Sifat dasar manusia adalah dipenuhi oleh akal dan perasaan, namun pada dasarnya sifat manusiawi itulah adalah ciri kita semua. Apa sajakah sifat sifat dasar manusia itu ? Mudah saja untuk menjawab pertanyaan ini. Mulai dari sedih, gembira, dan marah misalnya adalah beberapa contoh dasar dari sifat sifat lahiriah manusia.
Manusia diberkahi oleh Allah SWT berupa akal atau pikiran yang bisa digunakan untuk membantunya bertahan dalam kehidupan di dunia yang fana ini. Berkaitan dengan emosi di sini sangat dimungkinkan sifat dasar yang satu ini dimiliki oleh sebagian orang, dan mungkin saja sebagian yang lain tidak demikian. Marah , dan pemarah adalah dua kata yang nyaris serupa maknanya.
Orang yang marah dibandingkan dengan orang yang pemarah adalah dua kebiasaan manusia yang sering kita jumpai di sekitar kita. Kaitannyta dengan Emosi dalam tulisan ini sebenarnya cakupannya luas tidak selalu berwujud perasaan marah.
Emosi atau emosional adalah jenis kelompok kata yang menggambarkan “perasaan” manusia, dan di sana juga termasuk benci (hate), sayang (love), dan sudah tentunya adalah marah (angry) itu tadi. Untuk mempersempit bahasan dalam tulisan ini saya ciutkan menjadi “jangan mengikuti amarah” dirasa cukup tepat untuk menggambarkan “visi” dan maksud yang saya harapkan bisa dipahami dari tulisan ini.
Emosi Cenderung Merugikan
Coba saja dipahami dengan seksama apa jadinya jika keputusan yang kita buat didasari oleh emosi yang meluap luap di dalam dada.. Hasilnya bisa tebak keputusan yang diambil bisa jadi makin galau atau tidak berakibat baik baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain. Contoh yang ekstrim adalah tindakan bunuh diri (suicide). Mungkin mereka yang melakukan itu (bunuh diri) tidak dapat berpikir dengan jernih dan tenang. Apa yang dia putuskan melakukan suicide itu akan menyelesaikan masalahnya. Ternyata tidak kan?
Jadi apa pun yang akan kita buat sebaiknya dipikirkan baik baik dan tenang. Memikirkan dampak buruk yang kemungkinan akan terjadi jika sebuah keputusan itu dibuat. Memikirkan dampak positif atas keputusan yang dibuat. Kedua duanya harus kita pikirkan dahulu sebelum membuat keputusan. Seorang pedagang yang rugi karena dagangannya tidak laku hari itu harus memikirkan langkah apa sebaiknya yang harus dilakukan agar (kerugian) serupa tidak terjadi lagi.
Kadang kala saat emosi sudah mencapai ubun ubun di Kepala, keputusan yang dibuat tampak selalu benar (seem its right) padahal jika semuanya sudah berjalan normal, dan keadaan menjadi tenang (calm down) barulah kita sadar dan ngeh bahwa keputusan yang dibuat itu tidak baik di akhirnya. Nah kalaw sudah begini kan nasi sudah jadi bubur (walaupun saya kurang suka sama bubur-red). Maksud saya adalah kalaw sudah begini susah untuk ditarik kembali. Nah kalaw sudah begini siapa yang rugi? Tentu diri kita sendiri yang merasakan dampak (rugi) tersebut.(Asep Haryono)
Lukman setuju sekali dengan postingan ini.
ReplyDeletebenar sekali bahwa emosi bisa diri kita menjadi tak terkendali..
terima kasih sharenya kang..
@lukman hakim : Benar sekali. Marah atau sedang emosi itu ibaratkan api, jadi harus dipadamkan dengan unsur air. Kalaw hati panas, asal kepala harus dingin. Banyak banyak memohon perlindungan kepada Allah SWT agar kita dijauhkan dari sifat tergesa gesa dalam membuat keputusan. Sesal kemudian tidak berguna
Deletedan pada saat kita emosi sebaiknya jgn bikin keputusan apapun..
ReplyDelete@ke2nai : Saya setuju sekali. Sebaiknya memang tidak membuat keputusan apa pun jika sedang marah. Sebab biasanya kalaw hati sedang panas, maunya langsung buat keputusan wah berabe nanti. Penyesalan nanti tidak ada gunanya
Deletemenyesal dikemudian hari tiada guna....
ReplyDeletesebaiknya sebelum mengambil sesuatu keputusan atau tindakan kita mesti bijak.
emosi menyesatkan diri....untuk menghindari perasaan emosi kita senantiasa sabar (semestinya) dan menerima reality dengan keikhlasan hati.
itu menurut pandangan saya sih mas....betul gak yah ? hehe
@Reo Adam : Benar sekali mas Reo. Menyesal kemudian tidak akan ada artinya lagi. Sebelum penyesalan itu datang sebaiknya kita pikirkan terlebih dahulu baik buruknya agar tidak menyesal kelak dikemudian hari. Terima Kasih komentarnya ya mas
Delete"orang yang kuat itu bukan orang yang hebat dalam bertengkar dan berkelahi, orang yang kuat itu adalah orang yang dapat menahan amarah.." [HR. Bukhari]
ReplyDelete:)
@Yudi Darmawan : Yah benar sekali mas Yudi. Terima Kasih atas penggalan Hadistnya yang indah, dan sangat luar biasa dampaknya buat kesehatan jiwa. Terima Kasih sudah berbagi juga di sini. Salam dari Pontianak
Deleteorang yg ga bisa mengendalikan emosi emang cenderung dirugikan. Selain nama baiknya jadi tercemar, juga merusak hubungan pertemanan/persodaraan.
ReplyDeleteTapi kang, kalo emosi terlalu ditekan juga ga baik katanya? nanti malah jadi stress berat!
@Popi : Saya dengar juga gitu. Emosi memang harus di "lepas" kan kalau perlu punya ruangan khusus atau kamar khusus buat kita melampiaskan kemarahan dengan berteriak teriak seperti orang gila, hehehhe. Unik juga ya. Terima Kasih kunjungannya ya mba Popi. Salam
Deletesetuju banget kang.. kalo lagi emosi (marah, sedih, dll) menyebabkan jiwa jadi agak labil.. better to not decide things..
ReplyDelete@diniehz : Yes I agree with you. Don't do decide anything on this difficult situation. Soalnya takut kebablasan yang bisa merugikan semua orang selain dengan dirinya sendiri. Terima Kasih Miss Syahdini sudah mampir. Nantikan kunjungan balasan saya. Salam
DeleteMenurut versi saya jika seseorang membuat keputusan dalam keadaan marah/emosi adalah 1% akal sehat dan 99% hasutan syetan.
ReplyDelete@Rudy Arra : Benar sekali. Saya sering mendengar uraian seperti ini. Keputusan yang dibuat dengan hati panas dan emosi yang meluap luap sangat tidak dianjurkan. Resikonya besar sekali. Terima Kasih sudah mampir ya
Deleteya Kang. udah pernah berkelahi kan? manakala kita berkelahi dengan rasa amarah berlebihan, pasti tenaga makin terkuras dan akhirnya fatal: kalah. tapi kalo berkelahi dengan hati tenang, hasilnya biasanya: menang.
ReplyDelete@zachflazz : Berkelahi? Ya pernah dulu waktu masih SMP. Dan setelah itu sudah tidak pernah lagi. Jaman sekarang anak anak sekolah kalaw berkelahi menggunakanm benda tajam wah itu nda sportif. EMang ada ya kelahi sportif?
DeleteBenar sekali Pak ... marah yang diumbar tak ada untungnya ...
ReplyDeleteOya, salam kenal dari Makassar ... ^__^
@Mugniar : Salam kenal juga dari Pontianak. Blogger Makasar itu namanya Angin Mamiri ya? Saya pernah ikut lomba blog dari Blogger Makasar namun kurang beruntung alias tidak menang hehehee. Saya ada teman di Makasar, namanya Pak Syahrir. Beliau konon jadi staff di RRI Makasar
Deleteklop dah! gue gak bisa komentar banyak nih. udah pas banget!. yg jelas, menyelesaikan sebuah masalah dengan emosi bukan bikin masalah selesai tetapi justru membangkitkan masalah baru.
ReplyDelete@Penho : BEnar sekali bung Penho. Emosi memang wajar namanya juga manusia. Yang tidak benar kalaw emosi tersebut bisa meugikan diri sendiri atau bahkan merugikan orang lain. Salam
DeleteJik saya lagi emosi, lebih baik diam. untuk menghindari dari perkataan yang sia-sia.
ReplyDeleteSaya emosian, Pak. Tapi kekesalan saya hanya sering saya umbar di blog, itu saya lakukan agar tak menyakiti orang yang membuat saya marah dan nanti tidak akan membuat saya menyesal :)
ReplyDeleteJika saya kesel sama tetangga saya yang reseh itu, saya nggak pernah datangin dia buat berantem. Saya tetap bertegur sapa dengan baik meski saya sering sakit hati dengan kata-katanya. Kadang begitu itu terasa seperti orang munafik. Tapi saya tidak mau punya hubungan buruk dng tetangga :)