashim Billah (Berpegang teguh di jalan Allah-red) pun mulai berdatangan memasuki masjid yang memang berbentuk yang menyerupai Kapal itu.  "Kami datang dengan Oplet Om, ada beberapa buah yang datang membawa kami bersama pimpinan kami Ustad Yusuf dan Ustad Adi" kata Sulaeman, salah satu santri yang berhasil saya temui sore itu.

"Untuk santri laki lakinya sendiri berjumlah 200 dan untuk santri perempuannya berjumlah 150 semuanya campuran ada yang yatim dan ada pula yang sudah piatu" tegasnya Sulaeman. Untuk peserta IFTHOR AKBAR Ini juga dihadiri oleh anak anak yatim/piatu beberapa pesantren dan pondok lainnya di sekitar Pontianak dan wilayah Kubu Raya Kalimantan Barat.  Ketika saya jelaskan kepada Sulamen bahwa saya sendiri juga sudah tidak memiliki Ayah dan Ibu, bocah itu terdiam.  Melihat ini saya langsung mengalihkan pembicarannya kepada acara Buka Bersama sore itu.

Tepat pukul 17.00 WIB acara pun dimulai. Semua santri, dan tamu undangan duduk duduk di tenda tenda yang sudah disediakan oleh panitia penyelenggara IFHTOR AKBAR Munzalan Serdam. Tenda yang beralaskan papan dilapisi oleh kain tebal atau karpet yang lembut memanjang itu cukup untuk menampung banyak peserta.   Pembukaannya dimulai dengan sambutan dari salah satu pimpinan Munzalan Serdam yakni Bapak Adi Pratama dan Bapak Beni Sulastiyo yang menekankan perlunya kegiatan ini dibudayakan.

"Umat Islam sekarang ini dihadapkan pada perang besar yakni Perang Besar Ekonomi, dan umat Islam harus mampu menjawab tantangan itu" tegas Bapak Adi Pratama yang pernah memberikan pencerahan dan bimbingan teknis bertema "hidup tenang tanpa Hutang" di Munzalan tanggal 14 Juni 2017 yang lalu yang juga saya hadiri saat itu Alhamdulillah. Ustad muda itu pun menjelaskan bahwa 92 persen lahan produktif di Indonesia sudah dikuasai oleh 0,8 persen segelintir penduduk indonesia.

Oleh karena itu, tegas Adi Pratama, Umat Islam dharapkan mampu menggiatkan aktifitas syukur kepada Allah SWT melalui serangkaian amalan yang baik seperti yang tercantum dalam Surat At Taubah : 60, banyak ber infaq dan juga Sadaqah.  "Beramal juga boleh dari waqaf profesi umat, misalnya seorang Notaris bisa saja memberikan akta notarisnya kepada umat dengan sedeqah surat notatisnya, dan banyak lagi." 

Oleh karena itu, tambah Adi Pratama , umat Islam perlu menggiatkan kembali gerakan Waqaf Produktif. "Usia boleh terputus, pahala mengalir terus" kata Adi Pratama.  Beliau mencontohkan jaman Usman Bin Affan yang sampai sekarang masih ada rekeningnya atas nama beliau

"Di Jaman Usman Bin Affan beliau mewaqafkan sebidang sumur air yang jernih, yang kemudian oleh umat dikembangkan menjadi kebun qurma yang selanjutnya berkembang berdiri pabrik dan itu bermanfaat untuk umat" tegas Adi Pratama.   Sebagai informasi, Masjid Munzalan Serdam ini sudah lama menggiatkan gerakan Waqaf Produktifnya antara lain Masjid Kapal Munzalan I di AMPERA dan Pusat Lembaga Produktif berbasis Masjid.
PENYERAHAN WAQAF :  Bapak Hamzah menyerahkan secarfa simbolis Mesin Kangen Water kepada Panitia Kampung Ramadhan Munzalan yang diwakli oleh Bapak H. Muhammad Nur Hasan.  Foto Asep Haryono
PENYERAHAN WAQAF :  Bapak Hamzah menyerahkan secara simbolis Mesin Kangen Water kepada Panitia Kampung Ramadhan Munzalan yang diwakli oleh Bapak H. Muhammad Nur Hasan.  Foto Asep Haryono

Pembukaan tersebut ditutup dengan penyerahan secara simbolis Waqaf dari Bapak Hamzah dan Ibu Susiana yang mewaqafkan 1 buah mesin Kangen Water seharga Rp.40.000.000.   "Sudah lama saya ingin mewaqafkan mesin ini agar bisa dimanfaatkan banyak orang, memang kalau dihitung sih saya rugi, namun untuk kemashalatan umat, Insya Allah saya berikan mesin ini agar semua orang bisa menikmati air yang sehat dan berkualitas"  kata Ibu Susiana dalam sambutan lisannya.

Yayasan BaitulMaal Munzalan Indonesia
Ustad Lukmanulhakim, founding father-nya Yayasan Ashabul Yamin menyampaikan kepada peserta Ifthor Akbar mengenai sejarah singkat awal berdiri Gerakan Infaq Beras.  "Bapak Bapak Ibu semuanya, kami di Munzalan melihat sendiri banyak sekali bantuan berbentuk beras yang sampai di tangan para penerima dalam keadaan yang tidak layak dikonsumsi, sudah berulat , oleh karena itu inisiatif datang dan berdirilah gerakan Infaq Beras ini, dan syukur Alhamdulillah sudah lebih dari 37 lembaga/ponpes/sekolah yang sudah menerima infaq beras ini" tegas Ustad Lukmanulhakim.

Bagaimana cara agar bisa berinfaq Beras ini?  Ustad Lukmanulhakim mengatakan "Hanya dengan berinfaq Rp.1000 sehari bapak ibu bisa didoakan oleh ribuan santri, caranya mudah hanya dengan berinfag seribu rupiah sehari atau Rp.25.000 per bulan saja Bapak Ibu sudah bisa menjadi orang tua asih untuk ribuan Santri binaan kami" .

Dan syukur Alhamdulillah , tambah Ustad Lukmanulhakim, atas izin Allah SWT Gerakan ini sudah berjalan sejak tahun 2012 yang lalu dan saat ini sudah ada 37 Panti Asuhan, Pondok Penghafal Al Quran dan Pondok Penghafal Quran Khusus Tuna Netra yang tersebar di kota Pontianak , Kubu Raya dan Singkawang.  "Alhamdulillah kami juga sudah membuka cabang di Bandung, Jogjakarta dan Jabodetabek" (Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi-red).

Sedeqah Akbar ke 6 berikutnya Insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2017 juga di Pontianak.  "Kalau pada kegiatan sedeqah akbar tahun sebelumnya menghadirkan 1000 an anak yatim, Insya Allah mohon doa bapak ibu semuanya kita coba hadirkan 5000 orang anak yatim kalau perlu kita adakan yang lebih besar lagi di Stadion Bung Karno, kita sewa kapal ramai ramai kesana Amin . Allah hu Akbar"  pekik Ustad Lukmanulhakim

"Terima kasih buat para panitia Ifhor Akbar yang sudah susah payah menyiapkan acara ini dengan baik, abang kakak yang antar buka puasa, yang beresin karpet , yang pegang kabel semuanya untuk kesuksesan acara ini, kami semuanya hanyalah "tukang pos" saja yang menyalurkan sodaqah dan sumbangan para bapak ibu sekalian kepada yang berhak menerimanya, semoga amal ibu bapak kakak abang para panitia diberi balasan yang indah dari Allah SWT, dan sekali lagi jika kakak abang sudah duluan masuk Syurga, jangan lupakan kami kami ya" kata Ustad Lukmanulhakim penuh keharuan dengan air mata yang hampir jatuh dimatanya.  Saya pun ikut terharu

"Bapak Ibu mulai hari ini juga Ahad 18 Juni 2017 atas izin Allah SWT dengan ini saya luncurkan secara resmi Yayasan BaitulMaal Munzalan Indonesia" kata Ustad Lukmanulhakim.   Yayasan ini kelak akan memberikan beasiswa keoada guru guru Al Quran dan para santri generasi kita mendatang ini yang akan memimpin Provinsi Kalimantan Barat agar mendapatkan beasiswa belajar dan Umrah dan Haji hingga ke Mekkah.  "Allah hu Akbar" pekik Ustad Lukmanul Hakim.   Gemuruh para peserta Ifthor Akbar ini sama sama meniakkan Allahu Akbar.  Saya pun merinding mendengarkan pekikan Allah hu Akbar membahana di forum itu.

Tiga Santri Tuna Netra Sabet Juara

Acara sore itu ditutup dengan penyerahan hadiah dan piala kepada para juara lomba lomba yang diselenggarakan oleh Kampung Ramadhan Munzalan Serdam ini.  Ada banyak hadiah hadiah yang sudah disediakan oleh para sponsor acara tersebut seperti Piala tetap, Quran speaker , Sepeda , Baju Gamis , dan sejumlah uang tunai dengan total jutaan rupiah.

