Tag :
pesona kulminasi matahari,
Pontianak,
reportase
- Asep Haryono | Pesona Kulminasi Matahari 2017 Meriah - Powered by Blogger
![]() |
TANPA BAYANGAN : Saat jam menunjuk 11.35 WIB Matahari tepat tanpa bayangan dalam Pesona Khatulistiwa 2017 di kawasan Tugu Khatulistiwa Pontianakk. Foto Syahrul Sani |
Reportase Asep Haryono / Photographer Syahrul Sani
Dalam kata sambutannya Edi Rusdi Kamtono menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Walikota Pontianak Sutardmiji yang kebetulan saat ini tidak berada di Pontianak
"tentunya momentum peringatan di mana matahari berkulminasi yang hanya ada satu satunya di Indonesia di kota Pontianak pas di tengah kota ini setiap tahun ini setiap tahun 2 kali kejadiannya yakni antara taggal 21-23 Maret dan 21-23 September ini dijadikan agenda momentum tetap tahunan dalam rangka kita ingin menggali potensi kota Pontianak sebagai kota Khatulistiwa yang hanya ada satu satuya di Indonesia yang dengan dirangkai kegiatan budaya, olah raga dan iptek " kata Edi Rusdi Kamtono.
Edi menambahkan pemkot selalu memberikan ruang yang seluas luasnya bagi siapa pun di muka bumi ini untuk terus berkreasi dan melakukan inovasi inovasi dalamrangka untuk menciptakan kreaitifitas berkaitaan dengan momentum ititk titik kulminasi ini.
"Di sini juga telah hadir dari Discovery Channel yang nantinya akan di buat documentary dan divideokan untuk dijadikan dokumen dan disiarkan di Discovery channel dan ini lasti akan ditonton oleh masyarakat dunia" kata Edi Rusdi Kamtonio.
"Marilah kita jadikan momentum ini menjadi kegiatan yang menarik dan ini kita juga akan memberi ruang untuk para pelaku ekonomi kreatif berkreasi menciptakan inovasi untuk pengembangan ekonomi kreatif , dan alhamdulillah kawsan Tugu Khatulistiwa ini setiap tahun kita berbenah dan master plan sebenarnya di sini lengkap jadi Khatulistiwa Park ya ada hotel bintang 5 ada water park atau kolam renang dan ada hutan khas yang ada di Kalimantan Barat dan sekarang akan terus dan semakin berlanjut" kata Edi
" mudah mudahan ke depan dengan waktu yang tidak terlalu lama kawasan ini menjadi destinaswi wisata unggulan tidak hanya kota Pontianak tetapi kalimantan Barat dan bagi para tamu tamu yang baru datang ke kota Pontianak silahkan nikmati hawa udara di kota pontianak di tugu ini, dan saya berharap pada semuanya untuk sama sama semoga kita diberikan rahmat dan kesehatan diberkahi dan nantinya kepada para tamu tamu akan diberikan setifikat telah melewati kota Khatulistiwa" pungkas Edi Rusdi Kamtono.
APBD Dispora Tahun 2017
Ketua Panitia Pelaksana Pesona Kulmimasi Matahari 2017 sekaligus kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kota Pontianak Ir.H.Syarif Saleh mengatakan bahwa maksud dan tujuan Pesona Kulmimasi Matahari 2017 ini adalah mempromosikan obyek dan daya tarik wisata kota Pontianak khususnya kawasan Tugu Khatulistiwa.
"memberikan ruang yang lebih luas kepada para pelaku Sub sektor ekonomi kreatif untuk berekspresi dan berkreasi untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat kota Pontianak kepada Tugu Khatulistiwa dan akan mempromosikannhya sebagai daerah tujuan wisata di kota Pontianak, memberikan hiburan kepada masyarakat luas dengan pertunjukan seni budaya dan kreatifitas lainnya" kata Syarif Saleh.
Dia mengatakan tema kali ini adalah "Pontianak kota Khatulistiwa Menuju Masyarakat Kreatif Yang Berdaya Saing" dengan menggunakan pendanaan yang dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Tahun Anggaran 2017. Sedangkan wakru dan pelaksanaan , tambah Syarif Saleh, dilaksanakan dua kali yaitu pada bulan Maret dan bulan September yang dilaksanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 21 sampai tanggal 23 September 2017 di kawasan Tugu Khatulistiwa.
"Dari data yang didapat dari BMKG Kota Pontianak detik detik Matahari berkulminasi antara lain tanggal 21 September 2017 pada pukul 11.36 WIB, tanggal 22 September 2017, pada pukul 11.35 WIB, tanggal 23 September 2017 pada pukul 11.35 WIB" kata Syarif Saleh.
Seruling ParitDia menjelaskan rangkaian acara Pesona Kulminasi Matahari 2017 ini antara lain pada hari pertama tarian dengan tema "Ice On Us" oleh Sanggar Kijang Berantai (KIber) dengan menampilkan 8 tarian, kemudian tarian dengan tema Nuanas Gemilang di Bumi Khatulistiwa oleh Sanggar Andari, pada hari kedua tarian dari Ikatan Mahasiswa Seni (Ikanmas) Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak, Angklung Pesus Magician merupakan kolaborasi antara pemain Angklung dari Sparagita Angklung, dan permainan sulap dari komunitas maqic Kalimantan Barat, hari ketiga pertama acara seremonial pembukaan, pertunjukan tarian dari Sanggay Bougenville, Pertunjukan Musik Sape Dari Feri Sape , Pertunjukan tarian dari Sanggar Administrasi Bisnis Politeknik Pontianak , hiburan permainan rakyat dari Formi kota Pontianak, kemudian pertunjukan tarian dari sanggar Bougenville.
Turut hadir dalam acara Pesona Kulminasi Matahari 2017 di Kawasan Tugu Khatulistiwa ini antara lain para anggota DPRD Kota Pontianak , PJ Sekda beserta jajaran UPD di lingkungan Pemerintah kota Pontianak , Undangan dari Universitas Tanjungpura , Universitas Pancabhakti, BUMN , BUMD serta tamu tamu dari luar kota Pontianak seperti Daerah Istimewa Aceh , Jakarta, Kuching, dan Kuala Lumpur.
Acara puncak Pesona Kulminasi Matahari 2017 ini juga diliput oleh Discovery Channel yang menyiarkan secara langsung dan mendokumentasikannya ke seliruh dunia.
Yang unik dari rangkaian acara pembukaan Pesona Kulminasi Matahari 2017 di Kota Pontianak ini adalah penampilan "Seruling Parit" oleh dimainkan tim Kreasi Sungai Putat (KSP).
Bunyi suara dan resonansi alunan dari “Seruling Parit” membuat decak kagum ratusan pengunjung yang datang memadati acara pembukaan Pesona Kulminasi Matahari 2017 di Kota Pontianak ini. Dalam berbagai riwayat disebutkan Seruling parit ini sudah lama tidak diperdengarkan lagi, dan sudah lama menjadi warisan budaya yang nyaris terlupakan yakni sebagai sarana penanda para pedagang yang menjajakan dagangannya di Sepajang Parit Putat itu telah datang
Dengan kata lain sejak jaman dahulu kala seruling parit ditiupkan para pedagangan sebagai tanda bahwa mereka telah datang, sedangkan parit adalah jalur air yang biasa digunakan para pedagang dalam menjaja dagangannya di rumah rumah penduduk.
Salah seorang pengunjung yang datang menyaksikan Pesona Kulminas Matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa ini adalah Bambang dari Jakarta.
"Saya dan teman teman kebetulan datang ke Pontianak ini karena sedang ada bisnis denga mitra, dan baru tau kalau ada kegiatan Pesona Kulminas Matahari di kawasan Tugu Khatulistiwa seperti ini, dan ini merupakan kunjungan kamii yang pertama ke Pontianak, dan saya merasa senang sekali, dan sangat kagum akan perpaduan budaya dari 3 etnis yang berbeda tetap rukun di sini, dan itu yang saya suka" kata Bambang
.
Saat Kulminasi
Begitu jam menunjukkan pukul 11.35 WIB sesuai dengan perhitungan BMKG Kota Pontianak, memang benar benar terjadi fenomena tanpa bayangan. Baik pak Edi Rusdi Kamtono dan Sultan Pontianak berusaha mendirikan 23 telur yang ada di lokasi yang menjadi titik puncak acara tanpa bayangan ini.
23 telur ini melambangakan tanggal 23 September 2017 sebagai puncak acara pelaksanaan Pesona Kulminasi Matahari 2017 ini. Pak Edi Rusdi Kamtono ternyata berhasil membuat telur berdiri tegak dan tanpa bayangan dan begitu juga dengan Sultan. Dari 23 telur yang dicoba untuk didirikan ternyata hanya 14 telur saja yang berhasil (didirikan).
Masyarakat kota Pontianak yang diperkirakan berjumlah ratusan itu mulaii tidak sabar untuk menyerbu ke titik kulminasi. Mereka mulai turun dari tribun tempar duduknya dan beramai ramai mendatangi titik tanpa bayangan. Banyak warga yang berswafoto dan banyak warga yang berusaha mendekat dan mengabadikan momen langka yang terjadi setahun dua kali ini.(Asep Haryono).
Photo Gallery
Photographer Syahrul Sani
![]() |
MENYEMUT : Ratusan warga mulai menyerbu 23 telur yang dicoba didirikn saat jam menunjuk pukul 11.35 WIB saat puncakk Kulminasi. Foto Syahrul Sani |
![]() |
SAPE: Penampilan alat musik Sape oleh Fery Sape yang memukau. Foto Syahrul Sani |
![]() |
WISATAWAN ASING : Beberapa wisatawan asing datang lebih awal dan mengambil foto foto titik tengah lokasi acara sebelum memasuki waktu kulminasi. Foto Syahrul Sani |