Catatan Asep Haryono


Bagi yang tinggal di kota Pontianak pada khususnya, dan seluruh masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya, pasti mengenal atau minimal tau Masjid Raya Mujahidin Pontianak.  

Sebagai mesjid terbesar dan termegah yang terletak di kota Pontianak yang merupakan ibukota Propinsi Kalimantan Barat ini secara resmi mulai beroperasi sejak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Ir H.Joko Widodo pada tanggal 20 Januari 2015 yang bertepatan dengan 29 Rabiul Awal 1436 Hijriah.

Dari berbagai referensi disebutkan bahwa Masjid Raya Mujahidin Pontianak yang merupakan masjid kebanggan seluruh masyarakat Kalimantan Barat ini nama "Mujahidin" pada awalnya adalah nama untuk Yayasan dan kemudian diperuntukkan sebagai nama masjid atas usul dari Achmad Mawardi Djafar.

Dalam rangkaian sejarahnya Masjid yang luas dan megah yang sanggup menampung sekitar 9 ribu umat Muslim ini pertama sekali diresmikan Presiden kedua Republik Indonesia Bapak H. Muhammad Soeharto (alm) pada tanggal 23 Oktober 1978 yang bertepatan dengan Har Jadi kota Pontianak yang ke  207 tahun.

Luas Dan Megah
Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini memiliki segudang aktifitas umat mulai dari perayaan hari besar Islam , Panitia Idul Fitrie, Panitia Idul Qurban ,Mimba MTQ lengkap dengan formasi kepengurusannya, Remaja Masjid Mujahidin, Televisi Madani Mujahidin sampai Radio Mujahidin FM.   

Masjid Raya Mujahidin juga sudah merambah ke dunia maya dengan jangkauan website streamingnya yang Insya Allah menjadi salah satu komunitas yang mendunia.

Bangunan Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini memiliki dua lantai,  Lantai paling atas digunakan untuk ibdah utama, termasuk kajian kajian rutin keIslaman.  Lantai bawahnya merupakan lantai yang multifungsi yang bisa digunakan oleh masyarakat luas.   

Daya tampung baik di halaman atas dan bawah diperkirakan sanggup menampung ribuan Umat. Hasil infaq sumbangan Sholat Jumat misalnya bisa mengumpukan jutaan rupiah dalam satu kali sesi Sholat Jumat. Halaman parkir yang luas  yang bisa menampung ratusan hingga ribuan kendaraan bermotor dan juga mobil

Tidak ada karcis parkir di Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini. Semuanya serba free alias gratis.   Walaupun demikian para Jamaah diminta untuk tetap waspada, mengunci kendaraannya, membuat kunci ganda dan tidak menyimpan barang barang berharga seperti emas, dan uang di jok kendaraan.

Cara menuju ke Masjid Raya Mujahidin Pontianak
Jika sahabat ingin berkunjung atau melakukan kunjungan wisata baik untuk dari kalangan siswa sekolah (Mahasiswa) dan untuk penelitian atau wisata religius silahkan datang ke
Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini kapan saja.   

Dari Bandara Internasional Supadio, bisa langsung menuju
Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini dengan waktu sekitar 20 menit.   Dari Bandara Supadio boleh menggunakan kendaraan sendiri baik motor atau mobil.  

Bisa juga dengan menggunakan Taxi Bandara yang sudah tersedia dengan mudahnya.   BlueBird masih belum beroperasi untuk di kota Pontianak ini.   Jika sahabat atau rekan rekan yang ingin melakukan kunjungan ke Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini juga bisa menghubungi penulis Asep Haryono  SMS/WA : 08977749155  . (Asep Haryono)

RENOVASI :  Masjid Raya Mujahidin Pontianak saat sedang dilakukan renovasi menyeluruh.  Dokumentasi pribadi / Foto Asep Haryono
RENOVASI :  Masjid Raya Mujahidin Pontianak saat sedang dilakukan renovasi menyeluruh.  Dokumentasi pribadi / Foto Asep Haryono

KUBAH : Dome atau bagian kubah masjid yang megah. Banyak jamaah yang memfoto bagian tengah masjid nan megah ini. Foto Asep Haryono
KUBAH : Dome atau bagian kubah masjid yang megah. Banyak jamaah yang memfoto bagian tengah masjid nan megah ini. Foto Asep Haryono

LUAS :  Lantai dua Masjid Raya Mujahidin yang luas dan berhawa dingin.  Bagian depan untuk jamaah pria, dan dibagian belakang adalah jamaah wanita. Foto Asep Haryono
LUAS :  Lantai dua Masjid Raya Mujahidin yang luas dan berhawa dingin.  Bagian depan untuk jamaah pria, dan dibagian belakang adalah jamaah wanita. Foto Asep Haryono

JERNIH :  Salah satu sisi luar dari Masjid Raya Mujahidin adalah ruangan wudhu jamaah pria. Bagian tengahnya ada air mancur mini.   Indahnya. Foto Asep Haryono
JERNIH :  Salah satu sisi luar dari Masjid Raya Mujahidin adalah ruangan wudhu jamaah pria. Bagian tengahnya ada air mancur mini.   Indahnya. Foto Asep Haryono

TANGGA :  Salah satu tangga di sisi kanan dari sisi dalam Masjid Mujahidin. Bagi yang tidak mampu berjalan tangga bisa menggunakan lift.  Foto Asep Haryono
TANGGA :  Salah satu tangga di sisi kanan dari sisi dalam Masjid Mujahidin. Bagi yang tidak mampu berjalan tangga bisa menggunakan lift.  Foto Asep Haryono

LORONG :  Dalam tunnel (lorong) di salah satu sisi Masjid Mujahidin yang biasa digunakan jamaah untuk berjalan menuju masjid utama. Foto Asep Haryono
LORONG :  Dalam tunnel (lorong) di salah satu sisi Masjid Mujahidin yang biasa digunakan jamaah untuk berjalan menuju masjid utama. Foto Asep Haryono

Masjid Raya Mujahidin tampak dari luar. Mohon maaf fotonya tidak jernih dan tidak utuh. Karena memfotonya dari balik jendela mobil.  Setidaknya ini foto aseli jepretan karya sendiri.  Foto Asep Haryono
Masjid Raya Mujahidin tampak dari luar. Mohon maaf fotonya tidak jernih dan tidak utuh. Karena memfotonya dari balik jendela mobil.  Setidaknya ini foto aseli jepretan karya sendiri.  Foto Asep Haryono

Catatan Asep Haryono

Kajian Dhuha Rutin Bulanan sering saya ikuti beberapa bulan terakhir ini.  Kebetulan kemarin Hari Ahad tanggal 5 April 2015 kemarin bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1436 Hijriah , saya mengajak sekeluarga untuk hadir di acara IKADI atay kepanjangan dari Ikatan Dai Indonesia Cabang Kalimantan Barat yang menggelar Kajian Dhuha Rutin Bulanan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.  

Kajian rutin bulanan Dhuha yang ke 5 (lima) kalinya ini menampilkan tema "Menjadi Pribadi Yang Sehat Dan Hebat Melalui Ruqyah Syar'iah" dengan pembicara utama Ustadz Fadhlan Abu Yasir Lc.   Acara yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB dan berakhir menjelang Sholat Dhuhur ini dihadiri oleh ratusan pengunjung yang memadati lantai II Masjid Raya Mujahidin yang memang megah itu.

"Saya hadir di acara ini karena senang materinya bagus dan pemberi materinya juga orang pinter, jadi tak rugilah saya datang di sini" kata Indra, salah seorang Jamaah dari Jeruju yang berhasil saya temui di sela sela duduk bersila mendengarkan uraian hikmah dari pembicara nya.  

Indra tidak datang sendiri melainkan membawa serta adiknya untuk mengikuti kajian Dhuha bersamanya.
Ustad Ustadz Fadhlan Abu Yasir Lc memberi tekanan kepada para Jamaah betapa banyaknay program acara di Televisi yang menyesatkan umat terutama yang berkaitan dengan dimensi lain yang sudah ditulis dalam kitab suci Al Quran yakni keberadaan makhluk JIN. 

"Apa yang ditayangkan dalam program Televisi swasta yang menghadirkan acara alam Ghaib dengan mempertontonkan tayangan mahkluk mahluk Astral sungguh menyesatkan" kata beliau.  "Yang penting bagi Umat Muslim sekarang ini memahami dengan benar apa itu Ruqyah Syar'iah sesuai dengan tuntunan Nabi Besar Muhammad SAW" kata
Ustad Ustadz Fadhlan Abu Yasir Lc.   

Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin
Saat acara Kajian Ruqyah akan dimulai. Para jamaah mulai duduk di tempat yang sudah disediakan di lantai 2 Masjid Raya Mujahidin. Foto Asep Haryono
Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin
Menjelang Sholat Dhuhur acara Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin ini pun selesai. Jamaah bersiap mendirikan Sholat Dzhuhur berjamaah. Foto Asep Haryono
Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin
Para peserta Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin bergegas pulang setelah acara selesai diikuti dengan Sholat Dhuhur berjamaah. Foto Asep Haryono
Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin
Pria ini bukan sedang DEMO melainkan sedang menanti kotak sumbangan JamaahKajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin. Hati hati berdirinya mas,  Sudah ditepi tangga. Awas jatuh.  Foto Asep Haryono
Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin
Saat sang Ustad memberikan Kajian Ruqyah Di Masjid Raya Mujahidin.  Beliau berdiri menghadap Jamaah.  Foto Asep Haryono

Ada kejadian menarik di sela sela kajian ini.  Seorang Jamaah dari bagian perempuan mendadak berteriak histeris seperti sedang mengalami goncangan kejiwaan.  Beberapa Tim Ruqyah berusaha menenangkannya..Acara ini sebenarnya masih ada kelanjutannya. 

Setelah Sholat Dhuhur, kembali di adakan Ruqyah Masal di rumah Rumah Dinas Wakil Walikota Pontianak 
Semoga kajian Ruqyah Syar'iah ini bisa dipahami dengan benar oleh Jamaah.  Amin ya Rabbal Alamin  (Asep Haryono).


Catatan Asep Haryono
Hari Ahad (8 Februari 2015) kemarin saya sekeluarga menghadiri Kajian Kuliah Dhuha Rutin bulanan yang diselenggarakan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak yang terletak di Jalam Ahmad Yani Pontianask.    Kegiatan pengajian Dhuha Bulanan kemarin dilaksanakan oleh IKADI (Ikatan Dakwa Indonesia cabang Pontianak) dengan mengundang pembicara DR.KH.Muslih Abdul Karim

Beliau di Lamongan (Jawa Timur) pada tanggal 15 Maret 1955.   Menamatkan Bangku Madrasah Aliyah (atau setingkat SMA gitu deh). Kemudian melanjutkan studi ke Riyadh, Mekah hingga menyelesaikan program Sl, S2, dan S3 di Riyadh dengan jurusan Tafsir.  Beliau sekarang tercatat sebagai dosen di LIPIA Jakarta jurusan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan PTIQ Jakarta.  Sedangkan dalam Ikatan Da’i Indonesia sendiri beliau tergabung dalam Dewan Syuro IKADI (Sumber gemashafamarwa).  

Saya tau informasinya dari Baliho di beberapa sudut kota Pontianak, dan juga undangan resminya yang berkop Ikadi Cabang Pontianak yang juga sampai di meja Redaksi.  Setelah saya browsing informasi yang berkaitan dengan even tersebut, saya pun mantaf untuk hadir di acara tersebut,    Judulnya cukup menarik "Meniti Tangga Mahabbatullah".  Nah brosurnya saya sertakan juga di bawah ini :

Brosur IKADI
Brosur Kajian Dhuhanya.  Sumber IKADI


Jalannya Kajian Dhuha
Dalam undangan dan Brosurnya dicantumkan acarfa dimulai pada pukul 08.30 WIB.  Saya sekeluarga sudah hadir di majlis tersebut, di lantai 2 Masjid Raya Mujahidin yang megah.  Sekedar informasi saja Masjid Raya Mujahidin Pontianak adalah masjid Terbesar dan termegah di Kalimantan Barat.   Masjid yang konon menghabiskan dana 32 Milyar Rupiah ini
secara resmi diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir H. Joko Widodo pada tanggal 20 Januari 2015 yang lalu.
Setelah serangkaian "seremonial" sambutan sambutan dan pengantar (Sebelumnya dibacakan lantunan Ayat Suci AlQuran oleh Qari terbaik Kalbar-red), agenda acara utamanya yakni mendengarkan Hikmah dan ceramah DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA menjadi molor hingga ke pukul 10.30 WIB.   Bisa dibayangkan betapa molornya agendanya.  Padahal Jamaah (Umat Islam) sudah memenuhi ruangan tersebut.

Acara yang diliput secara langsung oleh Mujahidin Madani TV berlangsung hingga mendekati waktu Sholat Dzhuhur.   Beberapa Jamaah yang hadir di acara ini pun berasal dari berbagai kalangan.  Terlihat jelas Jamaah yang Mahasiswa dengan segala atribut yang dibawanya, Kelompok Pengajian ibu ibu,  Masyarakat Umum, dan para pelajar sekolah.   Jamaah yang hadir dalam acara ini "dipisahkan" oleh pembatas. Jamaah wanita dan laki laki dipisah.
Jamaah yang hadir memenuhi ruangan
Jamaah ramai memenuhi kajian Dhuha ini.  Foto Asep haryono

Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan Sholat Duhur berjamaah.
Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan Sholat Duhur berjamaah.  Foto Asep Haryono

Letak ruangan Kajian Dhuha di lantai 2 Masjid Raya Mujahidin yang megah dan Luas
Letak ruangan Kajian Dhuha di lantai 2 Masjid Raya Mujahidin yang megah dan Luas. Foto Asep Haryono

Salah satu sudut Menara Masjid Raya Mujahidin Pontianak
Salah satu sudut Menara Masjid Raya Mujahidin Pontianak.  Foto di ambil saat saya keluar dari ruangan Wudhu khusus pria.  Foto Asep Haryono


Dalam uraian hikmahnya DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA menyampaikan Hikmahnya yang berjudul dan berisi "Menuju Tangga Mahabbatullah".  Menurut DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA yang dimaksud dalam tema ini adalah bagaimana Manusia, sebagai hamba Allah SWT, bisa selalu disayang dan dicintai oleh ALLAH SWT.    

Beberapa hal yang harus dilakukan MANUSIA agar bisa dicintai oleh Allah SWT diantaranya adalah Membuka diri untuk saling memaafkan sesama ,  Membiasakan diri bangun Malam untuk Sholat Tahadjud , memperbanyak Sadaqah ,  Menyantuni Anak Yatim ,  Sholat Subuh dan juga mendoakan kedua orang tua baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.

"Bangun Sholat Subuh yang disaksikan oleh para malaikat oleh karena itu jika para suami sudah bangun Subuh awal, sholat lah 2 Rakaat terlebih dahulu sebelum mendirikan Sholat Subuh, dan jika istrinya belum bangun juga silahkan percikan matanya dengan air agar bisa bangun untuk Sholat Subuh" kata Pak Ustad
DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA dalam uraiannya itu

 Nah sebagai penutup dari uraian hikmah DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA adalah Doa Bersama dilanjutkan dengan Sholat Dhuhur berjamaah. (Asep Haryono).

Catatan Asep Haryono
Pulang dari kunjungan Berlebaran kemarin (31 Juli 2014), penulis beserta keluarga menyempatkan diri untuk mendirikan Sholat Ashar di Masjid Raya Mujahidin yang terletak di bilangan jalan Ahmad Yani Pontianak.  Masjid Mujahidin ini sedang dalam tahap pengembangan yang konon akan selesai pada waktu yang tidak terlalu lama Insya Allah akan menjadi Masjid terbesar dan merupakan kebanggaan Kalimantan Barat.

Ada beberapa bagian dalam dan luar Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini yang sangat memikat hati penulis untuk menuangkannya dalam blog kesayangan penulis ini. Salah satu bagian
Masjid Raya Mujahidin Pontianak yang menarik hati penulis adalah pintu masuk di bagian tengah (utama) Masjid yang menyerupai pintu masuk Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.   Untuk lebih jelasnya silahkan melihat lihat gambar (foto) yang berhasil penulis ambil saat itu.

pntu masuk
NABAWI : Bentuk pintu masuk Masjid Raya Mujahidin Pontianak menyerupai Pintu Masuk Masjid Nabawi di Madinah Foto Asep Haryono
MADINAH:  Walau belum pernah ke Madinah, penulis merasa berada di sana saat melihat indahnya pintu masuk Masjid Mujahidin Pontianak ini.   Foto Asep Haryono
MEGAH : Masjid Raya Mujahidin Pontianak diambil gambarnya dari luar dengan menggunakan Nikon Coolpix L19 Pocket. Foto Asep Haryono
KUBAH :  Bentuk bagian dalam kubah (dome) Masjid Raya Mujahidin Pontianak yang megah  Penulis gemetar saat mengambi gambar tepat di bawah mata Kubah yang berukuran raksasa itu. Subhannalah .Foto Asep Haryono
Kubah Masjid Mujahiddin Pontianak
LUAS:  Inilah tampilan seutuhnya bagian dalam kubah (dome) Masjid Raya Mujahiddin Pontianak yang megah. Foto Shando Safela / Pontianak Post

Penulis memang belum pernah ke Madinah baik dalam rangka Haji atau Umrah (Ya Allah semoga hamba dimudahkan dalam mengunjungi rumah MU - Amin Ya Robbal Alamin), namun dalam penulusuran di Google memang jelas tampak banyak kesamaan.  Jelas ini bukan sebuah kebetulan, dan penulis punya keyakinan bahwa salah satu pintu masuk Masjid Raya Mujahidin Pontianak memang berciri khas Pintu Masuk Masjid Nabawi di Madinah.(Asep Haryono).
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia