Catatan Asep Haryono


Berlebaran masih kah Sahabat di tempat tinggalnya masing masing?  Sebagian orang bilang yang namanya Lebaran Idul Fitri itu ya "hanya" 2 (dua) hari itu saja yakni 1 dan 2 Syawal 1435 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 28 - 29 Ju;i 2014.   Namun kesan itu nyaris tidak terjadi di Pontianak, Ibukota Propinsi Kalimantan Barat.   Tradisi berkunjung , bersilaturahmi, dan bermaaf maafan dengan sanak keluarga, kerabat, dan handai taulan masih berlangsung hingga berakhirnya masa bulan Syawal 1435 Hijriahj.  Jadi jika dalam kalender Hijriah masih tertera bulan Syawal, maka selama itulah Lebaran masih ada di Pontianak.  Bukankah itu merupakan sesuatu yang Unik?

Ini merupakan hal yang unik yang dimiliki oleh masyarakat Kalimantan Barat pada umumnya, dan warga Pontianak pada khususnya.  Mereka yang saat ini masih bertugas di luar kota, dan belum ada kesempatan mudik ke kampung halaman di Pontianak tidak perlu resah. Bisa pulang lebaran kapan saja karena tradisi lebaran di Pontianak berlangsung selama 1 (satu) bulan penuh, yakni selama penanggalan Hijriah tetap Syawal.   Dan memang pada umumnya berlebaran atau bersilaturahmi dan bermaaf maafan diutamakan untuk yang "jauh jauh" dahulu, dan yang dekat kemudian.

Hal ini pun juga terjadi pekan lalu, saat penulis dan beberapa staf dan karyawan Pontianak Post bertandang berlebaran ke salah seorang Redaktur yang belokasi di sekitar jalan Abdurahman Saleh (Kami menyebutnya sebagai BLKI-red),  ramai ramai ke rumah tersebut lengkap dengan masih mengenakan pakaian "kebesaran" alias seragam dinas.   Kan masih jam kerja, jadi kunjungannya diatur sedemiian rupa.   Ada banyal yang hadir di sana rata rata adalah staf dan karyawan di lantai 5 (ruang redaksi), dan bebrapa oorang lagi lainnya dari bagian HRD dan Keuangan (lantai 4).


bermotor
KONVOI : Selama di jalan penulis sempat ber "selfie" di jalan. Di sebelah penulis adalah "team"  yang ikut turun buat berlebaran.  Foto Asep Haryono
anak magang cewek
ANTRI  : Team magang dari SMK 8 Pontianak sedang mencoba Tekwan yang sudah disediakan oleh tuan rumah.  Silahkan dicip icip ya.  Boleh nambah?    Foto Asep Haryono
GANK :  Inilah dua cowok keren (anak magang) dari SMK 1 Rasau yang ditugaskan membantu awak redaksi juga hadir.  Mangkuknya sudah habis ya. Nambah nggak?  Foto Asep Haryono

Kesempatan ini tidak disia siakan karena secara kebetulan jam kunjungan Silaturahmi dan lebarannya dimulai pada pukul 11.00 WIB Waktu Pontianak.  Jadi pikir pikir sekalian saja "satu paket" sama makan siang.  Berharap ada makan siang nih ceritanya? Ya mengapa tidak, kan jamnya sudah mulai memasuki jam 12.00 WIB siang hari, tanda waktu jam makan siang tentunya bukan. Heihiehiehiehe.    Sebenarnya sudah ada gosip beredar kalau sajiannya adalah Tekwan khas Palembang.  Jadi ya sekenyang kenyangnya menyantap Tekwan tentu tidak setenang jika sudah menyantap hidangan berupa Nasi.

Penulis yang saat itu berangkat duluan bersama anak magang cowok yang berasal dari SMK 1 Rasau juga menyantap hidangan yang sudah disiapkan oleh pihak tuan rumah. Begitu pula dengan yang lainnya.  Semuanya menyantap hidangan utama tersebut sebagai hidangan "wajib" alias diisi sampai kenyang. Heiheihe.  Anggap saja itu "nasi" yang berbentuk Tekwan.  Sedangkan "sunnah" nya ya kue kue lebaran (kue basah, kue kering dan kue manis) ditambah "bonus" minuman dingin berbentuk es rujak. Ahaaaa.  Gratisan nih ye.  Itulah tradisi Lebaran Sebulan di Pontianak. (Asep Haryono)





Gambar dari Internet
Dari Makan Malam Sampai Memegang Salju
Catatan Asep Haryono

Assalamualaikum Wr Wb> Alhamdulillah kini saya kembali hadir di belantara dunia perblogingan setelah "cuti posting" selama beberapa hari karena silaturahmi dan lebaran mulai dari tanggal 19 s/d 21 Agustus 2012 yang lalu. Sebenarnya hari ini pun saya masih malas untuk memulia aktifitas (ngantor-red) karena masih ingin dirumah menemani keluarga menyambut tamu tamu yang mungkin datang di rumah kontrakan kami di Komplek Duta Bandara Jalan Ahmad Yani II Supadio, Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Propinsui Kalimantan Barat.

Wedew lengkapnya disebut alamatnya, yah tidak apa apa khan tidak kenal maka tidak sayang, dan saya ingin disayang sama kawan kawan blogger semuanya di mana saja berada.  Dalam postingan sederhana ini saya hanya menceritakan sedikit tentang mimpi saya tadi malam, namun juga diawali dengan cerita sekilas tradisi lebaran keluarga kami di Pontianak sebagai pembukanya.   Eng Ing Eng cerita dimulai...

Gambar dari Internet
Tradisi Lebaran di Pontianak
Mungkin tidak jauh berbeda dengan kota kota lainnya di Indonesia seperti berkunjung ke rumah sodara, kerabat, handai tolan, rekan kerja dan lain sebagainya. Bersyukurlah jika kawan kawan blogger yang saya cintai ini bisa berlebaran di kampung halaman bersama orang tua , sodara dan kerabat.  

Kami memang tidak pandai membuat kue lebaran, dan entah karena sibuk nda mau belajar buat kue, atau memang waktu yang tidak memadai, namun lebih praktis saja deh dengan membeli kue kue lebaran yang sudah siap saji yang banyak tersedia di pasar pasar tradisional, supermarket, dan Mall terdekat di sekitar kami.   Malu kah tidak bisa membuat kue? Tentu saja tidak.  Malu kah menyajikan kue kue lebaran boleh beli dari pasar buat para tamu yang datang? Tentu saja tidak. Mengapa harus malu?

Tahun 2012 ini saya sekeluarga berlebaran di kota Pontianak saja. Walaupun "kampung halaman" saya di Jakarta, dan istri di Kulon Progo Jogjakarta, namun karena sesuatu (minjem dari Syahrini-red) kamisekeluarga belum dapat berlebaran di kampung halaman masing masing. Karena sesuai "tradisi" kami sekelyarga kalau mudik lebaran akan menjelajahi dari rute Pontianak - Jogjakarta-Jakarta-Pontianak yang tentu saja harus punya banyak persiapan ini itu dan lain sebagainya.

Namun kami berdua cukup bahagia karena bisa "mampir" ke rumah orang tua walaupun melalui percakapan telepon saja setelah Sholat Ied selesai. Juga kiriman uang THR buat kedua orang tua masing masing walaupun bagi kami jumlah uang yang kami kirimkan sebagai THR buat orang tua sangat kecil dan namun sampai di situlah kemampuan kami , anak anaknya.  Kami juga menyampaikan permohonan maaf kami, anak anaknya, kepada orang tua belum dapat berlebaran bersama mereka tahun ini. Tidak dapat kami gambarkan betapa terharunya orang tua terdengar jelas dari suara mereka di telepon. 

Gambar dari Internet
Mimpi di Host Family
Ini dia inti ceritanya. Tadi malam saya bermimpi menginap di Host Family atau keluarga angkat di London. Entah kenapa mimpi konyol semacam ini hadir di malam saya tidur semalam?.

Kata orang mimpi adalah akumulasi keinginan , impian dan harapan yang belum tercapai dan sudah sampai pada puncaknya untuk segera di wujudkan hingga terbawa mimpi.  Memang sudah lama saya memimpikan bisa melanjutkan studi di Luar Negeri (mungkin Australia karena saya banyak "channel"nya ke sana-red) melalui seleksi Beasiswa yang sampai sekarang selalu terkendala untuk ikut proses seleksi.

Saya memang belum pernah berkunjung ke Luar Negeri dalam artian negara yang diisi atau dipenuhi dengan Salju.  Sejauh ini saya hanya di kelas Kuala Lumpur saja saat mengikuti kegiatan Youth Engagement Summit di bulan Nopember 2009 yang lalu.  Namun berkunjung ke Negara bersalju belum pernah, dan masih dalam status "MKY" alias Mimpi Kali Yee.    Saya pernah coba peruntungan ikut seleksi dan kontes yang berhadiah tour ke London termasuk seleksi One Young World (OYW) beberapa tahun yang lalu.   Pernah dengan kontes One Young World (OYW)

Betapa indahnya mimpi saya semalam. Dalam mimpi saya tinggal sekeluarga dengan salah satu keluarga di sebuah kota di sudut kota London. Yang namanya salju saya pegang dan gengam dan tentu saja berasa dingin, dan saya menikmat makan malam bersama keluarga itu. Saya masih ingat menu yang saya makan adalah Salad dengan konten buah buahan dibaluti Mayones (Maaf kalaw salah tulis-red).

Selain itu saya sempat foto foto dengan mereka di rumah, di depan perapian, dan jalan jalan di depan rumah yang dipenuhi oleh salju yang putih. Betapa indahnya mimpi itu. Apakah mimpi seperti ini akan menjadi kenyataan kelak dikemudian hari. Wallahu Alam. Hanya Allah Yang Maha Tahu.(Asep Haryono)

Dear blog. Tidak terasa waktu berjalan sedemikian cepatnya hingga tidak terasa juga waktu sudah mendekati akhir dari bulan suci Ramadhan 1432 Hijriah yang penuh dengan berkah ini, dan ya memang waktu lebaran atau Hari Kemenangan umat Islam yang ditandai dengan Hari raya Iedul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah sudah menghitung hari. Ya tidak lama lagi dalam hitungan hari hari ini akan segera tiba hari kemenangan itu.

Dan kita sudah bisa mekihat dengan mata kepala kita sendiri berbagai fenomena yang marak di hari hari menjelang Lebaran ini yang bisa kita lihat dengan kasat mata. Tentu kita bisa lihat dengan mudahnya kesibukan orang orang dalam menyambut datangnya Lebaran yang istimewa ini sesuai dengan tradisi dan caranya masing masing. Dalam tulisan saya kali ini akan saya coba ulas secara singkat saja beberapa hal yang "lumrah" kita temui dalam menyambut lebaran. Nah apakah itu? Simak saja ya

Penukaran Uang
Nah ini dia sudah umum kita saksikan dan bahkan kita sendiri yang mengalaminya. Ya fenomena orang menukar uangnya dengam uang pecahan kecil kecil. Seperti yang biasa lazimnya yang menjadi tradisi di kota Pontianak, Kalimantan Barat ini.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa lebaran di Pontianak pada umumnya dikenal dengan sebutan "lebaran sebulan" alias 30 hari masa lebaran. Ini artinya tradisi merayakan kemeriahan lebaran di Kalimantan Barat pada umumnya tidak hanya dua hari raya Iedul Fitri itu saja, melainkan berlangsung selama bulan Syawal berlangsung. Jadi dengan kata lain perayaan lebaran di Kalimantan Barat ini berlangsung selama 30 hari , nah maka dari itulah disebut dengan lebaran sebulan penuh.


Tukar Uang saat Lebaran dengan pecahan kecil.


Nah untuk melengkapi kemeriahan tersebut, tradisi "nangguk" (baca : Nanggok0-red) adalah tradisi memberikan uang pecahan kecil kepada anak anak yang datang ke rumah kita untuk berlebaran. Jadi anak anak kecil yang datang ke rumah kita selain berlebaran dengan tuan rumah, maka kita sebagai tuan rumah "wajib" memberikan "angpau" atau uang kepada mereka satu persatu.

Jadi tiap keluarga yang merayakan Lebaran di Kalimantan Barat harus menyiapkan uang kecil atau uang receh untuk dibagikan kepada anak anak yang datang "nanggok" di rumah kita. Ada yang memberikan pecahan uang 2 ribuan, lima ribuan, bahkan ada yang memberi pecahan besar seperti sepuluh ribuan dan juga 50 ribuan. Penukaran uang banyak dilakukan di berbagai Bank Bank Swasta maupun Bank Pemerintah seperti Bank Indonesia. Nah sudahkan anda menyiapkan recehan buat anak anak nangg0k dirumah?

Menyiapkan Makanan
Ya sudah pasti donk. Yang namanya berlebaran dari rumah ke rumah pastilah tiap rumah sudah menyiapkan penganan atau makanan istimewa untuk menyambut Lebaran 1432 Hijriah ini. Bahkan ada sebagian orang malah berbisnis kue kue lebaran dengan menawarkannya kepada para tetangga yang memerlukan jasa kue darinya.

Pemesanan kue atau membeli kue kue yang sudah jadi yang banyak tersedia di toko toko kue, maupun Supermarket juga tidak ada salahnya. Karena kesibukan jugalah kadang kita tidak sempat membuat sendiri kue kue yang kita inginkan. jadi membeli kue yang sudah jadi dan tersedia dalam toples cantik transparan yang banyak tersedia di minimarket atau toko kue juga sebuah pilihan yang jitu.

Anda tinggal menentukan sendiri jenis kue kue apa yang ingin anda sajikan di rumah dalam rangka Lebaran 1432 Hijriah yang tinggal beberapa hari ini. Namun demikian membeli kue jadi di toko juga kekurangannya, misalnya jenis kue yang disajikan kita tidak bisa mengetahui kualitas dan bahan yang dibuat. Selain itu anda sendiri harus icip icip kue yang anda beli itu apakah cocok dengan lidah anda atau tidak. Jika anda pikir kue yang anda beli itu pantas dan layak untuk disajikan kepada para tamu ya silahkan. Yuk mareeee.

Namun jika anda memiliki banyak waktu, dan ini memang umum terjadi di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan 1432 Hijriah ini. banyak ibu ibu rumah tangga, para remaja putri yang bahu membahu orang tuanya membuat kue sendiri di rumah. Bisa kue basah, kue kering atau bahkan kue yang istimewa sekalipun. Kalaw demikian, jenis kue dan bahan bahan yang diperlukan sudah barang tentu sudah disiapkan sebelumnya bukan. Membuat kue sendiri di rumah, jika anda punya banyak waktu, juga tidak kalah jitunya. Membuat kue sendiri memiliki segudang keuntungan dan nilai lebih daripada membeli kue secara langsung jadi di toko kue. Salah satu keuntungan terbesarnya adalah anggaran yang bisa ditekan, dan juga membuat kue sesuai dengan selera dan keinginan kita.

Ngomongin soal makanan yang disajikan di hari raya Lebaran memang sifatnya relatif. Itu semua tergantung dari selera anda masing masing. Tidak ada ketentuan keharusan anda menyiapkan ketupat , rendang, bahkan sate ayam di hari pertama lebaran. Tidak ada kewajiban seperti itu, dan anda tidak dianjurkan untuk menyontoh persiapan lebaran dari keluarga lain. Masing masing tentu memiliki selera dan cita rasa yang berbeda. Pada umumnya hari pertama lebaran di Kalimantan Barat dimanfaatkan khusus untuk keluarga dekat, dan sanak keluarga di tempat yang jauh. Sedangkan teman atau sahabat diberi "jatah" di hari yang lain hehehe. Ya umumnya demikian tradisi lebaran yang umum dilakukan pada masyarakat di kota Pontianak pada khususnya.

Kunjung Mengunjungi
Nah inilah salah satu hakikat (cieee) dari merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah ini. Berlebaran adalah momen yang tepat untuk melebur segala dosa dan kesalahan yang telah kita buat baik yang tidak sengaja maupun yang direncanakan kepada sodara, kerabat, dan handai tolan.

Tradisi saling kunjung mengunjungi di hari raya Lebaran adalah hal yang sangat dianjurkan, dan itulah nilai utama dari lebaran raya, saling datang kunjung mengunjungi, dan saling bermaaf maafan atas segala kesalahan dan kekhilafan. Jika kita didatangi orang berlebaran dan bermaafan, maka secara tidak langsung kita "diundang" tamu itu untuk berbalas datang berkunjung ke rumahnya. Begitulah tradisinya. Di daerah tertentu di Kalimantan Barat, seperti di daerah Sambas misalnya, tradisi kunjung mengunjungi begitu kental, bahkan dilakukan beramai ramai.

Ini memang pernah saya alami sendiri saat mendapat kesempatan berlebaran di rumah teman kuliah saya dahulu, Wahid, yang terletak di kampung dagang Timur Sambas. Bagaimana tidak kenyang kalaw setiap kali berlebaran berombongan ramai ramai bahkan diiringi dengan iringan rebana dan lagu Islami, kita disajikan makanan kelas berat.

Bukan lagi sekedar icip icip kue kue lebaran yang umumnya disajikan saat berkunjung, tapi langsung ke target alias makan besar, baik dengan nasi atau dengan ketupat. Walhasil perut saya ekstra "kerja keras" mencabik cabik makanan yang lezat lezat dari rumah ke rumah. Hahaha jadi teringat masa itu, kalwa tidak salah di era tahun 90 an gitu deh hmmm lama juga ya. Selain itu juga kegiatan kunjung mengunjungi juga dilakukan dengan touring alias berkendara sekeluarga dengan menggunakan motor atau mobil masing masing. Wajar aja jalan raya jadi ramai penuh sesak.

Siapkan kendaraan anda dengan baik jika ingin berlebaran ke sanak keluarga di tempat yang jauh dengan menggunakan kendaraan roda dua , bis atau moda transportasi lainnya. Misalnya anda ingin berlebaran sekeluarga dengan motor misalnya, nah cek kembali kondisi kendaraan motor anda misalnya bannya, rantainya, businya, dan juga alat alat keselematan kendaraan lainnya yang tidak kalah penting misalnya rem dan segala macem.

Surat surat kendaraan juga anda siapkan seperti Surat Tanda Kendaraan Bermotor , Surat Izin Mengemudi (SIM), KTP dan juga bekal uang yang sesuai dengan kebutuhan anda. Jaga baik baik barang berharga anda lainnya agar tidak terlupa atau terjatuh selama berkendaraan. Cuaca yang panas juga sebaiknya anda perhatikan apalagi berlebaran bermotor membawa anak kecil bahkan bayi. Mereka rentan terhadap debu dan juga panas cuaca saat ikut anda berkendaraan di jalan.

Bagian Penutup
Nah dari berbagai fenomena yang "lumrah" ada di setiap perayaan lebaran itu menimbulkan kesan unik dan mendalam bagi setiap orang. Tradisi merayakan lebaran bagi setiap orang adalah hal yang istimewa sifatnya, namun demikian kekhasan dan nilai nilai luhur hari raya Iedul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah itu juga jangan sampai hilang dengan kebiasaan buruk kita di masa masa sebelumnya dengan memaksakan diri berlebaran dengan tampilah "wah" dan tidak sesuai dengan kemampuan kantong anda sendiri. Memeriahkan suasana perayaan lebaran dengan berbagai sajian istimewa adalah baik. Namun lebih baik lagi kita menyiapkan diri dan mental serta hati kita agar tetap bersih di hari hari sleanjutnya setelah lebaran.

Bayangkan saja misalnya. Contoh sederhana saja adalah Masjid. Coba kita liat betapa masjid masjid penuh sesak dengan orang pada sholat Tarawih juga witir. Ramainya orang sholat Tarawih bahkan sampai memenuhi pelataran masjid. Nah mengapa saat Ramadhan usai meninggalkan kita, masjid masjid itu kembali sunyi dan tidak gegap gempita saat Tarawih di bulan suci Ramadhan? Mengapa kita tidak bisa membuat masjid masjid tetap makmur dan ramai dengan Jamaah orang mendirikan Sholat? Mengapa kita tidak bisa? Inilah salah satu tantangan dan PR terbesar kita, bagaimana masjid masjid tetap makmur dan ramai dengan orang yang Sholat di hari hari selanjutnya setelah Ramadhan.

Saya absen dulu posting Blognya ya karena mau lebaran hehehee. Oh ya tidak lupa Saya sekeluarga mengucapkan "Selamat Hari Raya Iedul Fitri - 1 Syawal 1432 Hijriah". Minal Aidzin Wal Faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Bathin.





Dear Blog. Kembali dengan postingan Asep Haryono kali ini. Nah waktu sedemikian cepatnya ya sampai tidak terasa kita sudah memasuki Sepuluh hari terakhir. Dan jika itung itungan saya tidak salah, maka kurang lebih tersisa 6 (Enam-red) hari Ramadhan ini akan segera meninggalkan kita semua. Pelajaran apa yang bisa kita petik dan bisa kita peroleh dengan hadirnya bulan Ramadhan 1432 Hijriah ini.

Adakah anda merasa Ramadhan kali ini jauh lebih baik dari Ramadhan pada tahun sebelumnya?. Tidak ada yang dapat menjawabnya atau bahkan menemukan jawabannya, karena anda sendirilah yang tau persoalannya, dan tentu saja Allah SWT Maha Tahu Segalanya. Nah tema tulisan ini sederhana saja saya buat untuk meluruskan fenomena dahsyat beberapa terakhir ini. Fenoma belana (shopping) buat lebaran. Apa anda sudah belanja? Saya sudah

Lebaran Bukan Tujuan
Menurut hemat saya yang sederhana ini berlebaran memang wajar untuk kita rasakan setelah berjuang dan beperang selama 30 (tiga puluh hari-red) dan maka itulah disebut dengan hari kemenangan. Namun coba lah anda resapi dalam dalam dan sadari sepenuhnya apakah anda layak disebut "pemenang" dan berhasil "memenangkan" pertempuran dahsyat melawan hawa nafsu selama masa "ujian 30" hari di bulan suci Ramadhan 1432 Hijriah ini.

Jawabannya tentu berbeda antara satu dengan yang lain, dan biarlah anda sendiri yang menjawab pertanyaan saya itu. Kalaw pertanyaan sederhana itu ditujukan kepada diri saya sendiri, maka saya akan menjawabnya dengan lugas, BELUM. Saya sendiri sudah berusaha maksimal melakukan yang terbaik dalam Ramadhan 1432 Hijriah ini. Banyak godaan, tantangan dan hambatan selama dua minggu di awal Ramadhan 1432 Hijriah. Memang luar biasa tantangannya.

Namun kalaw kita melihat fenomena banyaknya orang orang yang mempersiapkan diri menyambut datangnya hari kemenangan itu adalah hal yang wajar saja. Banyak orang yang mempercantik rumahnya dengan memberinya sentuhan baru seperti cat dinding, merapikan perabotan hingga kepada menambah perabotan rumah hingga membeli pernak pernik lebaran agar terasa semarak di rumah. Ya boleh saja silahkan. Bahkan anda memborong makanan untuk disajikan buat persediaan lebaran di rumah juga dibolehkan. Asal tau saja di Pontianak ini memang ada tradisi lebaran "sebulan". Ini artinya masyarakat Kalbar merayakan lebaran secara serentak meriahnya sampai sebulan ya selama bulan Syawal itulah periode Lebaran di Kalimantan Barat. Menarik sekali bukan.

Belanja lebaran boleh saja. Mempercantik rumah silahkan. Menukar uanh recehan buat anak anak yang mampir ke rumah juga mantaf. Jadi apa pun yang akan anda lakukan dalam menyambut lebaran di rumah. Namun demikian lebaran bukanlah tujuan akhir dari apa yang sudah kita lakukan selama ini dalam mengisi dan mengamalkan amalan selama Ramadhan 1432 Hijriah ini. Lebaran bukan akhir atau bahkan tujuan kita berpuasa selama sebulan penuh ini. Ini yang akan saya coba luruskan buat diri saya sendiri.

Yang lebih utama dan sebaiknya kita persiapkan adalah mental diri kita sendiri setelah Ramadhan ini meninggalkan diri kita. Mari kita gelorakan semangat beramal dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT walau Ramadhan ini berakhir. Masjid tetap meriah dan makmur selama lamanya, dan bukan hanya di bulan Ramadhan dengan tradisi Tarawih witir saja. Masjid tetap ramai selamanya dan itu tantangan buat kita semua.

Selamat menyambut hari Kemenangan ya



Para petugas saat motong daging kurban di Masjid Babussalam, Komplek Duta Bandara, Jalan Ahmad Yani II - Supadio. Pontianak

Dear Blog,

Melanjutkan cerita saya pada tulisan kemarin, maka pada saat yang berbahagia ini izinkanlah saya untuk bercerita sedikit mengenai suasana pemotongan daging Kurban yang berlangsung kemarin hari Rabu, 17 November 2010 atau bertepatan dengan penanggalan Hijriah di posisi 11 Dzulhijah. Nah memang saat itu saya datang terlambat karena baru saja melaksanakan sholat Ied di Masjid Al Muhtadin Universitas Tanjungpura Pontianak. Saya datang sudah agak terlambat beberapa menit atau mungkin jam karena pada saat saya datang semua orang sudah sibuk motong daging Kurban. Saya tidak sempat melihat proses eksekusi para sapi dan kambing itu hehehhe

Saya parkir motor Supra Fit kesayangan saya di halaman Plaza Masjid Babussalam, dan saya pun langsung merogoh ke dalam tas Singapore Uniquely saya, Nikon Coolpix L19, kesayangan saya yang kini sudah menjadi milik istri tercinta hehehe. Ngemeng ngemeng soal kamera sebenere sih saya sudah lama ingin sekali punya kamera bertipe SLR sejenis NIKON D-40 standard aja namun karena keadaan ekonomi yang belum memungkinkan jadi keinginan saya itu harus saya pendam dahulu dalam dalam.

Saya pun mulai membidik "korban" di antara para petugas yang sibuk motong memotong daging kurban di Masjid Babussalam. Mulai dari petugas yang sedang memotong motong kecil kecil daging kurban, lalu petugas yang sedang membacok kepala sang SAPI dan ada juga Pak Maharani tetangga saya yang sedang merapihkan dan membungkuskan daging daging sapi dan kambing yang sudah dipotong kecil kecil tersebut dalam kantong kantong kecil , ditimbang dalam ukuran yang sama. Semuanya dalam kantung kantung plastik warna hitam yang sudah rapih tersusun dan siap untuk didistribusikan.

Saat itulah banyak canda tawa pecah, terasa sangat menyenangkan jika dalam suasana seperti ini kita selalu kompak dan ceria dalam melaksanakan amanah umat dalam bentuk pemotongan daging Kurban ini. Informasi yang diperoleh dari salah satu pengurus masjid Babussalam, yakni Bang Bimo , jumlah kurban yang dipotong adalah 3 (tiga) ekor Sapi dan 10 (sepuluh) Kambing hasil dari sumbangan dari warga. Sumbangan mungkin bisa jadi para penyumbang dari dalam komplek Duta Bandara dan dari luar komplek.

Dan sampailah pada saat yang berbahagia. Dimana satu buah eh buah maksudnya satu bungkus daging kurban berhasil dilayangkan oleh salah seorang pengurus Masjid dan diberikan kepada saya dan alhamdulillah lebaran Iedul Adha kali ini sudah semakin lengkap. Pikir pikir saat ini khan saya sedang "sendiri" karena keluarga semuanya berada di Jogjakarta, jadi sah sah aja kalaw saya dapat bingkisan daging kurban dari masjid. Kan saat ini saya sendiri, dan tidak ada yang memasakkan makanan di rumah. Jadi dhuafa juga kan hehehhehe.

Sekarang tinggal dipikirkan cara pengelolahan daging kurban ini hehehe. Apakah akan di sate saja dengan bumbu kecap dan bawang merah? Atau dibikin rendang aja? Kalaw dibikin rendang saya masih perlu santan kelapa dan lain lain hahaha. Enaknya diapain nih hehehhee. Okelah kalau begitu saya cukupkan dahulu ya hahahhaa.

Selamat Iedul Adha 1431 Hijriah
Mohon Maaf Lahir dan Bathin


Dear Blog,

Alhamdulillah lebaran Iedul Adha Tahun 2010 Masehi atau 1341 Hijriah taun ini sudah terasa lengkap rasanya hihihi. Mengapa kusebut Lengkap? Kata orang lebaran Iedul Adha tidak lengkap rasanya jika tidak makan sate Kambing atau makan daging Kurban. Padahal satu hari sebelumnya saya sudah berpikir wah kalaw nda ada dapat daging kurban, ya tidak apa apa kan bisa beli sate pinggir jalan aja beres. Begitu dalam pikiranku.

Hahahha dan ternyata setelah kelar Sholat Ied pun ternyata para warung sate Ayam dan kambing beserta supermarket pada tutup semua. Huhuhuhu. Eh alhamdulillah ternyata saya dapat jatah juga 1 bungkus daging Kurban dari para Pengurus Masjid Babussalam Kompek Duta Bandara. Komplek ku hehhee. Padahal tidak sengaja loh kejadiannya pun memang diluar dari perencanaan saya sebelumnya dan juga tidak pernah membayangkan kalaw akhirnya saya dapat juga jatah daging kurban 1 bungkus. Hmmmm. Alhamdulillah. Ceritanya gini nih. Mau dengar nda kisah saya dapat jatah daging kurban hehehe. Yuk Mare. The story begins..

Pagi hari setengah tujuh pagi atau kira kira pukul 06.25 WIB dengan mengendarai sepeda motor kesayangan saya Supra Fit keluaran tahun 2004 langsung melesat menuju Masjid Al Muhtadi Universitas Tanjungpura yang terletak di kawasan kampus UNTAN Pontianak. Setelah kelar Sholat Ied Di Masjid AL Muhtadin UNTAN, saya pun langsung memacu motor saya menuju Kantor yang terletak di Jalan Gajah Mada. Tidak sampai 10 menit sampai saya di gedung megah Kantor saya dan saya pun tancap gas langsung naik ke lantai V (Lima) tempat saya bersemayam di sana hahahahaha.

Setelah cek email sana sini dan juga cek facebook anak saya, Abbie Muhammad Furqan Haryono, sekitar jam 9.45 WIB saya pun turun ke bawah dan langsung absen sidik jari pulang. Kemudian kupacu motor ku kembali ke komplek Duta Bandara yang terletak di SUpadio itu. Kira kira perjalanan memakan waktu 20 menit , saya pun langsung mampir ke toko yang ada di komplek itu dan langsung membeli Indomie dan beberapa telur ayam. Karena saya pikir hari itu tidak akan dapat daging kurban hari ini.

Eh setelah saya mampir sebentar ke Masjid Babussalam Komplek Duta Bandara, niatnya memang mau ambil foto foto orang yang sedang memotong daging kurban di Masjid itu, dan alhamdulillh salah seorang pengurus Masjid Babussalam, Pak Muhyar, memberikan kepada saya 1 (satu) bungkus daging kurban yang asyik dan keren bangeds. Alhamdulillah jadi juga hari itu saya buat sate dan juga hidangan lainnya yang akan saya pikirkan lagi gimana cara pengelohannya nanti hehehehe.

Alhamdulillah


Halo Bloggers semua,

Kalaw nda salah saya liat penanggalan besok adalah tanggal 17 November 2010 dan kalaw dicroscek dengan penanggalan Hijriah 11 Dzulhijah 1431 Hijriah. Saat ini memang para jamaah haji Indonesia sudah bergerak menuju Wukuf di Arafah. Wah wah jadi bicara soal Haji deh hehehe. Tapi benar juga loh. Gini gini saya sudah 2 (dua) kali bermimpi dengan tema Haji dan Mekah. Mimpi yang pertama, saya dapat hadiah undian UMRAH (Amin-red) dan mimpi yang kedua bertemu dengan Bapak Wahyu Cundrik Pamungkas. GM kantor saya yang ternyata saat ini sedang di Mekkah, untuk berhaji. Semoga ini pertanda panggilan dari MU untuk saya agar segara berhaji. Amin Ya Robbal Alamin

Para blogger sahabatku. dimana saja yang menangkap gelombang blog ku ini. Mimpi memang kadang suka aneh, dan kadang mimpi juga bisa jadi tidak masuk akal. Ada seorang kawan saya yang bermimpi digebukin orang segala macem. Dan bahkan ada seorang istri yang bermimpi kalaw suaminya selingkuh lagi. Oala dunia dunia. Mungkin terkesan tidak masuk akal ya mimpi mimpi itu ya tapi namanya juga mimpi. Benar tidaknya dari mimpi itu hanya ALLAH SWT jugalah yang Maha Tahu.

Oh ya soal kurban atau korban sih? hehehhe. Dua kata itu sekilas sama namun memiliki perbedaan yang cukup menyolok. Kurban ya Kurban lah. Kan besok lebaran Haji, jadi kita kita semua disunahkan untuk menjalankan ibadah saum (puasa). Yah namanya juga puasa Sunah ya dilaksanakan bagus, tidak puasa pun ya tidak apa apa. Dijamin anda tidak berdosa karena tidak berpuasa hari ini. Tapi memang sebaiknya anda berpuasa aja ya. Jangan ikut ikut setan kaya saya hahahahahhaa. Hehehehhee.

Lebaran Kurban ya bagi mereka yang mampu dan sudah menunaikan Ibadah Haji, ya harus donk berkurban sesuai dengan kemampuannya. Biasanya sih saya dapat jatah sebungkus daging dari Masjid seperti taun taun sebelumnya. Ya mudah mudahan tahun ini juga dapat sebungkus daging kurban lagi hehehhee. *ngarep mode on. Tapi kalaw nda dapat, ya sudah pergi saja ke tukang sate dan pesen sate dan makan sendirian hahahaha. Tapi dibawa enak aja ya biar kalian nda dapat jatah daging kurban dari Masjid hehehehe.

Sedangkan korban lebaran? Ya jangan sampai anda menjadi "korban" karena lebaran. Kok bisa jadi korban? Ya anda akan disebut menjadi "victim" (Bahasa Inggris-red) alias jadi korban jika anda memaksakan diri untuk berbelanja walaupun anda tidak punya uang sama sekali. Apakah anda harus berhutang ke sana kemari hanya untuk memuaskan dahaga anda berbelanja di hari raya Kurban ini? Nah jika anda harus memaksakan diri berarti anda adalah korban dari Lebaran. Nah nah ini yang tidak kita harapkan tentunya bukan...

Selamat Hari Raya Idul Adha 1431 Hijriah.
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Mangap eh Maaf lahir dan Bathin

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia