Mengapa Harus Pake ANONIM ?

Gambar dari Internet
Catatan Asep Haryono

Hari ini saya sempat blogwalking ke beberapa blog kawan kawan dan semuanya sangat memikat hati konten kontennya.  Saya salut sekali.  Kawan kawan menulis artikel dan konten yang berkualitas dan bukan sekedar "gugur kewajiban" kepada blogging bahwa blognya "update" setiap hari.

Namun pandangan mata saya tertumnuk oleh artikel yang menggigit yang berhasil dibukukan (eala macam tendangan sepakbola yang masuk ke gawang aja -membukukuan-) oleh mas Rawins yang konon punya kemiripan wajah yang amat tinggi dengan juru bicara Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK) Mas Johan Budi itu. Soalnya sama persis sih.  Wajah ganteng, kulit sawo matang (eh salah ubi matang-red), pake kaca mata. Cuma beda rezeki aja  HIheihiehiehiee

Artikel beliau yang berisi dan berjudul "Capitalislam" ditulis dengan amat cerdas dan lugas oleh Mas Johan Budi eh salah mas Rawins.  Berbagai komentar yang masuk cukup beragam, namun ada satu komentator di tulisan beliau dari ANONIM.  Jelas ini bukan nama sebenarnya.  Apa pun yang ANONIM sampaikan dalam artikel "Capitalislam"  tentu adalah pandangan dan prespektif si ANONIM dalam mengintepretasikan tulisan mas Rawins yang harus dihargai dan dihormati.

Namun yang mengundang pertanyaan saya adalah "Mengapa harus ANONIM?" Bukankah kalau menyebutkan jati dirinya akan terbina Silaturahmi, dan kita semuanya sangat ingin bersilaturahmi dan berkenalan satu sama lainnya.  Bukankah dalam pandangan ISLAM menyebutkan "Silaturahmi" adalah hal yang indah dan sangat dianjurkan bukan?.   Saya rasa agama lain pun setuju bahwa silaturahmi dan persahabatann adalah hal yang sangat menyenangkan dan sangat dianjurkan.

Kalau di koran saya (kebetulan saya bekerja di Media - grupnya koran JPNN) yang namanya surat pembaca yang tidak mencantumkan identitas aselinya (baik melalui KTP, SIM atau sejenisnya) akan masuk ke keranjang sampah.  Makanya kami di jajaran Redaksi menghimbau masyarakat yang ingin mengirimkan surat pembacanya untuk selalu mencantumkan identitas aselinya.  Kami akan melindungi nara sumber jika dikehendaki oleh pengirim surat pembaca itu.  "Nama dan Alamat ada pada redaksi".

Ilustrasi Dari Internet


Jadi "Mengapa harus ANONIM?"    Pentingkah penyebutan identitas aseli dalam sosial media?  Ini juga isu yang menarik.  Kalau kita liat data data dalam pengguna FACEBOOK konon sebagian besar adalah data aseli baik nama, alamat dan nomor identitasnya. 

Berbohong adalah hal yang biasa di sosial media, ini kata orang loh. Bukan kata saya.  Orang banyak "menyembunyikan" identiatas aselinya di sosial media.  Yang tuir ngaku masih ABG, dan bahkan foto profil facebook banyak yang fake alias palsu.  Dipasangnya foto orang ganteng atau cantik padahal foto aselinya tidak sama.  Masih banyak lagi lainnya.  

Sebagai penutup saya ingin menyampaikan pendapat pribadi saya bahwa dicantumkan atau tidak pada prinsipnya tidak masalah buat saya.  Perbedaan pendapat atau pandangan adalah hal yang wajar. Bagi saya sejauh substansi yang disampaikannya mengandung KEBENARAN dan bukan FITNAH atau menuduh tanpa bukti, tidak masalah jika identitas aseli anda disembunyikan. (Asep Haryono)

24 comments:

  1. dibilang aku belajar ke pak asep yang selalu tersenyum kalo aku lagi bawel. cuma satu kebiasaan pak asep yang aku belum bisa lakuin, merosotin celana kalo lagi bete... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. @Rawins : heiheiheiheie. Sepertinya PERTAMAX berhasil digondol ke hutan sama mas Rawins hieiehiheihee. Urusan mloroting Celana yang jago ya sayalah. Terdepan untuk mrosotin celana. Dont try this at home

      Delete
    2. oiya, kang raw. kenapa sekarang klo ingin ke rumah eh blog sampeyan kok sulit banget ya. selalu aja keputus tengah jalan (problem loading page). terkadang mak bedunduk langsung nyambung

      Delete
  2. mau baca kesana aaah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan. Jangan kuatir. Ubi sudah disiapkan mas Rawins

      Delete
    2. klo kesana hati-hati sama pemilik blognya ya, mbak. wis pokoknya hati2 aja lah.

      Delete
  3. Blogku yang pakai anonim banyak, tapi untungnya sebagaian besar masuk spam. Ngeblog harus berani mendapat kritikan keras, bahkan hujatan atau cacian. Berbeda pendapat adalah hal wajar. Itu lah resikonya ngeblog. , betul kagak ?:D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali mas. Adalah hal yang indah jika perbedaan pandangan itu akan semakin memperkaya wawasan kita. Justru blogger yang mampu membuat pro kontra karena tulisannya itu menandakan keberhasilan blogger yang bersangkutan. Opini yang ditulisnya mendapat tanggapan yang beragam

      Delete
    2. gtu ya mas?
      harus siap lahir batin ni ,,

      Delete
  4. tapi foto WS yang mirip pasha ini asli loh kang hehehhe.
    iyah sama yg anonim di WS juga banyaknya masuk ke spam...coz emang pada jualan sih, tapi ga ada yg jual ubi.
    Tapi kalau mnurut WS sih kalau emang merasa dirinya benar kenapa harus anonim ?? sayang banget kan jadi ga tau sama siapa kita akan melayangkan pujian atau rasa kagum atas pendapatnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhehehehe Iya memang sekarang banyak orang yang mirip dan atau punya kemiripan yang amat tinggi dengan orang lain. Saya aja kata kawan saya pernah disebut mirip Brad Pitt. Waaaaaaaaaaaaaaahahahahaha. Brad Pitt dari Hongkong hiehheiheheiheee.

      Benar sekali kalai ANONIM ini kan jadi sudah untuk silaturahminya, Kalau tau kan enak, jadi bisa dapat temen baru hiehieheiee.

      Delete
  5. lah, belum punya blog kali Pak Asep...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hiehiheiehihe heihiehiehiee. Iya sama. Kata mas Djangkaru Bumi juga bilang senada, Belum punya akun kali dia tu makanya ANonIm

      Delete
  6. kayaknya sih penggemar rahasia mas rawins tu , ,
    anonim juga sering nongol d blog mas raw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihahaihaiia iya kah hiehiehie. Wah ANONIM ini pasti "sephia" nya mas Rawins tuh hiehiheiee

      Delete
  7. mungkin orang luar kang, atau yang belum punya blog, khan pengunjung banyak juga yang belum punya blog, barangkali, itu cuman perkiraan saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya benar. mungkin sang komentator bukan seorang blogger, ataupun juga seseorang yg belum mempunyai akun jejaring sosial lainnya seperti google plus misalnya, jadi beliau memakai anonim.

      #sambil manggut-manggut

      Delete
  8. mungkin pemalu pak asep..jadi gak mau sebut nama

    ReplyDelete
  9. yang penting bukan sinonim ya Kang

    ReplyDelete
  10. Cukup menarik juga ya pak artikelnya. Dunia blogging memang ada-ada hal unik yang belum pernah terfikirkan sebelumnya.

    Terkadang apa yang sudah kita anggap bagus, belum tentu bagus menurut orang lain.

    Dari situlah perna sebuah media blogger, sebagai media sosial yang bisa dimanfaatkan oleh penggunanya untuk berinteraksi satu sama lain.

    ReplyDelete
  11. Sabar Pak Asep:) orang sabar panjang umur lho :)
    Jika ada waktu silahkan berkunjung 'kerumah' saya :)

    ReplyDelete
  12. Betul Pak Asep, saya sambl menyimak saja dulu. Sekalian mau ke TKP Kang Rawin.

    Salam wisata

    ReplyDelete
  13. Anonymous5:40:00 PM

    saya gk kebayang itu artikel bisa nyampe sini, salam sukses selalu Pak Asep :D

    ReplyDelete
  14. yg terbuka lebih seru, menurutku sih gitu :D

    ReplyDelete

Obrigada pela visita.. Não deixe de expressar sua opinião. Seu comentário é muito importante pra mim :)

Vielen Dank für Ihren Besuch. Sagen Sie Ihre Meinung. Ihr Kommentar ist mir sehr wichtig

Grazie per la tua visita .. Assicurati di esprimere la tua opinione. Il tuo commento è molto importante per me

Merci pour votre visite .. Assurez-vous d'exprimer votre opinion. Votre commentaire est très important pour moi

Spasibo za vash vizit. Obyazatel'no vyskazhite svoye mneniye. Vash kommentariy ochen' vazhen dlya menya

Thank you for your visit.. Be sure to express your opinion. Your comment is very important to me :)

Terima kasih atas kunjungan anda. Pastikan untuk mengekspresikan pendapat Anda.

Komentar Anda sangat penting bagi saya :)

Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia