Beliau di Lamongan (Jawa Timur) pada tanggal 15 Maret 1955. Menamatkan Bangku Madrasah Aliyah (atau setingkat SMA gitu deh). Kemudian melanjutkan studi ke Riyadh, Mekah hingga menyelesaikan program Sl, S2, dan S3 di Riyadh dengan jurusan Tafsir. Beliau sekarang tercatat sebagai dosen di LIPIA Jakarta jurusan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan PTIQ Jakarta. Sedangkan dalam Ikatan Da’i Indonesia sendiri beliau tergabung dalam Dewan Syuro IKADI (Sumber gemashafamarwa).
Saya tau informasinya dari Baliho di beberapa sudut kota Pontianak, dan juga undangan resminya yang berkop Ikadi Cabang Pontianak yang juga sampai di meja Redaksi. Setelah saya browsing informasi yang berkaitan dengan even tersebut, saya pun mantaf untuk hadir di acara tersebut, Judulnya cukup menarik "Meniti Tangga Mahabbatullah". Nah brosurnya saya sertakan juga di bawah ini :
Brosur Kajian Dhuhanya. Sumber IKADI |
Jalannya Kajian Dhuha
Dalam undangan dan Brosurnya dicantumkan acarfa dimulai pada pukul 08.30 WIB. Saya sekeluarga sudah hadir di majlis tersebut, di lantai 2 Masjid Raya Mujahidin yang megah. Sekedar informasi saja Masjid Raya Mujahidin Pontianak adalah masjid Terbesar dan termegah di Kalimantan Barat. Masjid yang konon menghabiskan dana 32 Milyar Rupiah ini secara resmi diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir H. Joko Widodo pada tanggal 20 Januari 2015 yang lalu.
Setelah serangkaian "seremonial" sambutan sambutan dan pengantar (Sebelumnya dibacakan lantunan Ayat Suci AlQuran oleh Qari terbaik Kalbar-red), agenda acara utamanya yakni mendengarkan Hikmah dan ceramah DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA menjadi molor hingga ke pukul 10.30 WIB. Bisa dibayangkan betapa molornya agendanya. Padahal Jamaah (Umat Islam) sudah memenuhi ruangan tersebut.
Acara yang diliput secara langsung oleh Mujahidin Madani TV berlangsung hingga mendekati waktu Sholat Dzhuhur. Beberapa Jamaah yang hadir di acara ini pun berasal dari berbagai kalangan. Terlihat jelas Jamaah yang Mahasiswa dengan segala atribut yang dibawanya, Kelompok Pengajian ibu ibu, Masyarakat Umum, dan para pelajar sekolah. Jamaah yang hadir dalam acara ini "dipisahkan" oleh pembatas. Jamaah wanita dan laki laki dipisah.
Jamaah ramai memenuhi kajian Dhuha ini. Foto Asep haryono |
Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan Sholat Duhur berjamaah. Foto Asep Haryono |
Letak ruangan Kajian Dhuha di lantai 2 Masjid Raya Mujahidin yang megah dan Luas. Foto Asep Haryono |
Salah satu sudut Menara Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Foto di ambil saat saya keluar dari ruangan Wudhu khusus pria. Foto Asep Haryono |
Dalam uraian hikmahnya DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA menyampaikan Hikmahnya yang berjudul dan berisi "Menuju Tangga Mahabbatullah". Menurut DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA yang dimaksud dalam tema ini adalah bagaimana Manusia, sebagai hamba Allah SWT, bisa selalu disayang dan dicintai oleh ALLAH SWT.
Beberapa hal yang harus dilakukan MANUSIA agar bisa dicintai oleh Allah SWT diantaranya adalah Membuka diri untuk saling memaafkan sesama , Membiasakan diri bangun Malam untuk Sholat Tahadjud , memperbanyak Sadaqah , Menyantuni Anak Yatim , Sholat Subuh dan juga mendoakan kedua orang tua baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.
"Bangun Sholat Subuh yang disaksikan oleh para malaikat oleh karena itu jika para suami sudah bangun Subuh awal, sholat lah 2 Rakaat terlebih dahulu sebelum mendirikan Sholat Subuh, dan jika istrinya belum bangun juga silahkan percikan matanya dengan air agar bisa bangun untuk Sholat Subuh" kata Pak Ustad DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA dalam uraiannya itu
Nah sebagai penutup dari uraian hikmah DR.KH.Muslih Abdul Karim, MA adalah Doa Bersama dilanjutkan dengan Sholat Dhuhur berjamaah. (Asep Haryono).
mana yang lain?
ReplyDelete#sedakep
saya hadi om
Delete*jangan disetrap ya
hadir maksudnya, maklum masih ngantuk
Deletesaya kira hadir
Deletealhamdulillaah, kalo shalat shubuh sih Insya Allah terkawal dengan baik. nggak ada males pokoknya. semoga selalu demikian, aamiin.
ReplyDeletesaya subuh yang sering lewat mas, ampun deh..gara-gara begadang mulu kali ya *harus berubah nie
Deleteberubah!
Delete#Gaban mode on
menara mesjidnya bagus
ReplyDeletepoko'e menara eiffel mah lewat duaah
Deleteduaah apa tigaah
Deletehujan di seni Kang, deres kayak hujan deres
ReplyDeleterumahnya di Kali Deres juga gak?
Deletedi Sumur Bor, deket pos kamling RT 4
Deleteeknapa saya tiba-tiba ngantuk ya? pasti gara2 Kang Asep nih, di situ lagi nge-fly ya?
ReplyDeletefoto saya keren ya?
ReplyDeletekacamata saya dong keren, yang kuplukan mah kalah deh pokoknya :D
Deletesaya nggak punya kupluk tapi punya bandana dong.
Deleteutk daerah pontianak aja ya mas asep.hehe
ReplyDeletesmoga infonya bermanfaat bagi masyarakat pontianak..
pontianak kan deket sama madagaskar ya?
DeleteAlhamdulillah .sudah melaksanakan semua.smoga istiqomah.
ReplyDeleteInfonya bener2 bermanfaat Pak.
kang Asep dari bayi juga udah banyak manfaat loh
DeleteAcara seperti ini sungguh sangat penting untuk meningkatkan kualitas iman dan Islam. Maklum iman suka naik turun.
ReplyDeleteTerima kasih artikelnya yang bermanfaat
Salam hangat dari Surabaya
Nah itu dia pakde suka naek turun, sama halnya dengan mang imin kadang naik kadang turun, kadang juga di atas kadang di bawah *apa sih maksudnya :D
Deletekabur ah takut diplorotin kang Asep :v
Deletehehe, dasar jurus klasik. huhh
Deletejadi pengen belajar jurusnya
Mantap ini pak :-)
ReplyDeletesaya?
Deleteemang
Acara pengajian seperti nie harus terus digalakkan kang, selain menambah keilmuan jamaah tentang ilmu agama Islam juga untuk memperkokoh persatuan dan persaudaraan antar sesama umat seiman dan seagama
ReplyDeletenah, point banget
Deleteaduuh mas asep aku ketinggalan kuliah dluhanya hiehiehie.. tapi untungnya mas asep materi kuliahnya diposting juga, mudah mudahan jadi pahala ya Aamiin..
ReplyDeleteaamiin
Delete*nggak berani ngocol
kalo di tempat saya cuma dihari hari besar saja baru ada acara dimasjid... Catatan tentang mahabatullahnya agar manusia lebih dicintai Allah ya mas,,
ReplyDelete