Gambar dari Internet
Phone Book Pun Turut Hilang Juga
Catatan Asep Haryono

Musibah yang datang karena memang sudah takdirnya adalah hal yang wajar karena namanya musibah bisa datang kapan saja dan datangnya pun tidak pernah memberi kabar dahulu.

Namunn jka musibah itu datang sebagai konsekuensi logis buah dari kelalaian dan ketidakdsiplinan kita itu adalah punishment (hukuman) agar kelalaian serupa tidak terjadi lagi dimasa yang akang datang.

Yang saya sebut terakhir itulah yang saya alami. Sebuah musibah terjadi pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2012 tepat di hari pertama saya memulai cuti taunan saya yang "cuma" dapat 12 (dua belas) hari itu. Bagaimana jalan ceritanya kok bisa terjatuh gitu sih, apa karena jatuh dari tas atau jatuh bagaimana? Kok bisa jatuh gitu? Nah itu dia yang ingin saya bagikan pada kesempatan kali ini. 

Tidak Terasa

Hari itu Kamis 20 Desember 2012 setelah saya check out dari "habitat" saya di lantai 5 Gedung Graha Pena Pontianak Post, saya pun bergegas menuju basement tempat "Iron Man" (baca : Motor MIO-red) saya diparkir di bagian paling sudut.  Saya suka sudut di mana saja berada kayanya membuat ketenangan dan kedamaian jika sudah berada di sudut.

Plaza TK. Foto Asep Haryono
Saya sempat mengirimkan satu buah pesan singkat SMS saya kepada sang istri di luar kota kalaw hari itu saya mau jemput Abbie, putra kami yang pertama, di KB TK Islam Al Azhar 21 Pontianak.

Kebetulan hari itu adalah hari pagelaran Festival dan Olah Seni Ekskul, dan anak saya ikut dengan "gank" nya kelas B dan juga ikut ekskul menari dan menggambar.  Rupanya itulah SMS saya yang terakhir dari Nokia C1 kesayangan saya.

Sesampainya di plaza parkiran Perguruan Islam Al Azhar Pontianak, saya pun memarkir "Iron Man" saya juga di sudut parkiran, dan kaget ternyata HP Nokia C1 yang saya simpan di kocek (Bahaa Pontianak yang artinya di saku baju atau celana panjang-red) sudah tidak berada ditempatnya lagi.

"eh kemana pula HP saya ne kan saya taruh di sini" gumam saya dalam hati. Tangan saya meremas remas (apa hayooo) saku celana dan saku kantong tidak ada. Saya pun mencoba mengingat ingat kira kira dimana jatuhnya barang itu.  Akhirnya sejenak saya diam membisu berdiri mematung beberapa saat. Tidak percaya apa yan terjadi.  Blengg pasrah. HP terjatuh di jalan. Tidak terasa.

Lapor Ke Grapari Telkomsel
Setelah yakin sang Nokia C1 terjatuh dijalan, saya pun membatalkan untuk menjemput Abbie. Saya memacu "Iron Man" saya lagi dan keluar dari gedung Al Azhar langsung menuju kantor GraPARI Telomsel yang terletakk di depan Masjid Raya Mujahiddin Pontianak, atau di jalan Ahmad Yani kota Pontianak yang jaraknya cukup dekat.

"Silahkan bapak isi lembaran form ini untuk memperoleh penggantian kartu SIMPATI bapak yang hilang karena jatuh tadi" kata petugas GrapaRI Telkomsel yang putih jangkung tinggi itu.  "Jangan lupa bapak untuk mencantumkan minimal 3 nomor yang biasa bapak hubungi, dan menanda tangani berita acara pergantian kartu dengan biaya materai 6 ribu rupiah" kata mba petugas tadi menjelaskan lebih rinci.

Persoalan muncul karena saya "hanya" hafal 2 (dua) nomor yang tiap hari saya hubungi yakni nomor sang istri dan nomor rekan kerja saya Pak Kekes, karikaturis, nah itu saja. Yang lain saya tidak ingat atau tidak hapal lagi.  Lah beda kah tidak ingat sama tidak hapal? Hiheiheiheie.  "Oh maaf bapak harus minimal 3 nomor yang biasa dihubungi, kalaw tidak, mohon maaf aplikasi penggantian kartu bapak tidak dapat dilayani hari ini" kata mba petugas tadi.

"Tidak harus nomor HP bapak, nomor telepon rumah atau nomor telepon lainnya juga boleh minimal 3 buah nomor ya" jawab mba petugas tadi yang mungkin merasa "iba" melihat raut wajah saya yang seperti ditekuk empat itu.  Akhirnya nomor terakhir yang saya isikan di form tersebut adalah nomor telepon kantor saya.  "wah kalaw nomor telepon kantor ada mba" jawab saya tenang. Hiehiheihee urusan selesai. Beberapa menit kemudian kartu SIMPATI pengganti dengan nomor yang saya berhasil dibuat lagi.

Phone Book Hilang Semuanya
Mengapa saya harus segera lapor ke Grapari Telkomsel begitu tau HP saya terjatuh? Karena dalam HP saya yang jatuh itu berisi kartu perdana Simpati yang berisi puluhan bahkan ratusan nomor telepon mulai dari nomor telepon atau HP kerabat, sodara, handai tolan, rekan bisnis, orang tua dan juga nomor nomor wartawan yang sangat rahasia dan jangan sampai bocor. 

Menghindari kemungkinan disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, maka nomor yang hilang tersebut harus di "shut down" atau di "terminate" oleh server Telkomsel.  Maka dari itulah secepat kilat ala Lightning Mcqueen saya blokir kartu saya tersebut melalui Grapari Telkomsel. Dengan demikian orang lain tidak akan bisa menggunakan nomor saya yang jatuh itu.  Namin konsekuensinya nomor nomor yang sudah ada dalam phonebook itu otomatis hilang semuanya.

Kini saya harus "mencicil" sedikit demi sedikit nomor nomor rekan bisnis, rekan kerja, dan lain sebagainya di kartu perdana SIMPATI baru dengan nomor yang sama. Bukan mudah tentunya. Begitu nomor saya aktif kembali, semua SMS yang masuk unknown tidak diketahui namanya entah dari siapa dan dari mana.  Begitu ada SMS yang masuk, langsung saya reply dengan jawaban "Mohon maaf phonebook saya hilang, terhapus semua, Saya tidak tau lagi dari mana aja SMS ini masuk termasuk SMS ini. Mohon kabari ini siapa ya, biar saya save lagi datanya, trims"

Sampai sekarang jawaban standar tersebut saya jadikan template jawaban SMS di phonebook saya yang masih fresh alias masih kosong belum ada data datanya.  Inilah kelemahannya menggunakan HP Jadul, beda dengan sistim operasi berbasis ANDROID yang sudah connect ke server jadi data yang hilang bisa dengan mudah direcovery(Asep Haryono)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia