Gambar dari Internt |
Berbagai tayangan di berbagai media cetak dan online di tanah air yang marak memberitakan aksi penyelundupan berkilo kilo Heroin yang berhasil digagalkan oleh aparat keamanaan di Negara ini. Sungguh suatu prestasi yang membanggakan kita semua sekaligus menjadikan perasaan kuatir dan miris betapa bangsa ini kini menjadi target ataupun transit penyelundupan dan penyebaran Narkoba Internasional.
Sudah bukan rahasia lagi proses penegakan hokum terhadap pelaku penyelundupan dan pengedar Narkoba mendapatkan keistimewaan dengan jaminan menghirup udara bebas dan kalaupun harus masuk ke bilik penjara dijamin akan mendapatkan remisi dan kalau perlu dapat BONUS pengampunan (grasi) dari Presiden.
Jadi jika grasi sudah diberikan secara Cuma Cuma alias gratis itu tadi akhirnya disalahgunakan oleh sang penerima Grasi tentu sudah bukan tanggung jawab yang mulia presiden. Begitu mudahnya pelaku perusak bangsa dengan mengedarkan Narkoba kepada generasi muda kita ini melenggang dengan bebas dan hanya mendapat hukuman ringan. Oh No, jangan begitu. Belum lepas masalah kita terhadap peredaran Narkoba yang sudah membuat pusing kita semua, masalah baru kembali menghajar kita. Seks bebas. Apalagi ini?
Mengapa Seks Bebas?
Tren seks bebas memang sangat pelik untuk kita bahas karena banyak sekali dimensi maupun parameter yang didiskusikan. Dimensi agama dan dimensi kebudayaan atau culture yang biasa diterapkan oleh budaya timur orang Indonesia. Mengapa seks bebas? Data yang dikeluarkan hasil dari sebuah riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementrian kesehatan menunjukkan tren yang mengerikan.
LEAFLET : Berbagai brosur, leaflet dan juga informasi No Seks Bebas sudah digencarkan di mana mana. Brosur pendidikan seperti ini harus sering diberikan kepada masyarakat. Foto Asep Haryono |
Penyesalan selalu datang nya terakhir, dan belum pernah diberitakan penyesalan itu datangnya di awal. Jika sudah kejadian, sudah ada jatuh korban, sudah ada siswa yang hamil, siapa yang
harus disalahkan?. Sang anak kah? Orang tuanya kah? :Lingkungan pergaulannya kah? Lawan jenisnya kah? Urusan akan semakin runyam jika sudah memasuki ranah hokum dan pelaku yang menyebabkan accident ini diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya? Hasilnya?
Sejauh ini belum pernah ada obat untuk menyembuhkan para penderita HIV AIDS selain hanya untuk memperlambat kerja virus ini saja. “obat” yang paling mujarab saat ini adalah mencegah prilaku seks bebas yang berpotensi menjadi penyebab beredarnya virus mematikan itu. Mencegah adalah satu satunya pilihan yang masuk akal dan berbiaya murah namun hasil yang didapatkan luar biasa. Mari selamatkan generasi muda kita dari Seks Bebas.(Asep Haryono)
pencegahan yang teramat gampang. kan kita punya segumpal iman yang tak tergoyahkan.
ReplyDeleteKPK anti sex bebas.
@zachflazz : Memang benar sekali bang Zachflazz. Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Pencegahan adalah yang paling masuk akal berbiaya relatif murah namun hasil yang maksimal. Met menyiapkan malam minggu atau weekend bersama keluarga
Deleteane setuju genk.. marikita hargai sesama munusia. knpa krna klu ada yng memamerkan tubuhnya sama juga gk menghargai dri sendiri kalu sudah gitu tmn2 jga ikut. cnto cwek berharti melecehkan sesama cewek heheh. trmkasi postingan yng sangat mantap D: bos
ReplyDelete@Brebes VS Lamongan : hiheiheie iya Genk, Terima Kasih sudah mampir genk. Tadi pagi saat saya mau ke kantor eh ada pembagian brosur HIV AIDs dan buku Saku juga tentang HIV AIDS. Jadi munculah ide spontan menulis postingan tentang ini. Postingan yang ngalor ngidul nda karu karuan
Deletesay no to free sex...
ReplyDeletesay yess to bubur...hehehee
ckckck.. sudah tertular virus bubur rupanya mbak cii
Deleteada tetanggga saya meninggal karena terkena HIV..sungguh mengerikan, makanya jng samapai melakukan sekx bebas...terutama anak2x kita harus dibentengi dengan iman yang kuat...
ReplyDeletena'udzubillahimindzalik..
ReplyDeleteperlu diberikan pembekalan sejak dini pada anak2, karena remaja jaman sekarang, pergaulannya serem :(
serem mana sama film horor made in Indonesia, mbak?
Deletejaman menag sudah semakin ga karuan ya mas, orang tua harus lebih hati hati menjaga buah hatinya, trims your sharing
ReplyDeletejangan sampai iman kita lemah :)
ReplyDeletemencegah lebaik baik dari pada terjangkit betul gak kak !
ReplyDeletekesadaran buat hal itu...mungkin bisa di awali dari tiap leluarga dulu ya bang...
ReplyDeletebimbingan n penyuluhan pengetahuan soal sex...lebih diaktifkan di sekolah2....dan peran. aktif pula dari ortu...khusus nya soal pengetahuan agama...
paling gak..anak2 kita ga polos2 amat..nelen bulet2 sesuatu yg blm pantas buat mereka cerna... :)
ya paling gak...biar punya benteng ya bang Asep... :)
kang asep, ini tombol +1 mana nih??
ReplyDeletejgn sp enak sesaat, nyeselnya seumur hidup ya
ReplyDeletePentingnya pendidikan seks untuk anak yang didasarkan pada konsep agama. Gempuran dari luar amat luar biasa. Anak2 mesti mendapat amunisi ampuh utk melawannya.
ReplyDeletemembaca tulisan ini seperti sedang mengikuti seminar tentang seks bebas saja Kang Asep.
ReplyDeletemengatasi hal semacam ini dikalangan bukan hanya anak2 bahkan orang dewasa pun bukanlah hal mudah. karena bersifat personal. saya sepakat jika keteguhan hati untuk menjaga diri dari hal yang kurang baik dan bahkan tidak menguntungkan bagi personal itu sendiri.
Ye yeee say no to seks bebas!
ReplyDelete