Dear Blog tersayang. Hari ini adalah hari yang kurang beruntung bagi para fans dan pecinta Sepakbola di tanah air. Ya seperti yang sudah kita saksikan bersama sama di layar televisi semalam, betapa skuad Timnas Indonesia berhasil dibungkam 0-2 oleh Bahrain di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Hiruk pikuk dan gegap gempita para suporter dan fans di stadion GBK seakan membisu dan diam seribu bahasa, termangung seolah tidak berdaya timnas Indonesia dibantai habis oleh timnas Bahrain tanpa balas. Ya sudahlah.

Ini merupakan kekalahan kedua dari Timnas Indonesia dibawah komando Bambang Pamungkas setelah yang pertama dicukur telak 0-3 oleh timnas Iran. Timnas dari negara Ahmad Dhinejad itu berhasil membungkam Garuda langsung 0-3, dan walaupun saya sendiri sudah yakin dari awal akan sulit bagi timnas Indonesia untuk menang melawan timnas Iran yang memang sudah maestro di ajang Piala Dunia sejak tahun 70-an itu. Dari postur tubuhnya saja sudah kalah jauh dibanding dengan timnas Iran yang rata rata bertubuh jangkung itu. Berbagai komentar baik pro dan kontra bermunculan setelah kekalahan kedua timnas kita ini

Kalah Hal Biasa
Seperti kata pepatah usang yang sering kita dengar dalam dunia Olah Raga bahwa "Kalah atau Menang adalah hal biasa dalam pertandingan olah raga". Tetapi kalaw kita mau berkata jujur pada diri sendiri, tentu kita tidak mau Kalah tentunya bukan. Bahkan yang lebih ekstrim lagi dan sering kita dengar belakangan ini adalah "kita boleh kalah dari Negara lain, asal tidak dengan Malaysia". Walah apa lagi ini. Statemen kedua ini memang bagus dari ukuran tertentu namun tetap jelek dari ukuran lain. Olah raga tidak ada kaitannya dengan Konflik negara bahkan politik sekalipun. Walaupun pernah kita dengar kalwa timnas Indonesia berhasil menjadi "kendaraan" ataupun "alat" bagi parpol tertentu dalam menarik massa dalam rangka pilpres yang akan datang. Sudahlah jangan bahas itu lagi.

Kalah menang memang hal yang biasa dalam olah raga. Tapi kalaw mau jujur berkata pada diri sendiri, memang menyakitkan jika kalah. Apalagi sampai kalah di kandan sendiri. Mana jargon "jago kandang" yang sering dilontarkan pemain asing terhadap timnas kita. Nah jika mereka melontarkan kata "jago kandang" kepada timnas kita, nah buktikan itu. Buktikan kalaw kita memang benar benr "jago kandang" sehingga bisa membantai setiap tim lawan yang bertanding di GBK. Nah ini apa buktinya semalam kita kalah dari Bahrain 0-2, mana , mana "jago kandang" yang sering disebut itu? Maksimalkanlah julukan "jago kandang" di timnas kita, dan buktikan bahwa kita memang perkasa di kandang sendiri. Ini akan menjadi arena balas dendam kita di GBK jika kita kalah dalam laga di kandang lawan di luar negeri. Orang bilang "Jago Kandang" bagi timnas Indonesia, nah maksimalkan itu. Buat bangsa ini bangga

Apa Benar Timnas Itu Ada?
Ini pertanyaan yang agak spesifik kalw melihat kata "timnas" dalam pertanyaan sederhana di sub kedua tulisan saya ini. Yang saya maksudkan di sini adalah kepanjangan TIMNAs sebagai Tim Nasional dari semua cabang olah raga. Selama ini kalaw kita mendengar kata TIMNAs selalu berasosiasi dengan olah raga Sepakbola bukan?. Nah yang saya maksudkan di sini adalah TIMNAs dalam artian luas dari semua cabang olah raga. Bisa bulu tangkis, bisa juga cabang catur sekalipun. Timnas Bulu Tangkis, Timnas Catur, Timns Bola Voli, dan berbagai timnas di smua cabang olah raga. Nah kita samakan dahulu persepsinya. Nah pertanyaan di atas sangat sederhana, benarkan TIMNAs itu kita miliki?.

Coba saja kita liat di luar negeri. Pembinaan karir, pola latihan, manajemen dan juga kesejahteraan pemain di luar Negeri , terutama sepakbola, sangat menggiurkan. Bayangkan saja, saya ambil contoh pemain kelas dunia sekelas Lionel Messi (Mangap eh maaf kalaw salah tulis-red) yang dikontrak ratusan milyar itu. Memang agak naif jika membandinhkan timnas Indonesia dengan timnasnya Messi. Tetapi ini hanya contoh saja. Betapa olah raga seperti Sepakbola bisa menjadi karir cemerlang yang berpotensi mendatangkan pundi pundi uang ke saku pemainnya. Pemain menjadi sejahtera dari karirnya di sepakbola. Bahkan sponsor sponsor mereka pun seakan "berebut" untuk bisa "mejeng" di kaos para pemainnya. Seringkan kita lihat para pemain sepakbola di luar negeri, di T-shirtnya "terpajang" merek iklan dan sponsor terkenal. Bisakah itu terjadi di kaus Timnas Indonesia?.

Sponsor dalam hal ini perlu mendapat perhatian dari manajemen PSSI. Dari sponsor inilah diharapkan bantuan finansil ataupun dukungan keuangan bagi PSSI untuk bisa profesional sehingga pemain bisa sejahtera. Jika pemain sejahtera setidaknya akan mendongkrak motivasi dia untuk membela tanah airnya. Jangan remehkan duit bung. Dengan duit segalanya memang bisa dibeli, dan karena duitlah orang berlomba lomba mendapatkannya kalaw perlu dengan korupsi seperti yang terjadi ramai diberitakan belakangan ini. Hahahhaa. Nda lah. Saya tidak bermaksud begitu. Yang saya maksudkan di sini adalah kesejahteraan. Bisakah kesejahteraan pemain timnas Indonesia itu lebih makmur lagi? Tidak masalah memanjakan timnas Indonesia dengan catatan pretasinya mantap dan bahkan menaik. Bukan sebaliknya, baru dikucurkan BONUS saja sudah lupa sama prestasi.

Saya juga mengkritik para pemainTimnas yang kadang tidak konsen berlatih dan memusatkan perhatiannya pada Sepakbola menjelang laga bertanding dengan tim lawan. Bagaimana mungkin ditengah padatnya jadual latihan menjelang bertanding dengan tim dari negara lain, malah pemainnya sibuk membintangi iklan bahkan sampai jadi bintang film segala.

Berbagai merek makanan, minuman suplemen hingga kendaraan roda dua selalu memakai bintang bintang timnas Indonesia untuk memasarkan produknya. Uang. Ya alasan uang barangkali? Atau mabuk ketenaran?. Siapa sih yang tidak tertarik pada uang ya nda sih? Diva sekelas Krisdayanti saja mau membintang iklan produk sakit perut. Biasanya kan artis cantik memasarkan iklan produk kecantikan, kok diva yang dijuluki KD ini mau jadi iklan obat sakit perut? Tentu saja uang salah satu alasannya. Kalaw mau membayar mahal, tak peduli obat mencret sekalipun asal duitnya banyak hehehe. Maksud saya sih tetap lah konsentrasi latiha, dan tidak tergiur tawaran dari luar. Itulah inti yang ingin saya sampaikan di sini, bisakah olah raga itu menjadi salah satu pundi kesejahteraan para pemainnya?. Kalwa sudah makmur dan sejahtera, diharapkan pemain fokus pada latihan. Nah harapan saya para pemain timans Tetaplah fokus pada latihan.

Bagian Penutup
Kita memang harus sportif kalaw timnas Indonesia memang kalah kelas dengan timnas sekelas Republik Islam Iran, apalagi dengan timnas dunia sekelas Manchester United (MU) yang urung bertanding di Indonesia itu. Kalaw kita mau bangkit dan berusaha untuk maju dan terus berprestasi semua itu bukan tidak mungkin. Impian timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia tetap terbuka lebar, dan kesempatan akan selalu ada. Seperti kata pemeo "Kalah Menang adalah hal biasa dalam Olah Raga" tidak selalu kita pegang dalam artian mentah. Kalaw memang kita bisa menang, mengapa pula kita harus kalah?. Eforia kemenangan yang gegap gempita saat timnas Indonesia mengkandaskan tim lawan di stadion GBK lantas tidak dibarengi dengan kekewaan berlebihan saat timnas kebanggaannya kalah.

Tidak perlu main laser beam yang sering diperagakan oleh suporter timnas Malaysia yang mendukung timnas kesayangannya saat berlaga melawan Garuda. Mendukung boleh saja, dan itu bagus sebagai salah satu cara mewujudkan kecintaannya kepada timnas Indonesia dengan ramai ramai datang ke stadion GBK. Itu bagus sekali karena sepakbolalah kita semua bersatu padu tanpa memandang bulu. Namun lantas dukungan itu jangan sampai berubah menjadi kekecewaan saat timnas Garuda dikalahkan oleh tim lawan dikandang sendiri dengan aksi bakar petasan, mercon di lapangan. Ini kan ngaco jadinya. Kalaw timnas Indonesia menang, berjuta juta pujian datang, dan giliran timnas Indoneisa kalah caci maki, dan tindakan anarkisme muncul. Itu kan tidak sportif namanya. Kita harus terima kemenangan sebagaimana kita juga legowo dan ikhlas menerima kekalahan.

Masih ada beberapa laga lagi yang harus dimainkan oleh timnas Indonesia pimpinan Bambang Pamungkas dalam babak penyisihan zona asia Pra Piala Dunia ini. Kesempatan akan selalu ada, dan bagaimana kita memanfaatkan peluang yang ada dan belajar dari kesalahan dan kekeliruan yang pernah dibuat untuk selanjutnya tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Tetap semangat dan berjuang semaksimal mungkin mengharumkan bangsa Indonesia di dunia internasional. Jangan sampai pamor Indonesia hanya terkenal di dunia karena angka korupsi, nah banggakan bangsa ini dengan segudang prestasi. Saya sendiri kadang tersenyum membayangkan timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia nanti, betapa bangganya saya melihat timnas Indonesia berlaga di piala dunia bersanding dengan tim tim kelas dunia lainnya. Ah apakah angan dan mimpi saya itu akan menjadi kenyataan?

Tetap semangat timnas Indonesia
Maju terus Garuda Ku


Dear Blog

"Indonesia Menang, Malaysia Juara" begitu kira kira judul tulisan saya pada hari ini yang mencerminkan perasaan hati dari para fans pendukung laga timnas Indonesia yang berhasil mengkandaskan Malaysia pada laga Leg Kedua yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tadi malam.

Seperti yang sudah kita saksikan bersama sama bahwa tim Garuda Indonesia berhasil mengalahkan timnas Malaysia dengan angka 2-1. Indonesia memang memenangkan timnas Malaysia, namun Indonesia belum Juara. Kita memang kalah Agregat dengan timnas Malaysia dengan skor 4-2. Hal ini wajar karena pada pertandingan di Leg putaran Pertama , kita "kecolongan" 0-3 dengan timnas Malaysia. Jadi dengan demikian kemenangan timnas Indonesia lawan timnas Malaysia tadi malam belum mengantarkan Indonesia merebut trophy piala AFF 2010

Hasil final leg ke Dua tadi malam dihadiri oleh kurang lebih sekitar 100.000 lautan pendukung timnas Indonesia baik pria wanita ibu ibu anak anak dan bahkan para artis, pejabat dan semua lapisan masyarakat tumpah ruah di stadion GBK Jakarta. Ratusan ribu pasang mata dari fans pendukung timnas Indonesia berhasil memerahkan stadion GBK dengan penuh antusias, dan semangat yang tinggi memupuk harapan agar timnas Indonesia berhasil menang melawan timnas Malaysia dan berharap timnas Indonesia juga merebut tropy piala AFF untuk yang pertama kalinya itu. Sepanjang sejarah kepesertaan timnas Indonesia di piala AFF memang tercatat sudah 4 (empat) kali timnas kita memasuki babak FINAL, dan dengan demikian babak final bukanlah hal yang baru bagi timnas Indonesia

Kita Perlu Belajar dari Timnas Malaysia
Pelatih kepala Persipura Jayapura, Jacksen F Tiago juga pernah mengatakan sebaiknya timnas Indonesia tidak perlu malu untuk belajar dari sukses Malaysia menjuarai Piala AFF 2010. Indonesia , katanya, bisa melakukan pembinaan dan seleksi pemain mulai usia muda, dan berani menampilkan di ajang internasional, seperti yang dilakukan Negeri Jiran itu. Seperti yang kita ketahui bahwa pesepakbolaan di negeri Jiran tersebut memang relatif masih baru. Padahal sekitar 20 tahun lalu malah sepakbola Malaysia tenggelam. Namun Malaysia melakukan perombakan dengan memanfaatkan potensi pemain-pemain muda. I ndonesia, dia melanjutkan, bisa memulainya dari ajang-ajang kompetisi U-23 seperti yang sudah dilakukan PSSI selama ini, hanya belum maksimal.

Apakah dengan hasil ini kita menyalahkan faktor X yang menjadi penyebab kegagalan timnas Indonesia secara keseluruhan di ajang piala AFF 2010 ini? Seperti yang sudah saya tulis dalam tulisan sebelumnya sebaiknya kita tidak saling melempar kesalahan dan mencari kambing hitam yang menjadi penyebab kegagalaan timnas kita di ajang piala AFF Tahun 2010 ini. Juga bukan semata-mata karena mental juara yang tidak dimiliki Timnas Indonesia. Kita semua puny itu, hanya saja dewi fortuna dan keberuntungan yang tidak berpihak kepada kita.

Tapi memang harus kita akui bersama bahwa banyaknya acara-acara yang dilakukan di luar latihan sudah sangat mengganggu dan mempengaruhi para pemain kita. Namun untuk tidak mengulangi kesalahan pada masa yang akan datang sebaiknya PSSI harus tegas. Kurangilah hal-hal non teknis seperti itu. Sebaiknya sebelum juara, pemain dan manajemen fokus ke pertandingan, jangan hanyut akan eksposes masyarakat yang berlebihan,. Dengan demikian, dari pada mementingkan hiburan semata dan menjadi selebritis dadakan, sebaiknya timnas mematangkan kualitas permainan.

Mari Bangkit, dan Persiapkan Diri
"Indonesia Menang Tapi Belum Juara" gitu kira kira bunyi slogan di mana mana. Apa yang sudah diberikan pemain timnas Indonesia selama ini memang sudah membanggakan, seluruh Bangsa Indonesaia karena perjalanan Indonesia selama Piala AFF adalah contoh terbaik dari sebuah misteri sepakbola. "misteri" ya misteri. Misteri yang sudah diprediksi oleh Bambang "bepe" Pamungkas dalam akun twitternya. Sepakbola, kata Bepe di akun twitternya, selalu memberikan banyak kejutan yang bisa membuat kita semua terkejut, juga memberikan semangads lengkap dengan misteri yang ada di dalamnya.

Dan memang, ajang piala AFF ini seperti sebuah misteri. Ya Misteri. Menang enam kali dan kalah sekali. Itulah sepakbola. Ada tujuh pertandingan, kita menang enam kali dan kalah cuma satu kali. Kalau Malaysia main tujuh kali, cuma tiga kali menang, dua kali kalah dan dua kali seri, tapi mereka juara. Bukan itu juga sebuah misteri tersendiri? Olah Raga seperti cabang Sepakbola bukanlah matematika yang bisa diukur tingkat keberhasilannya. Semuanya juga seperti misteri.

Mari kita semua bangkit dan kembali berbenah untuk meraih Piala AFF di tahun-tahun mendatang. Berbekal pengalaman di ajang piala AFF ini sebaiknya PSSI mulai melakukan perombakan atas pola kebijaksanaanya yang akan datang menyangkut format jadual pertandingan pertandingan di luar negeri. Sebab semakin sering tampil di ajang ajang luar negeri akan semakin mematangkan "jam terbang" para pemain kita untuk selanjutnya akan terbiasa bertanding di negeri orang. Julukan "jado kandang" yang memang disematkan oleh orang kepada timnas kita juga tidak buruk sebab dengan demikian kita bisa memaksimalkan hal itu untuk meraih kemenangan seperti yang sudah kita saksikan dalam laga final leg ke 2 tadi malam di stadion GBK Jakarta.

Garuda Akan Selalu ada Di dadaku
Aku Bangga Garuda Indonesia
Aku Bangga Timnas Indonesia
Aku Bangga Merah Putih
Tetap Semangads.. MajuTerus


Dear Blog

Ada yang beda sedikit dalam postingan blog kesayangan saya hari ini. Ini bukan mau narsis narsisan. Tapi sebagai bentuk dukungan saya terhadap timnas Garuda Merah Putih. Ya temans semua bisa melihat dengan jelas betapa bangganya saya mengenakan Kaos Timnas dengan lambang Garuda Indonesia di dada ku (baca : dikaosku juga boleh). Bahkan hari ini saya ngantor pun tidak mengenakan seragam kantor, tetapi memakai T-Shirt merah putih. Ya memang bangga bangeds saya dengan Garuda Indonesia yang malam ini akan berlaga hidup mati melawan timnas "Harimau Malaya" Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.


Dalam hitungan beberapa jam lagi akan terjadi pertarungan yang juga akan bakalan seru antara tim nasional Merah Putih Garuda VS si "Harimau Malaya" Timnas Malaysia yang dijadualkan akan dilangsungkan sore nanti sekitar pukul 18.30 WIB Waktu Indonesia yang Insya Allah akan dilaksanakan di gedung Gelora Bung Karno (GBK).

Supporter Indonesia yang diperkirakan berjumlah lebih 80.000 (delapan puluh ribu) orang dipekirakan akan memerahkan stadion GBK Jakarta itu guna mendukung timnas Indonesia membalas kekalahan di leg pertama yang berlangsung di Stadion Bukti Jalil Malaysia 26 Desember 2010 lalu. Seperti yang sudah kita ketahui bersama saat itu tim Garuda Indonesia dicukur telak 0-3 tanpa balas dan perjuangan untuk merebut kembali kemenangan malam ini bukanlah hal mudah, namun bukan hal yang tidak mungkin. Bola itu Bundar. Segalanya bisa saja terjadi

Dukungan moril dari seluruh rakyat Indonesia kini tertumpah ruah ke stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta yang konon berkapasitas lebih dari 100.000 orang itu. Banyaknya fans suporter tim merah putih di stadion GBK nanti semoga tidak menjadi bumerang bagi tim Indonesia karena merasa "terbebani" oleh dukungan yang kelewat besar itu. Dan semoga saja perkiraan saya salah dan keliru. Harapan terlalu tinggi dan rasa ekspetasi yang besar dari rakyat Indonesia terhadap tim kesebelasan nasional Indonesia diharapkan bukan malah menjadi beban moral dari para pemain timnas Indonesia dalam laga final leg putaran terakhir melawan "harimau malaya" Malaysia di stadion Bukit Jalil malam nanti.

Hadirnya Presiden SBY di putaran semifinal kemarin saat timnas Indonesia melawan timnas "mabuhay" Philipphina bisa menjadi pemicu semangat timnas Indonesia saat itu namun tidak tertutup kemungkinan malah menjadi "beban" bagi timnas Indonesia untuk memaksakan diri bermain super di segala lini di laga final leg kedua malam nanti.

Insiden Laser Hijau
Seperti yang sudah kita saksikan bersama sama bahwa timnas Indonesiam terutama kiper Markus dibidik sinar laser berwarna hijau yang konon diduga keras berasal dari Suporter kesebelasan timnas Malaysia. Benarkah itu berasal dari Suporter timnas Malaysia?. Dari mana kita tau kalaw sinar warna hijau yang bisa merusak retina mata jika ditembak dari jarak dekat itu berasal dari laser beam (pointer) milik Suporter Malaysia. Wajah kita dengan Wajah orang Malaysia tidak jauh berbeda sampai kita tau aksen dan logat mereka dalam berbicara. Jadi tidak jelas sebenarnya, dan apakah ada bukti otentik bahwa sinar laser warna hijau itu berasal dari Suporter Malaysia?

Saya bukannya mendukung Suporter Malaysia, tetapi marilah kita membuka diri terhadap masukan dan koreksi dari semua pihak jika itu memang sebuah kebenaran. Kalaw kita mau jujur sebenarnya, sinar laser warna Hijau , Teror laser, sebenarnya tidak hanya terjadi di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Namun pada Piala AFF 2010 ini, sinar berwarna hijau itu justru sudah muncul saat Indonesia menjamu Malaysia di babak penyisihan Grup A. Saya sendiri sudah melihat rekamannya. Saya melihat memang benar ada seberkas sinar laser warna Hijau juga wajah kiper tim Malaysia, Mohd Sharbinee Allawee Bin Ramli usai Irfan Bachdim mencetak gol terakhir bagi Indonesia. Dalam duel ini Semifinal ini, Indonesia menang dengan skor 5-1.

Nah bagaimana menurut kalian kalaw kejadiannya sudah begini?. Apakah ada sanksi jika ada suporter yang tidak sportif seperti yang sudah ditunjukkan secara masih oleh Suporter Malaysia saat menjamu timnas Indonesia di Stadion Bukit Jalil Malaysia 26 Desember 2010 lalu?. Seperti yang diberitakan oleh VIVAnews bahwa Hukuman terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menyusul kejadian sinar laser pada final pertama Piala AFF 2010 akan ditentukan oleh Federasi Sepak Bola Asia (AFC). Hukuman bukan ditentukan FIFA, karena AFF tidak terdaftar di struktur FIFA. Otoritas tertinggi turnamen ini adalah AFC, jadi hukuman akan ditentukan oleh AFC. Vivanews menyebutkan bahwa hukuman baru akan diberikan setelah ada laporan dari AFF dan match commisioner. Itupun setelah turnamen berlangsung," ujar Dhines.

Menang Kalah adalah Biasa
Yang namanya sebuah pertandingan olah raga MENANG ataupun KALAH adalah hal yang biasa saja. Jika anda kalah dalam sebuah pertandingan olah raga, berarti teman anda atau lawan anda yang menang. dan begitupula sebaliknya. Jika teman anda atau lawan anda KALAH dalam sebuah pertandingan , maka sudah pasti ANDA lah yang menang. Tidak ada itu KALAH bersama atau Menang Bersama. Yang namanya pertandingan antara dua pihak, maka salah satu pihak harus menang, dan salah satu pihak harus kalah. Itu sudah konsekuensi matematika logis : Ada yang Menang dan Ada yang kalah. Lalu apa masalahnya jika kalah? Lalu apa masalahnya jika Menang?.

Lihatlah publik Indonesia. Jika tim nasional di cabang olah raga apa saja (tidak harus selalu sepakbola dan bulutangkis -red) yang begitu meroket prestasinya hingga ke ranah Internasional, bertubi tubi pujian, sanjungan dan segala macamnya tertuju kepada mereka. Tetapi jika tim itu kalah atau mempunyai prestasi "jeblok" , berbagai cacian, makian, dan cercaan melayang kepada tim tersebut. Himbauan mundur dari jabatan sebagai ketua tim atau apalah akan menyertainya secara otomatis. Itukah yang namanya sportifits olah raga? Dimana letak kebesaran bangsa Indonesia jika timnasnya kalah dari lawannya? Akankah publik di tanah air bisa "menerima" kekalahan timnasnya dari lawannya?

Saat timnas Malaysia si "Harimau Malaya" itu berhasil kita bantai 4-0 saat di laga semifinal ajang kejuaran piala AFF , timnas Malaysia sadar dan bisa menerima kekalahan itu. Nah begitupula dengan timnas Indonesia. Jika timnas kita kalah dari timnas Malaysia malam ini maka sebagai konsekuensi logisnya kita semua juga harus sadar dan harus bisa menerima kekalahan. Itu sportif namanya, dan sportifitas dalam olah raga harus dijunjung tinggi

Mari kita dukung timnas Indonesia yang dalam beberapa jam lagi akah melawan timnas Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Berjuanglah GARUDA Ku.
Doa seluruh bangsa Indonesai menyertai mu

Dear Blog

Jika tidak arang melintang dan hambatan yang berarti, hari Rabu besok Insya Allah tanggal 29 Desember 2010 akan dihelat pertandingan sepakbola putaran leg kedua antara tim Garuda Merah Putih Indonesia melawan "Harimau Melayu" Malaysia. Pertandingan putara kedua (Leg kedua-red) ini sebagai kelanjutan dari putaran pertama (Leg Pertama-red) yang sudah dilakukan sebelumnya di Malaysia. Seperti yang kita ketahui bersama sama bahwa Tim Garuda Indonesia dicukur tim Malaysia dengan skor 3-0, dan hasil ini belum final karena kedua tim harus melaksanakan pertandingan leg keduanya yang Insya Allah akan dilakukan di stadion GBK Jakarta. Sekitar 80.000 penonton diperkirakan akan memadati stadion GBK untuk memberikan dukungan kepada timnas Indonesia dan diharapkan semuanya berjalan sesuai dengan rencana

Seperti yang sudah saya tulis dalam postingan di blog saya ini sebelumnya bahwa masih ada 90 menit lagi di Jakarta nanti diputaran leg kedua Indonesia VS Malaysia. Kita memang kecolongan di leg pertama melawan Malaysia waktu itu. Banyak faktor yang menyebabkan kita kalah di pertandingan leg pertama melawan Malaysia waktu itu. Namun demikian, seperti yang sudah saya tulis di blog saya kemarin sebaiknya kita semua tidak saling menyalahkan atas kekalahan timnas Indonesia melawan Malaysia waktu itu.

Aksi suporter Malaysia yang tidak santun dengan menyorotkan Laser Beam ke arah pemain TimNas Indonesia tidak perlu diratapi, disesali dan dijadikan kambing hitam. Juga jangan menyalahkan ketua Umum Nurdin Halid si semprul yang banyak mendapat cacian dan hujatan dari fans sepakbola Indonesia. Jangan salahkan banyaknya acara di luar skedul timnas seperti menghadiri acara istighosah dan lain sebagainya. Jangan menyalahkan orang atau pihak lain sebagai kambing hitam kegagalan timnas Indonesia di leg pertama sepakbola piala AFF ini.

Sudahlah. Jangan mencari kambing hitam atas kekalahan telak tim Garuda kita melawan Malaysia tanggal 26 Desember 2010 lalu di Stadion Bukit Jalil Malaysia. Juga jangan menyalahkan banyaknya penghargaan, hadiah dan reward yang mungkin menyebabkan pemain kita lupa diri, atau over confidence. Sudahlah. Jangan saling menyalahkan. Jika timnas Malaysia saja sudah pernah dibantai timnas Garuda Merah putih dengan skor telak 5-1, kita bisa lihat timnas Malaysia bisa menerima kekalahan menyakitkan juga waktu itu. Mereka berjiwa besar timnas nya kalah. Bola itu bundar. Dan begitupula kita semua. Saat timnas Garuda Indonesia bertekuk lutut dengan timnas Malaysia, kita juga sebaiknya berjiwa besar kalaw timnas kita kalah di leg Pertama. Berjiwa besarlah kita.

Tida ada Yang Tidak Mungkin
Memang sebenarnya sangat disayangkan juga tidak ada satu pun gol balasan waktu itu. Sebab jika ada satu gol saja di laga leg pertama tersebut akan semakin membuka peluang timnas Indonesia untuk membalas kekalahan yang mencolok itu di putaran kedua besok di GBK. Sebab sistim yang berlaku dalam piala AFF ini adalah sistim gol tandang. Ini artinya jika timnas Indonesia kalah 0-3 dengan timnas Malaysia di leg pertama waktu itu, maka untuk bisa meraih juara dan merebut piala AFF, timnas Indonesia harus menang 4-0 (tanpa balas) dengan timnas Malaysia.

Bola itu bundar. Tidak ada yang tidak mungkin. Seperti yang ditulis di akun twitternya milik Bambang "Bepe" Pamungkas bahwa tidak ada yang tidak mungkin, dan banyak hasil dalam setiap pertandingan olah raga yang bisa saja mengejutkan banyak orang. Itulah Olah Raga, dan apapun hasilnya memang sangat menggairahkan untuk diadakan perubahan, lengkap dengan segala misteri yang ada didalamnya. Begitupula dengan twitternya Bustomi, yang menyebutkan bahwa kita ini belum menjadi juara namun banyak dari kita yang sudah takabur. Menurut Bustomi di akun twitternya itu bahwa kekalahan kita dengan tim Malaysia waktu itu merupakan tamparan dari Allah SWT. Memang itulah sepakbola. Tidak ada yang tidak mungkin. Segala sesuatunya bisa saja terjadi, dan bola itu bundar.

Jika di stadion Bukit Jalil Malaysia, banyak para pemain timnas Indonesia yang diteror oleh sinar laser dari para suporter Malaysia, maka bukan tidak mungkin aksi balasan serupa akan diterima oleh para pemain Malaysia dari teror laser dari Suporter Indonesia di stadion GBK besok hari rabu 29 Desember 2010. Siapa yang bisa menjamin hari esok adalah hari tenang bagi tim Malaysia yang bertandang di Jakarta. Tetapi kembali seperti yang sudah saya tulis pada tulisan di blog saya kemarin bahwa bahwa kita adalah bangsa yang sportif dalam olah raga apa pun. Nah inilah kesempatan bagi kita untuk menunjukkan bahwa suporter Indonesia jujur, sportif dan ndonesia Belum Kalah.

Saudara sebangsa dan setanah air.
Para Pembaca blog setia saya.
Garuda belum patah sayapnya. Cakar garuda masih sangat tajam. Mereka harus tahu itu. Garuda kita Masih Bisa. Menang atau Kalah itu adalah hal yang biasa dalam setiap pertandingan olah raga apa pun. Sikap kurang terpuji suporter Malaysia dengan menyorotkan laser beam ke arah pemain nasional kita tidak harus dibalas dengan Menyorotkan laser Beam ke Arah pemain timnas Malaysia. Jangan balas perlakukan mereka dengan perlakuan yang sama saat kita menjamu timnas Malaysia. Kalaw kita membalas perlakuan suporter Malaysia maka kita tidak lebih baik dari Malaysia.. Tunjukan nilai kebesaran , kejujuran dan sportifitas suporter kita.

Seperti yang sudah saya tulis kemarin bahwa jka kita Kalah lagi dari Malaysia, kita kalah TERHORMAT. Dan Jika kita MENANG pun maka MENANG harus dengan TERHORMAT. Kita Belum Kalah. Indonesia Masih Bisa. Mari kita balas mereka di Jakarta.

Asa Itu Masih Ada.
Seluruh Indonesia mendukung perjuangan mu


Dear Blog.

Memang menyakitkan. Begitu barangkali yang ada di benak para fans dan supporter pendukung kesebelasan timnas Indonesia yang menonton laga Leg Putaran pertama antara timnas GARUDA Indonesia VS Harimau Malaya Malaysia tadi malam di Stadion Bukit Jalil Malaysia. Seperti yang ditulis oleh detik com yang pagi ini saya akses tertulis jelas "Kekalahan telak di kandang Malaysia belum mengubur asa Indonesia jadi juara Piala AFF 2010. Toh masih ada 90 menit buat 'Pasukan Garuda' untuk membalikkan kedudukan dan jadi jawara. Itulah kira-kira pernyataan optimistis yang disuarakan oleh kapten timnas Bambang Pamungkas, setelah sebelumnya Indonesia ditekuk Malaysia 0-3 di Stadion Bukit Jalil, Minggu (26/12/2010) malam WIB".

Masih ditulis lagi di lanjutan posting berita dari Detik COM tersebut memang masih ada 90 menit lagi di Jakarta nanti diputaran leg kedua Indonesia VS Malaysia. Kita memang kecolongan begitu tulisan headline di sebuah koran di kota Pontianak. Bahkan stiriker Indonesia Bambang Pamungkas atau lebih dikenal dengan sebutan Bepe menulis di akun twitternya agar tetap bangkit untuk membalas kekalahan ini di Jakarta. " awan-kawan.. Tetap Semangat...!!!" seru Bepe, sapaan akrabnya, lewat Twitternya itu tersebut tercetus Senin (27/12/2010) dinihari tadi.

Memang menyakitkan kenyataan memang. Masuknya tiga buah gol bersarang ke dalam gawang Markus Haris Maulana dalam waktu berdekatan di babak kedua juga membuat hati ini ketar ketir tidak karuan saat menyaksikannya. Bayanglan saja. di babak Pertama, ritme permainan Malaysia memang menguasai jalannya pertandingan, dan Indonesia masih mampu bertahan dengan baik dan angka masih dalam keadaan seimbang 0:0. Dengan kecolongan telak 3 kosong ini, maka Indonesia pun pulang dan harus berjuang keras untuk bisa membalik keadaan menjadi sebaliknya, dan perjuangan babak ke dua nanti tentu saja tidak mudah dan penuh dengan jalan terjal dalam memperolehnya.

Jangan Saling Menyalahkan
Seperti yang sudah saya tulis dalam postingan saya beberapa hari lalu yang menyatakan perasaan geli saya saat menyaksikan timnas Indonesia yang manut dan nurut saja "digiring" masuk ke kelompok partai terentu hingga kepada kepentingan partai tertentu. Lihat saja dalam tayangan di televisi yang sudah kita saksikan bersama sama. Timnas Indonesia harus menghadiri agenda dan jadual yang tidak perlu sebenarnya.

Kita saksikan bersama sama timnas Indonesia harus menghadiri undangan partai politik dengan dalih merayakan kemenangan. Kemenangan yang mana? Baru kemenangan di babak semifinal tapi sudah diperlakukan sebagai hasil akhir kemenangan. Belum belum saatnya kita merayakan kemenangan. Juga timnas harus menghadiri istigosah segala macem. Bukannya tidak perlu doa, tapi saat itu kan timnas harus banyak istirahat dan berlatih bukannya jadi kaya selebritis harus ada konperensi pers, undangan wawancara, undangan ke sana kemari yang sebenarnya jauh dari agenda sepakbola. Bukannya tidak penting acara istigosah, tapi saat ini kegiatan seremonial tidak jelas itu belum perlu lah.

Belum lagi persoalan tiket yang carut marut. Dalam postingan saya sebelumnya sudah saya sebutkan bahkan presiden SBY kita, Soesilo Bambang Yudhoyono atau bapak SBY menghimbau kepada PSSI agar tidak menaikkan harga tiket untuk sebagian masyarakat kita yang tidak mampu agar bisa hadir di GBK untuk mendukung timnas Indonesia bertanding melawan Malaysia. Kita tahu bahwa pak SBY itu dari Partai Demokrat berkuasa dan pemenang dalam Pemilu. Sedangkan Ketum PSSI si semprul Nurdin Halid adalah "kader" Partai Golkar yang diketuai oleh Mr Aburizal "Ical" Bakrie itu. Sudahlah jangan dipolitisir timnas kita

Jangan menyalahkan aksi suporter Malaysia yang tidak santun dengan menyorotkan Laser Beam ke arah pemain TimNas Indonesia. Juga jangan menyalahkan ketua Umum Nurdin Halid si semprul yang banyak mendapat cacian dan hujatan dari fans sepakbola Indonesia. Jangan salahkan banyaknya acara di luar skedul timnas seperti menghadiri acara istighosah dan lain sebagainya. Jangan menyalahkan orang atau pihak lain sebagai kambing hitam kegagalan timnas Indonesia di leg pertama sepakbola piala AFF ini. Sudahlah. Jangan mencari kambing hitam atas kekalahan telak tim Garuda kita melawan Malaysia tadi malam di Stadion Bukit Jalil Malaysia. Juga jangan menyalahkan banyaknya penghargaan, hadiah dan reward yang mungkin menyebabkan pemain kita lupa diri, atau over confidence.

Segera Balas di Jakarta
Marilah kita segera berbenah dan secepatnya memperbaiki kinerja timnas Indonesia secepatnya sebag laga babak kedua segera akan dijelang dan dihelat di stadion Gelora Bung Karno Jakarta Indonesia pada hari rabu mendatang tanggal 29 Desember 2010. Akankah kita bisa membalas kekalahan telak dari tim "Harimau Malaya" Malaysia yang merupakan "musuh" abadi kita di ajang sepakbola dan juga bulu tangkis ini?. Mungkin kalaw dulu kita menduga tim Malaysia akan fight habis habisan dengan "aroma dendam" menyeruak adalah hal yang wajar karena tim Malaysia asuhan si klimis RajaGopal itu pernah dikalahkan telak dengan skor meyakinkan kalah 1-5 dengan timnas Indonesia. Kini "aroma dendam" menjadi terbalik. Pihak kitalah yang diduga akan bermain dengan "aroma dendam" karena dikalahkan telah 0-3 saat di leg pertama melawan Malaysia ini.

Sistim kejuaraan piala AFF ini memang menganut sistim baru. Dimana perhitungan skor dihitung berdasarkan gol tandang. Artinya saat Indonesia berhasil dikalahkan Malaysia dengan skor 0-3 tidak berbalas, maka untuk bisa merebut piala AFF minimal timnas Indonesia harus menjaringkan gol ke gawan lawan 4:0 tidak berbalas. Harus selisih 4 gol untuk bisa memenangkan piala AFF yang sudah belasan taun dirindukan oleh Indonesia. Jika skornya sekitar 4-1 maka harus ada perpanjangan waktu lagi. Sedangkan di tim "Harimau Malaya" Malaysia cukup menahan seri saja sudah bisa merengkuh piala AFF itu.

Indonesia Belum Kalah. Garuda Masih Bisa. Menang atau Kalah itu adalah hal yang biasa dalam setiap pertandingan olah raga apa pun. Sikap kurang terpuji suporter Malaysia dengan menyorotkan laser beam ke arah pemain nasional kita tidak harus dibalas dengan Menyorotkan laser Beam ke Arah pemain timnas Malaysia. Jangan balas perlakukan mereka dengan perlakuan yang sama saat kita menjamu timnas Malaysia. Kalaw kita membalas perlakuan suporter Malaysia maka kita tidak lebih baik dari Malaysia.. Tunjukan nilai kebesaran , kejujuran dan sportifitas suporter kita. Tunjukan kepada dunia bahwa bangsa kita, INDONESIA, sebagai bangsa yang bermartabat , sportif dan jujur dalam olah raga sepakbola internasional. Buat apa menjadi JUARA dan MENANG tapi diperoleh dengan cara curang, tidak sportif, dan menghalalkan segala cara. Kalaw itu dilakukan maka KEMENANGAN yang diperoleh akan CACAT, dan tidak layak untuk dibanggakan.

Jika kita Kalah lagi dari Malaysia, kita kalah TERHORMAT. Dan Jika kita MENANG pun maka MENANG harus dengan TERHORMAT. Kita Belum Kalah. Indonesia Masih Bisa. Mari kita balas mereka di Jakarta.

Maju Terus GARUDA. Maju Terus Indonesi
Seluruh Indonesia mendukung perjuangan mu

Dear Blog

Dalam hitungan beberapa jam lagi akan terjadi pertarungan yang bakalan seru antara tim nasional Merah Putih Garuda VS si "Harimau Malaya" Timnas Malaysia yang dijadualkan akan dilangsungkan sore nanti sekitar pukul 18.30 WIB Waktu Indonesia atau sekitar pukul 7 malam waktu Malaysia.

Karena ada perbedaan waktu kurang lebih 1 (satu) jam dengan negara jiran Malaysia itu. Pertarungan keduanya memang sudah klasik karena dari beberapa kali pertemuan antara timnas Indonesia dengan Timnas Malaysia, pihak Indonesia lebih unggul dan materi pemain timnas Indonesia mempunyai kekuatan strategi dan kenyang pengalaman. Harapan membuncah tentunya tertuju kepada timnas Indonesia yang diharapkan bisa memetik kemenangan di leg pertama ajang kejuaraan piala AFF tahun 2010 ini yang bisa mengantarkan timnas Indonesia merebut tropi kebanggan AFF untuk pertama kalinya ke tanah air

Dukungan moril dari seluruh rakyat Indonesia kini tertumpah ruah ke Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur yang konon berkapasitas lebih dari 100.000 orang itu. Dalam tulisan saya kali ini tidak menyoroti carut marut penjualan tiket yang sampai sekarang masih ampuradul itu. Tapi memang di Malaysia sendiri kurang fanatik terhadap olah raga sepakbola itu dan ini terlihat dari antrian yang lengang berbeda dengan antrian mengular di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta. Ada banyak hal memang mengapa bisa terjadi perbedaan seperti itu.

Pertama ya mungkin karena publik Malaysia kurang menyenangi sepakbola sehingga tidak begitu antusias melihat pertandingan sepakbola bangsanya sendiri. Berbeda dengan situasi antrian yang mengular di stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Ribuan suporter timnas Indonesia harus mengantri berjam jam dari pagi hingga malam hari bahkan ada puluhan pendukung timnas dari Malang yang harus membangun tenda di depan loket penjualan karcis karena kuatir tidak kebagian karcis. Hal ini secara kasat mata membuktikan saat ini eforia dan kerinduan rakyat Indonesia akan prestasi olah raga Sepakbola sudah lama membuncah. Dan masuknya timnas Indonesia di final ajang piala AFF 2010 ini menjadi oase dan dahaga akan prestasi gemilang timnas Indonesia itu.

Kedua, harapan terlalu tinggi dan rasa ekspetasi yang besar dari rakyat Indonesia terhadap tim kesebelasan nasional Indonesia diharapkan bukan malah menjadi beban moral dari para pemain timnas Indonesia dalam laga final leg putaran pertama melawan "harimau malaya" Malaysia di stadion Bukit Jalil malam nanti.
Hadirnya Presiden SBY di putaran semifinal kemarin saat timnas Indonesia melawan timnas "mabuhay" Philipphina bisa menjadi pemicu semangat timnas Indonesia saat itu namun tidak tertutup kemungkinan malah menjadi "beban" bagi timnas Indonesia untuk memaksakan diri bermain super di segala lini. Bukan , bukan itu yang saya harapkan dari timnas kita. Jadi antusias dan harapan tinggi dari para penggila sepakbola di tanah air yang dahaga akan prestasi olahraga Sepakbola seolah menemukan formnya dan menemukan oasenya saat ini. Wajar jadi publik pesepakbola tanah air sangat ngefans dan mengidolakan timnas Indonesia. Saya kira hal yang wajar

Menang Kalah adalah Biasa
Yang namanya sebuah pertandingan olah raga MENANG ataupun KALAH adalah hal yang biasa saja. Jika anda kalah dalam sebuah pertandingan olah raga, berarti teman anda atau lawan anda yang menang. dan begitupula sebaliknya. Jika teman anda atau lawan anda KALAH dalam sebuah pertandingan , maka sudah pasti ANDA lah yang menang. Tidak ada itu KALAH bersama atau Menang Bersama. Yang namanya pertandingan antara dua pihak, maka salah satu pihak harus menang, dan salah satu pihak harus kalah. Itu sudah konsekuensi matematika logis : Ada yang Menang dan Ada yang kalah. Lalu apa masalahnya jika kalah? Lalu apa masalahnya jika Menang?.

Inilah Indonesia. Bukan INDONESIA namanya kalaw nda rusuh dan ribut dalam setiap pertandingan olahraga Sepakbola. Ini sudah terbukti, dan sudah banyak orang yang tau. Klub klub di tanah air jika bertanding sepakbola selalu rusuh. Baik rusuh antar para pemain dengan sesama pemain, pemain dengan wasit, bahkan yang paling umum terjadi adalah rusuh antar para pendukung sepakbola. Ribut dan pada berkelahi satu sama lainnya. Dan inilah carut marut para pendukung sepakbola di Indonesia.

Lihatlah publik Indonesia. Jika tim nasional di cabang olah raga apa saja (tidak harus selalu sepakbola dan bulutangkis -red) yang begitu meroket prestasinya hingga ke ranah Internasional, bertubi tubi pujian, sanjungan dan segala macamnya tertuju kepada mereka. Tetapi jika tim itu kalah atau mempunyai prestasi "jeblok" , berbagai cacian, makian, dan cercaan melayang kepada tim tersebut. Himbauan mundur dari jabatan sebagai ketua tim atau apalah akan menyertainya secara otomatis. Itukah yang namanya sportifits olah raga? Dimana letak kebesaran bangsa Indonesia jika timnasnya kalah dari lawannya? Akankah publik di tanah air bisa "menerima" kekalahan timnasnya dari lawannya?

Olah raga adalah alat pemersatu bangsa. Ungkapan ini juga ada benarnya. Lihatlah sekeliling kita. Saat timnas Indonesia, Garuda Indonesia, berhasil menggilas lawan lawannya hingga mengantarkan tim besutan pelatih Austria Alfred Riedl itu berhasil membawa timnas Indonesia mencapai final di ajang piala AFF 2010 ini, berbagai elemen bangsa berlomba lomba turut mendukung timnas Indonesia. Berbagai aturan formalitas dan kekakuan legalitas formal seakan dibabat habis demi terciptanya aliran dukungan yang deras bagai sungai mengalir.

Pejabat negara, menteri , artis hingga rakyat jelata para tukang parkir dan TKI pun tumpek ruah di GBK dan di Stadion Bukit Jalil mendukung timnas Indonesia. Bahkan undangan tiket yang diduga berbau gratifikasi oleh Komisi Pemberantasn Pemilu (KPK) yang diberikan PSSI kepada pejabat negara juga dibabat habis. Tidak perduli itu berbau gratifikasi yang memang ada payung hukum yang melarangnya, tidak digubris oleh Istana. Hantam aja rek. Toh cuma tiket menonton ini, lagian pula cuma undangan, nda minta, mubazir kan kalaw nda diambil. Yang penting semangat mendukung timnas Indonesia jalan terus. Biarpun dapat undangan tiket dari PSSI tetaplah pemberian tiket menonton dari PSSI itu tetap harus dilaporkan kepada KPK karena sudah ada Undang Undang yang mengaturnya. Tapi apa lacur, hantam saja mas. Cuek aja KPK itu. Yang penting ramai ramai yuk dukung timas. Walah kacow kacowwwwwwww

Sebagai penutup postingan blog saya hari ini, mari kita sudahi dulu aturan formalitas seperti itu ya KPK. Bisa kita urus belakangan saja apakah tiket pemberian PSSI kepada pejabat negara itu benar benar bermasalah kelak di kemudian hari karena sudah masuk unsur penyuapan atau gratifikasi yang memang harus dilaporkan kepada KPK jika nilainya di atas Rp.250.000,-. Kita semua tau tiket VVIP di Senayan (GBK) itu nilainya bombastis naik 100 persen kini menjadi seharga satu juta rupiah untuk 1 tiket VVIP. Mari kita dukung timnas Indonesia yang dalam beberapa jam lagi akah melawan timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil Malaysia.

Berjuanglah GARUDA Ku. Doa seluruh bangsa Indonesai menyertai mu


Dear Blog

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya , kemarin hari Jumattanggal 24 Desember 2010 sekitar pukul 09.00 WIB tim Garuda Indonesia, tim Merah Putih kebanggaan kita sudah bertolak ke Malaysia, tepatnya ke Stadion Bukit Jalil, Kualumpur, menjadi tamu dan sekaligus berlaga melawan Tim Nasional Malaysia di stadion itu dalam ajang kejuaraan piala AFF leg pertama.

Setelah tim Merah Putih asuhan pelatih Alfred Riedl ini bertanding diputaran Leg Pertama, maka untuk pertandingan di Leg kedua pada tanggal 29 Desember 2010nya akan dilangsungkan di Stadion GBK Jakarta. Doa, dan harapan membuncah di seantero pelosok tanah air dengan tidak mengenal dimensi agama, suku, dan ras dari republik Ini. Doa mengalir dari umat Islam di tanag air untuk kemenangan timnas, bahkan pihak Gereja dan Umat Kristiani yang sedang berbahagia merayakan hari Natal 25 Desember 2010 hari ini juga turut mendoakan bagi kemenangan timnas Indonesia.

Akankah di penghujung taun 2010 ini menjadi catatan tinta emas bagi kemajuan prestasi olah raga di tanah air khususnya di bindang olah raga Sepakbola Indonesia?. Kita semua memang haus dan dahaga akan prestasi di dunia Sepakbola Indonesia. Kita tentu mengingat "masa lalu" prestasi dunia sepakbola di Tanah air yang sudah malang melintang dalam memberikan catatan tinta emas prestasi yang membanggakan di tanah air.

Siapa yang tidak kenal dengan mantan kapten timnas Indonesia, Robby Darwis?. Ya saya pun masih ingat mantan Kapten Timnas Indonesia itu. Dalam sebuah tayangan di televisi swasta yang saya tonton tadi malam, sang mantan kapten Timnas Indonesia itu berpesan kepada Kapten timnas Merah Putih, Firman Utina, untuk bisa menjaga ritme permainan mereka. "Saya berharap timnas Indonesia menjaga ritme permainan mereka terutama pada saat melakukan serangan ke lawan, dan jangan ragu untuk berimprovisasi dalam menjaga pertahanan sendiri" demikian kira kira katanya.

Jangan di Politisir
Hahaha. Ini dia yang paling seru nih. Konon kata orang, jika menonton laga pertandingan bergengsi seperti Sepak Bola, apalagi yang lagi serunya pertandingan laga Final leg Pertama antara Tim Merah Putih kebanggan kita Indonesia VS Tim "Harimau Malaya" Malaysia yang merupakan "musuh" abadi bangsa ini dalam olah raga.

Akankah aroma dendam mewarnai pertandingan Indonesia VS Malaysia ini mengingat tim Malaysia dipecundangi oleh tim merah putih dengan skor telak 5-1 itu ? Apakah pertandingan tim Indonesia VS tim Malaysia ini juga akan diwarnai insiden tidak perlu mengingat hubungan luar negeri antara Indonesia dan negeri Jiran itu sering pasang surut oleh berbagai berita penyiksaan TKI kita di Malaysia? Oh semoga saja tidak ya. Olah raga ya Olah raga donk. Sajian Olah Raga tetap lah di ranah Olah Raga. Tidak elok jika "ditarik tarik" masuk ke wilayah politik apalagi dipolitisir.

Kadang saya geli juga menyaksikan timnas Indonesia yang manut dan nurut saja "digiring" masuk ke kelompok partai terentu hingga kepada kepentingan partai terentu. Sudah kita saksikan bersama sama bahwa presiden SBY kita, Soesilo Bambang Yudhoyono atau biasa kita kenal dengan sebutan bapak SBY menghimbau kepada PSSI agar tidak menaikkan harga tiket untuk sebagian masyarakat kita yang tidak mampu agar bisa hadir di GBK untuk mendukung timnas Indonesia bertanding melawan Malaysia. Kita tahu bahwa pak SBY itu dari Partai Demokrat berkuasa dan pemenang dalam Pemilu. Sedangkan Ketum PSSI si semprul Nurdin Halid adalah "kader" Partai Golkar yang diketuai oleh Mr Aburizal "Ical" Bakrie itu.

"Saya ditelepon oleh Pak Aburizal Bakrie agar menurunkan harga tiket sesuai dengan himbauan bapak Presiden" begitu kata Nurdin Halid saat diwawancarai oleh salah satu media TV Swasta yang saya tonton semalam. Menurut Nurdin semprul ini, Pihak PSSI tidak menerima permintaan resmi dari bapak SBY sebagai Presiden untuk menurunkan harga tiket, tetapi dia melihat tayangan di TV bahwa bapak SBY mengatakan demikian. Jadi, kata Nurdin, dia menurutnkan harga tiket kelas III bukan karena kepatuhannya kepada orang nomor 1 di republik tercinta ini, dalam hal ini presiden SBY. Si Nurdin ini menurunkan harga tiketnya karena mematuhi perintah dari sang ketua Umum Partai Golkar ya Mr ICal itu tadi. "Kan saya kadernya Pak Ical bla bla bla...." terasa betul aroma politik dan ABS si Nurdin ini. Weleh weleh weleh.

"Sebagai bangsa Indonesia saya merasa malu karena even Internasional ini harus menurunkan harga tiket karena ini diluar batas kewajaran" kata Nurdin Halid. La yang malu itu siapa mas Nurdin? Seharusnya anda lah orang pertama di negeri ini yang tidak punya rasa malu menaikkan harga tiket seenak perutnya dengan berdalih konsultasi dengan AFF segala macem untuk menutupi rasa rakusnya mengeruk keuntungan sebesar besarnya dari eforia sepakbola di tanah air. Julukan "Aji Mumpung" pun langsung disematkan kepada orang nomor satu di jajaran kepengurusan PSSI ini. Sudah harga tiket mahal, namun tidak dibarengi dengan sistim penjualan tiket yang bermartabat. PSSI seperti tutup mata dan tutup telinga dari jeritan dan teriakan orang yang memaki maki PSSI dan menghujat habis habis Nurdin Halid yang memang sudah semprul di awal babak penyisihan ini.

Sebagai penutup di blog postingan saya hari ini adalah harapan dan juga harapan dari seluruh pecinta sepakbola dari seluruh Indonesia, Berjuanglah semaksimal mungkin untuk menaklukan tim Harimau Malaya Malaysia baik di putaran Leg Pertama maupun putaran di Leg Kedua dalam ajang kejuaran piala AFF 2010 ini.


Insya Allah Tim Garuda Indonesia menang.
Amin Ya Robbal Alamin








Bandara Supadio Pontianak From Bali With Love Selfie Dengan Selebritis
| Copyright © 2013 Asep Haryono Personal Blog From Indonesia