Melupakan segala kepenatan, kekhilafan dan kesalahan orang lain dan diri sendiri dengan saling memaafkan. Alangkah indahnya kebersamaan. Namun yang menjadi pertanyaan usil dari penulis dalam tulisan hari ini adalah : benarkah kita tulus memberi maaf atau saling memaafkan di hari Raya Idul Fitri? Cobalah bertanya kepada diri sendiri. Dalam lubuk hati yang dalam. Biarkan hati yang berbicara. Benarkah kita tulus memaafkan?
IDUL FITRI : Jamaah menghadiri Sholat Idul Fitri di plaza Masjid Baabussalam Komplek Duta Bandara Supadio Pontianak. Foto Dokumen Asep Haryono |
BERMAAFAN : Jamaah langsung bersilaturahmi dan saling bermaafan setelah selsai Sholat Idul Fitri. Kemudian dilanjutkan dengan bermaafan antar keluarga dan handa tolan. Foto Dokumen Asep Haryono |
Ini memang sebuah perjuangan yang berat bagi hati. Adanya pergumulan dan kontak batin yang sangat kuat. Perkelahian dan pemberontakan dalam hati antara melaksanakan tradisi saling bermaafkan di Hari Raya, dengan kesungguhan dan ketulusan hati memaafkan atau memberi maaf?. Kesalahan orang lain juga ada dalam diri setiap kita. Kita juga berbuat khilaf dan salah. Orang lain melakukan kekeliruan, begitu pula dengan diri kita yang juga melakukan kekhilafan terhadap orang lain. Salah kita semua. Kita semua salah.
Salah atau berbuat kesalahan adalah hal yang manusiawi. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah membuat kesalahan. Kalau memang kesalahan adalah ciri dasar manusia yang tidak pernah luput dari perbuatan salah, lantas apa dengan demikian kita tidak bisa memaafkan dan memberi maaf kepada orang lain? Apakah orang lain juga tulus serta iklas memberi maaf dan atau memaafkan kita di hari raya? Benarkah kita tulus dan ikhlas memaafkan di hari Raya?
Hari Raya mungkin moment yang tepat untuk melupakan segala dendam dalam dada untuk meleburkannya dengan hati yang damai. Hari Raya Idul Fitri sesuai dengan tujuannya adalah memberi maaf dan saling memaafkan dengan damai dan ikhlas. Tepis semua kebencian yang ada dalam dada, memaafkan kesalahan dan kekeliruan orang lain terhadap diri kita adalah hal yang mulia, walau berat untuk diterapkan bagi sebagian orang. Mengapa terasa berat bagi sebagian orang?
Apakah dengan perasaan berat itu berarti kita tidak ikhlas dalam memberi maaf atau memberi maaf di Hari Raya? Jika membayangkan hati pernah tersakiti, terlukai dengan kata dan perbuatan orang lain, lantas haruskan kita menyimpan bara kemarahan dan dendam dalam dada sehingga kita merasa berat untuk memaafkan di hari Raya?. Sekali lagi manusia tetaplah manusia. dengan segala kekurangannya. Perasaan senang, gembira, sedih, kecewa dan marah adalah hal yang manusiawi. Manusia tidak sempurna. Biarlah sifat manusiawi ini tetap ada dalam diri kita. (Asep Haryono).
Hari raya idul fitri bentar lagi yaa mas...
ReplyDeletemohon maaf lahir dan batin ya..
maaf kalau selama ini kalo fikri ada salah ^_^
@Munawir Alfikri : Wah sudah maaf maafan nih Heiheihiee. Iya sama sama. Saya sekeluarga di Pontianak juga mengucapkan Met Idul Fitri aja ya. Mohon maaf lahir dan bathin
Deletemenurutku,,ada yang tulus dan ada yang nggak kang,,,cuma di bibir saja,,di hati nggak,,,nggak semua orang gitu,,kadang awalnya baik ntar malah berubah haluan,,,contoh kecil aku dan tetanggaku,,awalnya oke2 aja nyapa dan salaman,,sehabis itu,,dah lupa,,kembali menjadi pribadi masing2,,alias nggak bertegur sapa,,,hahaha
ReplyDelete@Dwiex'z Someo : Iya benar. Memang tidak semua orang. Saya pun merasakan hal yang demikian. Memaafkan hanya sekilas dalam ucapan di bibir, tapi tidak di hati. Hati masih merasa tidak nyaman atau sejenisnya, semuanya masih digeluti kegundahan. Apakah itu rasanya tidak ikhlas atau belum ikhlas. Kita manusia. Saya rasa itu manusiawi
DeleteHarus tulus lahir batin mas memaafkan hari raya hehehe
ReplyDeletesselamat hari raya ya ! mohon maaf lahir dan batin
@Mas Yadi : HIheihehie Iya dunk Percaya 100 derajat deh hiehehiehiee. Iya sama sama Mohon maaf juga hiheheiieiieihe
DeleteTulus dong pak...
ReplyDeleteMohon maaf lahir batin ya ( saya ucapkan dengan tulus nih )
@Alfi kamal fikri : Hiheihiheiheihiee
Deletememang patut dipertanyakan sih, tulusnya ikhlasnya kita bener gak pas kita saling salaman di hari raya :D
ReplyDelete@Intan Sudibjo : nAH Itu dia kuncinya. Dalam laut dapat di duga, dalamnya isi kantong siapa yang tau
Deletetulus pak insyaallah,
ReplyDeleteMohon maaf lahir batin pak Asep
tulus ini pak hehe
@Dedaunan : Heihiehiee Lama nda muncul nih eiehiheiee. Sama dunk Saya aja yang lama nda mampir di blog Dedaunan Hieiheihiheie
Deletemudah2an kita mah bisa tulus ya pak asep :)
ReplyDeleteselamat idyl fitri mohon maaf lahir dan batin :)
Tulus... usahakan tulusss gan, hehehehe
ReplyDeleteSelamat hari raya idul fitri ya, mohon maaf lahir batin :)