Kalau membaca judul artikel ini jangan terkecoh ya. Tulisan yang bernudul dan berisi "Ketika Guru Menjadi Model" di sini bukan dimaksudkan sang Guru menjadi model Majalah dan ata lenggak lenggok di atas 'kucing berjalan" (baca : catwalk) dan lain sebagainya. Penyebutan "Model" di sini adalah sebagai "panutan" atau "contoh nyata" program pengentasan kemiskinan, pencerdasan bangsa dan negara serta meningkatkan kualitas pendidikan yang merupakan salah satu target dari Dompet Dhuafa.
Ya Tadi pagi sekitar pukul 09.00 WIB, sebanyak 6 orang (Terdiri atas 4 pemud1 dan 2 pemuda) semuanya bergelar Sarjana ini bertandang ke Graha Pena Pontianak Post yang terletak di bilangan Jalan Gajah Mada 2- 4 Pontianak. Mereka tergabung dalam program SGI (Sekolah Guru Indonesia) yang merupakan salah satu program kerja dari Dompet Dhuafa nasional. Kedatanagn pemuda dan pemudi energik ini diterima oleh Sekretaris Redaksi Ibu Silvina dan saya sendiri di lantai 5. Ke 6 (Enam) orang tersebut adalah Ahmad Fachrudin Imam, Sri Wahyuni , Ahmad Lizam , Velin Lamuningtiyas , Febri Reviani , dan Aulia Fauzia.
"Sekolah Guru Indonesia atau disingkat menjadi SGI ini memang didedikasikan bagi para pemuda di seluruh Indonesia untukmengabdikan diri menjadi guru model serta siap berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di seluruh penjuru Nusantara" kata Fachruddin,. Pimpinan rombongan mereka membuka pembicaraan dengan kami.
Hal senada juga diungkapkan oleh rekannya Ahmad Lizam. "Ada banyak misi yang diemban para guru SGI ini di seluruh daerah penempatannya di Indoensia diantaranya adalah untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya selama belajar di Bangku Kuliah, serta mengaplikasikan ilmunya di lapangan sebagai guru model sekaligus mencerdaskan dan mengembangkan SDM di daerah penempatan" tegasnya
Banyak pengalaman mereka di lokasi penempatan . Sebagai contoh pengalaman Ahmad Lizam sendiri yang pernah mendapat musibah kecurian dokumen surat surat pentingnya di lokasi tugas. "Saya kena musibah (kecurian) itu pada tanggal 25 November 2013 yang lalu : MP3 player, HP, kamera digital dan surat surat penting seperti KTP, SIM dll juga lenyap" kata Ahmad Lizam. Dia pun meminta kiriman Paspor nya untuk kelengkapan administrasi selama proses penggantian dibuat lagi tuturnya. Semuanya ditulis dalam blog pribadinya.
Sri Wahyuni yang kebetulan berasal dari Sumatera Barat menuturkan betapa murid murid di sekolah tempatnya mengajar masih belum mengenal perkalian dasar dalam pelajaran Matematika. "Untuk mandinya saja sih kami menggunakan air hujan atau parit yang berwarna mirip air teh itu. Sedangkan untuk tempat tinggalnya tadinya dalam rumah warga namun kemudian saya memutuskan untuk tidur di perpustakaan saja" tutur Sri Wahyuni. Satu per satu dari mereka menuturkan kisah pengalaman mereka saat mulai ditempatkan di daerah pedalaman di Kalimantan Barat.
Pengalaman yang cukup menarik untuk dikaji dan bahkan untuk ditulis dalam sebuah laporan perjalanan atau cerita harian. Jangan salah semua Guru Model Sekolah Guru Indonesia (SGI) ini semuanya memiliki kemampuan menulis. Beberapa dari mereka adalah blogger aktif. Amazing. Pantas saja mereka mampu menuturkan cerita pengalaman mereka masing masing secara runut dengan bahasa yang mudah dipahami. Luar biasa sekali. Di sela sela suka duka mereka mengembangkan SDM di daerah penempatan, mereka selalu berusaha mengembangkan dirinya dan menuliskannya dalam jurnal yang mereka miliki. (Asep Haryono)
Ya Tadi pagi sekitar pukul 09.00 WIB, sebanyak 6 orang (Terdiri atas 4 pemud1 dan 2 pemuda) semuanya bergelar Sarjana ini bertandang ke Graha Pena Pontianak Post yang terletak di bilangan Jalan Gajah Mada 2- 4 Pontianak. Mereka tergabung dalam program SGI (Sekolah Guru Indonesia) yang merupakan salah satu program kerja dari Dompet Dhuafa nasional. Kedatanagn pemuda dan pemudi energik ini diterima oleh Sekretaris Redaksi Ibu Silvina dan saya sendiri di lantai 5. Ke 6 (Enam) orang tersebut adalah Ahmad Fachrudin Imam, Sri Wahyuni , Ahmad Lizam , Velin Lamuningtiyas , Febri Reviani , dan Aulia Fauzia.
"Sekolah Guru Indonesia atau disingkat menjadi SGI ini memang didedikasikan bagi para pemuda di seluruh Indonesia untukmengabdikan diri menjadi guru model serta siap berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di seluruh penjuru Nusantara" kata Fachruddin,. Pimpinan rombongan mereka membuka pembicaraan dengan kami.
Hal senada juga diungkapkan oleh rekannya Ahmad Lizam. "Ada banyak misi yang diemban para guru SGI ini di seluruh daerah penempatannya di Indoensia diantaranya adalah untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya selama belajar di Bangku Kuliah, serta mengaplikasikan ilmunya di lapangan sebagai guru model sekaligus mencerdaskan dan mengembangkan SDM di daerah penempatan" tegasnya
GURU SGI : Para guru yang tergabung dalam Program Sekolah Guru Indonesia (SGI) berfoto bersama saat berkunjung ke Graha Pena tadi pagi (24/12). Foto Asep Haryono |
SILATURAHMI : Para Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ini diterima oleh Sekretaris Redaksi, Bu Silvina di lt 5 Graha Pena Pontianak Post. Foto Asep Haryono |
Ahmad Lizam (Kiri) dan Fachruddien Imam (Kanan) Foto Asep Haryono |
Banyak pengalaman mereka di lokasi penempatan . Sebagai contoh pengalaman Ahmad Lizam sendiri yang pernah mendapat musibah kecurian dokumen surat surat pentingnya di lokasi tugas. "Saya kena musibah (kecurian) itu pada tanggal 25 November 2013 yang lalu : MP3 player, HP, kamera digital dan surat surat penting seperti KTP, SIM dll juga lenyap" kata Ahmad Lizam. Dia pun meminta kiriman Paspor nya untuk kelengkapan administrasi selama proses penggantian dibuat lagi tuturnya. Semuanya ditulis dalam blog pribadinya.
Sri Wahyuni yang kebetulan berasal dari Sumatera Barat menuturkan betapa murid murid di sekolah tempatnya mengajar masih belum mengenal perkalian dasar dalam pelajaran Matematika. "Untuk mandinya saja sih kami menggunakan air hujan atau parit yang berwarna mirip air teh itu. Sedangkan untuk tempat tinggalnya tadinya dalam rumah warga namun kemudian saya memutuskan untuk tidur di perpustakaan saja" tutur Sri Wahyuni. Satu per satu dari mereka menuturkan kisah pengalaman mereka saat mulai ditempatkan di daerah pedalaman di Kalimantan Barat.
Pengalaman yang cukup menarik untuk dikaji dan bahkan untuk ditulis dalam sebuah laporan perjalanan atau cerita harian. Jangan salah semua Guru Model Sekolah Guru Indonesia (SGI) ini semuanya memiliki kemampuan menulis. Beberapa dari mereka adalah blogger aktif. Amazing. Pantas saja mereka mampu menuturkan cerita pengalaman mereka masing masing secara runut dengan bahasa yang mudah dipahami. Luar biasa sekali. Di sela sela suka duka mereka mengembangkan SDM di daerah penempatan, mereka selalu berusaha mengembangkan dirinya dan menuliskannya dalam jurnal yang mereka miliki. (Asep Haryono)