Yang menyedot perhatian para hadirin adalah masuknya tiga besar juara I, II, dan III dari peserta Lomba Tahfiz quran dari kelompok Penyandang Tuna Netra yang kesemuanya merupakan perwakilan dari Lembaga Pendidikan Agama Islam (LPAI) Ar Rahmah.  Juara I diraih oleh Safira Atira dengan hafalan 19 Juz,  Juara II Zainuri Wari dengan Hafalan 6 juz dan juara III Siti Farhatun Nufus dengan hafalan 5 juz.   Sang juara, Safira Atira , yang bahkan baru berusia 15 tahun itu kini sedang dalam penyelesaian menuju juz 20.
TUNA NETRA : Para juara Lomba Tahfiz Quran yang kesemuanya penyandang Tuna Netra berfoto bersama para pengurs Yayasan Ashabul Yamin - Munzalan. Foto Asep Haryono
TUNA NETRA : Para juara Lomba Tahfiz Quran yang kesemuanya penyandang Tuna Netra berfoto bersama para pengurs Yayasan Ashabul Yamin - Munzalan. Foto Asep Haryono

Buka Puasa pun dilakukan dengan cara makan bersama yang dikenal dengan sebutan Makan Saprahan.   Makan Saprahan ini adalah tradisi budaya Melayu Pontianak dimana satu tampah atau wadah yang sudah tersaji makanan dan lauk pauk disediakan untuk lebih dari 4 orang dengan duduk melingkar.  Makanan di letakkan ditengahnya, dan disantap dengan menggunakan tangan atau tidak menggunakan sendok.   Sayang sekali saya tidak dapat mengikuti acara ini karena ada keperluan mendadak ke Bandara Udara Supadio selepas Sholat Magrib berjamaah.

IFTHOR AKBAR
adalah sebuah forum yang menjembatani atau mempertemukan antara para donatur dengan anak asuh dan para orang tua asuh yang dikelola oleh Yayasan Ashabul Yamin - Masjid Kapal Munzalan Serdam sejak beberapa tahun yang lalu. Sebagai salah satu kegiatan dari rangkaian aktifitas dakwah dan sosial Program Infaq Beras Masjid Kapal Munzalan Serdam dan Yayasan Ashabul Yamin dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadhan 1438 Hijriah.

Jika bapak ibu kakak abang ingin bergabung menjadi orang tua asuh dalam Gerakan Infaq Beras yang sudah berlangsung sejak tahun 2012 ini sangat mudah cukup hanya dengan Rp.25.000 per bulan saja Bapak Ibu sudah bisa menjadi orang tua asuh untuk ribuan anak yatim dan Penghafal Al Quran.

Silahkan datang langsung Bapak Ibu semuanya ke di Masjid Kapal MUNZALAN Serdam yang beralamat di Jalan Sungai Raya Dalam, Gang Imaddudin Nomor 4 - Kubu Raya.  Call atau SMS-WA 0812-5490-3375. Transfer kepada Rekening BNI Syariah 6089890495 atas nama Baitulmaal Munzalan Ashabul Yamin dan Rekening Bank Muamalat 6210057008 juga atas nama Baitulmaal Munzalan Ashabul Yamin (Asep Haryono)
 
VIDEO : Ustad Lukmanulhakim, pimpinan Ashabul Yamin Munzalan saat menyampaikan presentasi VIDEO awal mula gerakan infaq Beras ini mulai dijalankan.  Foto Asep Haryono
VIDEO : Ustad Lukmanulhakim, pimpinan Ashabul Yamin Munzalan saat menyampaikan presentasi VIDEO awal mula gerakan infaq Beras ini mulai dijalankan.  Foto Asep Haryono

DOA  BUKA PUASA : Ustad Lukmanulhakim, pimpinan Ashabul Yamin Munzalan dan Bapak Haji Muhammad Nur Hasan.  Foto Asep Haryono
DOA  BUKA PUASA : Ustad Lukmanulhakim, pimpinan Ashabul Yamin Munzalan dan Bapak Haji Muhammad Nur Hasan.  Foto Asep Haryono

MAKAN SAPRAHAN : Ratusan santri bersama tamu undangan berbuka puasa bersama dengan Saprahan.  Makan bersama dalam satu wadah,  Foto Asep Haryono
MAKAN SAPRAHAN : Ratusan santri bersama tamu undangan berbuka puasa bersama dengan Saprahan.  Makan bersama dalam satu wadah,  Foto Asep Haryono


Referensi

Catatan Asep Haryono

Setelah sukses menyelenggarakan Subuh Akbar ahad sebelumnya (21 Mei 2017) di Masjid Raya Mujahidin Pontianak menghadirkan Imam Shalat Syekh Essam Al Mizgagi, Imam Masjid SUNDA KELAPA dari Madinah, dan Ust Sardiawan Umar. S.Pdi, M.Pdi.  Pimpinan Pondok Tahfidz Quran Yatim, Piatu dan Dhuafa - HISBAH AL MIZAN  di Pontianak, maka pada putaran ke 2 Subuh Akbar di bulan Suci Ramadhan 1438 Hijriah ini menghadirkan 
Syeikh Muhammad Jaber.   Bagaimana suasana kekhusyukan pelaksanan Subuh AKbar di Masjid Raya Mujahidin Pontianak itu berikut catatannya :

Insiden Salah Paham
Jam menunjukkan pukul 03.30 WIB saat saya sudah bersiap menuju Masjid Raya Mujahidin Pontianak.  Sahur saya cukup dengan memakan beberapa butir buah Kurma dan beberapa teguk air putih, Alhamdulillah, saya pun langsung memacu motor Honda SupraFit saya menuju Masjid terbesar di provinsi Kalimantan Barat itu.  

Tepat pukul 04.00 WIB Alhamdulillah saya sudah berada di dalam areal utama lantai 2 Masjid Raya Mujahidin Pontianak.  Ketika saya datang, belum banyak jamaah yang hadir padahal waktu sudah menunjukkan pukul 04.07 WIB. Mengapa yang hadir sedikit, gumam saya dalam hati.  Ternyata dugaan saya meleset,  tiba tiba saja ruangan utama lantai 2 Masjid Raya Mujahidin Pontianak pun sudah berubah menjadi lautan Jamaah.  Subhanallah.

Ada sedikit insiden kecil terjadi takala tanda waktu Sholat Subuh dimulai (dari jam penghitung mundur digital di Masjid Raya Mujahidin Pontianak), seorang Jamaah memprotes karena Sholat Subuh Berjamaah juga belum dimulaii.  Usut punya usut ternyata 
Syeikh Muhammad Jaber sedang mendrikan Sholat dua rakaat terlebih dahulu.  Sempat sedikit memancing kesalah pahaman, sampai beberapa pengurus Masjid Raya Mujahidin menenangkan jamaah tersebut hingga akhirnya kesalahpahaman ini dapat diselesaikan dengan baik. 

Penghafal Al Quran Tuna Netra
Ustadz 
Luqmanulhakim yang memberikan pengantar di acara Subuh Akbar ini membawa serta beberapa santri dari Rumah Tahfiz Darul Quran yang semuanya merupakan penyandang Tuna Netra (tidak dapat melihat-red). Sebelum kuliah Dhuha oleh Syekh  Muhammad Jaber di mulai,  di dahului terlebih dahulu dengan pembacaan Al Quran oleh Ary,dari Rumah Al-Quran Ar- Rahmah Kota Baru.

Masya Allah, saya sangat terpukau akan kemampuan olah baca Al Quran yang diperagakan dengan sangat baik oleh Ary dari 
Rumah Al-Quran Ar- Rahmah Kota Baru tersebut.  Dengan keterbatasannya tidak dapat melihat (tuna netra-red) beliau membaca Surah Al Hasyr (pengusiran) dengan menggunakan jari jari tangannya di atas kitab suci Al Quran.  Sekilas memang mirip dengan membaca huruf latin dengan Braile, tapi ini Al Quran.

"Itulah sahabat semua yang dirahmati oleh Allah SWT, teman teman dari 
Rumah Al-Quran Ar- Rahmah Kota Baru ini mampu melantunkan Surah Al Quran dengan sangat baik bahkan menjadi penghafal Al Quran walaupun tidak dapat melihat karena mereka menyandang tuna netra, nah bagimana dengan kita yang diberikan Allah SWT mata yang sehat tapi tidak mau meluangkan waktuny untuk membaca Al Quran" kata Ustadz Luqmanulhakim.

Ustadz muda yang juga pimpinan Masjid Kapal Munzalan Mubarakatan 1 Sungai Raya Dalam Pontianak itu juga mengutip Surah Taha (20) ayat ke 124 yang artinya " Dan barang siapa berpaling dari peringatan KU (kata Allah), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dana kelak akan kami (ALLAH) bangkitkan dalam keadaan Buta". udah mudahan, tambah 
 Ustadz Luqmanulhakim, kita tidak termasuk ke dalam golongan orang orang yang lupa akan peringatan Allah SWT.

Sholat Subuhnya itu sendiri dipimpin langsung oleh Syekh Muhammad Jaber yang juga Imam Masjid Nabawi.   Ada suasana yang berbeda saat beliau memimpin Sholat Subuh berjamaah.  Alunan suara dari ayat suci Al Quran yang beliau bacakan terasa begitu menyejukkan dan mendamaikan.  

Ustadz Luqmanulhakim pun menambahkan ada sensasi Sholat di Makkah hadir di dalam Masjid Raya Mujahidin Pontianak  "Bapak Ibu yang kebetulan belum Umrah atau Haji, inilah suasana Sholat di Makkah hadir di masjid Raya yang mulia Masjid Mujahidin Pontianak ini karena beliau juga Imam Masjid di Makah dan Madinah, Allahu Akbar".    Jamaah pun menyambut dengan pekikan Allah hu Akbar bergema di dalam kubah besar Masjid Raya Mujahidin Pontianak


Mari Mencintai Al Quran
Taklimat Subuh selama kurang lebih 10 menit di bawakan secra langsung oleh Habib Iskandar Alkadrie, ketua Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Kalimantan Barat.  Dari awal saya duga isi taklimat beliau penuh dengan gegap gempita dan semangat berapi api namun ternyata tidak. Dalam uraian Taklimat singkatnya 
Habib Iskandar Alkadrie  menekankan  pentingnya Bersyukur ke Hadirat Allah SWT atas nikmat nikmat yang ada.

"Tetaplah Istiqamah di Jalan ALLAH SWT terutama atas segala nikmat dan kenikmatan yang kita rasakan sekarang ini nikmat Sehat seperti penglihatan dan mata yang sehat untuk melihat " tegas Habib yang bertubuh gempal dan bersuara berat itu.  

Oleh karena itu, tega Habib, sungguh sangat merugi jika kita punya penglihatan  yang baik namun tidak juga mampu meluangkan waktunya untuk membaca Kita Suci Al Quran.  Kita sehrusnya malu pada Allah SWT karena memiliki penglhatan yang baik namun tidak juga membaca Al Quran. "Teman teman kita yang tidak dapat melihat atau Tuna netra saja mampu melakukannya bahkan menjadi penghafal ber jus jus Al Quran, mengapa kita tidak (mampu), tegas Habib.


Tekadkan Niat Kuat
Puncak acara Subuh Akbar Berjamaah pun sampai pada puncaknya yakni mendengarkan ceramah dari Syeikh Muhammad Jaber. Siapakah Syeikh Muhammad Jaber itu?.  

Sedikit profil daripada beliau adalah 
Syeikh Muhammad Jaber  Selain memegang sejumlah lembaga penting seperti Pengurus Yayasan Syekh Ali Jaber yang dipimpinnya, beliau juga merupakan pendiri Rumah Tahfiz Darul Quran  dan Ketua Perkumpulan Huffaazh ASEAN. Adik kandung dari Syekh Ali Jaber ini juga tercatat pernah menjadi Iman Masjid Sunda Kelapa Jakarta dari tahun 2012 - 2014 dan ketua Program Pendidikan Mahir dengan Al Quran.

"Ada 30 hari di bulan Ramadhan kareem, dan ada 30 just dalam kitab Suci AL Quran, dan membaca atau menghafal 1 jus saja dalam Al Quran tidak sampai 1 sampai 2 jam, yakinlah Insya Allah" tegas  Syeikh.    Beliau juga menekankan untuk perlunya menetapkan NIAT yang kuat di dalam hati dan bersungguh sungguh untuk membaca dan mengkaji Al Quran.  "Semuanya itu harus dilandasi dengan niat yang kuat untuk meluangkan diri mencintai Al QURAN dan menjdi Ahlul Quran" tegas 
Syeikh Muhammad Jaber


SUBUH AKBAR :  Shalat Subuh part 2 di Masjid Raya Mujahidin Pontianak yang menghadirkan Syeikh Muhammad Jaber dipadati lautan Jamaah. Foto Asep Haryono

Dalam uraian hikmahnya tersebut, Syeikh Muhammad Jaber menekankan bahwa Bulan Suci Ramadhan juga merupakan bulan Latihan dan bulan melatih diri kita semua agar tetap ISTIQAMAH dalam memakmurkan masjid masjid Allah di muka bumi.

 "Subuh Akbar di Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini menjadi momentum untuk bangkit kembali hadir ke Masjid dan memakmurkan masjid masjid Allah di muka bumi" kata Syeikh.

Ahlul Quran bukan berarti harus hafal 30 Jus karena memang tidak wajib, namun bagaimana keinginan dan tekad yang kuat dari kita masing masing untuk mulai mencintai Al Quran, membaca dan mengamalkan Al Quran" kata Syeikh.   Mulai sejak hari ini, Subuh di masjid ini, kata Syeikh, mulailah kita dari sekarang untuk datang ke Masjid, makmurkan masjid masjid Allah dengan segala kemampuan kita masing masing.  Aamin Ya Rabbal Alamin.

Bagian Penutup
Acara Subuh Akbar Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini diutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh langsung oleh Syeikh Muhammad Jaber. Seperti pada penyelenggaraan Subuh Akbar sebelumnya, juga di adakan pengumpulan kotak Amal secara spontan oleh para Jamaah Masjid Raya Mujahidin Pontianak.

Sebagai laporan pertanggung jawaban, hasil pengumpulan kota amal dan infaq Sadakah pada penyelenggaraan Subuh Akbar Part 1 ahad lalu tercatat saldo akhir adalah berjumlah Rp. 9.579.000 (Sembilan Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah).   Hasil VOTING Ustad yang akan diundang untuk Subuh AKbar mendatang Insya Allah akan mendatangkan Ustad Adi Hidayat.  Ustad Yusuf Mansur sendiri sudah mengkonfirmasikan Insya Allah beliau hadir di Pontianak pada tanggal 23 juni 2017 mendatang. (Asep Haryono)



AKLIMAT : Shalat Subuh sekaligus tausyiah atau taklimat dipimpin langsung oleh Syeikh Muhammad Jaber . Foto Asep Haryono
TAKLIMAT : Shalat Subuh sekaligus tausyiah atau taklimat dipimpin langsung oleh Syeikh Muhammad Jaber . Foto Asep Haryono

KULIAH SUBUH : Kuliah Subuh oleh Habib Iskandar Alqadrie, ketua Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Kalimantan Barat.  Foto Asep Haryono
KULIAH SUBUH : Kuliah Subuh oleh Habib Iskandar Alqadrie, ketua Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Kalimantan Barat.  Foto Asep Haryono
HAFIZ QURAN : Pembukaan "Basmalah" oleh MC Ustadz Luqmanulhakim. Sebelah kanan beliau adalah para penghafal Al Quran dari Taman Quran Pontianak yang semuanya tuna netra. Foto Asep Haryono
HAFIZ QURAN : Pembukaan "Basmalah" oleh MC Ustadz Luqmanulhakim. Sebelah kanan beliau adalah para penghafal Al Quran. Pembacaan Al Quran oleh Ary, dari Rumah Al-Quran Ar- Rahmah Kotabaru Foto Asep Haryono 

LAYAR BESAR : Shalat Subuh ini dilengkapi dengan layar lebar dan besar agar jamaah di belakang bisa menyimak dengan baik. Muhammad Jaber . Foto Asep Haryono
LAYAR BESAR : Shalat Subuh ini dilengkapi dengan layar lebar dan besar agar jamaah di belakang bisa menyimak dengan baik. Muhammad Jaber . Foto Asep Haryono


SWAFOTO: Seorang Jamaah Shalat Subuh Akbar ini tertangkap kamera sedang ber-swafoto (Selfie) ditengah acara Subuh Akbar olehhsa menyimak dengan baik. Muhammad Jaber . Foto Asep Haryono
SWAFOTO: Seorang Jamaah Shalat Subuh Akbar ini tertangkap kamera sedang ber-swafoto (Selfie) ditengah acara Subuh Akbar olehhsa menyimak dengan baik. Muhammad Jaber . Foto Asep Haryono


TERTIDUR : Seorang Jamaah Shalat Subuh Akbar ini tertangkap kamera tertidur  pulas dalam posisi duduk bersila, Atau dia sedang membayangkan THR sampai tertidur? . Foto Asep Haryono
TERTIDUR : Seorang Jamaah Shalat Subuh Akbar ini tertangkap kamera tertidur  pulas dalam posisi duduk bersila, Atau dia sedang membayangkan THR sampai tertidur? . Foto Asep Haryono


SWA FOTO :  Biar tidak dibilang HOAX , saya pun berfoto diri berdua  bersama Habib Iskandar Alqadrie, ketua Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Kalimantan Barat     Foto Asep Haryono
SWA FOTO :  Biar tidak dibilang HOAX , saya pun berfoto diri berdua  bersama Habib Iskandar Alqadrie, ketua Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Kalimantan Barat     Foto Asep Haryono


Catatan Asep Haryono

Tidak terasa traveling religi saya dalam rangka menyemarakkan ibdah bulan Suci Ramadhan 1438 Hijriah masuk ke malam ke 16 (Enam Belas), dan pilihan hati saya kali ini jatuh pada Masjid Nurul Falah Dusun Wonodadi Jl Supadio Kubu Raya Kalimantan Barat.

Selepas buka puasa di Masjid Al Muhtadin Universitas Tanjunpura Pontianak saya pulang ke rumah dahulu untuk mandi dan berganti pakaian. Sejemal kemudian langsung meluncur ke TKP dengan jarak tempuh lebih kurang sepuluh menit.  Apa keistimewaan dari Masjid Nurul Falah ini dan  bagaimana susana Taraweh Berjamaah di Masjid ini berikut catatannya

Ruangan Berhawa Segar
Sebelumnya saya sudah "survey" secara tidak langsung di Masjid Nurul Falah ini saat Shalat Jumat (9 Juni 2017-red), dan sudah merasakan betapa segarnya udara di dalam Masjid Nurul Falah Wonodadi Kubu Raya ini.

Apakah karena banyaknya kipas angin yang terpasang di langit langit Masjid Nurul Falah ini? Ataukah memang ventilasi udara dan jendela di sisi kiri dan kanan Masjdi Nurul Falah inidengan bebas menyaring semua udara pengab di dalamnya? Walllahu Alam.

Beda dengan masjid masjid lainnya ya
 yang tertata dengan baik sehingga wind flows (arus angin) berhembus ng penataan ruangan di dalamnya yang kelewat "nyaman" sehingga membuat orang tertidur pulas.

Beberapa masjid memang tidak mengizinkan para jamaah yang tidur tiduran di dalam masjid. Walaupun selama berlangsungnya Ramadhan, tidurnya orng yang berpuasa adalah Ibadah, namun ini jangan ditafsirkan secara konyol. Masa Ramadhan diisi dengan tidur  aja sih. Nggak donk.   Di malam Ramadhan ke 10 yang kedua ini mari kita tingkatkan ibadah kita, tadarus Quran dan lain sebagainya ya.

Nah kembali ke suasana segar itu tadi.  Begitu Taraweh di Masjid Nurul Falah ini selesai, sirkulasi udara di dalam masjid tetao terpelihara dengan baik. Saya merasa segar dan tidak merasa gerah dari mulai mendidikran Sholat Isya berjamaah hingga selesainya rangakai Shalat Tarawih diikuti dengan pelaksanaan Shalat Witir.   Total jumlah rakaan di Masjid Nurul Falahh ini berjumlah 20 ditambah dengan Witir menjadi 23.

Dituntun Seperti Ijab Kobul
Dari malam pertama Ramadhan 1438 Hijriah hingga saat tulisan ini tayang di blog kesayangan saya www.simplyasep.com , di masjid Nurul Falah inilah para Jamaah dituntun dalam membaca lafadz Niat Puasa Ramadhan di Esok harinya :


نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى


NAWAITU SHAUMA GHODIN 'AN ADAA'I FARDHI SYAHRI ROMADHOONA HAADZIHIS SANATI LILLAHI TA'ALA

Dituntun oleh salah seorang Jamaah yang ditunjuk  Saat itu saya berada di belakangnya tidak tahu secara persis siapa yang memimpin Lafadz Niat Puasa Ramadhan ini.  Namun ini termasuk unik juga karena baru kali ini, selama masa kampananye Taraweh Keliling ala Taraweh Backpacker saya ini, yang pembacaan Niat Puasa Ramadhan nya dituntun seperti ijob kobul.  Bagi saya itu temasuk catatan yang menarik.

Mulai ada "Kemajuan"

Satu hal yang membuat saya cukup galau adalah menyaksikan satu persatu jamaah "mundur" teratur pada saat Rakaat Taraweh ke angka 8 (delapan). Saya mempunya pemikiran positif barangkali Jamaah yang mundur teratur dari barisan shaf shalat adalah mereka yang ingin rakaatnya 11 saja, jadi begitu sudah masuk hitungan ke 8 Rakaat Taraweh, mereka memutuskan keluar dari Barisan Shalat dan bergegas pulang. Dugaan saya adalah mereka menyempurnakannya menjadi 11 Rakaat di tempat lain, di rumah atau ditempat yang mereka sukai.  

Namun tidak urung juga saya mulai merasa galau melihat "preview" dari ujung Ramadhan ini (Wallahu alam, semoga Allah SWT mengizinkan kita semua hingga ke akhir Ramadhan- meraih kemenangan-red) yang mulai ditinggalkan jamaahnya.  

Sudah bukan rahasia lagi, menjelang memasuki hari akhir atau penghujung bulan suci Ramadhan ini jamaah di masjid masjid mengalami "kemajuan" yang signifikan. Maksud dari "kemajuan" di sini adalah arti kebalikan dari yang sesungguhnya.  "Kemajuan" dalam barisan shalatnya alias Jamaah mulai sepi.   Pada sibuk bikin kue lebaran, pada shopping kebutuhan lebaran, atau apa? Saya serahkan kepada anda semua untuk memberikan penafsiran dan penilaiannya masing masing.

Perluasan Masjid
Saya sempat bertanya kepada salah seorang Jamaah Sholat Jumat di Masjid Nurul Falah ini mengenai bangunan yang sedang dibangun di sebelah kiri masjid. "Oh ya ini perluasan saja, untuk membangun satu lagii untuk memperluas daya tampung jamaah masjid Nurul Falah ini, atau untuk juga dipergunakan untuk keperluan lain" kata salah seorang jamaah shalat Jumat yang berhasil saya temui.

Dananya sendiri diambil dari berbagai sumber, tegas bapak itu. "Bisa diambil dari kas masjid atau dari sumbangan para jamaah" kata bapak itu tadi menjawab pertanyaan saya mengenai anggaran yang diambil dalam rangka membangun perluasan masjid Nurul Falah ini.

Nah para pembaca blog saya yang budiman. Jika anda ingin membantu dipersilahkan saja.  Sisihkan sebagaian rezeki anda agar mereka bisa dengans segera membangun untuk perluasan masjid Nurul Falah Wondadi Kubu Raya Kalimantan Barat ini.


Segera Hubungi Panitia : Iwan Supingi (085752819361 - 082153655068),  Lilik Suharto SE (082151137422 - 085705387003) dan  Kushartono S.Sos (0816222941 / 085350778879 ) setiap saat.    Apa pun yang ingin anda sampaikan ata tanyakan silahkan menghubungi tiga nama Panitia Pembangunan Masjid Nurul Falah tersebut.

Jika ingin mentransfer bantuan untuk Masjid Nurul Falah secara langsung juga diperlilahkan.   Kirimkan kepada  Rekening BANK KALBAR, Norek 182-504-0893
An. Masjid Nurul Falah.  Jangan lupa kabarkan atau konfrmasikan bantuan anda kepada tiga nama Panitia Pembangunan/Perluasan Masjid Nurul Falah yang sudah ditunjuk di atas.  Semoga amal ibadah dan sumbangan anda mendapat ganti yang lebih baik dan berlimpah dari Allah SWT.  Aamin Ya Rabbal Alamin.  (Asep Haryono)

Referensi :


  • Lafadz Niat Puasa Ramadhan Lengkap Arab, Latin dan Terjemahannya - http://www.blogkhususdoa.com/2015/05/lafadz-niat-puasa-ramadhan-lengkap-arab-arab-latin-dan-terjemahannya.html

MALAM : Masjid Nurul Falah Wonodadi Kubu Raya sesaat sebelum dimulainya Sholat Isya dan Taraweh diambil fotonya terlebih dahulu. Foto Asep Haryono
MALAM : Masjid Nurul Falah Wonodadi Kubu Raya sesaat sebelum dimulainya Sholat Isya dan Taraweh diambil fotonya terlebih dahulu. Foto Asep Haryono

TARAWEH :  Setelah Isya berjamah selesai kemudian langsung dengan Taraweh 23 rakaat.  Tidak ada Kuliah sepuluh Menit (Kulsum) atau Kuliah Tujuh Menit (Kultum). Foto Asep Haryono
TARAWEH :  Setelah Isya berjamah selesai kemudian langsung dengan Taraweh 23 rakaat.  Tidak ada Kuliah sepuluh Menit (Kulsum) atau Kuliah Tujuh Menit (Kultum). Foto Asep Haryono

TEBAL :   Ada kain pembatas untuk jamaah sholat perempuan yang tebal dan tidak tembus pandang oleh mata Jamaah laki laki.  Satu poin keunggulan dari Masjid Nuru Falah ini. Foto Asep Haryono
TEBAL :   Ada kain pembatas untuk jamaah sholat perempuan yang tebal dan tidak tembus pandang oleh mata Jamaah laki laki.  Satu poin keunggulan dari Masjid Nuru Falah ini. Foto Asep Haryono

PERLUASAN:   Inilah bangunan yang rencananya akan segera dilselesaikan. Letaknya di samping Masjid Nurul Falah. Bantuan anda diharapkan agar perluasan masjid mereka bisa selesai tepat waktunya,  Foto Asep Haryono
PERLUASAN:   Inilah bangunan yang rencananya akan segera dilselesaikan. Letaknya di samping Masjid Nurul Falah. Bantuan anda diharapkan agar perluasan masjid mereka bisa selesai tepat waktunya,  Foto Asep Haryono

SPANDUK :  Spanduk besar membentang di kaca masjid Nurul Falah Wonodadi Kubu Raya Kalbar ini.   Anda ingin menyumbang silahkan langsung kepada mereka. Foto Asep Haryono
SPANDUK :  Spanduk besar membentang di kaca masjid Nurul Falah Wonodadi Kubu Raya Kalbar ini.   Anda ingin menyumbang silahkan langsung kepada mereka. Foto Asep Haryono
 

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia