Foto atau Gambar  dari Internet
Jarak Warung Internet Dengan User /Customer (Distance)
Bagian kedua dari 5 tulisan Pendek
Oleh Asep Haryono

Dalam tulisan sebelumnya sudah saya paparkan secara sederhana dan singkat saja mengenai pengelolaan warung Internet yakni dengan cara memanjakan user atau calon konsumen warung internet kita dengan fasilitas (Facility) yang memadai, atau minimal standar.

Adapun maksud dan tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah membuat nyaman dan betah para user warung internet kita, dan membuat mereka datang dan datang lagi sehingga dengan demikian warnet kita akan menjadi tempat tetapnya.

Persaingan dengan warung internet di tempat lain tentu tidak dapat dihindakan, dan bahkan sampai sekarang pun disinyalir persaingan tersebut semakin frontal dengan ditawarkannya berbagai macam fasilitas yang agak tidak biasa semata mata hanya untuk menarik konsumen untuk datang ke warung internetnya.

Berbagai macam perusahaan yang menyediakan jasa internet cepat ramai ramai di usung oleh berbagai macam provider (saya tidak sebutkan merek atau namanya demi menghindari polemik-red) lengkap paket harga di tawarkan kepada para pengusaha warnet di kota Pontianak dan kota kota lainnya di Seluruh Kalimantan Barat.

Adanya akses internet yang mudah dan mobile disajikan di Handphone, Smarphone, BB (bukan Bau Badan-red), dan berbagai gadget canggih lainnya sekarang ini juga merupakan “lawan baru” bagi para pengusaha warnet.

Padahal peluang untuk berkembang dan mengembangkan warung internet kini sudah tidak bisa lagi dengan hanya mengandalkan akses internet saja bagi para usersnya, dan terdapat 5 faktor (berdasarkan pengalaman-red) dalam menentukan tingkat keberhasilan pemasaran warnet/

Ada banyak factor di sini, dan disamping factor teknis dan non teknis lainnya yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja seperti biaya operasional (sumber daya manusia- biaya gaji karyawannya-red) , Biaya Listrik, Biaya fax (Jika ada), biaya langganan akses internet, serta biaya taktis jika mengalami kerusakan, yang sudah pasti akan menimbulkan cost dibagian perawatan (maintenance).

Nah agar tidak terlalu melebar kemana mana bahasan kita, baiklah sengaja saya lanjutkan postingan tentang manajemen pengelolaan warung internet (berdasarkan pengalaman saya tentunya-red) di bagian paruh kedua kali ini adalah mengenai factor Jarak (distance). Nah dari judulnya saja sudah jelas terbayang di benak kawan kawan semua mau dibawa kemana arah cerita saya kali ini, ya sudah pasti jarak dalam artian jarak fisik antara lokasi warung internet kawan kawan dengan user atau calon konsumennya.


Lokasi Strategis: Suatu telaah
Pengalaman saya bertugas di 3 (tiga) warung internet di 3 (tiga) kota yang berbeda yakni Pontianak, Singkawang dan Sintang di propinsi Kalimantan Barat yang sudah saya lakoni dari periode tahun 2000-2002 memang unik dan berbeda beda antara satu warnet dengan warnet yang lainnya. Prinsip dasar adalah letak dan posisi bangunan warung internet kita yang dipinggir jalan konon diyakini banyak pengusaha warnet amat menguntungkan.

Salah satu indikatornya adalah kemudahan untuk mencapai lokasi warnet tersebut bisa diperoleh oleh masyarakat luas para pemakai warung internet yang dalam hal ini saya sebut saja dengan user untuk lebih memudahkan menghafalnya.

User atau calon konsumen warnet kawan kawan adalah unik, dan kita sebagai pengusaha warnet tidak bsia menjeneralisasikan bahwa mereka punya kendaraan sendiri, baik kendaraan roda dua maupun roda yang tidak dua. Bahkan ada user yang datang ke warnet menggunakan sepeda dan ada yang berjalan kaki saking dekatnya warnet dengan mereka.

User atau calon konsumen bisa saja tidak punya kendaraan sendiri, dan untuk itu mereka harus mencari warung internet yang terdekat dengan lokasi rumahnya dan bisa dicapai dengan menggunakan moda transportasi massal atau umum misalnya BIS, angkot, becak, Taksi, bahkan ojeg sekalipun.

Akses warnet yang dipinggir jalan umum yang biasa dilalui kendaraan angkuran umum diyakini banyak orang sebagai kawasan yang amat menguntungkan dari sisi bisnis. Tapi persoalan akan timbul ke permukaan jika warnet kita berada di dalam sebuah kawasan , dipelosok bahkan di daerah terpencil dimana akses kendaraan umum tidak bisa dilakukan , diadakan atau disediakan. Nah bagaimana mengatasi hal semacam ini?

Jika logika sederhana ini saya balik ke awal, maka penentuan lokasi warnet yang sudah jadi atau sudah ada dari dulunya (atau takdir warnet kawan kawan sudah di sana lokasinya) maka kendala jarak sudah tidak lagi menjadi persoalan tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Misalnya saja akses ke warnet kawan kawan sudah dibangun jalan umum atau jalur kendaraan umum maka persoalan jarak antara warnet anda dengan calon konsumen sudah bisa di atasi.

Pengalaman saya bertugas di 3 (tiga) warung internet di 3 (tiga) kota yang berbeda yakni Pontianak, Singkawang dan Sintang di propinsi Kalimantan Barat rata rata berada di kawasan pinggir jalan dimana akses kendaraan umum sangat mudah. Hal ini bisa saja tidak terjadi bagi warnet yang kawan kawan kelola sekarang ini. Lantas apa solusi yang bisa ditawarkan jika warnet yang kita kelola ini lokasinya terpencil atau akses kendaraan umumnya susah diperoleh?

Saya menawarkan solusi versi Asep Haryono tentunya. Pendapat saya saja yang bisa saja keliru atau kurang tepat. Namanya juga pendapat khan bisa saja berbeda dengan pendapat dan ide kawan kawan. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar tentunya bukan? Jadi kita sepakati dahulu hal yang satu ini.

Nah menurut pendapat saya lokasi warung internet yang kita kelola diusahakan di pinggir jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan umum DAN ATAU berada di daerah yang dilintasi oleh jalur kendaraan umum ATAU tidak jauh dari jalur kendaraan Umum. Ini pendapat saya. Kalaupun lokasi warnet kita tidak persis di pinggir jalan, minimal user atau calon konsumen tidak harus berjalan terlalu jauh untuk bisa mencapai warnet kita. Itu saja solusi dari saya.

Dari sisi user atau calon konsumen, mereka cenderung menyukai lokasi warnet yang tidak jauh atau tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya walau ini masih bisa dipatahkan dengan adanya transportasi umum (bis, angkot, taksi, ojek) dan atau menggunakan kendaraan user sendiri untuk mencapainya. Sejauh apa pun warnet (Asal jangan jauh jauh amat seperti antar kota hehehe-red), kaum user atau konsumen masih bisa mencapainya baik kendaraan umum maupun pribadi .(Asep Haryono)


Bersambung - To be Continued

Memanjakan User Dengan Fasilitas (Facility)
Bagian Pertama dari 5 Tulisan Pendek

Oleh Asep Haryono

Teringat saat saya masih bertugas di daerah sebagai salah staf biling (kata orang lazim disebut jaga warnet-red) membuat saya memposting pengalaman ini untuk dibagikan kepada kawan kawan. Apa sih enaknya bekerja di warung internet yang bahasa kerennya Cyber Café itu?. Saya tidak membahas enak tidaknya bekerja di warung internet karena memang sifatnya relatif, enak bagi saya belum tentu enak bagi orang lain. Namun kenyataan bahwa saya sudah merasakan 3 (tiga) warnet yang berbeda di tiga kota yang juga berbeda menjadi pendorong kuat saya berbagi di sini.


WARNET KOPMA : Foto dokumentasi saya di tahun 2000 saat bertugas jaga billing di warnet Kopma UNTAN.  Pengalaman yang tidak saya lupakan. Mohon maaf kualitas fotonya agak kurang baik, maklum dokumen lama.  Foto Istimewa

Satu tahun di warung Internet Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Universitas Tanjungpura, kemudian di susul 1 tahun juga di Warung Internet Dragon Singkawang, dan hampir lebih dari 8 (delapan) bulan dihabiskan di warung internet Melawi di daerah Baning Kota, Sintang, propinsi Kalimantan Barat.

Banyak catatan yang saya peroleh dari pengalaman di tiga warnet dan di tiga kota yang berbeda tersebut, mulai dari pengalaman mengelola perangkat kerasnya (PC, Monitor dll), pengalaman melayani konsumen atau user hingga pengalaman diteror hingga sensasi “dunia lain”. Hehehe kok bisa ada “dunia lain” sih, ya ini memang pernah terjadi di Warnet Sintang yang akan saya bahas di lain kesempatan.

5 Perkara Warung Internet
Ada beberapa hal yang ingin saya coba bagikan di tulisan saya kali ini adalah pengalaman mengelola warung internet yang saya dapatkan dari pengalaman saya bertugas jaga warnet dari tahun 2000-2002 yang lalu, dn cukup unik karena berada dan mengelola 3 (tiga) warnet secara bergantian.

Pengalaman yang dialami sehari hari selama itu telah dirangkum dan disusun bersama dalam tulisan ini. Ke 5 (lima) hal yang saya bagikan di sini dan Insya Allah akan saya sampaikan secara bertahap sedikit demi sedikit.  Nah ke 5 faktor pengelolaan manajemen warnet tersebut sangat terkait juga dengan kebijaksanaan dan kemampuan masing masing jadi tidak harus se-ideal bahasan ini.  5 faktor tersebut adalah :  
1. Fasilitas (Facility)
2. Jarak (distance)
3. Pelayanan (service)
4. Kecepatan akses (internet speed)
5. Harga (price)



Fasilitas Warung Internet
Yang pertama yang ingin saya bagikan di sini adalah fasilitas atau bahasa kerennya facility, nah bagi pengusaha warung intenet sudah bisa melengkapi bangunan fisik warnetnya dengan berbagai fasilitas penunjang yang memanjakan para user maupun costumernya misalnya printer buat ngeprint, aneka minuman dan makanan, penjualan alat alat kantor (kerta HVS, jilid segala macem-red) selain untuk unsure keamanan seperti penyediaan petugas security (satpam, petugas jaga dll-red) dan sarana parkir yang memadai walau tidak harus luas.

Sepertinya kita harus punya warnet besar untuk menampung semua itu? Ya tentu saja tidak, dan semuanya disesuaikan dengan kemampuan finansial dan pengetahuan anda sendiri untuk memulai bisnis ngenet ini, tidak harus sebesar dan se “ideal” fasilitas fasilitas yang saya sebutkan di atas sebagai contoh contoh saja pada hakikatnya. Jadi bagaimana dengan pertanyaan “ warung internet saya hanya 2 bilik saja, 1 printer, dan satu PC dengan petuga satu orang, dan gedungnya kecil? Saya tidak mampu menyediakan semua itu”, jawabannya ya tentu sesuai dengan kemampuan anda tentu. Tidak perlu memaksakan membuat warnet se ideal itu.

Saya hanya membahas saja. Jadi para user maupun customernya sangat senang dengan fasilitas fasilitas yang memanjakan dirinya berselancar di warung internet. Pengalaman saya sendiri banyak menyebutkan sebagian orang senang ngenet sambil merokok atau cemilan kacang kulit.

Hehehe kadang ini sensitive juga, karena aroma rokok yang tidak sedap bisa mengganggu user lain, dan juga resiko sampah yang dihasilkan para gamers atau netters sambil ngemil kacang kulit. Jadi hal hal seperti ini juga patut diperhatikan oleh para pemilik atau pengelola warung internet. Nah selama memikirkan. Hehehhee. Jadi jika ada user atau pengunjung warnet anda yang merokok, hobi merokok atau membawa teman yang perokok , maka anda harus bijak mengatasi ini.

Belum lagi para maniak ceting, dan memang pengalaman menunjukkan hampir di setiap warung internet, terdapat satu atau beberapa orang yang "penggila" atau "fans" berat ceting , fesbukan atau sekedar brosingan dan umumnya selalu begitu selalu ada user user fanatik.  Pengalaman saya pernah saat bertugas di warung internet di Sintang, warnet belum buka, ternyata sudah ada satu orang yang duduk setia menunggu warnetnya dibuka. "wah awal sekali orang ini" gitu pikir saya.   Saat itu warnet di Sintang bisa dibilang dengan jari jumlahnya, di era tahun 2000an tidak seperti sekarang yang bejibun saking banyaknya.

Begitu juga jika warnet kawan kawan menyediakan fasilitas permainan Game game online seperti di era saya waktu itu yang terkenal game Ragnarok (Maaf kalaw saya tulisan), Street Fighter,  atau game game bertema startegi perang atau ketangkasan.  Nah kawan kawan harus bijak dalam penetapan harga (price) tapi yang ini nanti akan dibahas sesuai bagiannya nanti, Harga.   Kali ini soal fasilitas saja, nah berikan fasilitas itu buat user kawan kawan di warnetnya masing masing.  Siapa tau juga ada user yang mau make Wordnya saja. Nah gimana tuh coba.  :)))

Kalau anda punya board atau papan info bisa dibuat sendiri atau memesan dari pihak lain. Papan board info ini bisa digunakan untuk mencantel info info terbaru warnet , misalnya memberikan kursus singkat internet bagi pemula, atau info internet atau lainnya bisa dipajang di papan info ini. Jadi user anda selain menggunakan fasilitas warnet, mereka juga bisa upgrade informasi yang dipajang bak majalah dinding ini.  Jadi dengan demikian fasilitas warung internet yang baik dan lengkap sangat memanjakan user dan customer anda sehingga mereka bisa datang dan datan lagi ke warnet anda.

Ajak mereka bergabung dalam membership atau buat semacam kartu anggota dengan tarif khusus per bulan misalnya itu akan semakin baik lagi.  Jadi mereka bisa mendapatkan discoutn atau harga khusus dengan member card yang mereka miliki.   Bahkan jika perlu adakan Door Prize atau hadiah undian bisa perbulan atau perminggu dengan hadiah tertentu terserah anda.   Misalnya user pake 2 jam mendapat poin undian apa gitu dan diundi secara berkala.  Hal hal semacam ini akan membuat user anda kreatif, dan selalu ada sesuatu yang baru dan ini akan semakin menarik.  


BersambungTo be continued

Assalamualaikum Wr Wb. Selamat hari Kamis. Melihat dari judul tulisan saya pada hari ini memang bertutur tentang pengalaman saya yang pernah bertugas atau ditugasi menjaga billing warung internet (cyber cafe-red). Memang kejadiannya sudah lama, namun demikian ada beberapa hal menarik yang ingin saya tuliskan di blog saya ini catatan perjalanan selama menjadi petugas warnet di 3 (tiga) tempat dalam kurun waktu sekitar tahun 2001 hingga 2002 tahun yang lalu.

Memang sih tulisan ini sudah saya publikasikan secara lengkap dalam website pribadi saya www.asepharyono.com namun demikian tidak apa saya tuliskan di sini karena ada beberapa catatan lainnya juga yang ingin saya sampaikan. Cerita kali ini akan saya mulai secara sederhana saja urutannya mulai dari tahun sekitar 1999 yang lalu. Saat itu status saya adalah "pengacara" alias pengangguran banyak acara. Saat itu Warung Internet (warnet-red) Kopma Untan sudah ada. Saat itu saya diwawancara dengan satu calon lainnya. Tetapi beruntung calon saya yang satu lagi keterima sebagai Guru kalaw nda salah. Dengan diantar sama Deddie Jaya Kuning gue pun melamar di sana.

Saat itu memang terbetik kabar kalaw saat itu (taun 1999-red) Koperasi Mahasiswa (Kopma) Untan lagi buka lowongan Petugas Jaga Warnet yang akan menjaga Warnet Kopma , dan informasi itu juga sampai ke telinga saya. Singkat kata saya juga mencoba melamar jadi Petugas Jaga Warung Internet satu satunya saat itu pada tahun 1999. Selidik punya selidik ternyata warnet tersebut merupakan kerjasama antara Pontianak post dengan pihak kampus Untan. Pihak Untan yang menyediakan lokasi, listrik dan Bangunan, dan Pihak Pontianak Post yang menyediakan perangkat Hardware dan software PC dan lain sebagainya. Singkat cerita (singkat terus hehehehe).

Mulailah saya bekerja di Warnet Kopma Untan itu dengan jadwal shift malam. Sedangkan shift siangnya oleh petugas cewe yang bernama Ade Irma Kristiana yang asal Bandung itu. Gajo eh salah gaji pertama dari Warnet Kopma cukup amat lumayan. Melebihi berkali kali lipat dari honor saya mengajar Bahasa Inggris door to door yang berkisar di angka 75 ribu rupiah itu. Baru kali inilah masa masa saya 'berkenalan' dengan uang ratusan ribu rupiah. Saya aja sempat "shock" melihat lembaran uang sebanyak itu di masa itu, dan merasa bengong bengong setengah nda percaya. Satu hal yang sangat mengesankan selama saya bekerja di Warnet Kopma adalah Sumargono.

Teman saya yang satu ini saya acungkan jempol karena memiliki kepribadian dan kejujuran yang luar biasa. Pernah suatu ketika Sumargono, yang bertugas menjaga wartel yang letaknya bersebelahan dengan warnet, menerima uang pembayaran telepon wartel pelanggannya, dan kembaliannya sebesar 100 rupiah tidak ada. Saat itu kebetulan uang recehan pecahan 100 rupiah tidak ada di kasir Sumargono. Pelanggan wartel pun tidak mempermasalahkannya, dan beranjak pulang, toh cuma 100 perak ini. Tapi tidak bagi seorang Sumargono.

Dia tungguin si pelanggan itu kembali ke Wartel, dan saat pelanggan kembali ke Wartel, uang kembalian 100 rupiah yang dulu belum dikembalikan, di sampaikan lagi kepadanya. Luar biasaa. Kalaw banyak pejabat negara kita yang jujurnya luar biasa seperti mas Gono ini Insya Allah saya yakin tidak akan ada korupsi di negeri ini. Dengan mas Gono inilah saya belajar banyak tentang Agama Islam, kejujuran , beliau kadang mengkritik kalaw saya lambat bangun pagi untuk mendirikan sholat Subuh di masjid Al Muhtadin Untan yang jaraknya deket bangad. Kini Mas Gono sudah menikah, dan kabarnya sudah memilki satu orang puteri. Suatu saat saya ingin jumpa lagi dengan mas Gono di Jogja Insya Allah

Kutu Loncat Warnet ke Warnet
Pengalaman hidup saat itu (era taun 1999-red) benar benar memberikan pelajaran dan pembelajaran berharga bagi saya. Mendidik saya bagaimana sebaiknya memperlakukan sang waktu dan juga uang. Betapa susahnya memperoleh seribu rupiah dari hasil keringat sendiri. Sampai saya harus menjadi tukang antar surat di Masjid Al Muhtadin Untan dengan modal sepeda keliling sana sini antar surat. Honor antar surat Masjid sebesar 75 ribu rupiah benar benar suatu pencapaian yang luar biasa saat saya tidak punya pekerjaan tetap saat itu, dan benar benar harus mandiri sana sini. Jabatannya sih keren "Sekretaris Eksekutif" kata salah seorang pengurus masjid Al Muhtadin itu, dan kenyataannya pekerjaannya hanyalah "pengantar surat" alias the post man hehehehee. Udah gitu masih ada cobaan lagi. Sepeda yang biasa saya gunakan untuk antar mengantar surat yakni sepeda jenis BMX warna hijau metalik pemberian Nasri Ajo si Kumbang lenyap diambil maling. Innalillahi...

Warnet Dragon Singkawang
Akhirnya pengalaman seperti inilah yang kemudian mengantarkan saya menjaga warnet yang masih dimiliki oleh Pontianak Post yang terletak di kota Singkawang. Ya benar saya pernah bekerja di Warnet Dragon Singkawang. Ini masih dalam kelanjutan cerita dari Warnet Kopma Untan yang saya bahas di awal tulisan di atas. Ok saya cerita ya. Dikit aja kok. Setelah lepas dari Warnet Koperasi Mahasiswa (kopma) Untan , singkat cerita saya langsung ditugaskan ke Warnet Dragon yang satu gedung dengan Biro Pontianak Post Singkawang. Jl.Pai Bakir Nomor 25 Singkawang (Sekarang biro Singkawang sudah pindah-red). Saat itu kepala Bironya kalaw nda salah Bang Herly "kopinen" Kusmayadi. Orangnya baik dan berkulit putih, penuh humor dan sangat pengertian. Warnet Dragon Singkawang (saat itu) satu satunya warnet yang ada di kota Singkawang. Tahunnya kalaw nda salah taon 2000 an deh. Wuih ramai sekali pengunjungnya di saat pembukaannya. Nah saat itulah honor yang saya terima jauh lebih besar saat saya menjaga warnet Koperasi Mahasiswa (kopma) UNTAN. Subhannalah.


Inilah Welly Armeria

Saat di warnet Singkawang DRAGON inilah , shift saya bertugas dipasangkan dengan Welly Armenia yang juga ditugasi pada shift malam sama seperti saya. Sedangkan kalaw siang hari petugas warnetnya Cewek kelahiran Singkawang blasteran cina, namanya Sri Wahyuni. Orangnya baik dan menguasai bahasa Cina Singkawang. Sedangkan Welly juga demikian, punya wajah Cina. Welly orangnya baik dan tipe pria yang ramah, makanya saat dia menikah dengan pujaan hatinya saya bela belain hadir sebagai bentuk apresiasi sama Welly. Bayangkan aja Welly harus mengantar Undangan ke Pontianak, jadi saya harus datang di acara bahagia Welly. :)). Baik Welly dan Sri , Mereka berdua mempunyai Ibu yang asli keturunan Cina.

Makanya enak kalaw ada pengunjung warnet yang rata rata anak keturunan Cina, saya sering minta diterjemahkan kalaw mereka pada ribut alias ngegosipppsss. Selama menjaga warnet di sana, saya praktis perlu lagi sewa kos lain, karena toh "markas" saya tinggal juga di biro yang bersangkutan yang letaknya di lantai III bergabung dengan anak anak koran kalaw pagi. banyak pengalaman unik di sana selama saya tinggal di biro, sepeti misalnya saya sering mendengar kalaw ruangan tempat kita mangkal itu ada "penghuni" nya. Dan bahkan saya pernah bermimpi memang ada penunggu perempuan di sana.

Percaya atau tidak bagi anda, saya kembalikan lagi kepada anda para pembaca semua. Wallah HuAlam. Kepala Biro Singkawang pun sudah saya alami transisinya. Berbagai kepala biro berganti ganti sudah saya saksikan sendiri. Ya benar saya mengalami berkali kali pergantian kepala Biro Singkawang mulai dari Bang Herly Kusmayadi, Mursalin Anjang, dan Hasyim Ashari. Kabar terakhri dari rekan saya Wellu Armenia itu adalah Welly kehilangan adik tercintanya (saya kurang tahu namanya, tapi masih ingat paras wajahnya-red) karena musibah kecelakaan lalu lintas. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran dari Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin

Warnet Melawi, Sintang
Inilah bagian terakhir dari Trilogi kerja di warnet sepanjang hidup saya yang Insya Allah tidak akan saya lewatkan begitu aja. Sebenere banyak kisah kisah lain yang tidak kalah menariknya untuk dibahas misalnya gosip perselingkuhan, hingga hal hal lainnya. Namun mengingat keterbatasan ruangan, dan juga tidak etis rasanya membicarakan aib orang. Biarlah itu juga menjadi bagian kenangan masa lalu yang menjadi pelajaran berharga bagi diri saya sendiri. Kita ambil sisi positifnya. Setelah lepas dari Warnet Koperasi Mahasiswa (kopma) Untan dan Warnet Dragon Singkawang , saya langsung ditugaskan oleh Bapak Ganis "Wak Gan" Suryansyah untuk mengisi formasi Jaga Warnet Melawi di Sintang. Sama seperti warnet Singkawang, maka Warnet Melawi Sintang (saat itu) satu satunya warnet yang ada di kota Sintang. Bayangkan saja 1 jam akses Internet Rp.10.000,- (Sepuluh ribu rupiah) tetapi tetap saja ramai. Bahkan pengunjungnya lebih banyak dari kalangan anak sekolah daripada kelompok Umum

Sama seperti di dua warnet sebelumnya, nah dengan Warnet Melawi Sintang ini saya dipasangkan dengan petugas cewe. Namanya Mardiah, atau dipanggil dengan sebutan Diah pada shift malam. Saya bertugas di shift Malam, Sedangkan kalaw siang hari dipegang Diah. Orangnya baik dan sederhana. Dalam kesehariannya saya di sana, saya ikut katering sama Diah, dan tentunya bayar donk. Hari gene gratis kelaut aja. Diah dan adiknya yang memang fanatik lagu india itu selalu bekerja sama secara tim dengan kami. Selain itu di Biro Sintang masih ada lagi Pak Yaswin (Kepala Biro), Anang Suriansyah (Pemasaran). Jadi kita selalu ramai ramai setiap harinya. Seru banged, dan heboh. Saat itulah saya "berkenalan" dengan apa yang namanya telepon genggama alias HP. HP saya saat itu merek Sony Erricson berukuran gede, tapi bangganya minta ampun dah. Hahahhaa,. Maklum baru kenal yang namanya Hape. Senangnya bukan main, seperti ke awan awan rasanya.

Adewadi beserta istri


Dalam perkembang selanjutnya saya kemudian satu gedung dengan Ade Muhammad Iswadi ataw dipanggil dengan Ami. Cowok yang masih keturunan langsung raja Sintang itu menemani saya menjaga warnet. Hanya saja AMI ini bukan jaga warnet seperti saya. Dia saat itu sebagai wartawan Pontianak Post biro Sintang yang kebetulan tempat tinggalnya menempati "markas" yang sama dengan saya yakni di Biro Sintang itu. Hehehehehe. Dia di kamar belakang, dan saya di kamar tengah. Sampai sekarang saya masih sering kontak dengan beliau.

Dan memang pada periode tahun 2006 ini akhirnya saya jumpa lagi dengan mas Ade di kantor Graha Pariwara Jln Arteri Supadio Pontianak. Dalam perkembangan berikutnya Pak Ade AMI Iswadi ini kembali ditugaskan ke Sintang, dan terakhir kabar saya dengar sekarang AMI sudah jadi BOS alias Ketua KPU Sintang. Mantaf gan. Entah memang kebetulan atau tidak, bahkan sampai sekarang pun saya menyewa rumah beliau yang ada di Duta Bandara Jln Arteri Supadio Pontianak. Saya menempati rumah beliau bersama istri mulai tahun 2007 sampai sekarang "Asep dan ami sudah kaya adek beradek saja" begitu kata ibundanya. mudah mudahan silaturahmi akan tetap berjalan dan langgeng.

Penutup
Memang suka duka selama saya berjaga di warung intenet juga menorehkan berbagai aktifitas lainnya yang bertemakan internet. Dalam masa masa sulit itulah saya mempelajari sendiri bagaimana membuat website sederhana dengan HTML dan kemudian beralir dengan menggunakan software pembuat website sederhana. Disusul kemudian dengan mengikuti berbagai kursus penunjang lainnya saat di "tarik" ke Pontianak seperti mengikuti kursus Macromedia Front Page dan juga Lotus 123.

Sayang sekali khusus untuk LOTUS 123 ini sudah banyak ditinggalkan orang. Kini orang sudah beralih dengan menggunakan software yang jauh lebih canggih yakni Excell dan juga pengolah data lainnya. Kembali ke jaga menjaga Warnet ini sebenarnya masih ada beberapa catatan dalam hal manajemen pengelolaan sebuah warung internet yang bisa kita petik manfaatnya. Dalam tulisan mendatang akan saya sampaikan 5 (lima) hal penting, dan merupakan pokok poko dasar pengelolaan warnet yang bisa dengan mudah diterapkan dan dipraktekkan.

Keep up the good work ya


Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia