Sudah janjian ketemu dengan Bapak Haji Daeng Ali Effendi di Hotel Mercure Pontianak jam 09.00 WIB tadi pagi. Alhamdulillah little chat (ngobrol ringan-red) dengan Bapak Haji Daeng Effendi Ali berlangsung cukup nyaman diselingi dengan canda tawa dengan bahasa "gado gado" - Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sebagai informasi buat sahabat blogger semua, bahwa Pak Haji Daerng Ali Effendi adalah dulunya adalah Warga Negara Indonesia, namun sudah berganti menjadi Australian Citizen atau Warga Negara Australia. Pak Haji , begitu saya biasa menyapanya , sudah keluar dari Republik Indonesia tanah kelahirannya itu sejak tahun 1973.
Saya kenal dengan Bapak Haji Daeng Ali Effendi sekitar tahun 2001 yang lalu saat saya masih bekerja sebagai tenaga Billing sebuah warung Internet (Cyber Internet). Saat itu saya belum kenal Sosial Media. Jadi untuk ngobrol ngalor ngidulnya pake Microsoft Internet Relay Chat (MIRC)
Wah saya masih usia 3 tahun waktu beliau sudah cabut ke Australia. Beliau adalah CEO perusahaan Satellite receiver DAENGSAT berlokasi di Sydney. "Dari semua kota kota besar di Australia, di Sydney tempat saya itulah adalah yang paling mahal dan tinggi biaya hidupnya. Kota yang murah ya Perth ya" kata Pak Haji Daeng. "Orang Indonesia yang mau kuliah aja bisa ke daerah saja misalnya di Adelaide karena kawasan tersebut kawasan full kampus kampus, sedangkan Perth murah biaya hidupnya, tempat jin buang anak sepi di sana" kata Pak Haji sambil tertawa
Saya kenal dengan Bapak Haji Daeng Ali Effendi sekitar tahun 2001 yang lalu saat saya masih bekerja sebagai tenaga Billing sebuah warung Internet (Cyber Internet). Saat itu saya belum kenal Sosial Media. Jadi untuk ngobrol ngalor ngidulnya pake Microsoft Internet Relay Chat (MIRC)
Wah saya masih usia 3 tahun waktu beliau sudah cabut ke Australia. Beliau adalah CEO perusahaan Satellite receiver DAENGSAT berlokasi di Sydney. "Dari semua kota kota besar di Australia, di Sydney tempat saya itulah adalah yang paling mahal dan tinggi biaya hidupnya. Kota yang murah ya Perth ya" kata Pak Haji Daeng. "Orang Indonesia yang mau kuliah aja bisa ke daerah saja misalnya di Adelaide karena kawasan tersebut kawasan full kampus kampus, sedangkan Perth murah biaya hidupnya, tempat jin buang anak sepi di sana" kata Pak Haji sambil tertawa
TOPI : Sebelum beranjak dari Hotel Mercure, saya diberi souvenir sebuah Topi berbahan bagus bordiran dengan logo KangGuru dan tulisan Australia Alhamdulillah. Walau belum sampai ke Aussie, ya minimal ngerasain Topi nya dulu aja deh hiehiehiehiee. Foto Asep Haryono |
SANTAI : No comment aja deh. Foto bareng gitu Foto IST |
Pak
Haji menawarkan rumahnya di Sydney menjadi tempat persinggahan
sementara jika saya dan keluarga berkesempatan mampir ke Sydney. "Nginap
di rumah saya aja di Sydney, nanti saya ajak jalan jalan" kata
Pak Haji Daeng. Oh ya kah pak Haji. Alhamdulillah. Mudah mudahan saja
Pak Haji tahun ini diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk berkunjung
ke sana. Beliau menambahkan untuk harga penginapan standar yang murahan
aja di Sydney sudah diatas 100 Dollar Australia. Rate kurs 1 Dolalr Australia sekitar Rp.10.600,- (Sepuuh Ribu Enam Ratus Rupiah). (Asep Haryono)