Sistim ekonomi liberal yang erat kaitannya pada sistim ekonomi kapitalis selalu menjadi kendala bagi keberhasilan peneggakkan sistim pemerintahan berdasar Khilafah di Indonesia. Hal ini yang dicoba untunk disampaikan saat dalam Konferensi Islam dan Peradaban 1435 Hijriah yang diselengggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Barat di Aula Asrama Haji (29/5).
Laporan Asep Haryono. Pontianak
Konsep yang diusung memang berbeda disetiap kali gelaran HTI ini diselenggarakan dan untuk kali ini Hzbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Barat mengambl tema Indonesia Milik Allah dan sudah saatny Khilafah menggantikan Demokirasi dan Sistem ekonomi liberal” kata Ketua Pantia Konferensi HTI, Wandra Irvandi. Wawan juga menegaskan bahwa para peserta yang hadir nantinya diharapkan akan mampu menjadi agen perubahan baik bagi dirinya sendiri serta bangkit bersama untuk menegakkan Khilafah di lingkungannya masing masing.
“Ada banyak kerusakan yang ditimbulkan Demokrasi bagi bangsa Indonesia ini, yang salah satunya adalah mahalnya biasa sebuah Demokrasi sehingga menyuburkan praktek Korupsi berjamaah di hamper terjadi di setiap sendi kehidupan di Indonesia” katanya. Salah seorang peserta konferensi ini. Dani, Mahasiswa Politeknik Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak mengaku baru pertama kali mendengar adanya konferensi ini dari selebaran yang ditempel di kantin kampusnya. Dani pun mengajak dua orang temannya lagi untuk datang. “Kebetulan hari Libur jadi saya ajak kedua teman saya yang sama sama satu kampus untuk hadir di acara ini bang” katanya
“Waktu itu saya baca dari selebaran yang nempel di kantin kampus kemarin, dan setelah saya baca ternyata temanya menarik Indonesia Milik Allah jadi sekalian lah saya mampir hadir di acara ini sekalian untuk mengisi waktu liburan nih” katanya Muhammad Kurniawan dari DPD HTI Kalimantan Barat menyebutkan bahwa sejak jaman kemerdekaan hingga saat sekarang ini Negara Indonesia dirasakan belum mandiri hamper disegala bidang. “Hal dikarenakan sistim ekonomi tersebut yang dirasakan terus semakin menguat ditambah lagi dengan adanya persekongkolan antara pengusaha dengan penguasa”
Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesi, Yahya Abdurrahman ketika ditemui setelah acara berakhir mengatakan bahwa dalam beberapa decade terakhir ini konsep Demokrasi yang menerapkan sistim ekonomi liberal terbukti kurang dapat mensejahteraankan umat di Indonesia. “Mulai dari penerapan sistim Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila yang kemudian banyak melahirkan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) hingga yang terakhir adalah Reformasi malah melahirkan sistim demokrasi dengan sistim ekonomi Liberal” kata Yahya Abdurrahman.
Salah satu contoh yang real adalah penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen dari produk yang beredar yang harus dibayar oleh Rakyat Indonesia. “Jadi rakyat diposisikan sebagai konsumen dari produk yang dihasilkan oleh Sistim Ekonomi liberal ini begitupula dengan penerapan Pajak pajak yang menyengsarakan rakyat lainnya”. Acara Konferensi Islam dan Peradaban 1435 Hijriah ini juga disertai dengan pemutaran video documenter. (Asep Haryono)
sepertinya menarik nih penjelasan dr pak yahya :)
ReplyDeleteAlhamdulillah. Terima kasih
Deletesepertinya kang asep saudaraan sama pak jagad
DeleteMeriah sekali jelas
ReplyDeletemakin jelas meriah kalo dua kali
Deletesebenarnya saat kita mengambil quasi dari liberal - etatisme, menjadi demokrasi ekonomi, adalah pilihan brilian. tapi lagi2 faktor manusianya Kang. remuk di tangan para pelaku ekonomi yang culas, jadilah seperti ini.
ReplyDeleteTepat sekali bang Zachflazz. Saya sepakat
Deleteterus solusinya apa? anda nggak menyebutkan solusi apa2 di sini
ReplyDeleteIni namanya bisa disebut ESSAY. Tulisan yang tidak memberikan jawaban apa apa. Para pembaca silahkan memberikan pendapat dan komentarnya di sini. Namun ini jenis tulisan FEATURE. Memberitakan saja. Tanpa ada SOLUSI atau POKOK PIKIRAN saya sebagai penulis. Beda kalau OPINI atau TULISAN dimana penulis memberikan solusi atau jawaban
Delete