Tag :
Keseharian,
Pontianak
- Asep Haryono | Tazkia Berhasil Jalani Operasi Kecil Di Tumit Kakinya - Powered by Blogger
SIMPLYASEP.COM Seperti pada umumnya anak anak paling suka bermain dengan kawan sebayanya tidak perduli mau cuaca panas ataupun hujan bahkan tidak jarang anak anak suka bermain di bawah siraman hujan atau bermain "hujan hujanan". Para orang tua tentulah akan merasa kuatir kalau kesehatan anak anaknya terganggu akibat bermain dalam cuaca hujan seperti itu.
Dan anak anak juga pada umumnya sangat suka bermain dengan tanpa menggunakan alas kaki baik itu berupa sepatu dan atau sendal. Sudah menjadi lazim dan sudah menjadi semacam kebiasaan kalau anak anak sangat senang bermain dengan telanjang kaki.
Namun mulai dari sekarang para orang tua sebaiknya memperhatikan hal ini karena resiko terinjak atau menginjak benda t ajam saat bermain tanpa alas kaki sangat besar. Dan ini terjadi pada anak perempuan saya, Tazkia, sampai harus menjalani operasi di rumah sakituntuk mengeluarkan "benda asing" di tumit kaki sebelah kiri. Bagaimana itu bisa terjadi, berikut ini adalah catatan pengalamannya.
Kronologi Peristiwa
Suatu hari anak perempan saya mengeluh pada tumit kaki sebelah kirinya yang terasa perih saat berjalan. Dia berjalan dengan tumit kaki diangkat dan itu dirasakannya selama beberapa hari. Tadiknya saya selaku orang tuanya dan juga bundanya tidak menaruh curiga sama sekali.
Namun setelah ditanyakan langsung kepadanya, barulah anak perempan saya bercerita kalau kakinya terasa sakit jika berjalan, namun mungkin karena usianya yang masih kecil dia tidak dapat menceritakan secara teknis atau deil mengapa kakinya terasa sakit saat berjalan.
Kami selaku orang tua pun memerika bagian kaki yang mana yang dirasakan sakit oleh Tazkia. Akhirnya penyebab sementara diketahui kalau yang menjadi sumber rasa sakit di kakinya berasal dari tumit kaki sebelah kirinya. Ketika disentuh dengan jari tangan terasa sakit. Kuatir situasinya akan menjadi buruk seperti infeksi, maka kami selaku orangtua membawanya untuk memeriksakan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) terdekat yang terletak di kawsan Jalan Bansir Pontianak Tenggara
Hasilnya kami diminta untuk segera ke rumah sakit UNTAN (Universitas Tanjungpura) Pontianak agar mendapat penanganan yang lebih baik dan didukung dengan peralatan medis yang lebih modern.
Singkat cerita, Kami pun mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas Tersebut, dan ke esokkan harinya , mungkin sekitar jam 08.00 WIB Pagi hari, kami membawa pula putri kami ke Rumah Sakit UNTAN.
Karena masih dalam suasana bulan Ramadhan dan juga masih dalam suasna Pandemi COVID-19, kami diminta wajib mengenakan MASKER selama berada di dalam Rumah Sakit UNTAN Jika kami tidak menggunakan masker, siapa pun itu tidak akan dilayani. Ini sudah menjadi protokol kesehatan yang wajib dipatuhi semua pasien dan pengunjng.
Setelah itu kami mengurus ke Bagian Administrasi dan pendaftaran terlebih dahulu. Alhamdulillah keluarga kami sudah menjadi peserta BPJS-Kesehatan , dan ternyata hasil pemeriksaan di ruang ICU dan sudah dilakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi kaki putri saya itu diputuskan untuk dilakukan Operasi Kecil. ya Operasi kecil untuk mengeluarkan benda yang menyebabkan rasa sakit dan perih di kakinya saat berjalan.
Kami pun langsung book kamar. Sesuai dengan ketentuan dalam kepesertaan kami di BPJS-Kesehatan, anak perempuan kami itu berhak mendapatkan Kamar Kelas 1. Semua perlengakapan menginap sudah tersedia karena Dokter yang memeriksanya menganjurkan agar segera dilakukan operasi, dan keluarga dapat mendampinginya selama menginap di rumah sakit. Kami sangat senang karena faslitas yang ada di Rumah Sakit UNTAN cukup baik. Kami menempati Kamar yang berada di lantai III , dan sudah tersedia lift juga di rumah sakit tersebut
Jalani Rapid Test
Sebelm dilakukan operasi pengkatan benda asing yang menyebabkan rasa sakit di tumit kami anak perempan saya, Tazkia, diminta untuk dilakukan Rapid Test terlebih dahulu
Bagi yang belum tahu apa itu Rapid Test pada prinsipnya adalah salah satu cara atau metode awal untuk mendeteksi jika ada gejala atau tanda tanda yang ada dalam tubuh yang mengarah kepada gejala Virus Corona atau COVID-19 dengan cara memeriksa daya ketahanan tubuh atau antibodi yang ada dalam tubuh anak perempuan saya itu.
Kalau diibaratkan sebagai sistim pertahanan negara, maka antibodi yang ada dalam tubih anak perempuan saya seperti Tentara yang menghadang serangan musuh yang datang menyerang. Antibodi itu bisa berupa unsur darah putih yang berperang melawan virus yang mau menyerang dalam hal ini Virus Corona atau COVID-19
Sel darah putih inilah yang kemudian lazim disebut dengan antibodi alami dan Rapid Test inilah akan memeriksa sampel darah yang diambil dari tubuh anak perempuan saya - apakah ada antibodinya. Antibodi inilah, seperti yang sudah saya sebutkan di atas yang berfungsi memerangi, menangkis bahkan mencegah perkembangan Virus COVID-19; Dan syukur Alhamdulillah hasil Rapid Test menunjukkan negatif, dan jika pun ada maka masuk dalam kelompok non reaktif.
Operasi Berjalan Lancar
Setelah hasi Rapid Test diketahui, maka Operasi Kecil sudah dapat dllakukan , dalam dalam hal ini pasien (anak perempuan saya Tazkia-red) diharuskan "puasa" dalam jangka waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk dilakukan operasi
Dengan menggunakan tempat tidur berjalan, Tazkia, putri saya itu pun wajib mengenakan pakaian Operasi, dan hanya boleh ada satu anggota keluarga yang boleh menemani anak perempuan saya masuk ke dalam ruang Operasi.
Kami memutuskan biar bunda nya saja yang menemami Tazkia masuk ke dalam kamar operasi Anak perempuan saya diberikan Suntikan oleh dokter yang kemudian diketahui bahwa itu adalah standar bius yang lazim di kalangan kedokteran jika akan melakukan Operasi.
Dan syukur Alhamdulillah Operasi kecil berjalan dengan sukses. Dan Tazkie keluar dari kamar Operasi dengan wajah masih mengantuk sepertinya masih dalam pengaruh bius saat Operasi berhasil dilakukan. Dan kami pun kembali ke dalam kamar untuk recovery atau pemulihan pasca Operasi. Hidangan sehat untuk pasien pun disajikan oleh Dokter dan Suster yang rajin mencek kondisi anak saya pasca dilakukan Operasi.
Pasien diminta menginap 1 hari lagi pasca operasi untuk diperiksa kembali adanya kemungkinan efek tertentu pasca dilakukan Operasi. Dan Alhamdulillah semuany berjalan normal hingga pada hari ketiganya, anak perempan kami sudah diperbolehkan pulang.
Nah melengkapi tulisan ini, berikut saya sertakan beberapa cuplikan dokumentasinya di bawah ini

PASCA OPERASI : Tazkia sedang disuapi oleh bundanya didampingi kakaknya Abbie di ruang kamar istirahatnya di RS UNTAN. Foto Asep Haryono

BENDA ASING: Benda dalam plastik kecil inilah yang berhasil dikeluarkan melaluo Operasi kecil di tumit kaki kiri anak permpuan saya Tazkia (18/5) di RS Untan Pontianak. Foto Asep Haryono

MENUNGGU OPERASI : Saya menunggu saat operasi dilakukan (18/5), bunda dan anak lakui laki saya menunggu di ruangan lain. Foto Asep Haryono

ADMINISTRASI : Anak perempuan saya Tazkia (kiri) didampingi bunda dan kakaknya sedang menunggu proses pendaftaran di RS Untan Pontianak (18/5). Foto Asep Haryono
Dengan semakin berkembangnya teknologi internet juga memberikan efek positif bagi kesehatan masyarat di Indonesia. Kini Halodoc juga hadir di kota Pontianak. Halodoc merupakan salah satu perusahaan yang melayani kesehatan khususnya di bidang telekonsultasi kesehatan termodern di Indonesia.
Perusahaan yang pada awalnya dibangun sejak tahun 2016 di Jakarta ini para pengguna Halodoc bisa dengan mudah membeli obat, melakukan pemeriksaan lab atau bahkan berbicara dengan dokter spesialis selama 24 Jam. Bahkan hanya dengan smartphone sekalipun kapan saja dan dimana saja. Halodoc adalah jaminan akan tersedianya akses kesehatan bagi seluruh keluarga Indonesia.
Saya sekeluarga mengucapkan Terima Kasih kepada semua Perawat dan Doker yang menangani Operasi Anak perempan saya, Tazkia Montessori Putri Haryono, selama dia di rawat di Rumah Sakit UNTAN Pontianak. Semoga RS Untan semakin terus maju dan berkembang dan semakin mumpuni dalam memberikan layanan prima untuk kesehatan Masyarakat Pontianak pada khususnya dan seluruh Kalimantan Barat pada umumnya. Salam kami sekeluarga (Asep Haryono)
Dan anak anak juga pada umumnya sangat suka bermain dengan tanpa menggunakan alas kaki baik itu berupa sepatu dan atau sendal. Sudah menjadi lazim dan sudah menjadi semacam kebiasaan kalau anak anak sangat senang bermain dengan telanjang kaki.
Namun mulai dari sekarang para orang tua sebaiknya memperhatikan hal ini karena resiko terinjak atau menginjak benda t ajam saat bermain tanpa alas kaki sangat besar. Dan ini terjadi pada anak perempuan saya, Tazkia, sampai harus menjalani operasi di rumah sakituntuk mengeluarkan "benda asing" di tumit kaki sebelah kiri. Bagaimana itu bisa terjadi, berikut ini adalah catatan pengalamannya.
Kronologi Peristiwa
Suatu hari anak perempan saya mengeluh pada tumit kaki sebelah kirinya yang terasa perih saat berjalan. Dia berjalan dengan tumit kaki diangkat dan itu dirasakannya selama beberapa hari. Tadiknya saya selaku orang tuanya dan juga bundanya tidak menaruh curiga sama sekali.
Namun setelah ditanyakan langsung kepadanya, barulah anak perempan saya bercerita kalau kakinya terasa sakit jika berjalan, namun mungkin karena usianya yang masih kecil dia tidak dapat menceritakan secara teknis atau deil mengapa kakinya terasa sakit saat berjalan.
Kami selaku orang tua pun memerika bagian kaki yang mana yang dirasakan sakit oleh Tazkia. Akhirnya penyebab sementara diketahui kalau yang menjadi sumber rasa sakit di kakinya berasal dari tumit kaki sebelah kirinya. Ketika disentuh dengan jari tangan terasa sakit. Kuatir situasinya akan menjadi buruk seperti infeksi, maka kami selaku orangtua membawanya untuk memeriksakan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) terdekat yang terletak di kawsan Jalan Bansir Pontianak Tenggara
Hasilnya kami diminta untuk segera ke rumah sakit UNTAN (Universitas Tanjungpura) Pontianak agar mendapat penanganan yang lebih baik dan didukung dengan peralatan medis yang lebih modern.
Singkat cerita, Kami pun mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas Tersebut, dan ke esokkan harinya , mungkin sekitar jam 08.00 WIB Pagi hari, kami membawa pula putri kami ke Rumah Sakit UNTAN.
Karena masih dalam suasana bulan Ramadhan dan juga masih dalam suasna Pandemi COVID-19, kami diminta wajib mengenakan MASKER selama berada di dalam Rumah Sakit UNTAN Jika kami tidak menggunakan masker, siapa pun itu tidak akan dilayani. Ini sudah menjadi protokol kesehatan yang wajib dipatuhi semua pasien dan pengunjng.
Setelah itu kami mengurus ke Bagian Administrasi dan pendaftaran terlebih dahulu. Alhamdulillah keluarga kami sudah menjadi peserta BPJS-Kesehatan , dan ternyata hasil pemeriksaan di ruang ICU dan sudah dilakukan pemeriksaan awal terhadap kondisi kaki putri saya itu diputuskan untuk dilakukan Operasi Kecil. ya Operasi kecil untuk mengeluarkan benda yang menyebabkan rasa sakit dan perih di kakinya saat berjalan.
Kami pun langsung book kamar. Sesuai dengan ketentuan dalam kepesertaan kami di BPJS-Kesehatan, anak perempuan kami itu berhak mendapatkan Kamar Kelas 1. Semua perlengakapan menginap sudah tersedia karena Dokter yang memeriksanya menganjurkan agar segera dilakukan operasi, dan keluarga dapat mendampinginya selama menginap di rumah sakit. Kami sangat senang karena faslitas yang ada di Rumah Sakit UNTAN cukup baik. Kami menempati Kamar yang berada di lantai III , dan sudah tersedia lift juga di rumah sakit tersebut
Jalani Rapid Test
Sebelm dilakukan operasi pengkatan benda asing yang menyebabkan rasa sakit di tumit kami anak perempan saya, Tazkia, diminta untuk dilakukan Rapid Test terlebih dahulu
Bagi yang belum tahu apa itu Rapid Test pada prinsipnya adalah salah satu cara atau metode awal untuk mendeteksi jika ada gejala atau tanda tanda yang ada dalam tubuh yang mengarah kepada gejala Virus Corona atau COVID-19 dengan cara memeriksa daya ketahanan tubuh atau antibodi yang ada dalam tubuh anak perempuan saya itu.
Kalau diibaratkan sebagai sistim pertahanan negara, maka antibodi yang ada dalam tubih anak perempuan saya seperti Tentara yang menghadang serangan musuh yang datang menyerang. Antibodi itu bisa berupa unsur darah putih yang berperang melawan virus yang mau menyerang dalam hal ini Virus Corona atau COVID-19
Sel darah putih inilah yang kemudian lazim disebut dengan antibodi alami dan Rapid Test inilah akan memeriksa sampel darah yang diambil dari tubuh anak perempuan saya - apakah ada antibodinya. Antibodi inilah, seperti yang sudah saya sebutkan di atas yang berfungsi memerangi, menangkis bahkan mencegah perkembangan Virus COVID-19; Dan syukur Alhamdulillah hasil Rapid Test menunjukkan negatif, dan jika pun ada maka masuk dalam kelompok non reaktif.
Operasi Berjalan Lancar
Setelah hasi Rapid Test diketahui, maka Operasi Kecil sudah dapat dllakukan , dalam dalam hal ini pasien (anak perempuan saya Tazkia-red) diharuskan "puasa" dalam jangka waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk dilakukan operasi
Dengan menggunakan tempat tidur berjalan, Tazkia, putri saya itu pun wajib mengenakan pakaian Operasi, dan hanya boleh ada satu anggota keluarga yang boleh menemani anak perempuan saya masuk ke dalam ruang Operasi.
Kami memutuskan biar bunda nya saja yang menemami Tazkia masuk ke dalam kamar operasi Anak perempuan saya diberikan Suntikan oleh dokter yang kemudian diketahui bahwa itu adalah standar bius yang lazim di kalangan kedokteran jika akan melakukan Operasi.
Dan syukur Alhamdulillah Operasi kecil berjalan dengan sukses. Dan Tazkie keluar dari kamar Operasi dengan wajah masih mengantuk sepertinya masih dalam pengaruh bius saat Operasi berhasil dilakukan. Dan kami pun kembali ke dalam kamar untuk recovery atau pemulihan pasca Operasi. Hidangan sehat untuk pasien pun disajikan oleh Dokter dan Suster yang rajin mencek kondisi anak saya pasca dilakukan Operasi.
Pasien diminta menginap 1 hari lagi pasca operasi untuk diperiksa kembali adanya kemungkinan efek tertentu pasca dilakukan Operasi. Dan Alhamdulillah semuany berjalan normal hingga pada hari ketiganya, anak perempan kami sudah diperbolehkan pulang.
Nah melengkapi tulisan ini, berikut saya sertakan beberapa cuplikan dokumentasinya di bawah ini

PASCA OPERASI : Tazkia sedang disuapi oleh bundanya didampingi kakaknya Abbie di ruang kamar istirahatnya di RS UNTAN. Foto Asep Haryono

BENDA ASING: Benda dalam plastik kecil inilah yang berhasil dikeluarkan melaluo Operasi kecil di tumit kaki kiri anak permpuan saya Tazkia (18/5) di RS Untan Pontianak. Foto Asep Haryono

MENUNGGU OPERASI : Saya menunggu saat operasi dilakukan (18/5), bunda dan anak lakui laki saya menunggu di ruangan lain. Foto Asep Haryono

ADMINISTRASI : Anak perempuan saya Tazkia (kiri) didampingi bunda dan kakaknya sedang menunggu proses pendaftaran di RS Untan Pontianak (18/5). Foto Asep Haryono
Dengan semakin berkembangnya teknologi internet juga memberikan efek positif bagi kesehatan masyarat di Indonesia. Kini Halodoc juga hadir di kota Pontianak. Halodoc merupakan salah satu perusahaan yang melayani kesehatan khususnya di bidang telekonsultasi kesehatan termodern di Indonesia.
Perusahaan yang pada awalnya dibangun sejak tahun 2016 di Jakarta ini para pengguna Halodoc bisa dengan mudah membeli obat, melakukan pemeriksaan lab atau bahkan berbicara dengan dokter spesialis selama 24 Jam. Bahkan hanya dengan smartphone sekalipun kapan saja dan dimana saja. Halodoc adalah jaminan akan tersedianya akses kesehatan bagi seluruh keluarga Indonesia.
Saya sekeluarga mengucapkan Terima Kasih kepada semua Perawat dan Doker yang menangani Operasi Anak perempan saya, Tazkia Montessori Putri Haryono, selama dia di rawat di Rumah Sakit UNTAN Pontianak. Semoga RS Untan semakin terus maju dan berkembang dan semakin mumpuni dalam memberikan layanan prima untuk kesehatan Masyarakat Pontianak pada khususnya dan seluruh Kalimantan Barat pada umumnya. Salam kami sekeluarga (Asep Haryono)
No comments:
Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)