Gbr Internet
Terus terang saja betapa buruknya catatan "prestasi" amalan ibadah saya waktu bulan Ramadhan tahun lalu (1432 Hijriah-red), dan semestinya saya harus sadar dan tau diri agar semua yang sudah saya lakukan pada Ramadhan tahun lalu tidak terulang lagi, dan harus lebih baik lagi Insya Allah pada bulan Ramadhan tahun ini.

Namun ada hal yang membuat saya bergidik dan berkeringat dingin akankah saya akan bertemu dengan bulan Ramadhan tahun ini? Begitu pula dengan kawan kawan semua, apakah kalian yakin akan bertemu kembali dengan bulan penuh berkah Ramadhan tahun ini? No, tidak ada yang dapat memastikan karena usia, dan umur hanya Allah SWT Yang Maha Tahu.

Banyak sudah kejadian yang tampak telanjang di depan mata kita seolah olah mengingatkan bahwa detik demi detik adalah kesempatan, dan kesempatan itu sebaiknya tidak disia siakan oleh kita semua termasuk saya sendiri.

Berbagai kejadian di depan kita, dan sudah terjadi menjadi contoh nyata bahwa umur kita sewaktu waktu akan dicabut dan ditarik dari peredaran. Saya bukannya menakut nakuti tapi ini menjadi warning juga buat diri saya sendiri yang seharusnya saya perhatikan dengan cermat.  Contoh yang pasti pasti aja adalah musibah yang menimpa Pesawat Jet Sukhoi yang baru baru ini terjadi.  Kita semua tau banyak warga sipil yang iktu menjadi korban di sana termasuk dua orang kru Trans TV (almh) Ismiyati, dan kameraman (alm)Aditya Sukardi.

Bagaimana perasaan saya galau, teraduk aduk dan terharu membaca artikel berita yang ditayangkan berbagai media perihal anak anak para korban di rumah yang selalu menyebut nyebut nama ayahnya.  Si Anak mungkin belum mengetahui kalaw ayahnya menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat naas buatan Rusia itu. Si Anak yang mungkin lebih dekat dengan ayahnya meminta untuk menelpon sang Ayah.  Hati saya pilu membaca artikel seperti ini, bagaimana menjelaskan kepada mereka kalaw ayahnya sudah tiada untuk selama lamanya.  Inilah adalah contoh real dan hangat baru terjadi.

Sabar Bukan Berarti Pasrah
Mereka yang selalu bersama kita bercanda tawa ria tidak akan menjamin akan langgeng, siapakah yang akan "ditarik" lebih dahulu dari peredaran di pengembaraan fana kita di dunia ini?  Jawabannya sudah pasti tidak akan pernah ada yang tau.  Musibah, dan maut datangnya sewaktu waktu dan dia datang tak pernah memberi tahu.  Setiap tarikan nafas adalah kesempatan buat kita semua, suatu kesempatan yang seharusnya tidak dilewtkan begitu saja dengan sia sia. 

Sang waktu akan terus berputar pada porosnya, kita yang dari lahir hingga usia sekarang ini masih terbuka kesempatan lebar dan selebar lebarnya untuk berbuat sesuatu. Sesuatu yang diharapkan membawa kebaikan dan kebajikan yang kelak akan kita bawa kelak menghadap Illahi.  Harta tentu saja kita perlukan, uang tentu saja kita butuhkan dan semua harta duniawi tetap kita perlukan dan kita butuhkan sebagai media dan jembatan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi waktu yang telah ditentukan.   Bekal di masa depan itu perlu namun jangan lupakan juga bagian kita di dunia ini,  selaras dan serasi baik mencari kehidupan yang layak di dunia ini dengan persiapan nanti.

Mungkin anda sedang mentertawakan saya, bagi saya tidak ada masalah.  Mungkin konyol membicarakan akhirat di jaman yang menomor satukan keduniaan ini, semuanya akan hilang begitu uang melimpah bertengger di jidat anda, harta yang berkecukupan di depan anda, akankah anda ingat kepada ALLAH SWT. Saya yakin ini jarang terjadi pada mereka yang di "uji" dengan kenikmatan dunia.

Mengapa kita selalu lulus cum laude pada saat diuji dengan kesusahan, kemiskinan, hutang di mana mana dan kekurangan makanan?  Jika kita diberi kesulitan dan kesusahan, kita ingat Allah SWT.  Kita merengek, meminta belas kasihan agar kesulitan hidup dimusnahkan dan diakhiri. 

Tapi pada saat uang , harta, dan pangkat menghujani kita sampai kita basah kuyup dibuatnya, akankah anda ingat Allah SWT?.   Jawaban dari pertanyaan ini kembali kepada diri anda masing masing.  Kesabaran akan selalu menjadi perisai diri.  Kalaw ada yang bilang sabar ada batasnya, saya rasa tidak selalu begitu karena sabar adalah menyangkut dimensi ketabahan dan ketakwaan kita kepada Illahi. Sekali kita memegang teguh kesabaran, biarlah kesabaran itu menghiasi dalam hati kita masing masing.

Menikmati Hidup Apa Adanya
Tidak perlulah mempermasalahkan apa yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Soal Rezeki?  Ini juga termasuk bagian urusan Allah SWT, dan rezeki setiap dari kita adalah unik dan berbeda beda.  Masing masing dari kita sudah diberikan "rezeki" nya masing masing. Ada yang diberikan kemudahan dan kelapangan harta yang melimpah buah dari usaha kerja kerasnya, mungkin itu "rezeki" mereka.

Ada yang berhasil dalam karir dan jabatannya di kantor itu juga merupakan "rezeki" baginya.  Ada yang mendapatkan bayi, dan anak anak yang manis sehat dan cerdas juga merupakan "rezeki" buat mereka. Jadi dari sinilah kita memahami bahwa dimensi rezeki tidak terbatas pada materi, tetapi dalam bentuk apa pun yang bisa membuat seseorang itu merasa amat bahagia bisa dikatakan "rezeki" bagi dirinya.

Tidak perlu bersungut sungut memaki dunia hanya karena rezeki dan hak anda dihambat oleh orang lain karena rezeki Allah SWT itu Maha Luas.  Mengutip pepatah ini: "Ketika satu pintu tertutup, maka pintu lain terbuka; namun kita seringkali terlalu lama melihat pintu yang tertutup itu dan menyesalinya sehingga kita tidak bisa melihat pintu lain yang terbuka untuk kita."  Nah dari sinilah diharapkan pengertian mendalam kita terhadap dimensi Rezeki yang sudah bisa dipahami,

Dan khusus bagi diri saya sendiri ini juga berlaku dan sudah menjadi falsafah hidup saya juga untuk tidak Ngoyo dalam hal rezeki, kalaw memang sudah menjadi rezeki saya tidak akan lari kemana. Sabar tidak selalu berarti pasrah. Mengalah tidak selalu untuk menang karena dalam kata "mengalah" adalah tekad dalam diri seseorang itu tidak mempermasalahkan sesuatu yang akan melabrak dirinya. Menghindar dari masalah bukan berarti takut berhadap dengan masalah, karena kita tidak akan dapat lari dari masalah.  Masalah adalah untuk dihadapi. Menghindar dari masalah adalah bijak, dan  kita harus selalu siap berhadapan dengan masalah suatu waktu.

Hidup ini sebenarnya Indah sekali, dan banyak hal yang seharusnya bisa kita nikmati apa adanya. Menikmati secangkir teh hangat ditemani koran di rumah adalah kenikmatan yang tiada tara jika itu yang dimaksudkan adalah kebahagiaan hidup.  Bertemu dengan teman lama yang sudah puluhan tahun tidak berjumpa adalah kebahagiaan juga yang tidak dapat dinilai dengan apa pun.

Mempunyai teman dan sahabat yang baik dan setia juga merupakan kemuliaan dari seseorang dalam sejarah hidupnya.  Ukuran materi dan kebendaan hanyalah dimensi lain dari kehidupan seseorang yang harus dilewatinya dalam berbagai tahapan kehidupan, ada yang langsung menuju puncak, dan tidak jarang harus melalui jalan berliku liku dan akhirnya mencapai menara kebahagiaan. 

Apakah saat ini anda merasa bahagia dengan apa yang ada miliki sekarang ini? Apakah apa yang ada miliki saat ini telah membuat anda merasa bahagia?.  Jawaban dari pertanyaan ini juga saya kembalikan kepada diri anda semua.  Anda sendiri yang menentukan ukuran apa saja sejauh itu membuat anda bahagia, dan tetaplah bahagia dengan keputusan anda itu.

Sebagai penutup tulisan yang amburadul dan tidak karuan ini, jelaslah bahwa setiap detik , setiap tarikan nafas adalah kesempatan emas yang seharusnya tidak dilewatkan begitu saja.  Orang sering bilang "kesempatan tidak datang dua kali" namun bagi saya setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua.

Suatu proses panjang dalam diri kita untuk menemukan bentuk sejati dari kebahagiaan itu sendiri, dan proses pendewasaan itu menjadi tolok ukur pemahaman kita terhadap kesempatan yang ada dan kesempatan lain yang bisa kita ciptakan untuk diri kita sendiri, dan menciptakan kesempatan bagi orang lain untuk membuat anda merasa bahagia.  Jadi bantulah orang lain untuk bisa membahagiakan anda.  Bagaimana cara kita supaya dengan membantu orang lain bisa membuat diri kita bahagia. nantikan postingan saya selanjutnya Insya Allah. (Asep Haryono)

Lokasi       :  Pontianak. Kubu Raya. Kalimantan Barat
Lihat Lokasinya di
StreetDirectory di Bawah ini



Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia