Catatan Asep Haryono

Anda punya kendaraan roda dua atau roda yang tidak dua jika bepergian ke suatu tempat? Atau mungkin kawan kawan harus menggunakan transportasi umum ke tempat yang kawan kawan tuju itu?.  Kata orang naik angkot umum atau kendaraan umum punya "seni" tersendiri selain bisa berbaur dengan masyarakat, asyiknya berdesakan di bus kota, juga bisa merasakan sensasi menjadi "civilian" yang sejati.

Apalagi bagi mereka yang doyan dolana (jalan jalan-red) konon kata mereka tidak afdol rasanya jika tidak naek kendaraan umum jika bepergian. Bahkan konon banyak juga pejabat kita yang "ndeso" yang lebih senang pake kendaraan umum jika ke kantor.   Sepeda. Siapa yang tidak kenal sepeda. Sekarang banyak komunitas bersepeda ke kantor atau istilah kerennya Bike To Work, nah saya sendiir sudah mencobanya hingga beberapa tahun. Asyik memang, murah meriah dan sudah pasti ramah lingkungan.

Saya termasuk "veteran" memakai kendaraan umum sejak beberapa tahun yang lalu sudah "pensiun" pake angkot. Bukannya kenapa napa, sebelumnya sekitar era tahun 2001 saya ke kantor memakai Sepeda ontel walau tidak mirip sepeda Ontelnya Mr Omar Bakrie. Lalu saya menyisihkan Gaji setiap bulan akhirnya terkumpul dan bisa membeli kendaraan roda dua, Alhamdulillah. Bisakah kita disiplin berlalu lintas di jalan raya? Ini sebuah pertanyaan yang saya sendiri mau tau jawabannya.

Disiplin Diri Bukan Patuh Karena Takut
Saya sendiri juga kadang tidak disiplin dalam berlalu lintas sebagai contoh bayar pajak kendaraan bermotor yang rutin setiap tahun itu sebagai contoh adalah bulan Januari 2012 yang lalu saya sampai telat bayar Pajak Kendaraan Bermotor hingga 2 bulan lamanya. Wah lama amir.  Akhirnya kena denda deh. Untuk Motor Honda Supra Fit  KB 3815 HY saya taun 2004 kalaw nda salah bisa sampai 200 ribuan plus dendanya. Kalau saya disiplin mbayar pajak motor kan enak nda kena denda.  Karena telat, ya resiko.
Berikut yang saya sering liat adalah penggunaan kaca spion yang kuecil banged. Padahul eh padahal kalaw kaca spionnya yang baik kan enak bisa lihat ke belakang.  Banyak pengendara kendaraan roda dua yang kena semprit pak Pulisi saat digelar Razia kendaraan.  Selain itu juga banyak yang kena tilang karena tidak membawa SIM yang lebih parah malah tidak punya (SIM) sekali sama eh sama sekali.  Begitupula dengan penghentian di jalan atau pas kena lampu merah. 


NDA SABAR : Masih belum lampu Hijau, sudah nyelonong melewati marka di simpang Jalan Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak . Ntar kena pasal kena denda loh. Saya sempat dibelakang mereka dan mengambil gambarnya.  Foto hak cipta Asep Haryono
NYELONONG LAGI : Keliatan kah pengendara yang saya beri anak panah warna merah itu.  Berdiri di tenga tengah mau menerobos lampu merah disaksikan banyak orang.  Tidak jelas gambarnya ya iyalah cuma pake kamera poket. Foto cipta Asep Haryono


JELAS : Ada plang himbauan dilarang menerbos.  Masih juga tidak dipatuhi
Foto hak cipta Asep Haryono

Saya jadi heran apa mereka tidak melihat plang tidak menerobos marka atau memang tidak bisa membaca sama sekali. Kalau dipikir aneh juga kalaw udah segede itu masih nda bisa membaca plang larangan atau himbauan tidak menerbos marka lalu lintas.   Mungkin yang masuk akal adalah cuek atau rasa tidak perduli warga dalam berlalu lintas, tidak disiplin, dan mau menang sendiri.   

Mengejar waktu?  ah semua orang juga dikejar waktu.  Urusan penting? Semua orang juga punya urusan penting. Kadang hal seperti ini memang remeh remeh saja, namun justru yang remeh ini menjadi cerminan pribadi diri sendiri. Kalau urusan yang kecil dan remeh ini saja tidak bisa,  bagaimana bisa mengurus hal lain yang lebih besar. Belum lagi kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan masih banyak lagi.  Makanya bangsa Indonesia ini susah majunya karena banyak warganya tidak disiplin bahkan untuk hal yang remeh sekalipun.  Oala Indonesia Ku   (Asep Haryono)
Gambar dari Internet
Dari Koleksi Menawan Hingga Cerita Serem
Catatan Asep Haryono

Halo semuanya apa kabarnya? Kembali bersama Asep Haryono di Pontianak, Kalimantan Barat. Hayuu bagi kawan kawan yang dari luar Kalbar apa ada yang sudah pernah mampir ke kota Pontianak? Punya niat mau mampir ke kota Pontianak?

Disela sela kegiatan menghadiri Workshop MDGs di JW Marriott yang bertema "Government and Parliamentary Synergy Progress Toward For Accelerating To Achieve MDGs by 2015" di JW Marriott Kuningan Jakarta yang berlangsung dari tanggal 16 s/d 19 September 2010 beberapa waktu yang lalu, para peserta berkesempatan berkunjung ke Musium Bank Indonesia (BI).

Jadual yang sangat singkat tersebut dimanfaatkan sebaik baiknya oleh para peserta Workshop untuk melihat , meninjau, mengamati, dan sudah pasti ajang main Fotofotoan dengan riang gembira. Berangkat dari Hotel Hariss Tebet, rombongan kami dipecah dalam beberapa bus gede gede, dan berangkat dari jam 07.00 WIB pagi langsung menuju ke TKP.  Begitu sampai di lokasi,  para peserta Workshop MDGs ini diberi pengarahan singkat oleh pemandu Musium Indonesia yang terdiri beberapa orang berapa orang (cewek dan cowok) lengkap dengan Megaphone nya masing masing

Koleksi Yang Unik Dan Menarik
Sebenarnya lokasi Musium Bank Indonesia (BI) ini tidak jauh dengan Bank Mandiri, dan kami pun harus berjalan kaki dahulu untuk mencapai lokasi ini sampai menyeberang jalanan segala. Konon musium BI ini henempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang arsitetur bangunannya sangat kental dengan nuansa Meneer Belanda gaya klasik dengan teknik aristektur budaya setempat.

Sebelum masuk kita diminta menitipkan barang dahulu di tempat yang sudah disediakan oleh petugas Musium Bank Indonesia.  "Jangan lupa untuk tidak meninggalkan barang berharga ya di dalam tas seperti Kamera, Uang, perhiasan dan lain sebagainya" begitu teriak petugas yang sibuk mengatur tas tas kami yang bermacam amcam merek, bentuk , warna dan ukuran itu.

Kami dipandu oleh para staf atau petugas lapangan (Guide) agar rombongan searah serasi dan seimbang. Tapi dasar orang Indonesia, dipandu sama pemandu Muisum bukannya menyimak mendengarkan malah asyik ke sana kemari, walhasil sang Guide berteriak teriak pake Megaphone agar tertib.  Ribut mulu kaya anak TK hhihihihi.  Tugas Guide ini yang saya lihat berusaha menggiring para peserta mengikuti timeline sejarah Bank Indonesia dari jaman baheula sampai sekarang dengan menyusuri bangunan arsitektur yang bersejarah

GUIDE :  Dipandu oleh Guide yang terlatih membuat suasana melintasi sejarah BI menjadi menyenangkan. Tapi banyak kawan kawan yang kesana kemari kasian kan guidenya ngejar ngejar biar kompak. Huaaa.  Foto hak cipta Asep Haryono

EMAS :  Bayangkan jika saya punya emas batangan sebanyak ini  mau buat apa. Sayang sekali ini emas palsu yang dipamerkan. Ngayal dot kom.  Foto hak cipta Asep Haryono

FILM:  Kami dibawa keruangan pemutaran sejarah BI.  Nda seru ah, nda ada berantem nya.    Foto hak cipta Asep Haryono

DIORAMA :  Setiawaty Nuralami (Peserta Indonesia-Jakarta), dan Yofrina (peserta Indonesia-Medan) menunjuk nunjuk orang jualan jaman Belanda. Apa tu yang ditunjuk? Kasian mamangnya. Beli donk, Foto hak cipta Asep Haryono

Tidak banya, yang saya catat selama berkeliling di dalam Musium Bank Indonesia ini jadi saya sekilas sekilas saja mengamati, melihat, dan kadang memegang koleksi yang ada dalam Musium Bank Indonesia tersebut. Sesekali saya rekam videonya namun belum sempat saya unggah karena kuatir filenya gede gede.   Namun sekilas di bagian dalam Musium BI ini ada Pusat Informasi Bank Indonesia, Auditorium, Kios Cindera Mata atau sopenir (saya nda beli apa apa disini-red) , Ruang Serba Guna, Perpustakaan ,

Cerita Serem Versi Peserta
Ini benar benar terjadi yang saya alami sendiri dan juga dari cerita peserta Indonesia lainnya.  Rombongan peserta MDGs yang berasal dari berbagai negara itu dipecah dalam beberapa kelompok, dan setiap kelompok berisi sekitar 20 orang dipandu oleh satu orang Guide terlatih dari Musium Bank Indonesia. Rombongan saya bersama dengan peserta dari Thailand, Burma, dan juga Singapura dan tentu saja temen temen sendiri dari Indonesia.  

Ketika rombongan saya melewati ruangan menuju diorama di sisi lain yang mengharuskan naik lift, saya tertinggal beberapa meter dari rombongan saya, dan saya pun bergegas menyusul. Namun karena kebelet ngacir dulu sebentar ke salah satu WC yang ada di sana. Begitu saya masuk ke ruangan itu hawa dingin menusuk tulang dan juga debu debu disekitarnya.  Apa tidak terurus nih kata saya dalam hati. Bingung saya dibuatnya hari nan panas itu masih memberikan efek hawa dingin kaya berpendingin AC. Herman eh heran dingin dari mana datangnya.
JENIS BARU : Ini jenis uang lama yang tidak jadi dikeluarkan Bank Indonesia karena dikuatirkan akan membuat ngetop modelnya.  Hahaha. Ngaco dot kom.  Foto Istimewa
RAMAI : Pemandangan yang saya jepret di atas gedung Bank Indonesia.  Keren dan sudah pasti ramai kendaraan. Ya iyalah kota gitu looooooooooooooooh.  Foto hak cipta Asep Haryono
MINTA UANG :  "Tuan beri saya uang tuan mau beli mobil 10 aja. Kasian donk saya tuan" kata Setiawaty Nuralamy sambil berpesan kepada saya untuk memfoto gaya model gini. Brrrrrrrrrr.  Foto hak cipta Asep Haryono

Ada lagi cerita peserta Indonesia lainnya yang saya tidak sebutkan namanya (kuatir dia juga membaca tulisans saya ini dan mendapat olok olok-red), dia bilang kepada guidenya mau naik lift ke lantai atas, dan mereka sudah siap dalam antrian di lift yang akan segera membawanya ke atas.  Namun guidenya senyum senyum saja sambil tetap memegang megaphone di tangannya.  "Tunggu dulu ya liftnya biarkan naik sendiri dahulu" katanya.   Dia bilang di lift tersebut kosong tidak ada orangnya kenapa harus dinaikkan dahulu.  Si Guide bilang bahwa di lift itu sudah ada "yang nempatin".   Melongo kami semuanya.  

Belum lagi cerita Guide Musium BI yang bilang kepada kami kalaw mau berfoto di lingkungan Musium sebaiknya jangan berdua, dan saya pun bertanya mengapa harus tidak boleh berdua saja. Guide BI yang saya tanyapun senyum senyum saja tidak menjawab pertanyaan saya. Saya pun menebak nebak apa maksud senyumnya itu, bukan malah menjawab pertanyaan saya.  Mungkin ada "sesuatu" kali hehehehe.  Tapi yah begitulah cerita cerita di sekitar BI ini.  Apakah kawan kawan juga punya cerita serupa tentang Musium Bank Indonesia? Share donk plis donk aw aw aw aw

Belum lagi saat saya memasuki ruangan koleksi para sinyo belanda yang berbentuk patung diam itu sekilas saya lihat kedua matanya seperti "hidup" mana ruangannya juga dingin, dan cukup sepi , jadi saya tidak bertahan lama lama dalam ruangan penyimpnan koleksi tersebut.   Jangan jangan kalaw pas lagi apesnya, tuh patung patung sinyo Belanda bisa colek colek saya kan bisa ngacirr cirrrrrrrrrr.    Tapi aseli memang serem saya liat patung patung sinyo dan tuan tuan Belanda di ruangan itu. (Asep Haryono)
Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat dan bagi kaum muslim dan muslimat di seluruh jagat dunia ini juga sudah merasakan betapa waktu yang berjalan begitu cepatnya, dan hingga pada saat ini kita semua Insya Allah mendapatkan berkah, barokah dan ampunan dari Allah SWT.

Bulan Ramadahan atau bulan suci Ramadhan atau juga sering disebut sebagai bulan puasa tidak terlepas dengan yang namanya hidangan ta'jil atau sering disebut orang dengan hidangan berbuka puasa. Bagi blogger dari Pontianak dan juga daerah lain di seluruh Indonesia mungkin tidak asing dengan yang namanya jajanan buka puasa yang jumlahnya belonggok" (Bahasa Pontianak yang artinya kurang lebih banyak sekali-red) bertebaran di mana mana

Mulai dari pasar pinggir jalan, Mall, dan juga di tempat food court lainnya. Nah saya sendiri sering membeli beberapa potong kue sekedarnya untuk teman berbuka puasa di rumah, namun demikian ini semua pilihan. Terserah teman teman saja mau membeli panganan buka puasa di luar atau membuat sendiri di rumah. Namun kadang kali saya merasa kecewa jika makanan buka puasa yang saya beli itu kondisinya sudah tidak bagus, tercium aroma "aneh" bahkan mungkin juga hal lainnya.

Tips Memilih Jajanan Sehat dari Pakar
Saat saya membaca sebuah surat kabar yang terbit di kota Pontianak hari ini saya membaca beberapa tips yang menurut saya oke dokeh (minjem dari Syahdini) yang bisa diterapkan diaplikasikan diamalkan dilaksanakan diteruskan dieksekusi dan ditindaklanjuti oleh para pemakan makanan seperti saya. Hehehehe.  Beberapa tips ini saya copy paste kan dari salah satu pakar kesehatan yakni Marry Oktovina, Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen BBPOM Pontianak 

SIAP SAJI :  Ini adalah pasar Juadah Pontianak yang sangat terkenal karena menjual menu makanan siap saji untuk berbuka puasa atau sahur di rumah.  Foto hak cipta Haryadi/Pontianak Post

Menurut beliau ada 4 (Empat) hal yang harus diperhatikan jika ingin membeli makanan siap saji. Artikel beliau sudah dipublikasikan di surat kabar, dan berikut petikan artikelnya yang saya copy paste kan di sini :

  1. Warna Pangan
    Pilihlah warna pangan yang tidak mencolok dan tidak berpendar. Pangan dengan warna yang mencolok memiliki indikasi menggunakan pewarna yang dilarang seperti pewarna untuk tekstil (kain) dan cat.Ciri-ciri lain jika menggunakan pewarna yang dilarang adalah adanya bintik-bintik pada pangan.

    Pewarna untuk tekstil atau cat ini sebetulnya tidak akan menyatu dengan bahan pangan jika dicampurkan. Seperti contoh, jika Anda membeli panganan kerupuk dan es putar dan ada bintik-bintik warna tak wajar, sebaiknya jangan dikonsumsi.   

    Untuk Anda yang senang dengan gorengan, perhatikan warnanya. Jika terlihat kuning mencolok, sebaiknya dihindari. Lebih baik cari yang agak pucat. Selain itu perhatikan juga minyak goreng yang digunakannya. Jika sudah hitam pekat, maka gorengan tersebut sudah tidak sehat karena sudah menjadi karsinogenik yang dapat memicu kanker. Idealnya, batas minyak goreng hanya dapat digunakan adalah tiga kali.

  2. Tekstur Pangan
    Pilihlah makanan yang masih bagus dan tidak berlendir. Jika berlendir, berarti makanan tersebut sudah rusak, basi, atau tidak layak untuk dikonsumsi lagi karena bakteri sudah berkembang disitu. Untuk produk bakso, lontong, tahu, mie, dll tekstur pangan sebaiknya pilih yang tidak terlalu kenyal karena khawatir dicampur dengan boraks.

    Ciri-ciri mie basah yang mengandung boraks, selain kenyal ia juga memiliki penampakan mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus. Untuk panganan bakso daging, jika ia mengandung boraks warnanya cenderung keputihan dan tidak kecoklatan, untuk itu pilihlah bakso yang penampilannya tidak mulus alias masih banyak terlihat guratan-guratannya.·  

    Untuk panganan kerupuk dan makanan ringan, sebaiknya Anda pilih yang tidak terasa tajam atau memberikan rasa getir. Kerupuk yang terindikasi dicampur dengan boraks atau formalin akan memiliki tekstur sangat renyah, garing, dan gampang diremukkan dengan tangan.

  3. Rasa Pangan
    Pilihlah panganan yang rasanya tidak menyimpang dari rasa khas pangan sebenarnya. Jika panganan tersebut memiliki rasa yang getir atau menusuk di lidah, kemungkinan mengandung pengawet yang dilarang atau pengawetnya berlebihan. Makanan atau minuman yang berasa pahit juga kemungkinan mengandung pemanis buatan yang berlebihan.

  4. Bau Pangan
    Pilihlah panganan dengan bau yang tidak menyimpang dari bau khas pangan (tengik ataupun berbau busuk .Jadi, bijaklah dalam memilih panganan siap saji diluar. Salah-salah justru memicu penyakit yang mengganggu kesehatan Anda dan keluarga. Biar bagaimanapun juga kesehatan merupakan harta yang tak ternilai

Nah semoga tips dan kiat sederhana namun jitu yang sudah diberikan oleh Marry Oktovina, Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen BBPOM Pontianak ini bisa memberikan pencerahan dan juga inspirasi buat kawan kawan yang merencanakan ingin membeli makanan siap saji baik dalam rangka untuk menu buka puasa di bulan suci Ramadhan atau dibulan yang lain.

Ingatlah selalu kesehatan adalah salah satu harta yang tidak ternilai dari tubuh kita, dan menjaga kesehatan adalah kewajiban bagi saya, kawan kawan dan kita semua.  Tetap sehat dan ceria setiap hari ya. Semangads. (Asep Haryono)

KLM. Foto Eru Lenonk
Dari Formula 1 Sampai Jalan Kaki Ke Petronas
Catatan Asep Haryono

Gimana dengan dua cerita kemarin semoga tidak membosankan ya. Ini hanya catatan saja atas beberapa kegiatan yang pernah saya ikuti untuk dibagikan kepada sobat blogger yang saya sayangi di mana saja berada yang bisa menangkap maling eh menangkap dengan jelas blog saya ini.  Ini adalah dairy saya saat mengikuti Youth Engagement Summit (YES) di Kuala Lumpur tanggal 15-16 Nopember 2009 lalu

Alhamdulillah itulah kata pertama yang keluar dari mulut saya, beberapa menit setelah pesawat KLM yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Sepang Kuala Lumpur, Malaysia. Inilah momen bersejarah untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup saya akhirnya saya bisa ke Luar Negeri dengan jerih payah sendiri. Saya dinyatakan lulus seleksi dalam kontes online dari forum SEAChange 2009 yang diselenggarakan oleh Maskapai Penerbangan Air Asia Malaysia. .

Saya masuk rangking 327 dari 500 Pemuda Pemudi Se Asia Tenggara yang berhasil lolos seleksi kontes SEAChange 2009 Malaysia dan berhak memperoleh hadiah senilai 2.500 $ USD dalam bentuk tiket pesawat KLM P.P Jakarta – Kuala Lumpur, Hotel , Summit Pass dan Uang Saku.  Saya termasuk salah satu dari 65 orang delegasi Indoensia di ajang kegiatan ini. Disusul  kemudian dengan pemenang lainnya dari Negara Brunei Darussalam, Philiphina , Kamboja , Laos , Singapore, Myanmar , Thailand , Vietnam dan Malaysia sebagai tuan rumah.

Saya awam ke Luar Negeri, beda bangdes sama Una Vida Escrita de la Una yang sudah sampai ke Paris. Apa yang saya tulis ini tidak ada apa apanya. sama sekali hehehe. Ehm Nah lanjut lagi ya etelah semua dokumen dan perlengkapan pribadi sudah sip, maka saya pun berangkat dari Bekasi langsung menuju Bandara Soekarno Hatta. Perjalanan yang lumayan jauh dari Bekasi menuju Soekarno Hatta yang masih di wilayah Banten (duh jadi ingat waktu saya ikut International Youth Conference di Banten Oktober 2009 lalu ).

Tidak kurang hampir 2 jam saya berangkat dari rumah dengan menggunakan Taxi "Burung Biru" alias bluebird (Masih sodaraan sama Angry Bird kalee) , dan sempet keteteran di jalan yang alhamdulillah sampai juga di terminal 2 keberangkatan Internasional.

Saya lebih senang naik Kelompok "Burung Biru" Taxi ini karena relatif lebih dipercaya, relatif lebih jujur, dan apa adanya. Biar nda repot saya tukerin dulu duit Rupiah Indonesia dengan lembaran lembaran Ringgit Malaysia. Jadi biar nda repot aja, soale bisa keteteran kalaw sudah di TKP harus muter muter cari money changer. Hehehee

Saya langsung ke tempat check in dan bertemu dengan beberapa rekan yang sudah duluan datang check in. Setelah mengisi form isian Customs Declaration , saya pun menyerahkan paspor dan print out e tiket KLM yang sudah saya print sebelumnya kepada petugas. Setelah membayar pajak ke Luar Negeri yang saat itu tarifnya Rp.150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah), saya pun juga mengurus ke bagian Fiskal. Dan bebas fiskal, karena saya sudah mempunyai NPWP (nomor pokok wajib pajak).

Mendarat di Sepang
Seperti mimpi inilah yang saya rasakan setelah berjuang dalam kontes SEAChange 2009 Malaysia yang dilakukan secara online itu. Proses penyeleksian pemenang kontes SEAChange 2009 ini dilakukan secara online yang dimonitor langsung oleh juri SEAChange di Malaysia. Saya lolos dalam kontes SEAChange yang dilakukan secara marathon mulai dari Interview online yang terdiri atas 3 (tiga) pertanyaan yang berhasil saya jawab dengan baik, kemudian konte Photo Tagging dalam Facebook, Invite user lain , kontes Video Online serta Partisipasi aktif di berbagai kontes cabang SEAChange lainnya yakni Youth Forum.

CEK BAGASI : Mendarat di Bandara Sepang, KL, langsung nganti ambil tas dan bagasi. Hati hati jangan sampai tertukar karena banyak tas dan bagasi yang nyaris sama bentuk dan warna dengan anda. Cek nomor tagnya. Foto hak cipta Asep Haryono
ANGGA AND ME : This is me with Angga Dwi Martha from Padang.  He was now one of my best friends I have meet ever since

Setelah KLM yang kami tumpangi mendarat di Sepang International Airport, seluruh peserta yang sudah kummel nda karuan (Maklum penerbangan 1 jam 30 menit itu terasa berjam jam oleh delegasi Indonesia yang sudah pada heboh dalam pesawat). Mereka ceria seolah tidak sabar untuk segera menginjakkan kaki di negaranya Majikan Manohara ini.

Semangad Semangadsss...
6 Bis gede seukuran DAMRI milik Kerajaan Malaysia mengantar 500 pemuda pemudi Se Asia Tenggara ini ditempatkan dalam 2 (dua) hotel terpisah dengan jumlah komposisi yang sama. Sebanyak 250 orang peserta di tempatkan dalam Hotel Angkasa, dan 250 peserta lainnya ditempatkan dalam Hotel Malaya SDN BHD.

Saya ditempatkan dalam Hotel ini di lantai 7 dengan nomor Room 707 (Seven Zero Seven) dan berpasangan dengan Anggun Pratama dari Jakarta.  Cowok loh, wong lanang tulen tapi nama depannya Anggun. Heheheehe.   . Karena hari sudah larut malam, dan semua peserta diminta untuk segera beristirahat karena besok paginya jam 06.00 WIB harus segera berangkat menuju PutraJaya International Convention Centre (PICC) untuk memuai kegiatan Youth Engage Summit 2009.



MEGAH. This is it. Inilah PutraJaya International Convention Centre (PICC).
Foto courtesy Rashid
KOSONG : Delegasi Indonesia adalah yang pertama registrasi untuk mengambil paket peserta Summit. Yang dalam amplop warna coklat itu isinya uang saku (Spending Money). Jumlahnya rahasia donk.  Foto hak cipta Asep Haryono

Semua peserta diminta untuk mengisi form acceptance letter (Yakni bukti konfirmasi kepastian keiikutsertaan peserta) yang sebelumnya sudah disosialisasikan oleh Audrone Pakalyte (SEAChange Committee) melalui email dan jejaring pertemanan FaceBook khusus untuk para pemenang (Winner Cycle facebook). Forum ini confidential dan tidak bisa diakses oleh para pemakai yang tidak disinvite oleh administrator.

Tidak lama kemudian kami pun menerima Conference Kit for SEAchange conference yakni satu paket goodies (Merchandise) dan bahan kelengkapan untuk conference yang diterima oleh setiap peserta. Paket goodies ini terdiri dari makalah, buku tulis, pulpen, T-Shirt SEAChange, Pulpen, Tas SEAchange , uang saku dalam mata uang Ringgit Malaysia dan kunci kamar.


DAY 16-17  NOPEMBER 2009
Jam menunjuk pukul 04.10 Waktu Malaysia, saat gema adzan Subuh berkumandang dari Siaran TV 3 Malaysia, saya pun bergegas siap , mandi dan melaksanakan sholat Subuh. Setelah hari mulai terang saya pun segera turun ke lantai Bawah Hotel Malaya dengan menggunakan lift dan bergabung dan ratusan peserta lainnya yang juga sudah siap di lantai bawah.

Sebanyak 500 pemuda dan pemudi ini memang berasal dari Negara yang tergabung dalam Negara Se Asia Tenggara berkumpul di Putrajaya International Convention Center (PICC) Kuala Lumpur Malaysia, 16 – 17 Nopember 2009 ini. Mereka datang berkumpul serta berdiskusi untuk menyuarakan satu tekad untuk melakukan perubahan dalam diri mereka sendiri untuk dunia yang lebih baik.

Kegiatan yang diinspirasi oleh Kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama Yes We Can Change ini diberi nama South East Asia Youth For Change (SEAchange) merupakan salah satu agenda kegiatan kepemudaan Negara Malaysia dengan menghadirkan icon icon Pemimpin Dunia yang berpengaruh dalam bidangnya masing masing.

Hadir pembicara even ini adalah Sir Bob Geldod (Penggagas Live Aid), Randi Zuckerberg (Marketing Director FaceBook) , Biz Stone (Co-founder Twitter), Dr.Mamphela Aletta Ramphele (Former President of World Bank) , Lorraine Hahn (Former presenter of CNN) , Amitabh Bachchan (Icon Legend of India Movie Star), Garry Kasparov (Legend of World Chess Grandmaster), serta Dato’ Tony Fernandes (Succesful Malaysian Enterpreneur).
MEREM : Bukan mudah mendekati legenda catur dunia Garry Kasparov karena dikawal oleh pengawalnya yang berbadan gede.   Mau foto curi curi pas kena momen e merem pula dia.  Foto hak cipta Asep Haryono

GANTENG :  Peserta bersorak cuit cuiiit begitu co founder Twitter ini maju memberikan orasinya tentang Twitter, Biz Stone ,  yang memang tampan ini.   Foto hak cipta Asep Haryono

SATELIT .  Saat  Donald Trump tampil on air via TV satelit menggantikan Amitab Bachan.  Baru kali ini saya melihat langsung via satelit dan mendengar suaranya.  Foto hak cipta Asep Haryono

FACE BOOK.  Saat  Randi Zuckerberg memberikan pengantarnya soal Facebool.  Rata rata seluruh peserta Summit punya Facebook dan itu membuatnya bahagia katanya. "apa ada yang punya akun facebook di sini?" katanya.  Gemuruh ruangan menjawab Yesssssssssss  Foto hak cipta Asep Haryono

BOS AIR ASIA.  Inilah wajah Bos Air Asia yang terkenal itu, Dato’ Tony Fernandes . Foto hak cipta Asep Haryono
BLUR : I jumped up from my seat and took a position in front of Dato Tony Fernances in a very far range and took his photo with my old fashion digital camera.  Sorr for the bad quality of the photo.  

Akhirnya kira kira 45 menit rombongan 6 bis yang membawa 500 pemuda pemudi se Asia Tenggara itu akhirnya tiba di PutraJaya International Convention Centre (PICC) yang megah dan terletak di pinggiran kota Kuala Lumpur.

Saya dan ratusan pemuda pemudi Se Asia Tenggara lainnya pun mulai melakukan registrasi ulang dan kembali saya mendapat goodies dari Panitia SEAChange Malaysia yang memang didominasi oleh pemuda pemudi berusia muda yang rata rata memiliki paras yang enak dipandang gitu deh kira kira. Namun terbetik kabar resmi dari Lorraine Hahn (Mantan reporter CNN) dalam pidato pengantar SEAChange ini bahwa salah satu native speaker acara SEAchange 2009 ini yakni Amitab Bachchan tidak dapat hadir dikarenakan kesibukan luar biasa yang tidak dapat ditinggalkan.


Nyaris Dapat Tiket ke London
Namun bukan Malaysia kalaw tidak ada kejutan. Panitia SEAChange sudah menggantikan posisi Amitab Bachchan yang tidak dapat hadir itu dengan menghadirkan Enterperenuer kelas dunia yang terkenal dengan program Apprentice nya itu, siapa lagi kalaw bukan sang Milyuner Donald Trump secara online
yang melakukan tele conference dengan peserta SEAChange 2009 melalui satelit.

Ada kejadian unik saat pembicara maju ke depan, Sir Bob Geldof sesaat setelah menyampaikan speechnya beliau didaulat untuk menerima plakat dari panitia yang sudah disediakan eh salah menerima plakat yang sudah disediakan panitia.  Yang nyerahin plakat keSir Bob Geldof di "culik" 1 orang dari peserta, dan jatuh kepada peserta cewek (saya lupa nama negara asal peserta itu).

Saat serah terima plakat,  dia iba tiba dipeluk oleh Sir Bob Geldof dan hendak mendaratkan ciuman (kiss) kepadanya. Tapi si peserta yang megang plakat tidak mau. Hahahahaha.  Cucian deh looo   Satu ruangan tribun bersorak gempita huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

MERAH :  Foto ini diambil beberapa menit sebelum Tony Fernandes maju ke podium dan mengumumkan siapa pake baju merah Air Asia harap ke depan segera dan dapatkan tiket ke London. Duduk saya di barisan depan.  Saya fokus ke Lappie saya yang tidak konek. Ah sayang sekali hahahaha

Ada kejadian unik lainnya saat Bos Air Asia Dato’ Tony Fernandes ini selesai memberikan pidato dan perkenalannya kepada para peserta Summit , dia juga memperkenalkan maskapai andalannya Air Asia.  Saya dengar Air Asia sudah membeli saham 49 persen maskapai Batavia Indonesia (Mohon dikoreksi jika salah). Dia bilang siapa saja yang pake baju warna merah (Warna Air Asia)  segera maju ke depan podium didekatnya, dan akan mendapat hadiah tiket pesawat Air Asia pulang pergi ke LONDON.   Brak gemuruh kaki peserta yang memakai baju atau kemeja warna Merah Air Asia berlompatan, berlarian, dan berjatuhan menuju podium Dato’ Tony Fernandes.  

Padahal saat itu saya memakai baju merah dan lokasi duduk saya cukup dekat dengan podium Dato’ Tony Fernandes menyampaikan orasi namun sayang sekali saat itu saya tidak konsen karena sedang mencek lappie saya yang tidak konek WIFInya. 

Saya tidak menyadari ada pengumuman itu, tau tau banyak orang berlarian. Hehehehe. Sayang ya
hehehe. Nyaris dapat tiket ke London.  Akhirnya yang beruntung dapat tiket PP ke London adalah peserta dari Indonesia juga, cewek. Namun sayang dahu dan kakinya cidera karena begitu cepatnya dia lari sampai terjatuh.  Selamat ya. Luka dikit tidak apa yang penting ke London boook
DENGAN SC : Bukan Asep kalaw nda buat network., ini foto dengan ketua pantia Summit Audrone Pakalyte  yang orang Polandia itu buat kenang kenangan. Foto Istimewa. 
FORMULA :  Di sela sela pameran dalam Summit yang digelar di hall bawah, foto bareng sama mobil Formula 1. Kapan lagi bisa megang dan foto foto gini.  Narsis teteuppp.  Foto istimewa



PETRONAS . Menara kembar PETRONAS kebanggaan rakyat Malaysia. Sayang sekali saat wisata kota saya tidak sampai ke puncaknya hari itu karena sedang ada latihan penanggulangan kebakaran (Fire Drill). Ah sayang sekali. Foto hak cipta Asep haryono


Seperti biasa di setiap kegiatan workshop, konferensi atau seminar saya selalu bergerilya mencari contact contact baru baik untuk bisnis, usaha, pendidikan beasiswa, atau persahabatan (friendship) dengan peserta dari negara lain biar berkembang dan luas wawasan. 

Saya beruntung mempunyai 1 pak kartu nama yang sudah siap di tas Summit saya dan ini sangat berguna.  Jadi untuk bertukar nama dan alamat sudah tidak perlu lagi catat sana catat sini, cukup dengan bertukar kartu nama beres.  Lebih baik lagi dengan foto untuk mengingatkan kepadanya sehingga persahabatan akan selau abadi selamanya. I hope so and I know so, Ini saja dahulu ya.  Terima Kasih (Asep Haryono)
MDgs Workshop. Foto Asep
Catatan Asep Haryono

Setiap negara di dunia mempunyai komitmen untuk mencapai 8 (Delapan) pencapaian Pembangunan Milenium atau dsingkat dengan MGDS (Millennium Development Goals ) dan diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut.

Namun Laporan Sasaran Pembangunan Milenium ini dirasakan kurang menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian sasaran MDGs. Berbagai tolok ukur, analisa lintras provinsi sering berbeda antara satu dengan lainnya. Pengindentifikasian, dan peninjauan kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah amat dibutuhkan untuk memenuhi sasaran-sasaran ini. Berikut laporannya

Jika mendengar nama Hotel JW Marriott Kuningan Jakarta, pastilah ingatan kita semua terulang akan kejadian yang mengerikan berupa pemboman yang pernah meluluhlantakan hotel yang sahamnya dipegang Amerika itu beberapa tahun silam.

Suasana mencekam dan ketakukan akan terulangnya BOM meledak di hotel mewah di Jakarta itu nyaris sirna ketika pertama kali menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di JW Marriott Kuningan Jakarta itu. Memenuhi undangan Millenium Development Goals (MGDS) Indonesia untuk mengikuti workshop dan study yang bertemakan "Government and Parliamentary Synergy Progress Toward For Accelerating To Achieve MDGs by 2015" di JW Marriott Kuningan Jakarta yang berlangsung dari tanggal 16 s/d 19 September 2010 beberapa waktu yang lalu.

WORKSHOP : Saya duduk di barian nomor 2 dari deretan ini dan langsung mengambil gambar sekenanya. Maklum aja kameranya kamera saku. Nda bagus nangkap suasananya.  Ini saat berlangsungnya Workshop di JW Marriott. Foto hak cipta Asep Haryono
ROOM : Bagi yang belum pernah liat isi dalam JW Marriott, ini saya salinkan suasana bagian dalamnya. Agak takut takut karena securitynya galak hehehe.  Foto hak cipta Asep Haryono

JENUH : Mungkin alasan keamanan, peserta workshop yang rata rata Mahasiswa ini  harus beberapa kali harus melalui scan dan pemeriksaan tas dan barang bawaan. Trauma kaleee.  Foto hak cipta Asep Haryono
PESERTA AUSTRALIA : Bersama Jacqueline de Lacy ,  undangan kehormatan dari Kedutaan Besar Australia. Setiap momen workshop, seminar atau konferensi, saya selalu melebarkan sayap cari contact contact dan memperluas network. Foto Istimewa
TVRI : Masih ingat dengan pembaca berita TVRI Nasional Jakarta, Ussy Karundeng? . Inilah dia orangnya. Kami sempat ngobrol ringan, dan tukar tukaran email.  Ini fotonya sebagai kenangan. Beliau masih aktif sebagai Anggota DPR MPR di Senayan. Foto Istimewa


Materi yang disajikan dalam seminar ini cukup berbobot dan sangat bermanfaat terutama pada policy daerah masing masing di seluruh Indonesia guna segera melaksanakan 8 (delapan) buah target MGDs yang harus sudah rampung atau minimal banyak yang sudah dilaksanakan sebelum menjelang tahun 2015 yang akan datang. Jadi dengan kata lain yang tersisa waktu lebih kurang 5 (lima) tahun dari sekarang. Sungguh suatu waktu yang amat pendek, dan perlu kerja keras yang luar biasa dari seluruh rakyat Indonesia dalam melaksanakan pencapaian MGDs itu hingga merata ke seluruh Indonesia.

Ke Delapan tujuan pembangunan internasional tersebut sudah pula mencakup poin penting lainnya yang tidak bisa dilewatkan begitu saja yakni mengurangi kemiskinan absolut (reducing extreme poverty), mengurangi angka kematian kelahiran anak (reducing child mortality rates) , memerangi bahaya epidemik seperti AIIDS (fighting disease epidemics such as AIDS) dan juga turut mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan bersama (developing a global partnership for development). Cieeeee bahasanya wee.

Apa itu MGD?
Sasaran Pembangunan Millennium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun 2015 merupakan tantangan tantangan utama dalam pembangunan diseluruh dunia. Tantangan-tantangan ini sendiri diambil dari seluruh tindakan dan target yang dijabarkan dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000.

Pada September 2000, Pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan 189 negara lain, berkumpul untuk menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Milenium. Deklarasi berisi sebagai komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Adapun ke 8 Tujuan Pembangunan internasional itu antara lain adalah :
  1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim (Eradicate extreme poverty and hunger)
  2. Pemerataan pendidikan dasar (Achieve universal primary education)
  3.  Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan (Promote gender equality and empower women)
  4.  Mengurangi tingkat kematian anak (Reduce Child Mortality Rate)
  5.  Meningkatkan kesehatan ibu (Improve maternal health)
  6.  Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya (Combat HIV/AIDS, malaria, and other diseases)
  7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup (Ensure environmental sustainability)
  8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (Develop a global partnership for development)

Kurang Greget
Namun ada nuansa yang menurut beberapa orang peserta workshop yang merasa masih kurang kena sasaran setelah seminar dan workshop MGDs yang rata rata berusia muda dan berstatus Mahasiswa ini. Kurangnya porsi diskusi yang direncanakan oleh panitia pelaksana MGDs menjadikan seminar dan worksho ini masih jauh dari harapan. Bayangan saya sebelumnya bahwa diskusi dan workshop MGDs ini akan liat, ketat dan komprehensif meleset jauh dari dugaan ku sebelumnya.

SUSHI : Maaf kalaw salah nulis. Maklum awam. Seumur hidup baru kali ini saya icip icip makanan "ajaib" ginian pas ikut workshop ya di MDGs ini.  Jadul banged. Norak bin Kepo saya hehehe.  Ngaku dot kom.  Foto hak cipta Asep Haryono

SANTAI : Suasana saat dinner di bagian dalam (Cafe JW Marriott).  Kurang bagus hasil fotonya. Maklum kamera saku alias kamera poket saja.  Foto hak cipta Asep Haryono

LIVE MUSIC : Petikan gitarnya yang aduhai keren banged.  Sajian ini menemani kami para peserta workshop dan undangan saat dinner di JW Marriott.   Mau pesen lagu?  Foto hak cipta Asep Haryono
Acaranya menarik dan temanya bagus, dan teknis pelaksanaannya juga baik. Secara keseluruhan mungkin kalaw bisa forum diskusi bisa lebih diperbanyak porsinya. Kalaw bisa satu harian biar lebih maksimal. Follow up kegiatan berupa pertemuan rutin apa saja yang harus dilakukan di sini." Kata Rusli Lim, peserta MGDS yang berasal dari LSM Aliansi Remaja Independen Jakarta.



Senada juga dilontarkan oleh Konsep Wicaksono, Mahasiswa Jurusan Teknik Geofisika ITB Bandung. ""Senang dan banyak hal yang mesti di dapat dari pertemuan ini. Kesan yang semula timbul bahwa workshop MGDs terkesan tua agar dihindari agar pemuda pemuda Indonesia bisa lebih akrab mendengarnya dan lebih dilibatkan. Diskusi nya kurang panjang, malah diskusi sesama peserta jadi paling sedikit porsinya" kata mahasiswa jurusan akhir ini

"Di harapkan memang para peserta yang hadir di Workshop MGDs ini bisa mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperolehnya sehingga bisa diaplikasikan sesuai dengan bidangnya masing masing, jadi tidak hanya seremonial saja yang ada" Kata Gugun Gumilar, Ketua Korodinator Peserta Workshop tersebut

MAKAN : Langsung aja disikat, kok diliatin aja.  Ini peserta Workshop MDGs lagi break makan siang. Foto hak cipta Asep Haryono

SANTAI : Begitu rilex dan santainya suasana workshop, angkat kaki bersila saja juga boleh. Mumpung nda keliatan ya. Foto Candid Asep Haryono
 
Dan Memang pengamatan saya sendiri ada banyak bangku bangku para perwakilan asing dari negara ASEAN yang diwakili oleh bendera itu tidak ada orangnya. Yang saya liat hanya peserta dari negara Thailan dan Philiphina saja yang hadir di acara itu. sekaligus menyajikan makaslahnya. Kemana perwakilan dari negara sahabat Indonesia lainnya seperti Singapura, Kamboja, Vietnam, Brunai Darussalam serta negara lainnya.

Amerika Serikat saja tidak keliatan batang hidungnya. Hanya utusan dari AusAID Australia saja yang hadir di acara itu dan memberikan presentasinya. Walhasil acara diskusi dan workshop nyaris terasa seperti sayur tanpa garam. Bayangan akan debat dan diskusi yang seru membahana juga jauh dari harapan yang aku rasakan. Fasilitas mewah dan infrastruktur sidang di JW Marriott seakan belum mampu memberikan suasana workshop yang maksimal dari seminar MGDS kali ini.

Depan Harris Tebet
Namun secara pribadi aku kagum dengan hotel JW Marriott dan terutama Ritz Carlton saat kami mau sholat Jumat di sana. Bagaimana sang satpam memintaku untuk menghapus foto yang saya ambil di depan Ritz Carlton dengan alasan keamanan.  Makanya wajar kalaw kawan kawan browsing ke google jarang ditemui foto foto Hotel JW Marriott khan?  Saya sendiri sudah mencari cari kemana mana dan sudah sangat sulit mendapatkan gambar gambar hotel tersebut.

Aku juga sudah merasakan nuansa saat terjadinya pemboman di Ritz Carlton di lantai 2 itu. Walaupun sudah rapih tertata, tapi aku bisa melihat dengan mata kepala sendiri, posisi dimana seorang pelaku pembom bunuh diri itu berjalan dari ruang tamu ke ruang cafe dan akhirnya terjadi ledakan di sana.

Pemeriksaan keamanan dan security check di pos pos tertentu di Ritz Carlton terasa amat ketat dan kadang membosankan. Walaupun pelaksanaan workshop MDGs di Hotel JW Marriott namun seluruh peserta tidak menginap di hotel mahal Amerika tersebut. Kami semua diinapkan di hotel Harris Tebet.  Ada suasana mencekam ngeri saat menaiki anak tangga di Rizt Carlton itu. Namun suasana kembali cair saat kami kembali ke Marriott.
Ah pengalaman berharga yang tidak terlupakan (Asep Haryono)
22 September s/d 2 Oktober 2009
Catatan Asep Haryono

Sejak tanggal 28 September sampai dengan tanggal 1 Oktober 2009 yang lalu, sebanyak 162 pemuda-pemudi dari 22 negara dari seluruh Dunia berkumpul di Hotel bintang 5 Marbella, Anyer Banten Kabupaten Serang. Kegiatan yang konon merupakan konperensi pemuda Pertama di dunia berhasil terselenggara dengan baik berkat dukungan dan kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Banten, Pemerintah Kabupaten Lebak, Kementrian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia, UNESCO dan juga Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.  Saya beruntung bisa menjadi salah satu delegasi Indonesia di Konferensi itu dan tentunya serba GRATIS tis tis tissssssss.   Nyehehehehehee

Mereka berkumpul untuk mendiskusikan formula yang tepat untuk menciptakan perdamaian di dunia. Pesan Perdamaian telah lahir dan berhasil dicetuskan itu diberi nama Deklarasi Banten akan dibawa untuk disampaikan pada forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai inisiatip pemuda Internasional bagi terciptanya perdamaian dunia.

Konferensi Pemuda Internasional ini dibuka oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Dr.Adhyaksa Dault. Turut hadir Menteri Pendidikan Nasional Prof.Dr.Bambang Sudibyo, Gubernur Banten saatiu Ratu Atut Chosiyah. Kedua pejabat Negara ini didaulat memberikan kata sambutan dan pidato.

Sedangkan yang menjadi tamu kehormatan di Konperensi Pemuda International ini adalah Prof.Dr.Arief Rahman, Ketua Komisi Nasional untuk UNESCO, sebuah badan PBB yang bergerak di bidang Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan, Direktur dan Perwakilan Sekretariat UNESCO di Paris Hubert Gijzen, Perancis, Walikota Serang Bunyamin dan Regent Kabupaten Lebak Mulyadi Jayabaya.  Saya beruntung bisa berfoto bersama dengan tokoh pendidikan yang sangat saya kagumi ini.

Ketika makan pagi  di plaza Hotel Marbella, saya melihat Pak Arief Rahman sedang sendirian di sudut plaza menyantap makan siang, saya memberanikan diri untuk meminta kesediaan beliau untuk foto bareng. Dengan kamera digital poket yang sudah on dari tadi, saya menyapa beliau dengan perasaan Galau. Kuatir kalaw beliau marah karena makan siangnya "terganggung".  "Maaf pak, saya Asep Haryono, delegasi Indonesia dari Pontianak, boleh minta foto bareng sama bapak buat kenang kenangan" pinta saya.  "Oh ya silahkan silahkan" jawab Pak Arief Rahman. Huaaaaaaaaaa senangnya.  Ini fotonya hiehiehiehie

DENGAN PAK ARIF RAHMAN : Foto bersama dengan Prof. Dr.Arief Rahman, pakar Pendidikan. He was  one of my fave person in this world. Awesome. Foto diambil di sela sela jamuan Makan Pagi di Hotel Sol Elit Marbela Banten (29/9).
Menurut catatan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banten, Kegiatan ini diikuti tidak kurang dari 162 peserta yang datang dari 22 Negara di dunia. Para peserta berdatangan di Hotel Marbella Banten sejak tanggal 28 September 2009 dan dari pihak penyelenggara kegiatan menjemput delegasi pemuda atau PY (Participant Youth) yang mulai berdatangan silih berganti di Bandara Internasional Soekarno Hatta sejak pukul 10.00 WIB pagi.

Kedatangan para pemuda dan pemudi dari seluruh dunia ini kemudian dijamu secara istimewa dan sambutan yang ramah dan penuh keakraban oleh Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya dengan sajian makan malam dan sajian penampilan kebudayaan (Cultural Performance) daerah Banten kepada para delegasi pemuda sedunia itu. Ada yang unik dari penyambutan ini dimana setiap PY mendapat selendang berbentuk kain panjang yang harus dikenakan selama berlangsungnya konperensi. Adapun maksud pemakaian atribut selendang biru ini sebagai tanda kesatuan dan kesamaan pandangan para PY untuk bertekad memperjuangkan pesan perdamaian untuk seluruh dunia.

Pesan dari Banten Untuk Perdamaian
Dalam diskusi yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini dihadiri oleh sejumlah pakar yang berkompeten di bidangnya masing masing dan sekaligus bertindak sebagai pembicara atau keynote Speaker 
antara lain Prof.Retno S Sudibyo, Koordinator Pendidikan Nasional bagi Pembangunan Berkelanjutan, Maxam, Direktur ICAF Amerika Serikat, Dr.Yang Hye-Ran, Kepala Tim Penelitian dan Pembangunan UNESCO-APCEIU yang berkewarganegaraan Korea Selatan, dan Dr.Musthofa Thohan, Direktur Federasi Organisasi Mahasiswa Islam Internasional, Timur Tengah.

DENGAN MAXAM : Foto bareng dengan Kym Maxam, IT and Web Advisor dari International Child Art Foundation, Amerika Serikat. Beliau merupakan salah satu pembicara utama dalam International Youth Conference 2009 tanggal 28 September s/d 3 Oktober 2009 di Banten
Add caption
Makalah yang dibawakan oleh Ibu Retno berjudul Peranan Pendidikan dalam Membangun Perdamaian melalui Pembangunan Berkelanjutan. Maxam dari Amerika Serikat itu menyajikan makalah Pemberdayaan Pemuda Melalui Kebudayaa dan Olah Raga dalam Menciptakan Perdamaian Dunia.

Para delegasi peserta konperensi terkedan dengan cara pembawaan materi Maxam yang sangat menyentuh hati. Sedangkan Yang dari Korea Selatan membawakan materi yang berjudul Peranan Media dan ICT (Information And Communication Technology) Dalam Menyumbang Perdamaian Dunia.

Kegiatan Konperensi Pemuda Internasional yang dilaksanakan di kota Banten ini merupakan agenda langka dan menjadi agenda penting Pemerintah Kabupaten Banten dan sangat membanggakan karena dilaksanakan di lokasi wisata terkemuka di Banten. Tema International Youth Conference 2009 ini adalah Peran Pemuda Dalam Menciptakan Perdamaian , Menuju Dunia Masa Depan Tanpa Kejahatan dan Radikalisme (The Role Of Youth To Establish Peace Toward A Future World Without Violent Radicalization).



MANA SAYA :  Ini sebagian peserta konferen sedang foto bersama di Istana Bogor. Coba cari dimana saya.  Copas foto diatas lingkari yang mana saya, dan kirimkan ke saya via email asep@pontianakpost.com dengan subyek email : Foto Lomba  Akan di UNDI untuk  dicari 1 (satu) Orang Pemenang yang akan mendapatkan hadiah 2 buah Buku Dahlan Iskan Ganti Hati dan Buku Pemuda Membangun dari Desa  Goris Mustakim.  Ditunggu paling lambat 31 Juli 2012.  Pengumuman pemenang akan disampaikan langsung via email.  Hadiah akan dikirim via POS  Tertarik?




Banten menjadi “dapur” para pemuda pemudi dari seantero Jagat yang menggodok menu yang akan disuguhkan kepada dunia terkait persoalan perdamaian. Suara dari Banten inilah yang kemudian tercipta Deklrasi Banten yang akan dibawa dalam Konperensi Dunia mengenai Perdamaian yang berlangsung di kota Paris Perancis pada tahun 2010 mendatang. Disadari bahwa deklarasi Banten ini akan membawa harus nama daerah Kabupaten Banten dan Indonesia di mata Internasional.

Salah seorang PY dari Jepang Tetsura Nomura menanyakan bagaimana bisa Banten menjadi terpilih bagi terselenggaranya konperensi pemuda Internasional ini. Penunjukan Banten yang dipilih menjadi tempat pelaksanaan konperensi pemuda internasional ini berawal dari penunjukkan Indonesia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Menurut ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Prof Dr Arief Rahman, penunjukan ini antara lain didasari apresiasi PBB dan dunia internasional terhadap kehidupan social di Indonesia.

MINUM JUS JAMBU :  Para peserta begitu tiba di Marbella Anyer langsung diberi slayer dan juga disuguhi jus jam jambu.  Saya habis 5 gelas, lawong gelasnya kecil.  Perut saya kan daya tampungnya gede. Hehehehee.  Foto hak cipta Asep Haryono

Yang Pertama Di Indonesia
Angga Dwi Martha, PY dari daerah Sumatera Barat mengatakan kegiatan yang diikutinya ini sangat bermanfaat baginya untuk menjalin persahabatan dan perdamaian antar pemuda di seluruh dunia. Dia berharap bisa melakukan tindak lanjut dari kegiatan yang diikutinya ini dengan mengadakan seminar dengan cakupan wilayah provinsi , diskusi panel dan kegiatan lainnya.

Ketika ditanya tentang musibah gempa bumi yang terjadi pada tanggal 30 September, dia mengatakan syukur Alhamdulillah keluarganya dalam keadaan baik dan selamat, namun kondisi daerahnya sampai sekarang belum diketahuinya dengan pasti. 
Angga yang tamatan administrasi Negara di Universitas Negeri Padang saat ini mengambil S2 dari UI.

SADAR KAMERA :  Penulis saat berlangsungnya sidang konferensi masih sempat Narsis mumpung ada kameraman dari Kementrian Kepemudaan dan Olah Raga lewat. Saya kasih kamera saku saya dan minta difotoin.  Banyak gaya si Asep mah.  Foto Panitia donk

Dengan penduduk hampir mendekati angka 300 juta memiliki 100 suku dan 150 Bahasa berbeda, ternyata semua bisa bersatu. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa penganut 5 agama berbeda bisa hidup bersama di Indonesia. Hal seperti inilah, seperti kata Pak Arief Rahman , yang membuat komunitas internasional ingin mengetahui lebih jauh apa resep Indonesia dalam menciptakan itu semua.

Bagai gayung bersambut, pihak Kementrian Pemuda dan Olah Raga Raga (Kemenegpora) menawarkan kepada Banten yang disambut dengan baik oleh Gubernur Banten Ratu saat itu Atut Chosiyah dengan mengirimkan surat kesediaan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaran Konperensi Pemuda Internasional (International Youth Conference) yang konon pertama di dunia dan dilaksanakan di Indonesia itu.

Usai berkonferensi di Banten, para delegasi peserta (Participant Youth) pemuda dan pemudi dari seluruh dunia itu mengadakan field trip langsung menuju Paris Pan Java, Bandung, Jawa Barat untuk melepaskan penat dengan mengunjungi Lembang, Tangkuban Perahu dan lokasi lokasi bersejarah Konperensi Asia Afrika di Bandung.

Mereka dijamu dan disambut oleh Walikota Bandung dan kami semua para
International Youth Conference menginap di Hotel Savoy Homann Bandung. Sebelum menjejakan kaki di Bandung, seluruh  peserta International Youth Conference mengunjungi Istana Bogor melalui Jalur Puncak dan disambut oleh Bupati Bogor.   Ditulisan mendatang Insya Allah akan saya tuliskan pengalaman menginap di Marbella dan Savoy Hoyman  tentu dengan catatan tidak janji hehehee.  (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia