Catatan Asep Haryono


Saya tertarik sekali dengan artikel yang ditulis mba Alaika Abdullah yang berisi dan berjudul "menjadikan komunitas anda hangat dan interaktif" diposting pada tanggal Hari Jumat tanggal 31 Januari 2014.  Artikel lengkap beliau bisa dibaca di sini.  Memang sebuah komunitas apa pun bentuknya sebaiknya memang harus saling melengkapi kekurangan para anggota (member) nya sehingga menjadi sama sama berkembang. Saya tentunya sepakat dengan pandangan mba Alaika Abdullah dalam kontek bagaimana mengembangkan diri dalam sebuah komunitas. 

Namun demikian bukan hal yang mudah untuk menerapkan apa yang disampaikan mba Alaika Abdullah untuk diimplementasikan (diterapkan-red) sebuah komunitas. Karena selain dari kesepakatan bersama para anggotanya dalam sebuah ikatan peraturan bersama atau Term Of Service,  tanggung jawab moral terpulang kepada foundernya atau admin komunitas yang bersangkutan.   Mau dibawa kemana sebuah komunitas menjadi tanggung jawab admini atau founder komunitas yang bersangkutan.  Abdi mah kumaha juragan wae ayena mah (Saya sih gimana bosnya aja).

Komunitas Blogger sedang berlomba.  Foto Asep
KOMUNTAS :  Sebuah komunitas blogger di Kubu Raya sedang bertanding lomba desain blog.  Foto dokumentasi Asep Haryono


Saya ditolak untuk menjadi anggota sebuah komunitas (group) Blackberry oleh sang admin atau foundernya dengan alasan KEPENUHAN.  Bahkan menurut sang bos komunitas BB tersebut group yang dipimpinnya khusus untuk "orang lapangan" saja.  Untuk persyaratan yang beliau ajukan ini jelas saya tidak masuk hitungan.

 Saya orang dibelakang meja, duduk manis di belakang komputer.  Ini sudah jelas saya bukan orang lapangan.  Kecewa kah saya ditolak masuk ke dalam group BB tersebut?  Tentu saja tidak. Adalah hak sang BOS untuk meng approve atau me reject member baru untuk bergabung dalam sebuah komunitas.  Jadi sampai di sini kita sepakat ya.  Tidak mempermasalahkan diterima atau ditolaknya.   Semua adalah hak penuh sang Admin (moderator) komunitas.

Nah dalam kesempatan ini izinkan saya untuk menyampaikan sebuah pendapat mengenai komunitas yang exclusive.  Saya coba analogikan dengan hubungan persahabatan atau pertemanan antara dua orang.  Bebas saja boleh pria-wanita atau apa.  

Berteman temanya.  Nah dua orang bersahabat ini karib dan kental.  Kemana mana selalu kompak. Begitu kompaknya satu sama lain saling mengikuti.  Begitu sahabatnya pindah ke luar kota dia pun ikut pindah ke kota yang sama.   Mereka tidak mau menerima "kehadiran" sahabat lain untuk menjadi temannya.  Inilah dalam pandangan saya bisa terjadi pada sebuah komunitas.  Tidak mau menerima anggota lain yang tidak se LEVEL atau mempunyai background atau latar belakang yang sama. (Asep Haryono)
Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia