Dear Blog ku sayang

Memang dalam beberapa bulan terakhir ini karir pekerjaan ku dikantor yang mengklaim dirinya sendiri sebagai "yang terbesar dan terutama" di Kalimantan Barat ini tidak semulus jalan tol. Dalam artian karir ku di kantor nyaris tanpa prestasi apa apa, bahkan cenderung datar datar saja tidak ada perkembangan sama sekali. Ini memang menyedihkan mengingat perjalanan saya di mulai dari kantor milik juragan Nanas yang tidak laku ini sudah dirintis sejak taon 2001 ini juga masih belum diakui status kepagawaiannya yang masih saja menyandang "KA" alias Kontrak abadi.

Sungguh disayangkan memang karena sistim yang berlaku dikantor milik mr Pineapple ini juga masih kuat memberlakukan manajemen amburadul alias tidak ada dalam sisim manajemen modern saat ini. Sistim yang diberlakukan di sini lebih mirip pada sistim kekeluargaan yang kuat mengakar dengan berbagai dikotomi dan kelompok kelompok yang sarat kepentingan antara satu dengan lainnya.

Banyak rekan yang "bungkam" dan "membisu" 1000 bahasa jika ada hal hal yang bisa menggoyahkan posisi mereka. Mengapa mereka diam begitu? Ya karena mereka sudah 'menikmati' berbagai privilege dan berbagai fasilitas mewah yang diberikan oleh bos. Mulai dari karir yang bagus, jalan jalan ke China (serta berbagai negara lainnya sesuai dengan selera bos) dan juga akses fasilitas lainnya. Semua fasilitas "mewah" ini tidak akan pernah didapat oleh karyawan kelas tipe "rendahan" seperti saya. Apalagi status pegawai kontrak ditambah sedereta faktor lainnya dari karyawan seperti saya. Memang begitulah keadaannya di sini. Jadi dengan kata lain posisi saya memang disepelekan, dianaktirikan bahkan dianggap tidak ada. Hehehhe.

Coba liat saat isu BONUS saya blow up di facebook, semua terkesan "diam" dan "membisu" dan bahkan tidak mendukung sama sekali dari rekan rekan saya. Mengapa mereka bersikap begitu seolah membiarkan saya berjuang sendiri. Ya karena itu tadi mereka sudah menikmati berbagai fasilitas mewah dari kantor. Jadi untuk "bersuara" tentu saja mereka tidak akan melakukan itu jika tidak mau fasiltas yang sudah mereka nikmati akan dicabut atau diambil kembali hahahahhaa. Pengecut. Lalu kenapa saya masih bertahan di kantor ini? Itu suatu pertanyaan yang bagus. Saya menganggap semua perlakuan ini sebagai hal yang biasa biasa aja.

Loh kenapa tidak melawan? For what? Buat apa melawan rezim yang kuat ini dan yang saya hadapi ternyata kawan saya sendiri?. Lagi pula istri tercinta sudah berpesan padaku untuk tidak "neka neko" sama kantor, dan setelah saya pertimbangkan masak masak ada benarnya. Karena toh rezeki saya tidak dari kantor ini saja. Dan mungkin memang sudah takdir Yang Maha Kuasa, karir saya mandeg (atau memang dimandegkan-red) di kantor ini ternyata rezeki mengalir dari sang istri tercinta yang diterima menjadi CPNS tahun 2009 yang lalu. Alhamdulillah. Masa depan kami sudah terjamin Insya Allah melalui sang istri. Satu pintu tertutup tapi pintu lain terbuka. Saya senang. :)

Untuk itulah saran istri tercinta sepertinya paling masuk akal untuk ku saat ini. "Iya mas jangan macam macam lah sama kantor. Biarkan saja mereka begitu. Yang penting mas kerja dengan baik, terima gaji, pulang dan bisa istirahat di rumah" begitu pesan sang istri tercinta. Betapa bijaknya disaat saya sudah siap siap memberi pelajaran pada kantor ini. Tapi mungkin ide itu harus saya kubur dalam dalam. Saya hargai saran sang istri. Mungkin untuk saat ini saya fade away (menyingkir-red) dari 'permainan' ini dalam artian saya seharusnya tidak lagi mengambil posisi oposan atau berlawanan pada mereka. Biarkan seperti air mengalir (let's flow like water-red). Ibarat layangan biarlah tali layangan ini saya ulur sepanjang angin meniupnya. Dan saya yakin jika angin sudah tidak bertiup kencang lagi saya yakin sang Layangan akan jatuh ke bumi.

Cepat atau lambat layangan itu pasti akan jatuh. Tinggal menunggu waktu



Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia